10. Gangguan Mimpi
*Ada sedikit adegan yang mungkin mengganggu. (Hanya peringatan guys)
"Ba-...Bakugou?!"
[Nama] berucap terbata-bata. Tatapan panik ditujukan kepada lelaki yang tengah berada diatasnya. Menindih pelan tubuhnya.
"Ap-apa yang kau lakukan?!" [Nama] berusaha kembali bertanya.
"Hah..?" Bakugou menekan keras suaranya. Tatapan tajam pun balas menatap. Kerutan dikening menjadi-jadi.
"Ada a-apa Ba-Bakugou?"
Sebenarnya,mulut [Nama] sedikit enggan berkata-kata dan ingin segera menyingkirkan lelaki ini dari atas tubuhnya. Jujur saja, posisi ini seakan memaksa jantungnya copot.
"Dingin..." erangnya saat kepala sudah tenggelam ketengkuk [Nama]. Kedua tangannya dengan erat memeluk pinggang [Nama]. Membuat [Nama] tak ada lagi celah untuk menyelamatkan diri dari Sang Singa kelaparan itu.
"Nnn.. Sen-..Ba-Bakugou.." Tubuh [Nama] menggeliat bagai ulat, deru napas Bakugou dilehernya itu, seakan memerintah bulu kuduk [Nama] untuk berdiri.
"Arrrgh.. jangan bergerak kau.." Suara serak khas bangun tidur itu entah kenapa menggema sangat kencang ditelinga [Nama]. Terdengar terganggu juga merasa tak nyaman. Akibatnya, [Nama] dengan refleks. Meletakkan kedua telapak tangan dimasing-masing tulang pipi Bakugou dan secepatnya mengangkatnya dari tengkuk leher kedepan wajahnya. Tetapi, seakan sangat betah dan telah menjadi habitat, kedua tangan lelaki itu masih setia melingkar dipinggang Gadis itu. Sudah sedari tadi, semburat merah terus menghiasi pipi sang gadis.
'Ini yang tak kuharapkan!! Senpai! Apa yang kau lakukan?!' pikirannya bersorak tak mendukung. Namun hatinya malah serasa tidak menolak sama sekali. Tentu, siapa yang tak nyaman diperlakukan seperti ini oleh orang yang mereka cintai selama 3 tahun? Pasti ada. Namun, [Nama] termasuk orang yang senang akan hal itu. Tapi tetap saja, walau ingin. Hatinya sangat tidak siap akan hal ini. Dia bahkan masih tidak tau, apa Bakugou mengenalnya atau tidak.
"Hentikan Bakugou, ada apa denganmu?!" [Nama] setengah berteriak kepada lelaki yang sedang berada tepat dihadapan wajahnya.
"Grr... Sialan! Jangan menggangguku!" Lingkaran tangan pada pinggang secepat kilat terlepas. [Nama] terkesiap saat selanjutnya lelaki tersebut menahan kuat-kuat kedua tangannya disisi kiri-kanan kepalanya.Tatapan mata lelaki itu kosong. Menatap tepat kearah iris [eye colour] yang sekarang jelas sangat ketakutan.
"Ap-apa? Kenapa me-menatap begitu?" Tanya [Nama] sudah gemetar sedari tadi.
Tak ada jawaban dari Bakugou. Keheningan masih saja menimpa lelaki itu. 5 detik puas menatap gadis itu. Kepalanya seketika turun kembali ketengkuk [Nama]. Mengendus pelan, tak lama setelah itu menempelkan lidahnya kesana. Menjilati kecil.
"Ba!-Bakugo-..ah!- hmmh.." Sasaran yang kaget hanya bisa menahan desahan tak lazim dengan menggigit bibir bawahnya.
Jilatan kecil berubah menjadi sebuah gigitan. Gigitan-gigitan itu terasa lembut sebelum akhirnya menjadi kasar dan tak lama setelahnya terdengar suara hisapan disana.
"Geli..." [Nama] berujar pelan ditengah asyiknya lelaki tersebut melahap mangsanya. Tak digubris sama sekali. [Nama] pun menggigit bibir bawahnya, lagi. Hanya bisa pasrah dan beberapa kali menenggak air liurnya sendiri. Matanya tertutup rapat. Masih menahan suara haram yang ingin sekali bebas dari mulutnya. Apalagi, ini adalah pengalaman pertamanya.
Merasa cukup meninggalkan bekas, Bakugou melepas mulutnya dari tengkuk mulus itu. Lidahnya bergerak memutar, menyapu air ludah yang tersisa dibibirnya. Matanya menatap nafsu kearah gadis yang tengah gemetar dihadapannya.
[Nama] masih terdiam. Kelopak masih menutup. Menyembunyikan iris indah cerah miliknya disana. Keringat dingin bercucuran turun dikening.
[Nama] gelagapan sekaligus membelalakkan matanya disaat merasa bibirnya diraba dan dielus lembut oleh jari seseorang. Dilihatnya, Bakugou tengah tersenyum miring sambil melakukan kegiatannya itu. Dengan ekspresi tidak bersalah sama sekali.
"Hen-hentikan,Bakugou." Ragu-ragu. [Nama] memberanikan diri untuk memerintah. Tubuhnya meronta kecil. Kedua tangan yang telah bebas sebelumnya, digunakan untuk mendorong Bakugou dengan memegang bahunya.
'Kau membuatku merasa aneh. Baka!'
"Diam! Kau hanya perlu tenang sialan!"
Kesal. Bakugou meraih tangan [Nama] yang berada dikedua bahunya dan menguncinya dengan 1 tangan di atas kepala Gadis malang itu. Masih meronta, namun apa daya? Tenaga Bakugou yang menahannya lebih kuat dari [Nama] yang mengelak. Merasa tak bisa lagi melawan. [Nama] tak mempunyai pilihan lain selain menyerah dan membiarkan tubuhnya dimainkan sesukanya oleh Bakugou.
Quirk?
Oh jangan tanyakan itu. Memang, [Nama] memiliki banyak Quirk yang dicurinya. Tapi, tetap saja hampir seluruh Quirk yang pernah [Nama] curi adalah Quirk yang berbahaya dan tidak dapat dikendalikan secara maksimal olehnya. Quirk milik orang yang ingin ia gunakan bisa saja memakan nyawa karena ketidak ahliannya dalam bidang tersebut.
"Oi, lihat kesini."
[Nama] menggeleng pelan. Menanggapi panggilan lelaki yang masih dengan lihai mempermainkan bibirnya. [Nama] menoleh kesamping. Menolak sentuhan lebih pada bibirnya.
"Ck. Lihat kesini!" Dengan kasar. Bakugou mengapit kasar kedua pipi [Nama] dengan satu tangan dan dengan paksa mensejajarkan wajah mereka agar bertatapan. Bakugou dapat melihat. Wajah gadis itu sudah dipenuhi oleh keringat ketakutan.
Dalam diam, Bakugou kembali menjulurkan lidah dan menyapukannya ke wajah mulus [Nama]. Berniat menyerap seluruh keringat diwajah [Nama] hanya menggunakan organ lunak tak bertulang tersebut. Hidung, dahi,pipi,bahkan kelopak mata gadis itu pun sampai dibuat tertutup karena ulahnya.
Lelaki itu mulai kembali keposisi awal, lagi-lagi menatap lekat gadis yang lebih muda didepannya. Kalian pasti bertanya-tanya, apa yang dilakukan Bakugou kepada seorang gadis yang seharusnya menjadi penjinak juga perawatnya? Ini naluri seorang lelaki. Para wanita tak akan pernah sadar. Bahwa apapun yang mereka lakukan bisa saja membangkitkan keinginan terdalam seorang lelaki kapanpun.
Dan? Apa yang [Nama] lakukan sampai membuat keingina Bakugou bangkit? Itu lah masalahnya. Author sendiri bahkan belum tau ×_×. Apa yang ada di kepala Bakugou sampai-sampai melakukan hal ini.
Tapi yang anehnya,tak pernah sekalipun. [Nama] bertemu Villain yang punya nafsu seperti orang biasa. Karena setahu [Nama], Villain hanya memiliki nafsu membunuh,bukan nafsu semacam ini.
Ekspresi gadis itu seketika mengencang saat Bakugou mulai melumat pelan bibirnya. [Nama] bahkan hampir tak sadar. Kapan bibir mereka saling bertabrakan.
"Mm.. ha? Bakugou...." dengan napas terengah. [Nama] melepas paksa ciuman panas yang diciptakan oleh Bakugou. Tatapan tajam dari Bakugou masih terkunci kearahnya.
Hembusan nafas dari lelaki itu menerpa kasar wajah disekitar bagian hidungnya. Bakugou mendengus. Gadis itu mengerjap beberapa kali. Ternyata, Kening orang diatasnya kembali dibuat mengerut karena [Nama] memutus sepihak ciuman mereka.
"Sudah kubilang...." Suara serak itu semakin lama semakin mengencang. "KAU hanya perlu DIAM!!!!"
"Mmmh!"
Secepatnya, Bakugou malah kembali menyantap nafsu bibir tipis [Name]. Cepat, [Nama] bahkan tak sempat untuk mengelak maupun menolak.Ini berbeda, lebih ganas,dan panas dari sebelumnya. Lidahnya bahkan mendapat peran. Sangat gagah bagai cacing kepanasan saat berada dalan mulut [Nama].
Bakugou. Lelaki ini memang temperamen. Salah [Nama], tidak ingin menuruti keinginan dari seorang yang keras sepertinya.
Beberapa menit, Ciuman itu terhenti. Bukan [Nama] sekarang sang pria lah yang memutuskan ciuman nafsunya. Kehabisan nafas. Mereka saling curi satu sama lain. 3 detik berselang, kepala Bakugou turun ke telinga [Nama]. Bibirnya berucap pelan didepan telinga.
"Bangun, [Nama]."
"Eh?"
"Bangun hei!! Bocah sialan! Bukankah sudah terlalu pagi untuk terus tidur ha!!"
"Eh? Haaaaaa?!"
[Nama] bangkit dengan rambut teracak. Efek Bangun tidur menghiasi wajahnya. Diliriknya, Bakugou sedang berdiri tegap disamping tempat tidur dan tidak sedang menindih tubuh mungilnya. [Nama] dapat melihat dengan jelas wajah kusut seperti biasanya disana. Sambil Berekspresi tak percaya. [Nama] bertanya lirih.
"Mim..pi?"
"Bicara apa kau hah! Bangun sana! Sialan.."
Bakugou berjalan cepat keluar kamar [Nama]. Lalu menutup pintu sangat kencang. Senyap, dirinya masih terdiam di depan pintu kamar disana. Telapak tangan memegangi dahi frustasi. Pipi hingga ketelinganya memerah kepanasan.
"Kenapa Aku kesal?! Haahh! Harusnya Aku bersyukur Dia mengira itu Mimpi, Gadis Sialan."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai, apa kabar?
Hehe, chapter kali ini aduhai yak??😂
Tapi mungkin biasa aja yekan? Nyeheheheh*tawa iblis.😈
Authornya cuman coba-coba aja yang kek beginian😏
Yasudah, kayaknya cukup itu aja sih yang mau disampaikan. Kedepannya, terus dukung Saya yak?😎
Scarlet~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top