5. Masa Lalu (1)


Kisah tiga tahun yang lalu, disaat [Nama] masih berumur 14 Tahun. (Sifat [Nama] masih Tsundere-tsundere gitu yaa^^)

[Minggu, 6 mei 20xx]
15.24 PM

Besok, adalah hari yang sangat istimewa baginya. Hari pertama masuk sekolah Elit terkenal yang bernama SMA UA.
Untuk merayakan diterimanya Dirinya di Sekolah tersebut, [Nama] berencana akan mengundang teman-temannya yang juga diterima disekolah itu untuk makan malam dirumahnya.

Pagi Hari.Kaki mungilnya berjalan menuju supermarket terdekat. Mencari bahan-bahan yang akan dibuat menjadi makanan siap saji. Senyum manis tak henti-hentinya menghiasi wajah imut Gadis tersebut. Rasa senang terus menggebu-gebu didalam hati.

Sesudah membeli semua bahan yang diperlukannya, [Nama] kembali melangkahkan kaki mungilnya untuk pulang. Hampir sampai ke rumah besar nan mewah miliknya, langkah [Nama] dihentikan oleh seorang pria yang berlari dan menabrak dirinya.
Kedua Tatapan tajam yang hampir sama bertemu. [Nama] terpukau, muka memanas.

"Menjauh, bangs*t!" Umpat lelaki itu.
Tak tahu apa yang dipikirkan wanita dihadapannya, Dia hanya berlalu sambil terus melempar tatapan tajamnya pada [Nama].

Tersadar,pandangan beralih. Tangan yang bergetar menyentuh permukaan pipi yang sepertinya terasa sangat berat. [Nama] tahu betul apa yang sedang dirasakannya sekarang. Jantung berdegup kencang tak beraturan. Bagai seorang anak kecil umur 1 tahun yang baru belajar main drum mainan.

Kacau. Dipikirannya sekarang hanya dipenuhi oleh lelaki yang baru saja menabraknya. Berkali-kali dia menepuk pipi kenyal miliknya. Matanya berkedip mengikuti irama jantungnya. 'Heh!? Ada apa denganku?!! Aku pasti sudah gilaa, itu pasti! Lagipula, kenapa harus cinta lelaki itu? Pandangan pertama lagi, menjijikan! Ini benar-benar bukan dirikuuu!! Oh tuhaann!'.

"Hoi!"

"Huwaaakh!!" Ditengah teriakan batinnya, Dirinya dikejutkan dengan satu suara yang membuat [Nama] terloncat dari tempatnya berdiri."Neito-kun?"

"Hahahahh!! Kau mikirin apaaa?? Mukamu sampai mirip babi disurga aja.(kok anjrit?=)" Ucap girang Monoma yang bernama depan Neito. Tangannya asik mengacak-acak surai [h/c] [Nama]. Mudah untuk Monoma melakukannya, karena [Nama] yang tinggi hanya mencapai bahu. Dengan senyum manis yang dapat menggoda kaum hawa. Hanya para perempuan yang beruntung dapat melihatnya ditengah jalan sepi itu.

"Grrrmm" [Nama] menggeram "ne..." sebuah jeda."MONOMA NEITO-kun!!!" Teriakan kencang [Nama] membuat Monoma terpaksa menutup kedua telinga dengan kedua belah tangannya. Teriakan tersebut juga membuat beberapa orang yang ada disana melirik bingung kearah mereka.

Sesaat setelah teriakannya terhenti,[Nama] menatap sinis ke arah Monoma. Monoma hanya bisa menampilkan senyum sok polos. Menyembunyikan rasa takut yang sedang menggelegar.

"He-hei, sekasar itu kau dengan senpai mu??" Tangan Monoma menangkap dagu lancip [Nama]. Mengangkatnya hingga kepalapun mendongak kearahnya. Tatapan sinis dimata yang memang tajam itu semakin menyeramkan. Keimutannya juga seakan sudah tertelan oleh tatapan menyeramkan itu.

"Ma-maaf!" Ucapnya canggung.

****

"Tapi mengejutkan ya?" Akhirnya, mereka berdua berjalan bersama. Menuju rumah [Nama]. Jangan salah paham, Monoma hanya ingin membantu [Nama] menyiapkan Jamuan untuk teman-temannya yang akan datang jam 7 malam ini.

"Ng? Apanya?" Jawab [Nama] malas. Sejak kejadian sebelumnya, Dia masih sebal dengan Monoma.

"Kau! Dengan Quirk mu itu, kau ternyata bisa masuk SMA UA!! Poin tertinggi lagi. Bagaimana kau melakukannya? Padahal Quirkmu hanya menyegel Quirk lain. Sedang robot-robot itu tak mempunyai Quirk bahkan tak berotak."

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Monoma itu membuat Kaku pikiran [Nama]. Tentu, dipikir darimana pun dan dengan logika apapun, Quirk penyegel [Nama] tidak mungkin menang melawan para robot tak berotak. Karenanya, [Nama] memakai Quirk tersembunyi Miliknya. Mengambil Quirk milik orang lain.

Hampir mirip dengan Quirk Monoma. Tapi Monoma hanya dapat menirukan dengan batas waktu 5 menit. Sedangkan [Nama] Quirk yang ditirunya akan terus menempel pada dirinya sampai dia mati. Dia dapat mengendalikan Quirk yang diambil sesukanya seakan itu adalah miliknya sendiri. Dan tenang saja, orang yang Quirk nya diambil oleh [Nama] tetap akan mempunyai Quirknya. Pastinya, Quirk yang ini juga mempunyai batasan sendiri. Hanya boleh mengambil 5 Quirk milik orang lain dalam seumur hidup. Jika kelewat batas, [Nama] akan tewas ditempat. Dan sekarang, sudah 5 kekuatan yang diambilnya, termasuk All Might juga Monoma. Terdengar nakal, tapi jika tidak karena kedua orang tuanya yang ingin [Nama] sukses dengan kekuatannya, [Nama] tidak mungkin melakukannya.Dia juga mempunyai alasan tersendiri menyembunyikan Quirknya yang kedua.

"HOIII kenapa diam? Kau menyuap pihak sekolah ya??" Suara jahil Monoma menyadarkan [Nama] dari lamunannya.

" Ha? Tidaklah! Kau waras? Tak mungkin Aku menyogok! Eumm.. i-itu.. ya! Aku menggunakan kepintaran khehe" [Nama] berbohong, dan kebenarannya adalah sepanjang tes,[Nama] menggunakan kekuatan milik All Might secara diam-diam.

"..." keheningan mewarnai suasana. Tatapan datar Monoma terlihat dari sudut mata [Nama]. "Setahuku, kau sangat bodoh juga ceroboh, [Nama]." Ucapnya datar. Padahal, dirinya sedang berusaha menahan gelak tawa.

Bugh! Suara merdu(bagi [Nama])itu menggema keujung jalan. Walau [Nama] tahu Monoma orang yang tidak bisa menjaga mulut, Dia tetap saja marah. Ini masa kekanakan. Wajar saja bila kita marah karena hal sepele.

*[Nama]'s PoV

"Katakan Sekali lagi?" Tanyaku penuh penekanan. Kulihat, Dia terdiam dalam posisi yang sama. Mulutnya membungkan senyum. Bukan, Tawa? Dia masih ingin tertawa walaupun keringat gugup jatuh bercucuran diwajahnya? Sialan Kau Neito.

"Ah... tidak-tidak hehe. Aku hanya bercanda [Nama]... jangan dianggap serius."Dia berucap sembari memegangi lengannya yang tadinya kupukul dengan sangat keras. Telapak Tangannya kembali ke pucuk kepalaku, lalu mengusap kasar.

"Jangan sentuh bodoh! Ayo!" Aku meraih tangannya yang berada dikepala. Menarik kasar sambil berjalan kearah Rumahku.

"Kau juga menyentuhku...."

"Diam! Menyebalkan."

****

"Gehhh..." Helaan napas panjang mengisi pagiku. Bukan kebahagian, yang nampak malah wajah lesu ku karena lelah. Ya, seperti yang kuduga. Acara makan malamku kacau karena ada Dia, Neito.

Aku tak bisa berbincang bebas dengan teman-temanku. Karena mereka memilih banyak bicara pada Neito daripada Aku. Nomor telepon?, Id lini?, rumah?, punya pacar?. Pertanyaan tersebut masih terngiang-ngiang ditelingaku. Apalagi, mereka melangsungkan percakapan mereka hingga tengah malam, oh ayolah mereka sudah merebut jam tidurku dan membuat keceriaan tidak menghiasi hari pertamaku disekolah ini.

Bugh! Kurasakan tubuhku menabrak orang lagi. Ah. Lagi-lagi, jujur Aku sangat malas untuk berkata-kata sekarang. Ku lirik. Tatapan sinis yang kukenal nampak disana. Dia Lelaki yang kemarin juga menabrakku.

"Kau?!" Kami memekik bersamaan.

"Kau? Brengsek!Mudah sekali kau melontarkan kata itu, dasar anak kelas satu!" Titahnya.

"Eh? Ka- Anu,A-anda senpai?" Mulutku kembali terbata-bata.Ini juga. Kenapa perasaan ini selalu muncul disaat Aku bertemu Lelaki ini. 'Jangtungku...jangan copot pliess:'( ' ucapku sambil menggeam erat baju didada kiriku.

"Seperti yang Kau lihat! Aku kelas tiga, dan juga yang terkuat!" Ujarnya menyombongkan diri. Senyuman percaya diri dapat dilihat oleh iris [e/c] ku.

"Ma-maaf, kalau begitu." Aku berucap dengan kaki yang berjalan melalui tubuh tegapnya. "Sombong sekali." Umpatku. Kupikir, bisikan ku tadi tak terdengar. Sampai Aku merasakan kerah belakang bajuku ditarik sangat kencang hingga diriku tersedak.

"Apa kau bilang?" Wajahnya tepat Berada dihadapanku. Tangannya beralih kekerah depan. Matanya menyipit. Sedang mataku melebar karena takut. "HEIII! AKU TANYA, TADI KAU BILANG APA?! HAH!?" suaranya meninggi. Diriku hanya bisa mengalihkan pandangan. "Jangan mengelak, kubunuh kau!" Seakan tak perduli bahwa Aku dan Dirinya sudah menjadi bahan tontonan, Lelaki dihadapan ku ini tetap membentak dan menunggu jawaban dariku.

"Ma-"

"Bakugou!" Kata-kataku terpotong. Seorang lelaki bersurai merah terang mendekat. Gaya rambutnya aneh. "Apa yang Kau lakukan? Dia wanita. bodoh!" Dia melepas paksa pegangan pada kerah bajuku.

Yang dipanggil Bakugou masih saja berapi-api dan mengarahkan tatapan emosinya padaku. Dia menepis kasar tangan si rambut Aneh yang mengeggam erat pergelangan tangannya. "Jangan ikut campur, Gaya rambut aneh!!"

"Kau sendiri tidak sadar?!" Segera, Aku membungkam mulutku yang sepertinya tak mau diam.

Tatapan benci kembali mengarah tepat kediriku. Melihatnya, diriku bergidik ngeri. "Kau.." Dia menunduk. Tangannya setengah terkepal. Ledakan-ledakan kecil tampak keluar dari sana. "Mati." Ucapnya diakhir.

"Ba-bakugou... sudahlah.. dia Kouheimu. Seharusnya kau mencontohkan yang baik, bukan penindasan seperti ini." Si surai merah tersenyum paksa. Berusaha menenangkan si peledak tersebut dengan sabar.

"Kirishima... Kau dengar apa yang dikatakannya tadi? Dia memang harus diperlakukan seperti ini. Agar selanjutnya, Dia dapat menjaga mulut dan terhindar dari kejadian yang sama seperti ini." Ucapnya dengan nada rendah serta penuh penekanan.

*Author's PoV

Batin terkejut.Keduanya tahu, [Nama] dan juga Kirishima sangat tahu, bahwa ada makna tersembunyi dikalimat yang baru saja Bakugou katakan. Dia, Orang yang terkenal sering meledak dan tidak peduli pada apapun disekitarnya , Bakugou Katsuki. Sedang berusaha mengubah sikap seorang gadis biasa dengan caranya sendiri.

Disitu, ketakutan [Nama] menghilang, keringat dingin disapunya menggunakan pergelangan tangan bajunya. Dia tersenyum disertai helaan napas lega, Hatinya tidak salah telah memilih orang ini. Dia juga tidak salah telah mencintai orang ini.

Tuhan nyatanya, punya rencana sendiri dalam mengatur takdir. Tuhan telah membuat Seorang [Nama] Si gadis tak sopan jatuh cinta kepada seorang Raja peledak yang juga menjadi Raja tertampan dan terkeren disekolah barunya.

Bismillah☺
Hola-halo-hola🤗
Gimana?🤔 tidak bosan kan? Kalau tidak pliss tolong pencet bintang🙃
Kalau udah bosan berhenti aja bacanya, nanti nyesel lho...🤣 canda.😂
Terus dukung cerita ini yah... soalnya endingnya udah ketebak oleh kepala Author sendiri.😊😋
Bye!🤗
Wassalam

Scarlet~


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top