The Stars Are Beautiful Isn't It?
Sk8 © Kazuta Kojima
Reki Kyan x OC
Ai © chestmoi0
Story by chestmoi0
PungudEvent Stars © 2021
.
.
.
! 𝗪 𝗔 𝗥 𝗡 𝗜 𝗡 𝗚 !
•𝗧𝘆𝗽𝗼 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻
•𝗢𝗢𝗖 4 𝗹𝗶𝗳𝗲
•𝗔𝗻𝗴𝘀𝘁(?)
•𝗣𝗹𝗼𝘁 𝗸𝗹𝗶𝘀𝗲
•𝗛𝘂𝗺𝗼𝗿 𝗴𝗮𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗿𝗲𝗻𝘆𝗲𝘀
•𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵, 𝗰𝗼𝗽𝗮𝘀 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘂!
•𝗘𝗻𝗷𝗼𝘆♡
.
.
.
.
.
“ lu kenapa suka banget liatin langit kalo malem, nyari setan? ” Celetuk Reki pada Ai.
“ cantik tau ”
“ iya, cantik ” Bukan, bukan bintang-bintang itu yang Reki maksud tetapi gadis dengan surai hitam pekat yang terlihat bersinar terkena cahaya bulan.
“ btw kaki lu udah sembuh? ” Ai menggeleng.
“ ga sepenuhnya, tapi udah bisa buat skate kok! Nanti kali udah sembuh total gw ajak lu ke planetarium deh! ” Reki memandang gadis itu ragu lalu menghela nafas.
“ serah deh, sakit lagi jangan salahin gw lho “
“ dih ngga dong! “
Reki berdiri dan mengambil skateboardnya, mengulurkan tanganya pada gadis itu.
“ ayo balik mampir ke Joe bentar, Langa dah abis 50 porsi mungkin burgernya “
Ai tersenyum lalu menggapai tangan Reki, mereka pun meluncur pergi ke restoran Joe.
“ akhirnya dateng juga kalian, Langan mesen hamburger terus dari tadi mana makannya di restorank gua ”
“ oh Reki Ai! ” Ai melambai dan mengambil satu hamburger milik Langa.
“ minta ye, btw lu bisa pesen seginu banyaknya yang bayar siapa? ”
“ mak Cherry siapa lagi ”
“ gila lo nga, minta sini ”
“ pulang anjir jam berapa ini?! Gw mau tutup! ”
Tiga anak autis tadi pun diusir Joe, dan memutuskan langsung pulang ke rumah masing-masing.
“ Reki ”
“ hm? ”
“ lu ga nganterin Ai pulang? Sekalian confess sabi ”
“ gila lu, gw ga naksir Ai! Lagian dia bisa pulang sendiri kok ”
Langa hanya terdiam menatap sahabatnya pasrah, pantas saja dia tidak pernah punya pacar.
“ oi kalian ” Seru Ai pada Langa dan Reki.
“ gw balik dulu ye, met malem! ”
” anu- ” Ai menoleh pada Reki.
“ anu eh, iya lu juga ” Mereka pun langsung pulang ke rumah masing-masing.
Tanpa mengetahui apa-apa, keputusan kecil yang Reki buat tadi akan ia kenang seumur hidupnya sebagai keputusan terbodoh yang pernah ia buat.
“ harusnya gw anter pulang dia ” Perkataan itu terus menerus terulang didalam kepala lelaki bersurai merah itu.
Ia menghela nafas kasar, nasi sudah menjadi bubur jadi apa yang bisa ia lakukan? Ia bukan Bunnix dari Miraculous Ladybug yang bisa melakukan time travel dan mengubah masa depan.
Reki berguling kesana kemari seperti sosis yang sedang dipanggang, sampai akhirnya ia memutuskan membuka ponsel pintarnya dan suatu postingan menangkao matanya.
“ Planetarium? Lagi ada diskon ya “
Mungkin aku masi mempunyai kesempatan, mungkin aku akhirnya bisa menyatakan perasaanku disana ditempat yang pasti Mizuki sukai. Setidaknya itu yang ada dipikiran Reki saat ini.
“ Langa ”
“ Kyan Reki ini jam 3 pagi anjing ”
“ bodo, gw udah tau mau confess dimana dan kapan ”
“ mana tu ”
” Planetarium sini lagi ada diskon, gw mau ajak dia kesana secara Mizuki suka banget sama bintang nah nanti waktu lagi liat-liat gw confess ke dia! Gimana romantis banget kan? ”
“ ditolak gimana ”
“ anjg ”
“ canda, semangat besti ya ok gw mau tidur jangan ganggu ” Dan panggilan pun terputus.
Esok harinya. . .
“ nungguin sapa lu? ”
“ Ai ”
“ gila mau nembak ya lu? cie ”
“ apasi anj ga lah “ Sudah 20 menit sejak Reki berdian diri di dekat pintu kelas menunggu keberadaan Mizuki tetapi tidak muncul juga.
Bel pun berbunyi menandakan kelas akan segera dimulai, lelaki itu menghela nafas dan duduk di bangkunya. Langa yang menyadari gerak-gerik sohibnya berubah merass agak cemas.
“ beneran ngga ada kabar? “
“ iya, terakhir chat sama kita sore kemarin ” Langa sudah menanyai setidaknya hampir semua kenalan Mizuki dan tidak ada yang tahu kemana perginya gadis itu.
Langa kembali ke kelas dan melihat sahabatnya memakan roti dengan tidak semangat, ia menghela nafas dan mendatangi Reki yang sedang menggalau.
“ Reki, ntar kita samperin aja rumahnya sakit kali ”
“ iyadeh, pulsek langsung ” Melihat lelaki bersurai merah itu tersenyum sedikit pun membuat Langa lega.
• • •
“ tante? Kenapa te? ”
“ aduh nak Reki nak Langa, lihat Ai ngga? Dari kemarin malem belum balik, bukannya terakhir ketemu sama kalian? ”
“ eh iya te, kemarin abis dari restorannya Joe kita langsung pulang kok Ai juga ”
“ aduh dia kemana tante khawatir banget, tante coba telfon ngga diangkat-angkat ”
“ eh, coba aku sama Reki cari te yakan Rek- eh oi Reki! ”
Reki segera meluncur menggunakan skateboardnya entah kemana. Panik, marah, khawatir, sedih sedang di rasakan Reki secara bersamaan saat ini perasaan bersalah karena harusnya ia menemani Ai pulang dan perasaan cemas karena gadis itu entah berada dimana sana ini.
Sebagai seorang kakak laki-laki yang mempunyai 3 adik perempuan, Reki sangat SANGAT cemas apapun biss terjadi kepada Ai jika ia tidak ditemukan segera.
“ Reki santai! ” Langa menyusul dibelakangnya.
“ santai gimana Nga?! ” Langa berdecak kesal, tentu saja ia juga khawatir.
Mereka mencari ke semua tempat yang sering didatangi Ai sampai ke tempat-tempat umum seperti minimarket dan toko-toko kecil, tetapu hasilnya nihil.
“ mamanya Ai gimana? Polisi? “
Langa mengecek ponselnya dan menggeleng, keduanya menghela nafas gelisah. Terutama Reki.
“ kalo gw kemarin- ”
“ bacot, Reki ” Reki tersentak kaget mendengar nada suara Langa.
“ lu mau nyalahin mak nya mau nyalahin gua mau nyalahin polisi mau nyalahin diri lu pun situasi ga akan berubah, buang-buang waktu sama tenaga otak tau ga? ” Reki memalingkan wajahnya dan Langa hanya bisa menghela nafas lagi.
“ gw juga khawatir, gimanapun Ai tetep cewe. Apa aja bisa terjadi ke dia, gw memang ga punya saudara cewe kek lu tapi gw ngerti kenapa lu bisa panik kek gitu. ”
“ buat sekarang kita serahin ke polisi dulu aja, doain ketemu dan semoga dia ga kenapa-napa ” Reki mengangguk dan tersenyum tipis, hatinya masih cemas tapi panik tidak akan memperbaiku apapun.
“ iya, lu bener Nga ”
Sudah hampir seminggu atau lebih tepatnya 5 hari setelah Ai menghilang, dan hasilnya masih nihil. Reki yang masih merasa cemas tetapi berusaha positif dan mendatangi tempat kesukaan ia dan Ai saat malam untuk melihat bintang setiap malam selesai dari S.
“ Ai, lu kemana. . ” Bintang-bintang yang biasa gadis itu kagumu terlihat lebih redup dari biasanya.
“ gw kangen ” Tak lama sedikit demi sedikit tetesan air mata membanjiri kedua pipi lelaki malang itu.
Mencoba menjaga suaranya sepelan mungkin agar tidak seorang pun mendengarnya, jujur saja tetap berfikir positif dalam keadaan ini sangatlah sulit.
“ Reki, woy Reki!! ”
“ apasi lo, gw ngantuk ”
“ liat berita anjing! ” Langa menyodorkan hp nya pada Reki yang masih bergumul dengan selimut.
Kembali dengan saya di "OkinawaTV", hari Senin lalu sempat dikabarkan bahwa seorang gadis SMA berinisial I dikabarkan menghilang. Menurut ibu dan sahabat korban terakhir terlihat saat malam Senin sepulang dari bertemu dengan teman-temannya.
Pada saat itu Z menggunakan hoodie putih dan celana jeans biru tua serta membawa sebuah skateboard berwarna ungu dengan ukiran nama dibawahnya yang kita klaim sebagai nama sahabatnya.
Dan kabar yang mengejutkan dari kepolisian bahwa ditemukan tubuh seorang gadis umur 16 tahun disebuah pabrik bekas didalam sebuah tabung besar dalam keadaan sudah meninggal, diperkirakan sudah sekitar 4 hari sejak mayat gadis itu-
Reki tidak pernah meluncur dengan skateboard nya secepat ini seumur hidupnya, ia bahkan tidak sempat mengganti pakainnya. Langa mengikuti Reki dan merasa sama paniknya, kedua lelaki ini sedang merasa sama buruknya saat ini.
“ Tuhan ku mohon jangan “ ucap Reki berkali-kali dalam hati.
Sampainya di tkp, sudah banyak warga yang berkerumun, polisi serta ambulans. Reki dan Langa berlari menyerbu kerumunan itu menunggu mayat yang merela harap bukan Mizuki akhirnya dibawa keluar.
Sebuah kasur roda keluar dari pabrik itu, salah satu lengan mayat yang penuh darah itu tidak tertutup kain dan Reki bisa mengenal jelas siapa pemiliknya. Hoodie putih dan gelang yang pernah Reku berikan untuknya ada tepat didepannya.
“ A- Ai! Ai! Ga ga mungkin kan? kan? Ai! TAKAHASHI Ai! Lu bercanda kan? KAN?! “ Mencoba menerobos pita kuning itu beberapa polisi langsung menahan Reki. Sementara Langa yang masih shock tidak bisa mengatakan sepatah katapun dan air matanya mulai deras.
“ hasil forensik mengatakan bahwa korban ditusuk 4 kali dibagian perut dan tampak banyak memar di kaki dan wajahnya. Dan benar, ia adalah putri anda nyonya Takahashi ”
Perkataan itu membuat ibu Mizuki terjatuh pada kedua lututnya dan menangis, ia harus mengakui kenyataan bahwa putri semata wayangnya dibunuh acak dengan begitu brutal walaupun ditangkap ia tidak akan pernah memaafkan pembunuhnya.
Ibu Langa dan Reki yang mencoba menenangkannya tidak tahan meneteskan air mata pula.
“ ini barang milik nona Ai ” Sang dokter memberikan sebuah skateboard ungu yang baru saja dibersihkan, tentu saja terdapat inisial Reki disana.
Tetapi Reki merasakan barang lain, sebuah tiket planetarium untuk dua orang.
“ sepertinya ia sangat ingin mengajakmu kesana, ia terus memegang kedua tiket itu dengan erat sampai akhir hayatnya. ”
Untuk yang kesekian kalinya tetesan air mata Reki semakin deras hidungnya yang terisak-isak dan mulutnya yang bahkan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun selain isakan tangis.
Dari semua orang mengapa? Mengapa harus Mizuki? Dan sebuah pembunuhan acak? Reki sangat ingin mencabik-cabik dan memenggal pelaku yang merengut nyawa gadis malang itu.
Langa yang sedari tadi menangis tidak tahan untuk tidak meneteskan air matanya lagi melihat sahabatnya benar-benar terpuruk, ia mencoba merangkulnya tetapi tidak ada yang berubah.
Kejadian 2 tahun yang lalu masih teringat jelas di memori Reki, perasaan mengerikan itu masih membekas dengan jelas didalam lubuk hatinya yang terdalam.
Lelaki bersurai merah itu hanya bisa tersenyum pahit dan tertawa memandang batu nisan bertuliskan nama gadis yang ia cintai serta fotonya yang pada saat masih bernyawa itu tersenyum lebar.
“ gimana kabar lu, Ai? ” Reki duduk disana, menaruh buket bunga violet itu dan mulai bercerita.
Sekitar 2 jam berlalu Reki duduk disana dan menceritakan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya.
“ baik-baikkan lu disana? Lu udah jadi bintang juga kan, Ai? ” Suaranya terdengar agak terisak.
“ gw yakin lu jadi bintang yang paling terang, habis lu ceria, baik, banyak tingkah dan. . cantik banget ”
“ gw, kangen banget sama lu serius ” Tak lama tetesan air mata mulai menuruni pipi Reki.
“ gw bahkan ga sempet ngajak lu ke planetarium, gw bahkan ga sempet confess ke lu. Gw sayang banget sama lu, pasti lu udah tau. . kan? ” Tawa yang ia lontarkan terdengar menyakitkan.
Reki menghapus air matanya dan segara berdiri sambil merapikan pakaiannya.
“ well udah lumayan lama kita ngobrol kan? Gw harus balik sekarang ” Reki memutuskan untuk pulang dan berjalan pergi tetapi langkahnga berhenti sebentar.
“ bahagia disana, Ai. ”
The End
Inspired by the ending of Hello World.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top