S.S - 12
Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca 🐰
.
.
.
.
Menaruh Mew dengan lembut diatas ranjang. Gulf baru menyadari ponsel dan charger yang Mew genggam. "Nong, itu ponsel siapa yang kamu bawa?"
Melirik tangannya. "Oh, ini ponsel Phi Kriss, Phi"
Mengerutkan kening. "Kenapa kamu bawa kesini? Nanti kalau Phi Kriss mau pakai bagaimana?"
"Phi Kriss sendiri yang meminjamkannya padaku, Phi"
Bingung. "Tumben. Setahu Phi dari dulu, dia tidak memperbolehkan siapapun menyentuh ponselnya"
Kaget. "Benarkah,,? Aku,, aku kurang tahu kalau itu, Phi"
Mengacak rambut Nong manisnya itu. "Yasudah kalau memang Phi Kriss yang meminjamkannya padamu. Dirawat baik-baik karena ponsel itu sangat mahal dan Phi tidak sanggup menanggung biaya service jika ponsel itu sampai rusak" Melirik lambang apel digigit pada belakang ponsel.
"B-Baik, Phi. Mew akan rawat dengan sangat baik. Biar bagaimanapun juga ini adalah ponsel pertama yang pernah aku pegang seumur hidupku" Menatap dalam-dalam ponsel tersebut.
"Baiklah kalau begitu Phi mandi dulu ya. Setelah itu Phi mau ajak kamu ke swalayan buat beli kebutuhan yang sudah habis. Kamu mau?"
Menatap Gulf dengan mata berbinar-binar. "Maaaauuuuuu!!!" Gulf membalasnya dengan senyuman dan berlalu untuk mandi. Mew menyimpan ponsel Kriss dengan baik di laci kecil yang berada tepat di samping ranjang. Setelahnya, Gulf bersiap-siap, tak lupa memakaikan Nongnya syal dan jaket tebal agar tidak kedinginan karena hari mulai menjelang malam. Mereka pun pergi ke swalayan dengan Gulf yang menggendong Mew ala kura-kura tanpa rasa malu, mengabaikan tatapan orang padanya.
Tak sengaja Mew mendengar bisikkan tak mengenakkan saat ia dan Gulf melewati sekelompok remaja pria dan wanita yang kebetulan berkumpul di dekat swalayan tujuan mereka.
------
"Psst,,, psst,, lihat disana! Masa sudah besar masih digendong? Ututu,, manjanya anak papi" Ujar salah satu remaja yang bicara pada teman sekelompok nya sambil menunjuk dengan dagu ke arah Mew yang kebetulan juga melihat ke arah mereka.
"Benar! Apa dia tidak mikir badannya yang besar dan berat itu membuat Ayahnya kelelahan?" Sahut yang lain.
"Ssttttt,, jangan negative thinking dulu. Siapa tahu dia cacat--HAHAHAHAHAHAHAHA"
"Kalau memang dia cacat, lebih baik tinggal saja dirumah. Untuk apa gendong orang cacat ke mana-mana? Menyusahkan diri sendiri saja. Cih" Menatap Mew sambil berdecak kesal.
"Kalau aku jadi Ayahnya, lebih baik aku jual saja anak cacat seperti dia. Dapat uang dan tidak memikul beban" Diikuti tawa teman-temannya.
------
Mew hanya bisa menatap mereka semua dalam diam dan tanpa bisa berbuat apa-apa. Perkataan mereka memang benar adanya. Untuk orang cacat sepertinya ini memang pantas dirumah saja. Kalau jalan-jalan hanya bisa membuat Gulf kesulitan seperti ini, untuk apa? Tanpa sadar air mata mulai mengalir di sudut mata cantiknya. Tangannya meremas jaket Gulf untuk menahan isakkan. Jujur, hatinya sakit setelah mendengar perkataan mereka tadi. Lebih sakit lagi karena apa yang mereka katakan sama sekali tidak salah. Dia hidup memang bisanya merepotkan orang lain saja. "Hikss,,,," Isakkan terlepas dari bibir manisnya, membuat Gulf yang kebetulan dengar jadi bingung.
"Nong? Kamu nangis?" Melirik ke belakang, mencoba melihat wajah Mew. Sedangkan Mew berusaha menyembunyikan wajahnya agar tidak dilihat oleh Gulf sambil menggigit bibir bawah untuk menahan isakkan. Karena tidak ada jawaban dari adik manisnya, membuat Gulf berhenti di kursi seberang swalayan yang kebetulan kosong lalu menurunkan Mew dari gendongannya.
Duduk di sebelah Mew yang menundukkan kepala. "Nong, kenapa nangis? Ada yang sakit?"
Menggelengkan kepala. "Aku tidak nangis, Phi. Tadi ada gajah yang masuk ke mataku" Mengusap air mata dengan kasar.
"Gajah? Gajah sekecil apa yang bisa sampai masuk ke matamu, hm? Ayo lihat Phi dulu" Menaikkan dagu Mew, membuat wajah Mew yang sudah berantakan karena air mata dan ingus menatap matanya. Menghapus air mata Mew dengan kedua ibu jari di pipi tembemnya. Gulf tahu penyebab Mew nangis karena ia juga dengar langsung perkataan tak mengenakkan itu. "Kalau kamu berhenti nangis, Phi beliin kamu jajan didalam sana"
"Hikss,,, hiksss hikss,,,?" Menatap mata Gulf untuk mencari keseriusan tentang membelikannya jajan disana.
Tidak tahu mengapa saat ia melihat Mew yang rapuh seperti ini membuat hatinya ter-iris. Apakah karena akhirnya ia sudah menerima Mew untuk mengisi kekosongan hidupnya selama 5 tahun belakangan ini? Entahlah. "Mew. Mereka tidak melihatmu 1x24jam. Mereka bicara pada apa yang mereka lihat sekilas. Jadi, jangan masukkin kata-kata mereka ke hati, na. Phi menerima semua kelebihan dan kekurangan yang ada pada kamu. Ingat selalu bahwa banyak orang yang menyayangimu selain Phi seperti Phi Win, Phi Mild, Phi Kriss,," Mew mendengarkan Gulf sambil meredakan tangisannya. Benar apa yang dikatakan Gulf. Banyak orang yang menyayanginya. Lalu kenapa dia malah lebih mendengarkan perkataan tidak baik orang yang hanya melihatnya sekilas?
Secara tiba-tiba memeluk Gulf dan Gulf membalas pelukannya dengan erat. Merasakan pelukan yang sudah 5 tahun terakhir ini tidak ia dapatkan dari adik kesayangannya yang telah tiada, membuatnya teringat dan rindu. Melepas pelukan lalu menangkap kedua pipi chubby Mew lalu mencubit nya gemas. "Aw! Atit Phi" Mempoutkan bibir.
Menghapus sisa air mata yang tertinggal di pipi Mew sambil menertawakannya. "Habisnya gemesin banget sih adik Phi ini"
CUP
Mengecup singkat pipi kiri Mew. "PHI??!" Melebarkan kedua mata karena shock sambil memegang pipinya yang dicium oleh Gulf barusan.
"Kenapa?" Menaikkan sudut bibir.
"Ini tempat umum, Phi"
"Au? Lalu? Kan didepan mereka, aku ini Ayah kamu, Nong. Jadi tidak masalah kan Ayah mencium anaknya?"
Terkejut mendengar penuturan Gulf yang enteng tersebut. "T--Tapi,, Tapi kan,,,,"
"Hmm,, Phi tahu. Kita Phinong. Tapi tetap saja tidak masalah seorang kakak mencium adiknya" Berpikir apakah perkataannya benar atau tidak.
Mew menatap Gulf dalam diam. *Phi. Jantungku selalu berdetak kencang setiap Phi memperlakukanku dengan lembut. Apalagi saat Phi menciumku seperti tadi. Aku takut kalau perasaan sayangku pada Phi akan berubah menjadi cinta. Dan aku lebih takut lagi kalau Phi hanya menganggapku sebagai adik saja dan tidak lebih dari itu. Jika saat itu terjadi, aku harus bagaimana? Rasa cinta itu, harus aku kubur kemana?*
"Nong? Mew???" Melambaikan kedua tangan didepan wajah Mew yang tengah melamun.
Terkejut. "Ahh,, iya, Phi? Ada apa?"
"Apa yang kamu lamunkan daritadi, hm??" Mengusap pipi tembem Mew.
Menggelengkan kepala. "Tidak ada, Phi" Mengeluarkan gummy smilenya.
"Yakin?" Menaikkan sebelah alis.
Menganggukkan kepala sambil melirik swalayan yang semakin ramai pengunjung lalu kembali melirik Gulf. "Phi! Swalayannya ramai. Kita jadi kesana?"
"Jadi dong. Ayo" Membuka kedua tangan dengan lebar dan Mew pun masuk ke dalam dekapan Gulf. Menggendong Mew ala koala dan mereka pun masuk ke swalayan tersebut.
Berbisik, "Kalau nanti Phi kelelahan, bilang ya"
Melirik wajah Mew yang menatapnya khawatir sambil menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Phi masih muda, na. Masih kuat kalau hanya menggendongmu yang ringan ini. Jadi jangan khawatir"
"Phi!!" Melotot yang tampak menggemaskan dimata Gulf.
Tersenyum. "Iyaa,, iya. Jangan melotot seperti itu atau Phi cium kamu lagi kayak tadi, mau?" Mew langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gulf. Melihat itu, Gulf tambah gemas lalu menambah erat pelukannya pada Mew, seperti memeluk boneka.
.
"Permisi, Khun. Boleh taruh Nong saya di kereta belanja ini? Nong saya kelelahan habis berkeliling tadi" Bohong Gulf pada salah satu satpam sambil senyum canggung.
Melirik Mew dari atas ke bawah dan berhenti di ujung celana jeans Mew yang tidak ada kaki itu. *Anak ini cacat rupanya* Mengangguk mengerti lalu tersenyum pada Gulf. "Silahkan dipakai saja, Tuan"
"Terima kasih, Khun" Menaruh Mew di tempat taruh barang dalam kereta belanja tersebut. Mendorongnya dan mulai berkeliling sambil melirik kanan kiri, mencari bahan makanan yang sudah habis di kos'an nya. Melirik Mew. "Nong, kamu suka daging atau sayur?"
"Aku makan semuanya, Phi"
"Oke" Mengambil beberapa daging, roti, sayur, buah, dan selai ke dalam kereta dimana Mew berada.
Orang-orang sekitar melihat Mew dengan tatapan gemas. "Phi,,, Phi,,, Mew mau itu boleh?" Menunjuk ke arah chiki yang ia lihat di iklan TV. Kebetulan chiki tersebut ada di dekat Mew.
"Boleh. Ambil saja, Nong. Ambil semua yang kamu suka. Anggap saja ini perayaan kecil kita karena Phi diterima kerja"
Matanya langsung berbinar-binar "Asikkkkk!!!!" Ucapnya lantang karena bahagia, sampai tidak sadar ia berada di tengah keramaian, membuat semua orang menoleh kearahnya. "Maaf,, maaf,,, " Menunduk minta maaf ke sekelilingnya hingga tak sengaja matanya bertemu dengan tatapan mata seseorang di kejauhan, tepatnya luar area supermarket.
Mew merinding. "Siapa ya? Tidak jelas" Membuang pandangan matanya ke arah lain.
Menyeringai. "Sombong. Padahal aku sudah memberikan 5 stiker tadi saat dia live. Lihat saja kau nanti, Mewniebaby" Menjilat bawah bibir, menatap lapar ke arah Mew.
(PS : Mewniebaby adalah nama nick yang Kriss buatkan untuk Mew di platform Live Streaming)
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top