Arc Meets : Gadis Bernama Rena

W Author POV W






Sekelompok pria dengan rompi anti peluru memasuki wilayah hutan tidak jauh dari perkotaan. Tempatnya begitu gelap. Mereka bisa saja memakai pencahayaan tapi tidak ingin ketahuan oleh target, alhasil kelompok ini menggunakan penglihatan malam.

"Disini alpha, center masuklah.."

"Saya dengar, ketua.."

"Beritahukan kepada nona kalau kami telah menemukan lokasi target.."

"....kerja bagus, ketua alpha."

"Nona?"

Seorang gadis muda bersurai hitam cantik berdiri disamping seseorang yang duduk di depan komputer (center), ia juga melihat apa yang ketua(alpha) lihat pada layar kamera.

"Kuperintahkan untuk terus maju. Setelah targetnya terlihat bantu Nature menghabisi nya!"

"Dimengerti, nona.." ketua kelompok itu membagi tim jadi dua untuk mengepung dari samping. "Fallen. Giant, kalian berdua berjaga di belakang seandainya target berhasil melarikan diri,"

""Siap..""

"Nature, kau siap?" seseorang berdiri tepat di dekat ketua.

... Brak!?

Pintu sebuah rumah yang ada di dalam hutan di tendang oleh alpha, pria itu langsung menembak kedua orang yang ada di hadapannya karena membawa senjata api.

Drrrtt...

Alpha juga melumpuhkan target yang mencoba kabur.

"Ada beberapa yang keluar lewat pintu belakang. Tembaki mereka.."

Hingga perhatiannya teralihkan kepada yang kabur, satu musuh keluar dari persembunyiannya dan menembak ketua alpha.

..hush!

Angin topan kecil namun memiliki putaran yang kuat mengelilingi alpha sehingga peluru handgun musuh ini berbelok arah.

Drrrt!

Ketua seketika menembak musuh itu sampai mati.

"Kerja bagus.." pujinya ke Nature.

Beberapa saat kemudian..
Kelompok ini berhasil melumpuhkan beberapa target yang diincar. Mereka yang ada di dalam rumah lumayan beruntung masih selamat tidak seperti orang yang ditembaki alpha.

"Yang selamat lumayan banyak.." komen Giant.

"Hah. Nona aja yang terlalu baik. Jika kita diperintahkan untuk membunuh maka mereka sudah koIT.." cetus Easy.

"Koit?"

Buagh! Punch, kick..

Fallen terlihat menghajar habis-habisan salah satu target yang mematahkan hidungnya, lelaki itu membalasnya sampai-sampai gigi nya patahan.

"Black, hentikan dia.." perintah ketua ke pria besar berambut pirang dengan badan hitam....graps,

Black mencengkeram tangan kanan Fallen dan membuatnya kesakitan.

"Ow! Itu sakit.."

"Fallen, berkumpul.."

"Tcih! Kau selamat, sialan.."

Kelompok ini berkumpul setelah mengikat para target. Sebenarnya mereka adalah tahanan dari Wattpad Pararel yang telah kehilangan kekuatan supernatural mereka, karena memiliki catatan yang buruk membuat para penjahat ini pergi ke Dimensi Kenyataan secara ilegal. Hal ini diketahui oleh gadis yang memperkerjakan kelompok ketua alpha. Dan hanya alpha saja yang mengetahui hal ini walau anggotanya tahu bila salah satu dari mereka mempunyai kekuatan supernatural juga.

"Kita akan membawa mereka ke kantor polisi.. tentunya secara diam-diam karena ini adalah misi rahasia."

"Padahal kita tentara bayaran, he.." ucap Fallen.

"".....""

"Sorry, leader.."

"Black, Giant, kalian bawa para target. Easy dan Fallen kalian masih bertugas. Cari ke sekitar mungkin saja ada yang masih bersembunyi.."

"Ketua pasti bercanda.."

"Aku akan menemui bos untuk melaporkan pekerjaan ini. Nature, kau ikut aku.."

Nature sedari tadi berada diluar lingkaran. Ia seperti menjaga jarak. Setelah tudung itu dilepaskan jawabannya bisa dilihat, Nature ternyata adalah seorang gadis muda. Mungkin terlalu muda untuk pekerjaan seperti ini.

"Wow~! A-aku tidak tahu kita ada anggota yang cantik.."

"Kau'kan anggota baru. Sok akrab lagi.." cibir Easy.

"Hei manis, apa kau ada waktu setelah ini, hm?"

"......"

Alpha menegurnya lebih dulu. "Fallen.."

"Ouch? Apa dia ceweknya ketua? Kalau begitu sorry lagi, leader.."

Nature memiliki rambut hitam ponytail.

"Hei Easy, apa dia kekasihnya ketua?"

"Ha? Apa kau bodoh? Nature masih muda. Terlebih lagi.."

"Terlebih lagi?"

"Dia adik bos kita.."

"Heh?"






W SKIP W






Jam menunjukkan pukul 8 malam lewat. Keadaan kota penuh akan penerangan malam hampir disepanjang jalannya ada tiang listrik. Toko-toko yang ada bertuliskan Jepang walau saat ini mereka ada di Indonesia. Penduduknya juga terlihat mirip Jepang dengan percampuran Indonesia.

Tokyo Kecil. Terletak di Jakarta Selatan.

Alpha dan Nature telah mengganti pakaian mereka ke orang normal. Ketua memakai kaos hitam yang memperlihatkan besarnya otot tangan yang dimilikinya, jeans warna merah dan sepatu boots.

Nature mengenakan dress kuning sepanjang bawah lutut, stoking violet tua dan memakai jaket agar tidak kedinginan.

"Bagaimana sekolahmu?"

".. tidak mau."

"Begitu? Jadi kau tidak punya teman.."

"Tidak apa. Masa depan tidak ada bagi Rena.." tatapannya begitu hampa.

"Nona memasukkanmu ke dalam timku sepertinya karena paksaan. Kenapa kau tidak kabur saja?"

"Kemana? Dimana pun hasilnya tetap sama.."

"Tidak ada semangat sama sekali ya.."

Keduanya memasuki love hotel.

Karena di sanalah bosnya bersembunyi. Markas yang tidak bisa dipikirkan oleh siapapun. Aplha dan Nature(Rena) masuk ke dalam lift kemudian menekan tombol 5-7 ke tempat pelayanan premium. Bos mereka memesan kamar dengan pelayanan standar yang lumayan luas agar Center dapat membuat semacam kumpulan kabel saling menyatu ke komputernya.

Sesampainya di kamar..

"A-apa yang?" Alpha tidak bisa berkata-kata melihat anak buahnya terkapar di bawah meja.
"Apa yang kau lakukan kepadanya?"

"Ini love hotel'kan? Jadi aku sedikit mengajar dia bagaimana 'bertahan'.."

"Kau bisa?"

"Tidak. Aku hanya memakai kakiku saja.."

"Haaaah.." alpha menggaruk rambutnya yang gatal sebelum mengangkat Center ke ranjang.

"Jika dia berubah jadi maso aku minta kenaikan gaji.."

"Enak saja.."

Rena memilih duduk di sofa yang cukup untuk dirinya saja. Berdiam disana seperti boneka pajangan. Gadis itu benar-benar cantik kayak kembarannya yaitu bos Alpha. Ketika di sekolah teman-temannya sempat kebingungan cara membedakan mereka karena warna rambut hampir sama , kecuali ketika terkena sinar matahari maka surai Rena lebih terang.

Kembarannya Rena---Hanase mengambil tempat duduk di kursi Center memutarnya ke arah belakang agar menghadap Alpha.

"Tugas baru.."

"Hah? Padahal baru selesai..!" pada saat Alpha ingin protes.

"Rena.."

"?"

"Aku ada tugas baru untukmu.."

Pria itu tidak jadi protes.

Hanase mengambil sepucuk kertas yang ada di atas meja milik Center, disana ada tulisan 'ROAR'. "Kelompok bernama ROAR meminta bantuanku untuk menangkap seorang gadis dengan Kode Nama yang saat ini terjebak di Mojokerto.."

"Terjebak?"

"Mereka sepertinya menggunakan kristal sihir untuk berpindah tempat dari Jepang ke Indonesia.."

"Sihir. Yah aku tidak tahu harus berkata apa lagi.." garuk-garuk Alpha. "Tunggu dulu... Mereka??"

"Targetnya cuma ada 1.." Hanase mengabaikan pria itu ia memperlihatkan foto Asia kepada Rena.

"Rena mesti apa?"

"Tenang saja. Kau tidak perlu bertarung ataupun membunuh lagi. Cukup cari keberadaan gadis ini dan beritahukan lokasinya ke ROAR. Mudah'kan?"

"Boleh Rena tahu apa yang terjadi kepadanya?"

"Tidak... Aku juga tidak tahu, Ren. Yang kita bicarakan ini adalah ROAR. Organisasi yang mengumpulkan Pengguna Kekuatan di Dimensi Kenyataan."

"Aku tidak mau!"

"?!" Alpha terkejut karena Nature tiba-tiba berteriak.

"Rena sudah muak dengan perintah Hanase.."

"Terus kamu mau apa? Bersekolah? Apa kau lupa yang terjadi dengan rumah kita?!"

"!"

"Kita tidak bisa bebas sebelum masalah selesai... Aku akan membuat mereka menyesal karena menjadi musuhku!"

Rena berdiri dari sofa dan keluar.

"Aaah!" desah Hanase dengan kasarnya. "Kenapa sih dia tidak mengerti? Aku melakukan ini agar kami dapat hidup dengan bebas lagi. Setelah semua musuh kulenyapkan tidak akan ada yang mengejar,"

"Saya pikir nona cuma terlalu dingin perkataan dan terdengar egois.." ucap Alpha.

"Masa sih?"







































Rena turun ke lantai dasar menggunakan anak tangga ia tidak ingin bertemu siapapun ketika berada di lift. Mau itu orang yang dikenal ataupun bukan. "...."

Seorang pria berambut cokelat dengan topeng bermata satu tanpa mulut sedang menunggu kedatangan Rena(?).

"Cry-san?"

"Rena. Kebetulan sekali. Tadi aku mau pakai lift.."

"Ada keperluan apa?"

"Sejujurnya nih..aku ingin membawamu pergi dari Hanase. Tentu atas persetujuan dari orangnya."

"Hmm?"

"Begini. Beberapa hari lalu aku telah membuat sebuah tim(baru dua anggota) yang sebenarnya lagi ikut ke dalam turnamen. Turnamen ini bukan sembarang turnamen karena tim-tim yang ikut di isi Pengguna Kekuatan, sepertimu.
Jadi aku berpikir untuk memasukkanmu ke dalam tim ini. Aku datang untuk meminta izin dari Hanase.."

Melihat kesempatannya untuk kabur dari Hanase membuat Rena tanpa sadar.

"Cry-san, Rena pikir itu tidak perlu. Tadi..Hanase meminta Rena untuk libur."

"Benarkah? Baiklah.." Cry mengambil amplop di kantung setelan kirinya. "Aku ingin kau memberikan ini kepada pemuda bernama Riza. Dia memakai kacamata. Dia lebih tua darimu 2 tahun kurasa kalian akan baik-baik saja ketika kutinggal,"

Rena menerima surat Cry.

"Orangnya mungkin sekarang tengah ke Mojokerto merekrut anggota ketiga kami. Dan oh ya Rena. Usahakan untuk tidak terseret ke dalam masalah aku tidak mau membereskan masalah lagi kayak Hanase dan kamu beberapa bulan lalu.."

"H-hai!"

"Rena.." mendekat Cry, sepertinya dia ingin berisik. "Sebenarnya aku ingin mengajak Hanase tapi karena dia terluka jadi kau yang ku ajak. Maaf ya jadi pengganti saja,"

Rena tersenyum lebar. "Tak apa, Cry-san. Demi Hanase Rena rela melakuin apapun.."

"Sudah kuduga kau ini anak yang baik. Kutitipkan Riza samamu ya.."

"Hai..!"














































































































Preview Next Arc

A : Sore, all. Ane up Arc Side SPW1. Arc Meets tinggal beberapa chapter lagi dan berakhir. Lalu kita akan berfokus ke tim Igo

Allyn : Bukan aku?

A : Ente nanti aja

Allyn : 😯

A : Sekian. Sampai ketemu di Arc selanjutnya 👋

Diga : Movie SPW2 kapan, A?

A : Bye


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top