S.S - 03 🔞

Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🐣

.

.

.

.

"Selamat malam semua" Sapa pria pemilik club nomor 1 di Bangkok itu pada tamu VVIP nya yang beberapa terlihat hadir diruangan VVIP tersebut. "Bagaimana kabar kalian?" Tanya Joss sambil melirik sekitar.

Melirik Joss. "Seperti yang kau lihat" Sahut salah satu tamu VVIP langganan club tersebut sambil meneguk bir lalu melanjutkan permainan kartunya.

Joss menghampiri pria itu dan duduk disebelahnya. Melirik pistol di atas meja yang tampak sudah biasa baginya karena tamu langganannya kebanyakkan berasal dari kalangan mafia kelas atas. "Tumben tidak ada yang menemanimu" Tidak melihat satupun jalang yang berada disebelah pria itu. Biasanya, pria itu akan menyewa 3-5 jalang sekaligus untuk menemaninya berjudi dan minum.

"Baru saja kubuang! Mereka membosankan"

.

TAK

.

Melempar semua kartu miliknya ke atas meja. "Aku menang. Serahkan semua uang kalian sekarang! HAHAHAHAHAHA" Tertawa puas.

"Cih. Sial. Kenapa kau selalu saja menang, Christ. Aku yakin kau menyimpan trik licik disana" Ucap salah satu temannya yang kalah sambil meraih beberapa lembar dollar dibalik saku jass mahalnya lalu ditaruh diatas meja.

"Trik licik, pantatmu! Ini murni keahlianku, sialan!" Mengambil dollar tersebut dan dimasukkan ke kantong jassnya. Menyesap bir lalu menggeram kesal. "BOSAAAN!! APA TAK ADA JALANG LAIN LAGI YANG KAU PUNYA, JOSS WAYAR?" Menyenderkan punggung ke sofa lalu mengadahkan wajahnya keatas.

Tersenyum miring. "Aku punya barang baru. Pria berwajah manis dan,,," Melirik kanan kiri, mendekat ke telinga Christ lalu berbisik, ",,,,, lobangnya masih perawan. Mau mencobanya?" Memetik korek lalu menyesap rokok mahalnya.

Reflek melebarkan mata lalu melirik Joss. "Dimana dia?"

Melirik Christ dengan smirknya. "Ada di kamarnya"

Berdecih. "Kau sedang menggodaku atau apa? Cepat katakan kamar yang mana dan biarkan aku mencicipinya dulu" Menjilat bawah bibirnya.

"Tenanglah, kawan. Aku memang menyiapkannya untukmu" Meraih kunci di balik jass lalu memberikan kunci tersebut ke tangan Christ.

Tersenyum lebar dengan kedua mata terfokus pada kunci kamar di tangannya. "Kau memang bisa diandalkan, Joss Wayar. Aku pergi" Beranjak berdiri.

"Jangan kasar-kasar padanya. Dia memang cacat tapi aku yakin kau akan suka" Mengedipkan sebelah matanya pada Christ.

Menaikkan sudut bibir, "lihat saja nanti" Berlalu pergi dengan cepat.

.

Menaiki lift club menuju ke lantai 4 dimana terdapat banyak kamar khusus disediakan untuk tamu VVIP yang akan memakainya untuk bersenang-senang dengan beberapa jalang pilihan mereka dan kamar Mew, termasuk diantaranya.

Memainkan kunci bertuliskan nomor 04 ditangannya sambil bersiul ria. "Aha. Ini dia, 04!"

.

CEKLEKK

.

Membuka lalu menutup pintu dan bergegas menuju ke arah ranjang. Tidak memperdulikan keberadaan kursi roda disebelahnya, cepat-cepat ia naik ke atas ranjang dan menyibak selimut ke pinggir dengan perlahan hingga tubuh Mew dapat ia lihat dengan jelas dari ujung kepala sampai ujung kakinya yang buntung. Saat itu pula ia dapat melihat wajah manis seorang pria yang tengah tidur pulas dengan wajah putih bersinar namun terdapat luka dan memar bekas tamparan, dan semua itu tidak membuat wajah manis dan tampan Mew pudar. Christ terpesona melihat jalangnya yang hampir mendekati sempurna itu. "Brengsek! Joss bisa dapat dari mana jalang seperti ini?" Geramnya lalu mulai membuka kancing jass hingga kemeja yang ia pakai satu persatu tanpa melepas tatapan matanya dari wajah manis Mew.

Naik keatas, mengukung tubuh Mew dengan tubuh kekarnya. Tangan kanannya terangkat mengusap bibir Mew yang merah ke-pink'an itu lalu menyesapnya dengan sangat kasar hingga membuat Mew terbangun dari tidur nyenyaknya. "MMMMMPPPPPHHHHH,,,, SIMMMAAAPPAAAHHH KAUUUMMMMPPPPP,,, LLEEMMPPAAAASSSSHHHHHHHH" Mew memberontak dengan sisa kekuatan yang ia punya, mendorong dada kekar pria yang mengukungnya dengan kedua tangan kurusnya. Tanpa pikir panjang, Mew menggigit bibir pria itu dengan kuat, membuat pria itu terkejut lalu melepas tautannya.

.

PPPPLLLLAAAAAKKKKKKK

.

Menampar pipi kanan Mew dengan sangat kuat hingga wajah Mew menoleh ke kiri. "DIAM DAN LAYANI SAYA, JALANG SIALAN" Mengusap bibirnya yang mulai berdarah.

"PERGIII!!! SAYA BUKAN JALANG!!!! SIALANN,,, PERRGGGIIIIIIIIIIIIIIII---MMMMPPPPHHH,,, MMMMMHHHHH!!!" Pria itu kembali menyesap bibir manis Mew tapi kali ini dengan menggigit lidah serta bibir Mew sebagai pembalasannya dengan kuat hingga Mew merintih kesakitan dan dapat merasakan rasa besi pada mulutnya. Darah yang keluar dari bibir Mew cukup banyak sampai dapat menutup area gigi depannya. Tak sampai situ, Mew mencoba untuk menjambak kuat rambut pria itu, tapi tetap saja tidak membuat perubahan apa-apa.

Kedua tangan pria itu merobek kaos putih polos yang Mew pakai dengan mudahnya, seperti merobek kertas.

.

KKKRRRIIEEEKKK

.

Bunyi robekan baju Mew yang cukup garing di pendengaran Christ, membuat libidonya terus meningkat. Ciuman Christ turun ke ceruk leher putih mulus Mew lalu menjilat, menyedot, hingga menggigigitnya kuat. "AAAKKHHH,, JANGAAAAAAANNNNNN!!! HIKKKKKKSSSSSS SAYA MOHONNNN,,, JANGAAAAANNNN,,, HIKKKKSSSSS,,,, PERGIIIIIIII,,,,, TOLONGGGGGGGGG!!!! SIAPAPUN TOLLONG SAYA!! HIKKKSSSSSS,,,,," Mew sungguh sangat ketakutan saat ini. Ia terus memberontak dan memohon di bawah pria yang tak dikenalnya itu.

Kedua tangan Christ sudah menahan kedua tangan Mew, membuat Mew semakin tak berdaya dibawahnya. "LLLLEEEPPAAAAASSSSSS BREENGGGSSEEEEKKKK!!"

"DDDDDDDDDDDDDDDDDDDIIIIIIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAAAAAAAMMMMMMMMMMMMM!!" Christ berteriak tepat didepan wajah Mew dengan lantang, membuat Mew cukup shock dan tubuhnya lemas.

"Tolong, Khun. Lepaskan saya.,, hikkkkkksss,,,, saya moh----on,,, Khun,,, tolongg,,, hikkkkkkkksssssss,,,," Menangis histeris. Christ menulikan pendengarannya dan terus bergerak menyesap kedua puting Mew yang berwarna pink itu. Kedua tangan Christ sudah berada di resleting celana Mew, membukanya paksa, diikuti membuka boxer Mew dengan begitu mudahnya. Ketakutan Mew semakin bertambah dan bertambah. Kepalanya mulai sakit karena ia terus berteriak dan tidak makan apapun sejak 2 hari yang lalu. Sebelum kesadarannya hilang, ia masih mencoba peruntungannya untuk lepas dari Christ dengan terus memohon. "KHUNNN,,,, SAYA MOHONNN,,, JANGANN,, KHUNNN,,," Panik saat tangan Christ mulai menyentuh area pribadinya dengan kasar.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"KKKHHUUUUNNNN!!! JANGAAANNN!!" Menggelengkan kepalanya dengan cepat.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"KKKHHUUNNNNNNN,,, HIKKKKSSSS,,,,"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"KUMOHONNNNNNNNNNNNNN KHUNNNN,, LEPASKAN SAYAA,,HIKKKKSSSS,,,," Melihat Christ membasahi penisnya dengan lube agar mudah untuk memasuki lubangnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Melebarkan kedua paha Mew. "TTTTTTTTTIIIIIIIIIIIIIIIIDDDDDDDDDDDDDDDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK-------------------------------"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BBBUUUGGGGGHHH

.

Tinjuan kuat melayang tepat diwajah, membuat Christ mundur kebelakang lalu menatap pria yang menghajarnya dengan tatapan tajam. "BRENGSEEEEKKKKK!!! SIAPA KAU?? BERANINYA KAU MENGGANGGUKU, BAJINGAN"

.

BBBUUUGGGGG

BBRRAAAAAAKK

.

Sebelum Christ sempat memukul, pria itu kembali menghajarnya, membuat Christ tersungkur ke lantai lalu menabrak meja kayu kamar Mew. Menghampiri Mew yang masih menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. "Kau baik-baik saja?"

Melirik ke sumber suara dengan wajahnya yang sangat berantakan lalu membungkukkan badannya. "TOLONNGG SAYAA,,,, SAYAA MOHONNNNNN" Histeris. "TOLONG BAWA SAYA PERGI DARI SINI, KHUN. SAYA MOHONNN,, HIKKKKSSSSSS"

"Ayo ikut aku. Kita keluar dari sini" Melihat Christ mulai bangkit, pria itu segera melapisi tubuh naked Mew dengan selimut lalu menggendongnya pergi dengan cepat.

"BRENGSEKKKK!!! JANGAN BAWA KABUR JALANGKU, SIIIAAAAALLLAAAAAANN!!" Teriak Christ lalu mengejar pria itu sambil luntang lantung karena tendangan pria tadi mengenai tepat ulu hatinya, membuatnya tidak dapat berjalan dengan benar dan lemas.

.

BRRAAAAAAKK

.

Membanting pintu mobil dengan kuat. "JALANKAN MOBILNYA, CEPAT! NANTI AKU JELASKAN" Ucap pria itu kepada temannya yang sedari tadi menunggu di mobil, shock melihatnya datang tergesa-gesa. Mobil pun berlalu, meninggalkan area club dengan cepat. Pria itu melirik Mew yang sudah tidak sadar di pelukannya lalu mengusap lembut pucuk rambutnya. "Kita ke rumah sakit dulu"

"Kau dapat darimana pria itu? Apa kau mencurinya dari club tadi?"

Menatap temannya dengan kesal. "Aku tidak mencurinya, bodoh. Justru aku menolongnya dari pria yang mau memperkosanya disana" Merapikan selimut yang sedikit terbuka di tubuh Mew.

"APA?!" Shock. "Kau harus menjelaskan semuanya padaku nanti, sialan"

"Hm" Menatap wajah Mew yang tidur dengan lelap. "Manis" Ucapnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Tadi kau bilang apa?"

"Tidak ada" Ucap pria itu tanpa menoleh ke arah temannya.

Menoleh sekilas lalu berdecih. "Aku yakin tadi mendengar kau bicara sesuatu" Kembali fokus menyetir.

To Be Continue,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top