6. Masa lalu(2)
"Maaf ya?" Kecemasan juga rasa bersalah dapat [Nama] lihat dengan jelas di wajah orang yang setaunya bernama Kirishima. Kedua telapak tangan tampak menempel didepan dadanya. Senyum canggung terbentuk di bibir tipis itu.
"Hm... Tak apa." [Nama] menjawab singkat, setelahnya dengan cepat berlalu diantara kedua lelaki yang merupakan Senpai barunya. Dia kini enggan menoleh kebelakang. Karena sekali saja Dia menoleh, orang-orang disana akan sadar ada kemerahan yang menempel manis dipipi [Nama]. Jujur saja, Dia sekarang sedang blushing.
Jalannya berubah menjadi sebuah lari kecil. [Nama] menangkup lalu menepuk kedua pipi dengan kedua telapak tangannya. Mengabaikan pandangan para kaum adam yang tengah menatap nafsu karena keimutan [Nama]. "Hei!" Satu pelukan dari depan, berhasil menghentikan lari kecil remaja berbadan mungil tersebut. Matanya melirik.
"Lauren?" Bibir [Nama] membentuk senyum lebar. "Hai, lama tak berjumpa!" Lanjutnya sembari membalas pelukan sahabat Zaman SMP nya itu.Lauren Shiroka. Teman masa SMP [Nama] ini pindah saat duduk di kelas 9. Sejak saat itu, mereka jadi sangat jarang bahkan hampir tidak pernah bisa bertemu.
"Huwaaaa... Kau tak berubah ya [Nama]. Kau masih saja Chibi hehe" tanpa disadarinya, Lauren telah mengucapkan hal yang sekarang mebuat [Nama] mengerucutkan bibirnya. Tak merasa bersalah, Lauren hanya tersenyum bahagia sembari mengeratkan pelukannya.
"Kyaaaa Itu Merekaaa! Senpaiii!!" Teriakan bagai paduan suara muncul dari gerombolan siswi kelas 1 yang tengah berlari kearah [Nama] dan Lauren. Tentu, keduanya dengan cepat melepas pelukan masing-masing dan sama-sama mundur kebelakang hingga punggung menempel ke dinding. Membiarkan Gadis-gadis seangkatan mereka itu berlarian seperti orang tak waras dan melewati mereka. Entah apa yang membuat mereka begitu.
"Hah? Apa-apaan mereka?" [Nama] kembali melangkah maju saat jalan didepannya kembali kosong."Ayo ke kelas?" Selanjutnya Dia berbelok bermaksud mencari ruangan yang akan menjadi kelas mereka.
"Eh? [Nama], kau tidak tau?" Lauren menyusul [Nama] yang sudah berjalan mendahuluinya.
"Ng?Apanya?"
"Heee?! Kukira Kau memilih sekolah ini dengan membawa alasan yang sama dengan para gadis lain."
"Ha? Aku tidak paham, jelaskan saja ke Intinya."
"Singkat saja, 5 orang senpai!" Lauren mengisyaratkan nomor lima dengan jari-jemarinya."Yaitu Izuku Midoriya, Kirishima Eijirou, Monoma Neito,"
"Haa?!" Saat mendengar Nama orang yang dikenal, [Nama] melongo.
"A-ada apa?"
"Ah! Tak apa. Lanjutkan." Ucapnya lemah. Keduanya masih terus berjalan mencari kelas 1-A. Harus kalian tau, nyatanya Lauren dan [Nama] tidak hanya satu sekolah. Tapi, Mereka juga satu kelas.
"Oke.. sampai dimana tadi? Ah ya, Monoma Neito, Todoroki Shouto, dan juga Bakugou Katsuki. Kelima senpai ini, juga menjadi alasan ke 2 para gadis memilih sekolah ini Setelah alasan mereka untuk mewujudkan cita-cita mereka menjadi seorang pro hero."
"Heee... aku baru dengar tentang itu, eh? ha? Tunggu, Bakugou?"
[Nama] pernah mendengar Nama ini. Tapi dimana?
"Yaps! Bakugou Katsuki! Si pemarah tampan yang memiliki banyak Fangirl!"
Mulut [Nama] menganga lebar. 'Senpai tadi? Fangirl?' Dalam pikirannya,sebanyak apakah Rivalnya? Harus sekeras apa usahanya Agar dapat merebut hati Seorang Bakugou Katsuki? Atau mungkin ini akan menjadi mustahil dan akan menjadi cinta tak terbalas untuk selama-lamanya? [Nama] membuang jauh-jauh kalimat itu dari dalam pikirannya. 'Jangan pesimis dulu, Bodoh!' Teriaknya dihati. Akhirnya, [Nama] hanya ber-oh pelan menanggapi apa ujar sahabatnya tersebut.
****
*Istirahat.
"[Nama]...-chan, kekantin bareng yuk!" Kepala Monoma dapat terlihat dari pintu kelas [Nama]. Menatap dengan lembut juga menyebalkan. [Nama] melongo, dari mana si tol*l ini tau kelasnya.
"Ah! Itu Monoma-Senpai!!"
Sontak, melihat Salah seorang senpai terpopuler berada didepan kelas mereka, para murid perempuan langsung berhamburan menghampirinya.
"Ah, ini dia" bisik [Nama]. Tentu, [Nama] ingin mengambil sebuah kesempatan disaat si Monoma sedang membuka acara konser dadakan.¿ "Lau...." baru saja dirinya ingin mengajak sahabat akrabnya tersebut untuk makan siang berdua kekantin. "Ren?" Tapi sialnya, Anak itu nyatanya juga tergila-gila dengan ketampanan menipu dari sang Monoma Neito.
[Nama] tak ingin membuang waktu dengan menarik lauren secara paksa untuk keluar dari kerumunan para singa betina kelaparan disana. Jadi, apa susahnya jika ini seorang [Nama]? Dia memilih meninggalkan Lauren dan pergi kekantin sendirian.
****
Sekolah Ini cukup luas, bukan, bukan cukup tapi mungkin sangat luas. [Nama] bahkan membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai kekantin sekolah elit ini. Sesampaimya, Tangannya meraih 2 roti melon dan 1 kotak susu strawberry.
Semua tempat duduk untuk menyantap makan siang yang tersedia disana penuh. Ada yang tersisa, tapi [Nama] sangat malas berkumpul dengan orang-orang yang tidak dikenalnya. Dia lebih memilih sendirian dari pada basa-basi tak berarti.
*[Nama]'s PoV
Bruk! Oouuh, berapa kali ini harus terjadi? Setiap Aku berjalan, haruskah menabrak tubuh orang lain? Ah! Mungkin ini hari sial untukku. Ng? Tapi bisa saja, kejadian tadi pagi terulang kembali padaku. Langsung saja, diriku dengan sigap menoleh kearah orang yang kutabrak.
"Sen..."
"Oh.. Kau yang tadi pagi?"
Yah,Baru saja, pertama kali Aku dihinggapi oleh kegeeran. Siapa? Diaa..
"Oh? Ki-Kirishima-Senpai?" Tanyaku lembut sambil memastikan.
"Aahh ya, em, Kau tak perlu terlalu Formal. Haha panggil Aku Kirishima saja, atauu jika Kau mauu panggil saja Eiji-bla bla bla..."
Dia sudah sok akrab denganku, Apa wajahku memang seperti orang yang mudah bergaul baginya? Sial, Aku lelah dengan ocehannya walau Dia orang yang termasuk dalam 5 Senpai tertampan. Ehem, mungkin juga tipeku.
"Ouh? Kau mau makan siang bareng?" Setelah selesai dengan perkenalan diri panjang lebar miliknya yang menurutku tidak penting Dia mengajakku sambil memegang lalu menarik tangan kananku. Pasti, sungguh sangat pasti, dirinya mengira bahwa Dia bebas melakukan apapun pada perempuan manapun karena sudah sangat terbiasa dengan status yang dimilikinya.
"Ahh... tunggu Senpai," Aku berucap lemah bermaksud ingin protes.
"Eh? Kau tidak mau?" Dia bertanya lembut.
"KAU LAMBAT! DAN, SIAPA DIA? SIALAN!" Suara kasar itu menggundah suasana lembut yang dibuat Kirishima-Senpai.
Langsung saja, protes ku hilang. Saat melihat Dirinya sedang duduk dengan posisi yang tidak seharusnya. Kaki beralaskan sepatu berdebu diletakkannya dengan santai diatas meja. Dia Bakugou Katsuki. Sedang menatapku dengan tatapan yang sama saat tadi pagi. Ah... Dia tidak mengingatku?
"Tenanglah Bakugou, Aku tadi melihatnya kebingungan karena kantin yang sudah penuh, dan Aku ingat Kaminari bilang Dia ingin makan berduaan dengan Jirou ditaman. Jadi, apa salahnya mengajak salah satu kouhei baru kita kesini?" Kirishima-senpai menjelaskan dengan susah payah kepada Bakugou sembari berusaha menenangkannya. Aku melihat ada tiga orang senpai yang sedang duduk disana, termasuk Bakugou-Senpai. Hooohh... jadi tempat duduk beserta meja makan ditempat yang strategis ini dikhususkan untuk para senpai?
"Terserah Kau! Aku tak perduli!" Ucapnya tak Acuh. Lidahnya berdecak, memperdengarkan decakan yang keras pada orang-orang disekitar.
"Hahaa.." Kirishima-Senpai tertawa hambar menanggapi apa ujar orang yang dianggapnya teman dekat tersebut. "Nah, [Nama]. Silahkan duduk hehe..." lanjutnya seraya mempersilahkanku duduk ala-ala tuan Putri. Aku hanya terduduk dan menanggapi dengan bibir setengah terangkat.
****
"Ittadakimasu." Ujarku pelan. Aku secara ragu-ragu memasukkan sedikit demi sedikit dari roti melon milikku. Aku mulai tak nyaman, Bakugou-Senpai terus menatapku dari tadi. Tatapannya berbeda, jika biasanya penuh kebencian sekarang bertambah dengan tatapan mengintimidasi.
"Hentikan Bakugou. Kau membuatnya gelisah." Salah seorang Senpai bersurai dua warna yang sadar akan tatapan Bakugou-Senpai padaku menegur.
"Hah?! Apaan Kau setengah sialan! Jangan ikut campur!" Yang dibentak hanya menatap tajam. Keduanyaa bertatapan secara intens sebelum diakhiri oleh Bakugou-Senpai sendiri.
Anehnya, Dia malah kembali memandangiku. Aku jadi ge'er dibuatnya. Kesal. Tapi juga sangat malu. Semburat merah mulai kembali singgah dipipiku.
"Kau..." Dia menurunkan kakinya dan mendekatkan wajahnya ke diriku lalu memiringkan kepala. "Gadis Sialan tadi pagi kan? Memang semiskin apa kau? Hanya memakan dua bungkus roti. Kau akan kelaparan lalu mati lho. Aku tak peduli sih tapi , janganlah mengemis jika nanti Kau benar-benar kelaparan. Dasar Miskin." Ucapnya datar. Membuat semua yang ada dimeja menatap tajam kearahnya. Semua sedang manganalisis, kata-kata tersebut tentu kembali memuat sebuah makna. Tapi, Apa itu?
"Kau berlebihan. Sial." Ucap dingin si merah putih.
"Ka-kachhan!" Kalian tau orangnya.
"Bakugou, kau berlebihan." Kirishima-senpai memandang panik kearahku " Tak apa, Dia hanya bercanda kok, ya [Nama]?"
"Eh?" Jujur saja, Aku mulai tak tahan dengan Senpai yang satu ini. Dia membuatku makin kesal juga makin jatuh padanya. Ekspresinya saat mengejekku sangat tampan. "A-apa ma-maksud Anda? Senpai?" Tanyaku berusaha sopan sambil menatap dalam ke iris merah Bakugou-Senpai. Berusaha menahan gejolak amarah juga semburat merah yang menjadi-jadi.
"Intinya, Kau terlalu sedikit makannya." Ucapnya lalu berdiri dan menjauh dari meja disana. Aku dan para senpai disana menatap kepergiannya sambil tertegun. Sial, lagi-lagi? Dia mengisyaratkan kekhawatirannya padaku. Sialan. 'Kalau begini, apa yang harus kulakukan, Katsuki-Senpai?' Diriku membatin dengan tangan yang menggenggam erat baju bagian dada kiriku.
"Tsundere." Tiga Senpai yang sedang bersamaku berucap secara bersamaan.
"Ng? Tsu-tsundere? Si-siapa?" Tanyaku membingung.
"Lupakan." Ucap si surai setengah-setengah datar.
"Mm.. [Nama]-san kan?. Aku Midoriya Izuku. Dan Dia," Midoriya-Senpai memperkenalkan dirinya dan sidingin disebelahnya. "Todoroki Shoto. Yoroshiku ne." Ucapnya sambil tersenyum manis. Sungguh, dia sangat manis hampir seperti seorang gadis.
"Ohm.. Yoroshiku." Jawabku agak sedikit canggung. "Anoo.. Bakugou-Senpai tak makan??" Aku berucap dengan jari telunjuk mengarah ke mangkuk berisi ramen yang kuahnya sudah memerah. Berapa banyak dia memasukkan sambalnya? Aku tak dapat bahkan tidak mau membayangkan. Intinya, Aku tak akan tahan jika memakan itu.
"Tidak! Makan saja kau!"
"Eh!" Aku dikagetkan oleh sebuah lengan yang tiba-tiba bertumpu dipuncak kepalaku. Menatap keatas. Kudapati Bakugou-Senpai kembali menatap tajam dengan roti melon tersumpal dimulutnya. Tidak. Dia Tampan sekali. Langsung saja, Aku menundukkan kepala. Tak ada niat mengelak maupun menjauhkan lengannya dari atas kepala.
" Kau menyuruhnya makan kuah cabe itu?" Ucap kirishima-Senpai sambil terkekeh geli.
*Bakugou's PoV
'Apaan sih Rambut ANEH ini ?! (Sadri dong coeg! //ketabok!//) Nganggu percakapan ku ama ni anak aja.'
Sial.
"Hah? Memangnya kenapa?!" Bentakku masih dengan lengan diatas kepala bocah ini.
"Dia tak mungkin kuat, Bakugou" jawabnya dengan kening yang dikerutkan. Menyebalkan.
"Yasudah, kau saja yang habiskan. Aku akan memberi makannya ditempat lain!"
Kutarik tangan mungil gadis dibawah ini. Sungguh, saat ini Aku sangat ingin berduaan dengan anak ini entah kenapa. Tentu saja! Mungkin Ini bukan cinta dan jangan salah paham!
"Memberi makan?" Dapat kudengar gumaman kebingungan serentak dari mereka bertiga yang kutinggalkan dimeja makan.
Tak ku pedulikan. Kutarik anak ini agar berjalan sejajar denganku. Jalan ku sengaja lebih kupercepat. Ntahlah. Sekarang juga Aku ingin bicara dengan bebas bersama gadis ini. Hanya berdua.Sial. Ingat saja, Seorang Bakugou Katsuki tidak akan mungkin jatuh Cinta. Apalagi pada seorang gadis bodoh ceroboh tak berguna yang bahkan belum kuketahui Namanya ini. Mungkin.
"Senpai..." Dia mengeluh, sepertinya jalanku terlalu cepat.
"Hah!"
"Jangan terlalu cepat." Ucapnya terengah.
Tuh,kan.
"Salah sendiri lambat!"
"Eh?!! Memang kita mau kemana? Anda bahkan tidak meminta izin pada Saya sebelum menarik Saya tanpa arah."
"Diam! Aku senpai! Kau ada dibawahku, jadi jangan cerewet dan ikuti saja!" Bentakku. Aku berteriak tepat didepan telinganya, membuat kepalanya mundur beberapa senti.
Dia membungkam mulut juga menutup mata. Ketakutan? Ah! FU*K! Dia Adalah permenku.
"Eh? Itukan Bakugou-Senpai! Tangan siapa yang dipegangnya itu?" Dapat kudengar, para gadis-gadis sialan disekitar sana mulai membicarakan kami berdua.
"Siapa dia? Pacar?"
"Apaan sih dia! Kok tangannya bisa dipegang gitu sama Bakugou-Senpai"
"Eh? Kayaknya Aku pernah liat deh tuh gadis,"
"Eh? Beneran? Dimana?"
"Digerbang tadi pagi. Dia tak sengaja menabrak Bakugou-Senpai lalu kena omel."
"Bukan tak sengaja tuh. Pasti dia sengaja, biar narik perhatian gitu."
"DIAM OIII! KUBUNUH KAU!" Pekikku. Membuat para gadis yang sedang bergosip tersebut tersentak ditempat masing-masing. Bukan ketakutan, mereka malah senyum-senyum tidak jelas. Kembali kutarik tangan gadis ini dan berjalan lebih cepat.
****
*Author's PoV
"Haha. Kena gosip deh." [Nama] berucap sambil setengah tertawa dan napas tertahan. [Nama] menarik napas panjang, lalu Dirasakannya hembusan angin diatap sekolah itu. Tak memikirkan lagi, apa maksud Senpai nya ini membawanya kesini.
"Sialan mereka."
[Nama] menatap Senpainya itu, dilihat dari ekspresinya, dia sangat kesal juga marah. "Hum-hum... Tak apa senpai, Aku kok yang kena nantinya. Bukan Senpai, hehe" Ucap [Nama] sambil terkekeh hambar.
Mengejutkan, tiba-tiba saja Bakugou meletakkan tangan kanannya diatas kepala [Nama]. Kali ini bukan hanya untuk bertumpu, tapi Dia malah mengelus lembut pucuk kepala [h/c] [Nama]."Kau kan lemah. Dan juga, perempuan itu kejam. Mereka akan membully mu lho. Jika terjadi sesuatu, panggil Aku. Dasar Sialan."
[Nama] sedikit tersentak malu juga sekaligus tersinggung dengan kata lemah tapi, Dia tetap senang karena Senpainya itu khawatir padanya. 'Senpai manis juga ya, hehe' batinnya.
"Hehehmm" [Nama] tertawa kecil dengan bibir yang tertutup, "Arigato, Senpai"
"Hah! Apanya?!"
"Hm..?? tidak apa. Lupakan. Hehe"
"Jika kau mengira Aku khawatir padamu, kubunuh kau.." ucap Bakugou pelan. tetapi tentu saja,tetap disuratkan ketegasan dalam suara berat itu. Dapat dilihat dengan jelas semburat merah dipipinya. 'The Fu*k!Senyumannya manis. Lihat saja,Akan Kulindungi itu.' batinnya.
"Tidak-tidak kok..." [Nama] berucap dengan nada mengejek.
"Diam, jelek."Ucap datar Bakugou sembari menutupi muka imut [Nama] dengan telapak tangan. 'Kau sangat manis bodoh,biarkan Aku memelukmu Sialan!!'
Dasar Tsundere.
*
*
*
Acak gini ya jadinya? _-"
Kok Bakugounya jadi Tsundere, gitu-gitu amat yak. Kelewat batas nih. Anjay.
Maaf. Beneran deh maaaf.
Maaaaaaaaaaf atas ketidakjelasan cerita yang tengah menjadi-jadi Disini. >◇<
Gajelas ya.☆○☆
Tapi, kita kedatangan tamu.
AUTHOR: AIZAWA-SAAAN! MANA SALAMMU!!(///☆0☆///)
AIZAWA-SENSEI:Gak banyak kata-kata.😴Tolong Voment cerita gaje dari Authornya yang gak kalah gaje ini yak.Bye.😴
AUTHOR: Poor Me😓
DATAR AMAT YAK_-"
Scarlet.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top