S.S - 21

Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca 🐢

.

.

.

.

"Phi,,,," Melirik sekitar dengan ekspresi bingungnya.

Melirik wajah manis Mew di gendongan sambil memancarkan senyum khasnya. "Khab, sayang?"

"I--Ini,, k-kita pulang?" Tanya Mew sedikit hati-hati.

Menaikkan sebelah alis. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"S--Sepertinya waktu di pantai tadi, Phi mengatakan akan membawaku ke suatu tempat,,,,? Atau aku yang salah dengar?" Mulai meragukan pendengarannya saat di pantai tadi.

"Kamu tidak salah dengar, kok. Kita sudah sampai di tempat yang mau Phi tunjukkan padamu" Ucapan Gulf membuat Mew tambah bingung. Tidak mau berlama-lama membuat Mew bingung, langsung saja Gulf membuka kamarnya.

.

CEKLEKK

.

"Tadamm!! ~~~"

"Wwhhhooooooaaaaaaa!!!" Terpesona pada pandangan pertama.

"Suka?" Mew hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban karena terlalu shock. "Maaf, na. Phi hanya bisa kasih kejutan sederhana seperti ini. Tidak seperti orang lain yang memberikan kejutan ke hotel bintang 100 atau semacamnya" Menunduk sedih.

"Phii,,!!!" Menangkap kedua pipi Gulf. "Terima kasihh!! Aku,,, hikssss,,,, aku sukaaa!! Ini benar-benar kejutan yang luar biasa untukku. Terima kasih,,, hikssss,,, Terima kasih!!" Memeluk erat-erat, menumpahkan seluruh rasa bahagianya di ceruk leher Gulf.

"Sama-sama, sayang" Gulf membalas pelukan Mew tak kalah erat sambil berjalan masuk ke dalam tenda segitiga yang kecil itu dengan perlahan agar tidak roboh tersenggol badan besarnya. "Ada satu lagi yang mau Phi berikan untukmu, Mew" Mew segera melepas pelukannya pada Gulf lalu memperhatikan gerak gerik Phinya yang sedang meraba saku celana.

Mew shock untuk yang kedua kalinya atas kejutan dari Gulf. "Phi!! I--Ini,,,,,????"

Tersenyum. Tangan kirinya menggenggam erat tangan kanan adik manis yang ia cintai itu. "Mew. Phi akan bertanya sekali lagi. Maukah kamu jadi pacar Phi?" Menatap Mew dengan tatapan seriusnya.

Mew menatap mata Gulf beberapa saat sambil termenung. *Sudah bolehkah aku untuk bahagia bersama orang yang aku cintai?* Menutup mata, menghela nafas panjang lalu kembali menatap mata Gulf dan mengangguk. "Hmm,, aku mau, Phi" Tersenyum.

Gulf sungguh bahagia dan langsung memeluk Mew erat-erat. Ia lega akhirnya bisa menjadikan Mew sebagai milik dia seutuhnya. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih. Phi bersumpah, Phi akan selalu menjaga dan menyayangimu, sampai maut memisahkan kita. Phi tidak akan meninggalkanmu sendiri, bahkan Phi rela ikut mati bersamamu"

Mendengar kalimat Gulf yang terakhir, membuat Mew merinding. "Phi. Yang terakhir mengerikan sekali. Phi tidak perlu mengikutiku mati juga, na" Gulf hanya tersenyum tanpa menjawab Mew. Kalau memang kenyataannya seperti itu, Gulf tetap pada pendiriannya. Tidak pernah ia pikirkan nasibnya bila di tinggal Mew sendirian karena itu pasti sungguh sangat menyakitkan.

Melepas pelukan lalu memasang cincin pada jari manis Mew dan setelahnya Mew memasangkan cincin di jari manis Gulf. "Maaf. Untuk saat ini Phi hanya bisa kasih cincin murah padamu. Phi janji, nanti Phi akan menggantinya seratus kali lipat lebih mahal dan mewah bila ekonomi Phi berjalan lancar dan sukses. Kamu mau kan menunggu Phi sampai saat itu?" Menatap Mew dalam-dalam.

"Phi. Aku tidak peduli cincin mahal atau murah, mewah atau biasa. Yang aku inginkan Phi selalu ada untukku. Hikss,,,," Mengusap air mata bahagianya.

Tersenyum. "Kamu tidak perlu meminta seperti itu pun, Phi pasti selalu ada di sisimu mulai sekarang dan menjagamu seperti janji Phi sebelumnya"

CUP

Mengecup kening lalu menatap manik indah Mew dengan intents. "Sayang. Bolehkah Phi,," Matanya fokus pada bibir berisi Mew yang menggodanya itu.

Tahu apa yang Gulf inginkan darinya, membuat Mew tersipu malu. Wajahnya seketika merah seperti kepiting rebus. "Phi,,, aku malu" Menutup wajah dengan kedua tangan mungilnya.

"Sayang. Kok malu? Kita kan sudah resmi jadi sepasang kekasih. Jadi, bolehkan Phi menciummu?" Mew menurunkan kedua tangan dari wajah, mencoba untuk menatap mata Gulf namun tidak bisa. Mew terlalu gugup dan malu saat ini sementara Gulf terus mendekatkan wajahnya ke wajah Mew.

Saat jarak sudah semakin dekat, Mew meremas sweaternya untuk melampiaskan kegugupan. Menutup kedua mata dan,,,

.

BRAKKK

.

"KENAPA KALIAN LAMA SEKALI SIH? AKU SUDAH KEPANASAN DI KAMAR KRISS, SIAL----???!" Mematung.

.

BUGHH

.

Terkejut mendengar suara teriakkan, membuat Mew secara tidak sengaja mendorong Gulf hingga menabrak bagian tenda di belakangnya. "AAKHH,,,!" Merintih kesakitan.

Saat sadar, Mew bergerak cepat menolong Gulf, sesudahnya langsung memeluk erat sambil terus meminta maaf. "Maaf, Phi. Maaf. Aku tidak sengaja. Maaf. Apakah ada yang terluka?" Merasa bersalah.

"Tidak apa, sayang. Tidak apa. Bukan salah kamu. Phi tidak apa-apa" Ujar Gulf sambil menatap Win dengan tatapan yang akan membunuhnya sebentar lagi.

"Maaf. Silahkan lanjutkan lagi. Anggap saja tadi iklan"

.

BRAKKK

.

Menutup pintu dengan cepat sampai tidak sadar telah membantingnya. Ruangan pun hening seketika. Gulf dan Mew saling bertatapan dan sama-sama senyum canggung.

.

"Oihh,, Win! Kemana saja kau? Baru ku tinggal mandi sebentar sudah hilang" Tanya Kriss yang baru keluar dari kamar mandi.

Win duduk di sofa dalam diam karena masih shock. Sedikit lagi, ia dapat melihat pembukaan adegan 21+ yang ditayangkan secara live didepan matanya. "Kriss"

"Apa?" Fokus pada acara menyusun bajunya di lemari.

Menghela nafas. "Sepertinya Anakmu tidak akan perawan lagi malam ini"

Menghentikan kegiatan menyusunnya lalu melirik Kriss. "Maksudmu-----?" Win mengangguk, seolah tahu apa yang akan ditanyakan Kriss. "R.I.P keperaw---"

"Siapa yang mati??" Tanya Gulf tiba-tiba dari arah pintu Kriss, membuat Kriss dan Win shock setengah mati.

"Kaget, sialan! Kupikir hantu!" Mengusap dadanya. "Apanya yang mati?" Tanya Kriss.

Bingung. "Itu tadi kau bilang R.I.P,,?"

"Ohh. Kucing saudara" Bohong Kriss dan Gulf dengan polos mempercayainya. "Mau ngapain kesini? Sudah selesai menyatakan cinta?"

"Antarkan makanan itu ke sebelah" Menunjuk beberapa bungkus makanan dekat sofa dimana Win berada. "Kesayanganku sudah lapar" Berlalu.

Berdecak kesal. "Sialan! Kalau saja bukan karena dia menyatakan cinta pada Anakku, sudah ku bengkokkan penisnya. Huh!!" Bersiap untuk mengantarkan makanan yang telah mereka pesan sebelumnya. Sedangkan Win, masih termenung di sofa. Melirik Win, "mau sampai kapan kau akan diam seperti orang bodoh, Win Maukawin"

"METAWIN!" Menatap tajam ke arah Kriss.

"Bodo amat. Cepat bantu aku bawa makanan ke kamar Gulf" Mengangkat 2 kantong makanan dari restaurant bintang 5 yang berbeda dan tentu saja semua itu dibayar oleh Win.

.

Di dalam kamar Gulf, tidak ada seorangpun yang bicara atau membuka topik pembicaraan. Semua fokus pada makanannya masing-masing. Kalau kalian tanya Mild, dia tidak bisa bergabung karena ada tugas dadakan dari bosnya. "Ehm, Phi--"

"Ya?" Jawab Kriss, Win, dan Gulf bersamaan.

"Dia panggil aku" Ujar Win sambil menatap Gulf dan Win dengan tatapan kesal.

"Ke-geeran banget sih kalian?" Melirik Mew, "kamu panggil Phi, kan?" Tanya Kriss.

"Kalian diam! Mew panggil aku, tahu. Ya kan sayang?" Ujar Gulf sambil tersenyum pada Mew.

"Hentikan. Aku,, aku panggil Phi semua" Menatap Kriss, Win, dan Gulf satu persatu. "Aku, mau berterima kasih atas kejutan yang indah ini. Aku tahu Phi-Phi semua pasti sudah bekerja keras untuk mempersiapkan kejutan yang indah ini. Terima kasih sekali lagi" Menunduk hormat berkali-kali.

Mereka saling bertatapan dan tersenyum lalu kembali melirik Mew. "Sama-sama. Bagaimana? Kamu suka kejutan dari kami?" Tanya Win sambil mengusap rambut Mew dengan lembut.

"Suka sekali, Phi. Ini adalah kejutan terindah yang pernah aku dapatkan seumur hidupku. Terima kasih, hikss,, aku sungguh bahagia, hikss,,," Terisak.

Menghapus air mata dari pipi tembem adik manisnya. "Phi senang, kalau kamu juga senang"

CUP

Mengecup pipi berisi Mew. "Oh iya. Selamat atas hari jadimu dengan Gulf, na, sayang. Banyak sabar ya padanya. Dia lambat, keras kepala, cemburuan, bodoh, dan emosian"

"Kau temanku bukan, sih?" Tanya Gulf dengan nada kesal.

Tersenyum. "Khab, Phi. Terima kasih"

"Phi juga mengucapkan selamat, Nong, atas hari jadimu sama pria paruh baya itu" Ujar Kriss sambil memeluk Mew erat-erat. "Phi sebagai Ayah angkatmu sebenarnya kurang setuju sih kalau Gulf jadi menantuku. Tapi kalau dia bisa memberikanku rumah dan mobil, akan kupikirkan lagi" Mendengar itu, Gulf hanya bisa menghela nafas kasar.

Tertawa. "Hahahaha!! Khab, Phi" Mereka pun melanjutkan acara makan malamnya dengan obrolan santai dan sedikit bercanda lalu membereskan tenda hingga kamar Gulf kembali seperti semula. Tak lama kemudian, Win pamit pulang dan Kriss pamit untuk menyusul suaminya, Singto, di pelabuhan dan menginap disana sampai besok.

.

"Phi?"

"Hmm?"

"Phi berbaring seperti ini selama hampir 2 jam, loh. Leher Phi tidak sakit?"

"Tidak, kalau tempat sandaran Phi itu kamu"

.

KRIK KRIK KRIK

.

Hening

.

"Ehm,, Gombalan Phi garing ya?" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eh? Tadi itu gombal?" Terkejut.

Menghela nafas pendek. "Sudahlah. Lupakan. Phi jadi malu sendiri" Menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

"Maaf, Phi. Mew tidak tahu kalau Phi tadi lagi nge-gombal" Ujar Mew dengan raut wajah sedih.

Menurunkan tangan dari wajah lalu menarik pinggang ramping Mew untuk lebih dekat padanya. "Hibur Phi dulu, baru Phi maafkan" Sedikit menaikkan sudut bibir.

"Hibur Phi dengan apa?" Bingung.

"Ini"

CUP

Mengecup bibir manis Mew untuk yang pertama kali, membuat wajah Mew langsung merah merona. "PHI!!" Matanya terbelalak lebar karena keperawanan bibirnya sudah diambil oleh Gulf, kekasihnya sendiri.

Tersenyum, "kenapa? Bukannya bibir ini telah menjadi hak milik Phi?" Mengusap bibir berisi Mew dan kembali mengecupnya. Kali ini, Gulf mengeluarkan lidahnya dan mencoba masuk ke dalam mulut Mew. Tangan kanannya sudah berada di tengkuk leher sedangkan tangan kiri di punggung belakang Mew. "Buka mulutmu, sayang" Perlahan Mew membuka mulutnya sesuai perintah.

Mew merasakan perasaan aneh saat lidah Gulf masuk ke dalam mulut dan menyentuh lidah. "Mphi,, ni,, aneh" Panik sampai tidak berani bergerak. Tangannya terkepal meremas baju yang ia pakai. Lidah Mew hanya diam karena ini adalah ciuman pertamanya dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada lidah Gulf di dalam sana.

Melihat kepanikkan Mew, membuat Gulf mengeluarkan lidahnya kembali. "Sayang. Jangan tegang. Nikmati permainan lidah Phi didalam mulutmu, na. Kamu gerakkan lidahmu dan emut lidah Phi" Mengalungkan tangan Mew di lehernya lalu menempelkan tubuhnya pada Mew, tidak memberikan jarak sedikit pun dan kembali melumat lidah manis Mew.

Kali ini, Mew menggerakkan lidahnya sedikit demi sedikit untuk mencolek lidah Gulf didalam sana. "Lahana aneh, hi"

Tidak menjawab, Gulf malah menutup kedua mata, menikmati lidah Mew didalam sana yang rasanya manis. Ini adalah ciuman kedua Gulf sehingga Gulf lihai memainkan lidah Mew sampai membuat sang empunya mengerang ke-enakkan hingga mendesah kecil yang dapat didengar oleh Gulf. Lama kelamaan, lumatan kian dalam dan hebat. Mew sedikit demi sedikit dapat mengikuti tempo keagresifan Gulf yang mengemut, menggigit, dan menyesap lidahnya begitu lincah dan bergairah. Tangan Gulf yang berada di tengkuk leher Mew terus mendorong hingga Mew kehabisan nafas karena tidak ada jarak antara hidungnya dan hidung Gulf. "Ehmm,, mhh,, hii,, ha,k,, hisa,,,, hafas,,,," Ujar Mew sambil menepuk bahu Gulf berulang kali.

Gulf melepas lumatannya beberapa saat kemudian, membuat benang saliva membasahi bibir manis Mew. "Bagaimana permainan lidah Phi? Memuaskan, bukan?" Menaik turunkan sebelah alis sambil membersihkan salivanya di bibir Mew dengan ibu jari.

Meraup nafas sebanyak-banyaknya. "Hah,, hahh,,, uhuk,,, hahh,,, buruk,, hahh,,," Ujar Mew sambil tersipu malu.

"Au? Bagaimana kalau kita ulangi biar kamu bisa menilai kinerja lidah Phi dalam memuaskanmu, hm?" Goda Gulf sambil mendekatkan wajahnya pada Mew.

Menahan dada kekar Gulf dalam keadaan panik. "Phi! Ini sudah jam 2 pagi, loh. Phi tidak kerja memangnya?"

Melirik jam yang menunjukkan angka 2 lalu melirik kesayangannya. "Phi ambil cuti lagi nanti. Ayo kita bersenang-senang dulu sebentar lagi" Menyeringai lalu menarik Mew tanpa aba-aba ke dekapan lalu memasukkan lidahnya kembali ke dalam mulut Mew yang menjadi candu untuknya itu.

To Be Continue,,,,,


21:55

HBD NA KUB, AYANG MEW 🌚🌚🎉🎉🎉🎉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top