Arc Fluz Hori : Pertarungan yang Tersisa
W Author POV W
Sementara Diga serta Nauta memperhatikan pertarungan Goten-sik Anggita dan Ayaka menggantikan anggota yang bertarung. Mantan dan calon pewaris Ingronesia itu bekerjasama bahu membahu menghadapi ketua mafia dari Jas Hitam yang menyerang ke Dimensi Kenyataan.
Vraasssh..!
Hantaman kasar dari serpihan es mengganggu ketua mafia itu walau dirinya terlindung oleh jubah terkuatnya akan tetapi tekanan yang diberikan oleh kedua gadis muda yang ia lawan menghina harga dirinya sebagai seorang pria.
"Anak-anak kurang ajar! Sialan!? "
Jubah hitam Goten-sik terbang ke atas langit lalu terbelah jadi dua dan jatuh menghantam Anggita - Ayaka. Dua anggota Team Hearth itu berhasil menghindari serangan yang hanya bermodalkan marah lawan mereka.
"Anggita, kau alihkan perhatiannya.. " seru Ayaka.
Gadis berambut hijau pendek ini berlari cepat ke tempat Goten-sik, membawa hawa dingin yang mampu membekukan jalanan.
Crashing Wofl Fangs
Anggita menempatkan dinding duri es di hadapan Goten-sik, ketua mafia ini membentuk jarum-jarum hitam yang menusuk ke depan dari jubahnya merusak sentakan es yang ingin membekukan. "!? " Goten-sik melihat ada asap beku yang melewati dinding es tersebut, aura itu merasuki ke duri es dan merubahnya jadi kepala seekor serigala.
Hardskin Black
Goten-sik menarik kembali jubahnya dari dinding es lalu diselimuti dirinya sendiri dari taring-taring es yang datang.
Doom..drudruu!
"....? " Goten-sik menghadap ke atas dimana ada awan hitam yang tiba-tiba berkumpul ditempat nya saja.
Hikariame
Jdaaar!
Urgh??!
Goten-sik dan jubahnya tersambar petir yang jatuh dari langit, menembus pertahanan pria itu dan membuatnya tidak bergerak.
"S-sekujur badanku j-jadi kaku!? "
"Lakukan sekarang, Anggita! "
Di depan gadis berambut hijau itu tercipta tombak es mata satu yang dikelilingi embun beku. "Haaaa...! " Anggita melemparnya ke tempat Goten-sik yang dilindungi oleh jubah hitamnya.
Tombak es tersebut menancap di depan badan jubah hitam Goten-sik, membekukan Senjata Kode Nama satu itu jadi es biru kehijauan. Dalam hitungan detik saja jubah Goten-sik pecah jadi kepingan es.
"Sial! Kenapa jadi seperti ini?!? " Goten-sik menyiapkan kristal teleportasi untuk kabur dari sana.
"! "
"....... "
Goten-sik kebingungan melihat pecahan ea di hadapannya mendadak berhenti jatuh seakan waktu ikut berhenti juga, ditempat Anggita gadis itu mengumpulkan hembusan angin beku.
Freezing Lance
Angin beku melesat ke depan setelah diarahkan, tombak beku tercipta hanya dalam kedipan mata..thuuursst, dan menusuk tepat ke tengah badan Goten-sik.
"A-ap---? "
Ketua mafia ini membeku dengan sangat cepat sehingga menjadi patung es buatan Anggita sepenuhnya.
"Pemimpin Ortodoks yang ada disana.. " panggil Ayaka ke Diga. "Kau boleh memasukkan nya ke HELL, "
Diga menempatkan tangannya ke depan dada kemudian menunduk sedikit. "Terimakasih banyak atas kebaikan anda, nona Ayaka.. " sahut Diga basa-basi.
Diga memanggil anak buahnya lewat radio untuk segera 'mengamankan' Goten-sik.
Drrtttt!!! Drtn!!
Guncangan hebat bisa dirasakan dari tempat mereka berdiri, semuanya dengan kompak melihat ke arah medan pertempuran dimana ada Shaker nya.
W Others POV W
"Saat ini Riza menghadapi Shaker sendirian. Aku mesti menyelesaikan pertarungan disini secepat mungkin! " batin Alfharizy.
"Temanmu yang melawan Tuanku orangnya pasti bodoh sekali.. " ejek Rolita.
""!? ""
"Berpikir bisa menang menghadapi kekuatan sebesar Almighty seorang diri adalah suatu pemikiran yang bodoh sekali. Lelaki bernama Rizani ini... Dia orang yang tak pintar! "
"... Cukup. Tutup mulutmu itu! " kata Alfharizy.
"Jangan sekali-kali kau mengejek nii-san! "
"Tak akan kubiarkan lebih dari itu ketika kau mengejek temanku maka kau juga menyakiti perasaanku, Omega sialan! "
"Eh. Kenapa kalian tidak bisa seperti ini ketika masih di Jakarta waktu itu.. " kekeh Hanase sempatnya.
{Apa yang kau tunggu, Al? Dengan Darkness kita bisa membunuhnya dengan mudah!}
"Aku tahu. Tapi Riza meminta untuk tidak ambil nyawa kecuali benar-benar terpaksa.. "
{Lupakan dia. Kita melakukannya demi kebaikan semua orang. Mereka dan Riza pasti mengerti.. }
[Diamlah, Curses. Tuan, bisa serahkan pertarungan ini ke saya?]
"Kau bisa melakukannya, Pures? "
[Serahkan kepada saya.. ]
"..baiklah. Rena, aku akan memakai kekuatan cahaya. "
"Aku mengerti, Al-san. Rena akan menahannya selama Rena bisa.. "
"Trims.. "
Void Rain's Puppet Strings
Puluhan benang tipis tergantung di depan semuanya, beberapa ada yang masuk ke dalam tanah dan mengendalikan bebatuan.
Pikiran Tanah
Rena menyatukan dirinya dengan tanah, melihat apa yang ada di bawah kaki layaknya Google maps.
"Kelihatan?! "
Rena mengangkat satu kakinya tinggi ke atas kemudian ia hentakan sampai-sampai tanah bergerak seperti gelombang air laut.
Mode Kekuatan Penuh [Tanah]
Tiang-tiang Tangan Golem
DRUAKH!?!
Pada saat bersamaan semua benang Rolita yang termasuk ke dalam tanah dikeluarkan oleh kekuatan alam Rena beserta dengan batu-batu yang menempel disana.
Pisau Angin
Gadis bersurai hitam kecokelatan ini mengayunkan kedua tangannya ke depan menciptakan sabetan pisau angin yang mendorong paksa bebatuan yang tertempel benang disana nya. Rolita sontak saja menghindari serangan yang ia siapkan.
"Benar juga. Kekuatan gadis ini adalah alam. Aku harus menyerangnya tanpa bisa di deteksi oleh alam..! "
Cut...
Rolita memotong semua benangnya yang menempel di babatuan lalu mempertemukan dengan benang yang baru turun dari atas langit, menyatukan nya agar bisa lebih panjang.
Twelve Irons's Puppet Strings
Rolita mengepung mereka bertiga dengan hujan benang tipis tapi ketika tersentuh maka seseorang akak dapat langsung dikendalikan oleh Batu Besar OMEGA ini.
"Hanase, bantu aku?! "
Rena menaikkan daratan yang ada di depannya sehingga benang Rolita terhenti sampai di sana saja.
"Merepotkan sekali.. " muncul Hanase di belakang Alfharizy, ia menembakkan bara api hitam dari kipas yang terayunkan itu dinding api tercipta membakar mundur benang musuh.
"Apa masih lama? " tanya Hanase.
Alfharizy menyelesaikan ikatan perban yang terakhir di lengan kirinya. "?! " gadis bergaun hitam ini terkejut melihat apinya terbang tinggi ke atas dan dinding elemen yang ia buat barusan otomatis lenyap.
Ternyata Rolita juga bisa mengendalikan elemen lewat benang-benang tipisnya itu.
"Hanase!? "
Black Fell's Puppet Flame
Rena membuat perisai bebatuan yang dikelilingi hembusan angin untuk melindungi Hanase tempat waktu dan juga dirinya.
Ssrssfh!
Percikan kecil di depan perisai menciptakan ledakan besar yang tak diduga oleh Rena. Kedua anak kembar Hiroki itu terpukul jatuh karena terkena hantaman batu pelindung mereka sendiri.
[Sudah... Selesai!] ucap Pures pelan.
Benang Rolita yang terhenti oleh daratan tanah di awal tadi berhasil menembus pada akhirnya, mengepung Alfharizy serta lainnya di dua arah.
"Tamat riwayat kalia---"
Awakening Mode : Guardian of Heavens
Shiiine....!
Silaunya cahaya membuat pandangan Rolita jadi putih semua, refleks Batu Besar ini memutuskan semua benang yang ia kendalikan untuk menyerang tadi, berpindah ke benang untuk melindungi diri sendiri.
"S-silau. Tapi percuma saja aku sudah dilindungi oleh benang-benang ini dan pertahanannya lebih kuat dari tanah apapun! "
Flashy Steps
Alfharizy bergerak seperti senter yang dinyalakan---langsung di ujung tempat. Pedang putih muncul ditangan kirinya dari elemen cahaya dengan niat memotong pertahanan benang yang menutupi tempat Rolita.
Horus Eye
Kedua mata Alfharizy menyala terang dan memberikan efek bayangan seekor rajawali. Alfharizy mencari titik terlemah dari benang Rolita.
Pedang Cahaya Keadilan Penjaga Surga
Thrust?!
Tusukan cepat ke tengah dari Alfharizy berhasil menembus pertahanan Rolita tetapi tidak sampai mengenai orangnya.
"A-hahaha. Sudah aku bilang'kan? Sekuat apapun kalian mencoba tidak akan oernah bisa. Kekuatan Tuanku menyertai ku! "
"Nghhh!! " Alfharizy tiba-tiba saja mengangkat tangan kanannya tinggi ke samping.
"Almighty tidak ada disini.. "
{Pada akhirnya kau memakai Darkness juga, huh..! }
"!?? "
Punch!?
Alfharizy meninju bagian yang robek dengan tangan kanannya, Rolita terdiam melihat tangan Alfharizy berhenti di hadapannya. Rambut putih lelaki ini mendadak diwarnai oleh cat hitam bersamaan dengan itu ada asap kegelapan keluar dari telapak kanannya yang membuat panik Rolita di dalam sangkar benang nya sendiri.
Jurang Dasar Gelap Dewa Kematian
Doooooooom!
Sangkar benang itu menggembung dari dalam lalu kurus kembali dan mengeluarkan asap hitam pekat.
Alfharizy hanya membiarkan Rolita jatuh disampingnya setelah sangkar benang hancur.
"Kau terlalu percaya diri di dalam pertarungan ini sampai lupa siapa yang 'terkuat' di sini.. " ucap Alfharizy menatap ke bawah.
... Drrrrttr?!!
Alfharizy masih bisa merasakan guncangan hebat dari tempat Riza.
"Bersabarlah kawan.." Alfharizy mencari tali atau mencoba menahan Rolita dengan kekuatan Rena.
Preview Next Arc
A : Selamat Sore, semua!! Lama gk jumpa sama ane di SPW dan Wattpad, yuhuuu 👋👋👋👋👋
Alfharizy : Sore juga!
A : Akhirnya ane bisa lanjut Arc ini berkat teman ane yg bernama DigaRW . Karena dia chapter ini bisa ada. Trims banyak
Diga : Sm2, A! Sm
Rena : Sm2? 🤔
Hanase : Itu artinya 'sama-sama'
Rena : Ou...
A : Ok, untuk chapter berikutnya akan menjadi final arc dari Fluz Hori dan akan di tutup oleh Riza serta Shaker. Apa mereka menyelesaikan dengan bertarung? Atau dengan adu bacotan?
A : Ditunggu aja up Arc Fluz Hori bagian final nya setiap hari rabu buat jadwal SPW. Sekian untuk review kali ini sampai ketemu lagi di lain kesempatan--
Cry : Bye 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top