Arc Monster ROAR : Malam Kedatangan
W Rey POV W
"Silahkan.. " satu buah mangkok bakso yang kupesan akhirnya selesai dibuat, aromanya begitu harum terlebih pada bagian kuahnya. Hal pertama yang kucicipi.
Saat aku ada di warung makan berupa tenda saja, gerobak masak ada di seberang meja dimana pemiliknya yang membuat langsung hidangan malam. Bila ada yang bertanya kenapa aku ada disini, itu karena aku lapar. Lebih tepatnya menunggu targetku bergerak.
Setelah kuah aku segera merasakan pentol daging isi bawang yang menjadi menu andalan warung ini, rasanya sedikit pahit namun saus tomat dan kecap membuat pentol menjadi pasangan yang luarbiasa mantap.
Tap, tap..
Seseorang berjalan dari arah samping, ia memesan bakso sepertiku kemudian duduk di di dekatku.
"Bagaimana targetnya? " tanyaku pelan.
Gadis berambut jingga pendek kaos putih dengan jaket ungu janda muda menikmati kerupuk yang diambilnya dari piring kecil punyaku. Lalu menjawab pertanyaan tadi.
"Masih menikmati waktunya di hotel.. "
"Orang egois kebanyakan seperti itu ya..? " kerupuk kucelupkan ke dalam buah, menunggu hingga melemah dan memakannya.
Krauk, krak, krak!
"Target kita kali ini adalah penguasa amatarin yang melakukan blackmail ke Pengguna Kekuatan yang tinggal di Dimensi Kenyataan. Aku heran kenapa mereka tidak langsung membunuh si pemberi ancam.. " cetusnya.
"Pengguna Kekuatan juga amatiran. Kau juga.. "
"Hei, itu kejam. Rey, kita ini satu angkatan di ROAR.. "
"Sssst.. " aku mencoba shut up kan nya agar nadanya tidak terlalu nyaring.
"Oh ya aku lupa memberitahukan ini. User yang disewa nya mengikutiku.. "
".... ? "
"Aku lagi malas, uuuh. Kuserahkan padamu ya? "
Aku tidak percaya. Segitu malasnya kah?
"Ini bakso mu, dik.. "
"Aaaah~makasih, om.. " ia segera menyantap bakso yang baru saja disuguhkan. Kecepatan makannya terlihat gila. Apa mungkin efek dari Kode Nama nya??
Beberapa menit kemudian aku pun selesai makan bakso.
"Om, duitnya aku taruh sini bersamaan dengan punya dia.. "
"Eh? Kau membayarkanku? "
Aku pergi tanpa menjawabnya.
Aku berjalan sejauh mungkin dari warung bakso... Bersama aura spiritual yang sengaja aku nampakkan agar user yang membuntuti Raisha merubah targetnya kepadaku.
Tap!
"Kurasa disini cukup. Tidak ada yang tahu.. " seruku sambil berbalik badan, di depanku sudah berdiri tiga user--Pengguna Kekuatan yang diberitahu Raisha.
Aku membawa mereka ke lapangan sekolah yang angker.
Dua dari mereka mencabut katana dari sarungnya dan satunya mengaktifkan kekuatan supernaturalnya.
"Bos bilang jangan sampai meninggalkan jejak. Bakar mayatnya setelah dibunuh.. " ingatkan user(1). Ia dan (2) berlari ke depanku, masing-masing dari mereka menyerang dengan cara berbeda ada yang menebas serta menusuk.
(1) menusuk katana cepat mengincar dadaku, jujur kecepatannya sempat mengejutkan namun aku berhasil mengubah arah katana dengan memakai tas gitar yang kubawa, tas itu robek dan aku mengambil pedang yang tersimpan. Senjata Kode ku.
Slash!?
Ayunan cepat aku lakukan ke vertikal bawah melewati cepat (1), ia terpana sebelum lengan sisi kanannya terpotong dan mengucurkan banyak darah.
Aaaaaasarrrgh!!?!
Teriakannya begitu dramatis butuh beberapa detik biar orangnya diam. User itu mati dengan kehabisan darah.
"Kuso!" marah kawannya, aku tahan dengan mengangkat mata pedang horizontal, (2) terlihat bersusah payah mengalahkanku dalam aduan pedang. "..... "
Aku memanfaatkan keinginannya itu untuk berpindah ke samping dengan melemahkanku pertahananku sehingga (2) maju begitu saja ke tempat yang kosong..crak, kemudian kutusuk ke tempat tulang rusuk berada, kuputar sedikit sebelum merobek dagingnya secara paksa.
Pedangku telah bermandikan darah lawanku.
User terakhir nampak begitu terkejut dan tak percaya. Dan hal selanjutnya bisa kutebak, sudah sering kulihat karena orang itu menyerangku dengan kekuatannya.
Tebasan Pembelah Ruang
Slaaaash!
Pedang kuayunkan sedikit miring ke depan membelah bola api yang dilempar musuh, seranganku terus maju hingga berhasil memotong salah satu tangannya. Orang itu menjerit histeris seperti korban yang selalu ia bakar, kutebak.
Aku bergerak cepat dan menyayat lehernya biar kematian Pengguna Kekuatan ini lebih cepat.
Malam berjalan lebih pelan seperti biasanya mungkin karena aku menikmati momen-momen seperti ini(?).
"Aaah, kau lama.. " gerutu Raisha.
"..... " di dekatnya sudah tergeletak 3-5 user Kode Nama tak bernyawa.
"Aku takjub kaosmu tidak kena darah.. " kuambil plastik tisu di kantong jaket dan aku berikan ke dia.
"Makasih.. " Raisha membersihkan bagian mulutnya yang dipenuhi darah itu.
Kami berdua menatap bangunan hotel yang lampunya telah padam.
Tidak terasa aku sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Kenapa aku melakukannya? Melindungi rumahku? Atau memenuhi ego saja?
Kugenggam erat Dimension Sword dan membuang pemikiran barusan. Sekarang ini waktunya kerja.
"Kau siap? "
"Yap.. " aku dan Raisha kemudian melangkah memasuki gedung hotel untuk menyelesaikan tugas kami.
Preview Next Arc
A : Good malam, semua. Good... Malam!
Rey : Ya
Raisha : Ya!
A : Ok tadi itu adalah pembuka Arc Side Rey, yang mana di Arc ini chapternya tidak akan terlalu banyak namun juga tidak pendek2
Raisha : Karena pendek itu kurang memuaskan
Rey : 🙄🧐
A : Ok. Arc selanjutnya akan langsung ke inti masalah yaitu tugas Fraksi Rubah punya Shiina
Shiina : Apa aku juga ada?
A : Sampai ketemu lagi, R. Bye 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top