S.S - 10

Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🌻

.

.

.

.

Dddrrrrtttt

Ddddrrttttt

.

Ponsel milik Gulf terus berdering di ranjang, membuat Mew terbangun dari tidur nyenyaknya. Meraih benda kotak yang terus bergetar itu, "Phi Gulf!!!"

.

CEKLEKK

.

Menutup pintu kamar mandi. "Ada apa, Nong?" Mengusap wajah dengan handuk.

"Ini Phi. Benda kotak ini getar terus daritadi" Gulf meraih benda yang Mew pegang dan shock. "Nong, sebentar ya. Phi angkat telfon dulu"

Mengangguk setengah sadar. "Hmm---hoooaamm" Gulf segera menaruh handuk dengan asal dan berlalu keluar kamar untuk menjawab panggilan.

Mew melirik jam yang berada di atas meja kecilnya. "Hmm? Sudah jam 11 siang--hooaamm" Menggaruk belakang lehernya yang gatal lalu melakukan perenggangan.

.

CEKLEKK

.

Menutup pintu dan segera menghampiri Mew diatas ranjang. "Selamat siang, Nong Mew" Mengusap rambut Mew, membuat Mew sedikit terkejut.

"Au? Selamat siang Phi Kriss" Mengeluarkan gummy smilenya. "Cari Phi Gulf? Bukannya Phi Gulf ada diluar?" Menunjuk ke arah pintu.

Menggelengkan kepalanya. "Orang itu tidak penting untuk dicari. Aku mencarimu, Nong"

Bingung. "Ohh,, ? Ada apa, Phi?"

"Ayo main ke sebelah"

Gugup. "T--Tapi aku belum mandi, Phi"

"Kamu baru bangun memangnya?"

Mengangguk sebagai jawaban. "Semalam aku dan Phi Gulf tidur larut malam untuk menonton pertandingan bola di benda kotak milik Gulf"

"Benda kotak?" Mengerutkan keningnya dan berpikir keras. "Ahh, maksudmu ponsel?"

"Sepertinya benar. Ponsel, hehehe"

Tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Kamu lucu banget sih, Nong. Pantas saja Gulf suka denganmu"

Tersenyum malu-malu dengan semburat merah di kedua pipinya, membuat Kriss sangat gemas dan ingin sekali ia menggigit pipi bakpao itu. "Ayo cepat mandi. Atau mau Phi bantu mandikan? Hari ini Phi masak banyak makanan enak dan kamu pasti suka"

Mendengar kata 'makanan enak' membuat Mew tampak bersemangat. "Benarkah?" Menatap Kriss dengan matanya yang sudah berbinar-binar.

"Tentu saja. Ayo cepat kita ke sebelah" Tiba-tiba mendekatkan wajah ke ceruk leher Mew, membuat Mew terkesiap. "Lewatkan saja acara mandinya. Kamu masih wangi kok. Ya,, ya? Phi gendong ya,,?"

"T--Tapi,, tapi aku---"

Berdeham. "Mau kau bawa kemana Nong ku, Kriss?!" Menatap tajam.

"Sebelah"

"Nanti saja. Dia belum mandi dan sarapan juga" Mengusap rambut dan Mew mengangguk sebagai jawaban.

"Gampang. Nanti saja sama Phi di sebelah ya. Yuk" Langsung menggendong Mew yang ringan itu tanpa aba-aba ala bridal, membuat Mew terkejut dan reflek mengalungkan tangannya ke leher Kriss lalu cepat-cepat berlalu ke kamarnya. Gulf menggelengkan kepala tak percaya dengan tingkah absurd tetangganya itu.

Kriss, seseorang yang Gulf kenal, sudah menikah dengan seorang pria bernama Singto. Mereka dulunya sudah coba mencari Ibu pengganti untuk melahirkan anak mereka. Namun, setelah dapat, Ibu pengganti itu malah kabur dan membawa semua uangnya. Gulf mengerti tindakan yang Kriss lakukan pada Mew saat ini walau Kriss tidak mengatakannya secara langsung. Melalui tindakan nyata, Gulf melihat bahwa Kriss sudah menganggap Mew sebagai anaknya sendiri. Mew yang berusia 22 tahun, seperti bocah dimata Kriss yang sudah berusia 43 tahun.

Gulf pun segera bersiap dengan memakai kemeja rapi karena sebentar lagi dia akan melakukan interview. Setelah bersiap, Gulf segera ke kamar Kriss.

.

TOK TOK TOK

.

"APA?!"

"Shiaa!! Galaknya! Aku cuma mau bilang jaga Mew baik-baik. Aku mau interview sebentar dan tidak tahu jam berapa pulang karena tempatnya di tengah kota yang cukup ramai. Aku jug-----"

"Hmm,, sana pergi"

.

BRAKKK

.

Menutup pintu cukup kuat, membuat Gulf terkejut dan mematung sebentar. "Punya tetangga gini amat" Menggelengkan kepala dan berlalu sambil memikul tas yang berisi kamera dan berkas lamarannya.

"Ada apa Phi? Apa tadi itu Phi Gulf?" Tanya Mew yang saat ini sedang makan di atas meja dengan mulut penuhnya yang seperti tupai.

Mengangguk sambil tersenyum. "Iya. Gulf barusan bilang untuk menjagamu sebentar karena dia dipanggil untuk interview di tengah kota"

"Oohhh,,," Mengangguk mengerti lalu menelan makanannya. "Akhirnya, Phi Gulf dipanggil juga untuk kerja" Tersenyum. "Aku juga ingin cari kerja untuk meringankan beban Phi Gulf"

"Hah?! Apa?" Terkejut. "T-Tapi, kamu kan,,,,," Tidak bisa melanjutkan kata-kata karena takut Mew tersinggung.

Masih dengan senyumnya, Mew melirik ke arah Kriss. "Aku tahu, Phi. Tapi kan bagian pinggul keatas masih normal. Aku bisa bekerja walau hanya menggunakan kedua tangan. Hehehe,,," Mengeluarkan gummy smilenya. Kriss tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Anak dengan keterbatasan seperti ini, masih ada niat mencari kerja untuk membantu Gulf.

Berpikir. "Sepertinya Phi punya pekerjaan yang bisa kamu kerjakan"

Shock lalu melebarkan matanya. "Benarkah??!! Apa itu, Phi?"

Masih berpikir cukup lama lalu tersenyum. "Mau coba Live Streaming?"

"Hah?!" Menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Live Streaming itu apa, Phi? Dan bagaimana cara kerjanya? Apakah tempatnya jauh?" Tanya Mew bertubi-tubi karena masih tidak mengerti.

"Cukup mudah dan tidak perlu ke mana-mana. Kamu bisa melakukannya disini tapi dengan syarat jangan beritahu Gulf ya tentang apa yang Phi tawarkan padamu. Cukup kita berdua yang tahu. Bagaimana? Uang yang didapat cukup besar"

"Kenapa Phi Gulf tidak boleh tahu, Phi?" Tanya Mew karena penasaran.

"Karena Gulf tidak akan memperbolehkan. Takut kamu kelelahan lah, terluka lah. Dan pada akhirnya, kamu tidak bisa lanjut kerja lagi dan otomatis tidak dapat uang untuk membantu Gulf" Bohong Kriss yang sebagian besar ada benarnya.

Mendengar apa yang Kriss katakan, membuat Mew terdiam dan berpikir. Tak lama kemudian menganggukkan kepala. "Hmm,, aku tidak akan beritahu Phi Gulf"

"Janji?"

Tersenyum. "Janji"

Ikut tersenyum. "Baik. Karena kamu sudah berjanji maka Phi akan beritahu cara kerjanya. Dengarkan baik-baik ya karena ini cukup panjang" Mew menganggukkan kepala yang terlihat menggemaskan di mata Kriss.

"Pertama, dalam melakukan Live Streaming, kamu diharuskan punya ponsel. Karena kamu tidak punya ponsel, maka Phi akan pinjamkan ponsel Phi dulu padamu sampai kamu punya uang untuk membeli ponsel sendiri. Kedua, Live Streaming itu banyak orang yang nonton. Disana tugas kamu hanya bicara pada mereka. Usahakan cari topik semenarik mungkin sampai kamu dapat banyak STICKER dari mereka yang menontonmu. Jika ada beberapa dari mereka minta kamu melakukan hal yang aneh-aneh sebelum memberi STICKER nya, kamu boleh menolak dan menerima, jadi kamu tidak harus menuruti semua permintaan mereka. Mengerti?" Mew mengangguk sekali lagi. "Ketiga, lakukan Live Streaming sesering mungkin. Semakin banyak STICKER yang mereka berikan, semakin banyak uangmu. Karena 1 STICKER sama dengan 500Baht (Rp215.606) bahkan ada yang ratusan juta! Bayangkan, kamu sehari bisa dapat lebih dari 20 STICKER" Menarik sudut bibir melihat Mew yang tampak tergiur dengan ucapannya.

"Waah,,,, lumayan ya, Phi"

"Tentu saja. Jadi, kamu mau?"

Menganggukkan kepalanya dengan semangat. "Mauu!! Mau Phi. Aku mau!"

Tersenyum. "Baik. Phi akan bantu untuk urusan lain-lain jadi kamu nanti tinggal terima jadi saja. Nanti komisinya bagi 2 ya! Kamu yang Live Streaming di depan layar, Phi yang promosikan di belakang layar. Phi tidak percaya diri bicara didepan kamera soalnya"

"Aku juga tidak percaya diri, Phi. Tapi, demi membantu Phi Gulf, akan aku coba"

Tersenyum. "Gulf tidak salah memilih untuk merawatmu, Nong. Kamu sungguh berhati mulia. Jadi anak Phi saja bagaimana? Phi juga menyayangimu sama seperti Gulf"

"Phi,,,! Phi sedang bercanda, kan?"

Tertawa. "Sedikit. Tapi banyakkan seriusnya. Phi tidak memaksamu kok untuk jadi anak Phi. Tapi, biarkan Phi anggap kamu sebagai anak Phi ya karena Phi menyayangimu. Boleh?"

Menggenggam tangan Kriss lalu tersenyum. "Tentu saja dan terima kasih sudah menyayangiku yang bukan siapa-siapa ini, Phi"

"Mew,,," Memeluk Mew erat-erat. Mereka pun berpelukan cukup lama, saling menenangkan satu sama lain.

Melepas pelukannya. "Phi. Boleh aku bertanya?"

"Tentu! Mau tanya apa, hmm?"

Melirik sekeliling. "Phi tinggal sendirian disini?"

Menggelengkan kepala pelan. "Tidak. Phi tinggal sama suami Phi. Dia bekerja di pelayaran dan pulang sebulan sekali saja. Jadi, Phi kesepian disni. Makanya, Phi menculikmu dari Gulf. Hehehe,,," Cengar-cengir.

"Tunggu! Suami? Mungkin maksud Phi, Istri kan?" Shock.

Tersenyum. "Kamu tidak salah dengar. Phi menikah dengan seorang pria dan Phi bertindak sebagai 'istri' disini. Terkejut?" Mew mengangguk perlahan sebagai jawaban. "Tidak ada larangan dalam mencintai seseorang. Tidak peduli pada siapa kamu jatuh cinta dan nyaman. Mau dia sesama atau lawan jenis. Yang penting, kenyamanan. Dan Phi, menemukan kenyamanan itu saat bersama dengan suami Phi" Mew mendengar dengan seksama. Sebenarnya, ia pun menemukan kenyamanan itu saat bersama dengan Gulf. Mengingat bagaimana Gulf meng-treatnya begitu lembut, membuat hati Mew meleyot setiap harinya. Melihat Mew tengah melamun, "Ayo habiskan makanannya lagi. Sudah mau dingin"

Terkejut. "Khab, Phi" Kembali makan.

To Be Continue,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top