Chap 1 : Tiga Negara & Perguruan Xionglue

Dahulu kala, tiga orang saudara berkelana bersama dan menemukan sebuah daratan. Awalnya mereka begitu sangat kompak dalam menghadapi apa pun, seperti bertarung dengan binatang spiritual dan mencari makanan bersama. Namun, saat tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang wanita yang entah datang dari mana? Ketiga saudara ini menjadi berselisih dan berebut, hingga pertempuran di antara ketiganya pun terjadi dan membuat mereka luka parah, serta memiliki kebencian satu sama lain, meskipun kenyataannya mereka tak mendapatkan wanita itu. Pada akhirnya, mereka membuat kesepakatan yang membuat semuanya setuju yaitu dengan membagi wilayah yang mereka temukan menjadi 3 bagian dengan menamai sesuai nama mereka yaitu Niu, Nuan dan Nuwa. Mereka membuat perjanjian untuk tak saling mengusik, jika hal itu sampai dilanggar, pertempuran tentu akan terjadi kembali.

Setelah beberapa ribu tahun, negeri Nua begitu makmur karena tanah yang begitu subut, membuat beberapa sektor perdagangan menjadi baik yang membuat perekonomian rakyat semakin meningkat. Banyak bangunan indah di negeri ini dengan beberapa tempat hiburan yang memukau, membuat beberapa orang dari daratan lain lebih sering singgah di sini dari pada di dua negara lain. Tidak hanya itu, perkembangan ilmu pengobatan yang sering kali di sebuat alkimia sangat berkembang pesat di sini, beberapa rumah pengobatan milik keluarga Yeh sering kali kedatangan orang-orang berobat dari luar benua. Untuk rakyat dari dua negara lain, sering kali di kucilkan atau diawasi secara penuh oleh para prajurit,Sementara, negara Nuan yang terletak di tengah daratan, maju dalam sektor maritim. Kelihaian mereka dalam memanggil binatang spiritual membuat mereka dengan mudah mengarungi lautan untuk mencari ikan atau membudidayakan. Memiliki beberapa tambang minyak yang membuat mereka terkadang memonopoli perdagangan dan membuat harga minyak melambung di dua negara lain.

Kemudian, negeri Nuwa yang terletak paling ujung adalan negeri misterius yang jarang terekpos. Kekuatan pertahanan mereka tidak diragukan lagi. Beberapa panglima perang setidaknya memiliki sihir level 7 yang bahkan tidak bisa dengan mudah diraih. Rata-rata masyarakat yang menekuni sihir dan dikatakan penyihir yang tinggi hanya bisa sampai dengan level 5. Jadi, jika para panglima bisa sampai level 7 lalu bagaimana dengan kaisar mereka? Membayangkannya saja sudah begitu menakutkan. Pantas saja kedua negara lain, berusaha mati-matian untuk terus membesarkan pertahanan mereka. Agar jika sesuatu terjadi dan menyebabkan perselisihan antara mererka dengan kerajaan Nuwa, setidaknya mereka sudah siap.

Ditengah pergolakan tiga negeri yang selalu terjadi sepanjang masa, terkadang mempersulit pergerakan rakyat bahkan hanya untuk memperoleh haknya dalam memperoleh pendidikan, ataupun kehidupan yang layak. Maka, lahirlah para pemikir yang lebih menjunjung kemurnian hati pada kebenaran serta keadilan dengan tuntunan yang benar oleh penguasa langit. Mereka mendirikan beberapa lembaga, salah satunya adalah Xionglue yang merupakan sebuah perguruan yang mau menampung siswa dari negeri mana pun tanpa memihak-mihak. Terletak disebuah pulau yang tak bisa diakui kepemilikannya oleh tiga negara, sehingga tak akan mudah terpengaruh dengan permainan politik dari tiga negara tersebut. Perguruan ini di dirikan oleh Wang Tong Mu yang merupakan orang dengan ilmu bela diri dan sihir yang paling tinggi dan saat ini anaknya Wang Zeming yang menjadi kepala sekolah di Xionglue.

Xionglue, dapat menerima semua murid dari negeri mana pun tanpa terkecuali. Sekolah ini akan menghukum siapa pun yang mencoba mencari keributan atau berselisih, meskipun mereka adalah keturunan bangsawan atau anak-anak para penguasa negeri. Status semua anak di sini sama, tidak ada yang membedakan mereka kecuali tingkat kekuatan dan perilaku berbudi luhur. Seperti saat dimana semua siswi berkumpul untuk mendengarkan para guru besar menerangkan beberapa konsep sihir dalam kehidupan. Siang ini, para siswa dari seluruh negeri sedang berada dalam sebuah kelas.

"Guru sangat mengerti jika beberapa dari kalian telah mencapai level 4. Namun sangat penting bagi kalian untuk memahami secara menyeluruh tentang sihir penyegel kekuatan para binatang spiritual," ungkapnya yang membuat sebagian dari mereka memandangnya dengan serius dan beberapa mencoba untuk melebarkan matanya agar tak tetap terjaga dari rasa kantuk yang menyerang. Sesungguhnya pelajaran ini sangat penting, mengingat kebanyakan penyebab kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini adalah disebabkan oleh orang-orang yang memiliki sihir pengendali binatang spiritual atau beberapa orang yang memiliki ilmu bela diri tinggi. Kedua macam orang seperti itu rupanya cukup merepotkan untuk dikendalikan, bahkan bisa sampai membahayakan.

"Guru, aku sangat lelah ... Bisakah kita berhenti sejenak, setidaknya untuk makan beberapa kudapan," rengek seseorang gadis berumur sekitar enam belas tahun dengan hanya memiliki satu level kekuatan yang seharusnya dapat diperoleh oleh anak berumur lima tahun ke atas.

"Shuhua, jaga sikapmu!" seru seseorang siswa pria dengan hanfu hitam dengan corak merah disekeliling lipatannya. Wajahnya nampak teduh dan karismatiknya tentu membuat murid perempuan yang lain hanya bisa terseyum memandang kagum dirinya. Sementara, pandangan pria ini masih tertuju pada gadis yang kekakanakan yang masih memainkan pakaian hanfunya yang berwarna putih dengan corak sulaman motif bunga persik warna merah muda itu.

"Shuhua ...," panggilnya kembali, membuat gadis yang bernama Shuhua ini pun menoleh dan menjulurkan lidahnya seolah mengejek pria itu. Ia kembali menghadap ke depan dengan kedua tangan saling menakup, seolah memohon pada gurunya. Pria tua dengan seluruh rambut keputihan, serta jenggot putih mengkilap itu pun mendesah. Kemudian tersenyum geli sendiri menatap gadis kekanakan ini. "Shuhua, apa kau telah lupa dengan janjimu?" Pria ini pun mencoba mengingat janji yang pernah gadis ini ucapkan.

"Janji apa? Aku hanya lapar, apa itu sangat aneh?" tanyanya sambil merengek dan tentu membuat semuanya tertawa. Percayalah, sebagian dari mereka sangat setuju dengan ucapan Shuhua, sebab selama seharian ini mereka telah kehabisan tenaga karena terus-terusan mencoba untuk mempraktekkan beberapa teknik bela diri dan sihir tentunya. Mereka juga ingin memiliki keberanian untuk menyuarakan apa yang ada dalam pikirannya sama seperti Shuhua. Gadis bebas tanpa banyak beban ini membuat sebagian orang iri dan tentu saja gemas."Guru besar Haocun ... Maafkan kecerobohan Shuhua," seorang gadis dengan manik mata indah, senyuman yang memukau dan nada lembut penuh permohonan itu membuat semua orang terpana. Termasuk pria yang yang dari awal menegur Shuhua.

Shuhua memandangi gadis tersebut dan mengisyaratkannya untuk tak ikut campur agar gadis itu tak mendapatkan hukuman. Sebab, Shuhua tidak suka melihat gadis cantik yang sekaligus sahabatnya itu menderita karena dirinya."Sepertinya kepalaku pusing dan membutuhkan istirahat. Bisakah aku pergi ke ruang pengobatan?" ini adalah cara terakhirnya mengakhiri semua yang membosankan.

Guru besar Haocun lagi-lagi mengangguk dan menggeleng. "Baiklah, mintalah beberapa pil penurun nafsu makan. Kau terlihat lebih besar dari Chen," godanya yang seketika membuat Shuhua berbalik dan menatap gurunya tak percaya. Sementara seluruh kelas hanya bersorak dan tertawa terbahak. Sebab, Chen adalah panda peliharaan yang menggemaskan di tempat ini."Guru! Kenapa kau tega mengatakan itu!" rajuknya yang kini pergi dengan berlari karena kesal. Guru besar Haocun pun ingin tertawa, tapi saat melihat wajah sebagaian dari mereka menunjukkan keletihan.

"Kalian juga guru perbolehkan istirahat," lanjutnya yang kini melangkah keluar. Menyisahkan sorak kegirangan murid yang lain.

"Kapan dia dewasa ...," lirih pria berbusana hitam tadi dan gadis cantik yang semenjak tadi berada di sampingnya ini tersenyum.

"Suatu saat nanti dia akan menjadi dewasa Xiaojun dan kalian akan bekerjasama demi perkembangan pengobatan di negeri Niu," ucapnya mencoba untuk memberikan semangat. Xiaojun pun menatap gadis di hadapannya ini penuh dengan syukur.

"Terima kasih Jieqiong, kau memang gadis yang baik," ucap Xiaojun dengan binar yang berbeda.

"Pengeran Qian Kun datang," seru seseorang yang membuat perhatian Jieqiong teralih dan Xiaojun tak cukup suka dengan hal ini.

"Sepertinya ia telah menyelesaikan tugasnya. Ayo kita temui dia," ajak Jieqiong yang kini menarik tangan Xiaojun dan dengan terpaksa mereka keluar bersama. Keduanya, melihat sang calon pemimpin negeri Niu ini berjalan dengan gagahnya. Hanfu warna putih polos dengan motif sulaman hitam sederhana tak dapat meredam kilauan keagungan seorang calon pemimpin masa depan ini.

Qian Kun adalah sosok dengan kepribadian yang mengagumkan, ditambah lagi dengan ketampanan yang tidak mudah untuk dilupakan meski hanya pertama kali bertemu. Bahkan seorang Jieqiong yang dikatakan sebagai bunga persik yang bersemi di tengah-tengah perguruan Xionglue pun tak bisa menutupi rasa kekagumannya pada sosok ini.

Begitu banyak pasang mata yang memandanginya, bahkan para gadis itu berusaha untuk mencari perhatiannya. Namun, Kun tak bergeming, ia terus berjalan dan tersenyum pada kedua sahabatnya yang tak lain adalah Xiaojun dan Jieqiong.

"Kun ... Mana pedang yang kau janjikan!" teriak seseorang dengan heboh dan semua orang tahu siapa gadis pengacau itu. Shuhua ... Ia menghadang Kun dengan memakan beberapa kudapan. Kun tersenyum, kemudian ngacak rambut Shuhua dengan gemasnya. "Habiskan dulu makananmu dan barulah nanti kita bicarakan," ucapnya dengan lembut dan Jieqiong pun ikutan geli, hanya Xiaojun yang terus menggeleng dan mendesah melihat saudarinya itu terus berulah.

Mereka pun pergi bersama, memiliki sebuah bangunan yang khusus untuk mereka. Shuhua yang sangat suka makan dan tidur dengan cepat, begitu ia menemukan sebuah tempat untuk bersandar, gadis ini pun tertidur pulas. Hanya tinggal Kun, Xiaojun dan Jieqiong.

"Apa yang kau dapat dari perjalanan rahasiamu?" Jieqiong yang tak sabaran pun bertanya.Kun hanya menanggapinya dengan senyuman.

Xiaojun pun masih menatapnya, seolah ia menunggu ucapan Kun selanjutnya. "Lalu, apa kita akan tetap pergi ke Nuan? Ingatlah, setidaknya kita memiliki banyak mata-mata di sana, sepuluh tahun terakhir kita sudah mempelajari strategi perang mereka. Hanya, jika itu Nuwa ... Tidak ada yang bisa memprediksikannya." Xiaojun menghela napas.

"Bahkan mungkin mereka sudah mengirimkan banyak orang di seluruh dataran, mungkin juga ke perguruan ini. Jika sampai pencetusan pembasmian masal itu terjadi ... Maka baik Niu dan Nuan tak punya kesempatan untuk menang," lanjutnya yang sangat hebat dalam pengamatan, serta kecerdikannya dalam membantu Kun menyelesaikan beberapa konflik di perbatasan. Meskipun Xiaojun telah diketahui bahwa ia akan menjadi penerus keluarga Yeh dalam perkembangan rumah pengobatan di seluruh negeri. Kenyataannya, Kun tidak bisa menyia-nyiakan bakat Xiaojun dibidang kemiliteran. Secara khusus Xiaojun menjadi penasehat Kun untuk bidang ini.

-Tbc-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top