S.S - 06

Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🐣

.

.

.

.

Saat ini, Gulf tengah menggendong Mew ala koala, berjalan di sepanjang jalan kota Bangkok yang sangat ramai. Beruntung, Mew memiliki tubuh yang kecil, ramping, dan ringan, membuat Gulf tidak kelelahan saat menggendongnya seperti itu.

Sedangkan Mew, sedang terpesona dengan keindahan malam dan kelezatan dari tampilan berbagai makanan yang ia lihat di sepanjang jalan. Karena sejak kecelakaan, Mew tidak pernah lagi tahu dunia luar hingga saat ini.

"Phi!! Itu apa? Kenapa bentuknya seperti itu?" Tiba-tiba bertanya sambil menunjuk, membuat Gulf sedikit terkejut dan berhenti didepan kedai yang cukup ramai.

"Itu namanya gurita, Nong. Mau coba?" Melirik wajah Mew. Karena digendong ala koala, membuat jarak wajahnya pada Mew sangat dekat. Matanya selalu auto fokus pada bibir pink milik Mew.

Mew langsung menggeleng ribut. "Tidak. Bentuknya menyeramkan, Phi" Bisik Mew agar tidak didengar oleh sang penjual.

Tersenyum sambil menggelengkan kepala. Matanya tak sengaja melirik ke satu kedai yang menjual aneka sate. "Mau makan sate?"

"Sate?" Tanya Mew sambil memiringkan kepala, layaknya anak kecil. "Sate itu apa, Phi?"

"Sebentar" Melangkahkan kaki menuju kedai yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.

"Itu, namanya sate" Menunjuk dengan satu tangan. Satu tangan kekarnya lagi menopang tubuh kecil Mew. "Mau? Pilih aja mau yang mana"

Menatap makanan dengan antusias. "Semuanya terlihat enak, Phi. Aku bingung"

Tersenyum lalu melirik ke arah penjual yang kebetulan sedang menatap interaksi dirinya dan Mew sedari tadi. "Khun, tolong satenya masing-masing 2 ya. Dibungkus saja"

"Baik, Khun" Memasukkan 2 tusuk dari setiap jenis sate, sesuai permintaan Gulf. "Ini, Khun" Diterima oleh Mew dengan wajah riangnya.

"Jadi berapa?"

"50 baht" Melirik Mew dengan senyum-senyum. "Adiknya, Khun?" Gulf mengangguk sebagai jawaban. "Adik Khun sangat menggemaskan" Meraih satu tusuk sate secara acak lalu dihadapkan ke depan Mew. "Bonus untuk adik manis" Tersenyum.

Mew menerimanya sambil tersenyum malu-malu. "T-Terima Kasih, Khun" Mengatupkan kedua tangan kurusnya dengan sopan.

"Sama-sama"

"Ini Khun" Ucap Gulf sembari memberikan 1 lembar uang dan beberapa coin.

"Terima kasih, Khun" Gulf menjawabnya dengan anggukkan kepala dan berlalu.

Melirik Mew yang sedang makan dengan lahap sampai pipinya menggembung seperti tupai. "Satenya enak?" Mengelap bumbu di sudut bibir Mew.

Mengangguk dengan cepat. "Enak banget, Phi. Cobalah" Menyuapi Gulf.

Memakannya sedikit, "benar. Satenya enak"

"Mau lagi, Phi?"

Menggelengkan kepala. "Untukmu saja. Habiskan, ya" Mew mengangguk sebagai jawaban, matanya fokus pada sate ditangannya. Melirik minimarket, "haus tidak?"

Melirik, "haus, Phi" Gulf langsung masuk ke minimarket tersebut.

Keluar dari minimarket dengan membawa sebotol air mineral dan beberapa snack yang mereka beli lalu duduk di salah satu bangku kosong yang ada di pinggir jalan. Menaruh Mew di pangkuan lalu membenarkan jaket miliknya yang ia pakaikan ke tubuh Mew agar adik manisnya itu tidak kedinginan. Menutup kepala Mew dengan topi jaketnya karena sudah merasakan rintikkan air hujan lalu menangkap kedua pipi tembem Mew, membuat Mew menatapnya kebingungan dengan bibir berisi dan terdapat banyak saus sate disana. "Gemes banget adik Phi" Mencubit kedua pipi bakpao lalu membersihkan saos di bibir manis Mew dengan tissue.

"Phi,,,,!" Mempoutkan bibir.

Tersenyum. "Ayo kita pulang" Mew tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Mereka pun melanjutkan perjalanan sampai ke kos yang Gulf tempati. Menyalakan lampu dan terlihatlah ruangan yang lumayan kecil itu. Hanya ada kamar dan 1 kamar mandi dalam. Tidak ada ruang tamu dan dapur. Melirik, "maaf. Tempat Phi kecil dan berantakkan seperti ini"

"Tidak masalah, Phi. Sudah mau merawatku saja, aku sudah sangat berterima kasih" Tersenyum, membuat Gulf ikut tersenyum lalu menurunkan Mew ke ranjang yang kecil dan tidak tinggi itu dengan lembut beserta bungkusan yang mereka beli di minimarket. "Tunggu disini, na. Phi mandi dulu. Atau kamu mau ikut Phi mandi?"

Menatap tajam. "Phi!"

"Hahahahaha,,, bercanda, Nong" Mengacak rambut Mew dengan gemas dan segera berlalu untuk membersihkan diri. Mew melihat sekeliling ruangan yang kecil dan berantakan itu. Banyak foto kecil dan besar bertebaran dimana-mana.

.

Tak lama kemudian, Gulf selesai mandi. Berjalan ke arah Mew dengan kaos polos, celana tidur, dan rambutnya yang masih basah. "Sepertinya dia kelelahan setelah tadi jalan-jalan" Tersenyum sambil membelakangi rambut Mew yang menutupi wajah cantiknya. Membenarkan posisi Mew lalu menutupnya dengan selimut hingga dada. "Mimpi indah" Mengusap rambut Mew dan membereskan kamarnya yang tampak seperti kapal pecah itu.

¶¶¶¶¶

Keesokan Harinya,,,

.

Sinar mentari pagi masuk menembus jendela kamar langsung mengenai wajah cantik Mew. Karena merasa terganggu, mengerjapkan mata lalu membukanya perlahan. Matanya mulai melirik ke kanan kiri yang terlihat lebih rapi dan bersih dari saat pertama kali ia datang. "Phi Gulf kapan membersihkan semuanya?" Gumamnya sambil kebingungan lalu menguap. "Hooooaammm,," Mengucek kedua mata. "Phi??" Panggilnya. "Phi Gulf? Phi dimana?" Tak ada sahutan dari orang yang ia panggil, membuat hatinya mulai risau. Mew takut kalau ia ditinggalkan lagi untuk yang kesekian kalinya dan mulai menangis. "Phi?? Hiksssss,,, hikssss,,, jangan bercanda, Phi,, hiksss,,, Phi dimana? Hikssssss,, hiksssss,, Mew takut hikssss,,," Menangis histeris.

.

CEKLEKKK

.

Membuka lalu menutup pintu kos dengan 2 bungkus nasi ditangan. Indra pendengarannya menangkap suara tangis Mew dan langsung berlari kearahnya di atas ranjang kecil itu. "Nong?? Kamu kenapa nangis? Mew,,?" Memeluknya erat-erat.

Mew langsung membalas pelukan Gulf erat-erat dengan tangan gemetar setelah mendengar suara dan merasakan pelukan Gulf padanya. "Jangan tinggalin Mew, Phi hiksssss,,, Mew janji, Mew tidak akan menyusahkan Phi hiksssss,, Mew janji,,"

"Heii,, Nong, tenanglah. Phi pergi sebentar buat beli sarapan untuk kita berdua. Phi tidak meninggalkanmu"

Mengangkat wajah, melirik Gulf dengan wajahnya yang sudah kusut. "Hikssss,, hiksss,, Phi tidak akan meninggalkanku, kan? Hiksss,,, janji?" Menunjukkan kelingking kecilnya ke depan Gulf.

Tersenyum. "Janji" Meraih kelingking Mew dengan kelingkingnya. "Cup,, cup,, cup,,, sudah dong nangisnya" Mew terus memeluk Gulf erat-erat karena ia merasakan kedamaian yang belum pernah ia dapat setelah ditinggalkan kedua orang tua kandungnya. "Sudah nangisnya, hm?"

"Hikss,, sudah"

"Ehh? Itu apa kalau sudah? Phi masih dengar isakkan kamu" Mencoba mengintip wajah Mew, namun Mew semakin menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gulf. "Baiklah. Kita begini saja dulu sebentar sampai kamu tenang baru kita sarapan. Oke?" Mew mengangguk lemah. Gulf terus mengusap punggung adik manisnya itu dengan lembut karena masih merasakan punggungnya yang bergetar menahan isakkan. Entah sekelam apa hidup yang dialami anak manis ini sampai ia takut ditinggalkan seperti tadi? Gulf jadi kepikiran dan berjanji pada dirinya untuk tidak meninggalkan Mew selama ia hidup. Tak lama kemudian Mew melepaskan pelukannya pada Gulf. "Sudah nangisnya?" Tanya Gulf sekali lagi dan dibalas anggukkan kepala oleh Mew. "Kalau kamu tidak keberatan, kamu bisa cerita apa yang kamu lewati pada Phi. Siapa tahu Phi bisa membantumu" Mengusap bekas air mata yang masih menempel di pipi tembem Mew.

"K-Khab, Phi"

Tersenyum. "Ayo kita sarapan" Membuka 2 bungkus nasi campur ditangannya. "Maaf kalau Phi hanya belikan ini. Phi lupa kalau ini adalah hari libur nasional, jadi tidak ada yang jualan" Merutuki kebodohannya. Kalau saja ia tahu bahwa ini hari libur, ia sudah membeli beberapa sayur dari malam sebelumnya untuk dihangatkan dengan kompor portable mini miliknya.

Ikut tersenyum. "Tidak apa, Phi. Yang penting ada yang bisa dimakan. Terima kasih atas sarapannya, Phi" Mulai menyuap nasi dengan sendok plastik kemulutnya.

"Hm,, tidak perlu sungkan pada Phi" Mengacak rambut Mew lalu ikut memakan sarapannya. Mereka pun makan sambil bercanda dan sedikit menggoda satu sama lain.

To Be Continue,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top