Arc 58 : Dimensi Kenyataan
W Real World POV W
2-3 jam kemudian keadaan di Indonesia menjadi kacau akibat amukan segerombolan Haoxer yang dikirimkan oleh Dewa Kekacauan. Para warga yang tidak tahu menahu akan nya keberadaan Wattpad Pararel hanya bisa panik dan melindungi masing-masing. Pemerintahan ikut dalam perlindungan, mereka mencoba untuk mengalahkan para Haoxer dengan senjata seandainya. Bahkan pesawat jet dan tank pun membutuhkan banyak peluru untuk menghabisi Makhluk Kode satu itu.
"Harry, kau pergi lah ke Banjarmasin. Aku berjaga disini untuk menjelaskan kepada TNI nanti.."
"Kak Wawan tidak ke Banjarbaru?"
"Kau tahu sendiri'kan Banjarbaru akan selalu aman bila Eza ada disana.."
"Oh benar juga.."
Banjarmasin tidak bisa dikatakan aman sekarang ini. Haoxer membakar hampir seisi kota dan jalanan dipenuhi tahanan penjara yang dibebaskan Chaos Army. Mereka awalnya tidak percaya sampai melihat Haoxer akhirnya mengikuti pengikut Dewa Kekacauan untuk mengambil alih kota.
Polisi dibunuh dan banyak rumah, jalanan dan tempat dihancurkan oleh mereka. Semua itu hanya untuk menciptakan kekacauan buat memperkuat Chaos Army. TNI baru datang beberapa saat kemudian dengan tank dan senjata api lainnya. Para pasukan ini telah diberi perintah untuk menembak mati.
Ddrrtttt! Dor! Dor!
"Rooooaaar!"
"A-apa ini?" kebingungan para tahanan melihat tubuh mereka diselimuti aura merah keunguan.
"Itu akan melindungi kalian. Majulah.."
"Hehe. Yang bener!"
"Hm!?" pasukan TNI dikejutkan dengan maju nya beberapa tahan tanpa perlindungan sama sekali.
Tembakan mereka seolah terpantul ke atas tanah, beberapa ada yang langsung lenyap sesaat bersentuhan dengan aura Chaos para tahanan.
"A-apa inih sihir!??"
"Terus tembak. Tembaki mereka..!"
Drrrttt!!
Para TNI saat ini hanya bisa menghadapi Chaos Army dan pasukan tahanan nya. Untuk Haoxer mereka serahkan ke regu udara yang membawa helikopter atau yang berada di atas atap.
Pihak Banjarmasin yang mengetahui perihal Wattpad Pararel sudah menyiapkan rencana untuk hal-hal seperti ini. Para agen rahasia telah menanamkan sistem pelindung ke 3-5 tempat berbeda sebagai zona aman warga untuk bisa evakuasi.
Badan Rahasia Kekuatan cabang Banjarmasin ini menyewa atau 'meminjam' beberapa anggota polisi untuk mereka gunakan dalam hal rencana tersebut. Mereka membuat blokade mobil truck kuning di depan PDAM yang berseberangan dengan pom bensin, disamping kiri ada lampu merah yang telah di cat kuning beserta ditaruh 4-7 mobil keluarga, disamping kanan juga di tutup 3 mobil pemadam kebakaran. Tempat pembayaran air ini telah menjadi salah satu tempat evakuasi dadakan yang dimiliki BRK.
Dor, dor!
Polisi yang bertugas di garis depan menembaki Haoxer walaupun tak mempan sama sekali.
"M-mahkluk apa mereka ini?"
Satu Haoxer berhasil mendekati menara PDAM setelah menembus perisai listrik yang melindungi pagar dan udara tempat itu.
"Ada yang berhasil tembus!?"
... Blast!
""!" para polisi syok melihat ada tembakan laser yang melubangi kepala Haoxer yang lolos.
Asal dari seorang gadis muda baru berumur 14 tahunan, berambut hitam pendek mengenakan kemeja putih rapi dan jaket kuning bergaris biru melingkari bagian bahunya, rok biru sepanjang atas lutut. Gadis ini menjatuhkan Haoxer hanya bermodalkan pistol air mainan.
"Kamu butuh bantuan Adna?"
"T-tidak. Saya bisa.." Adna melubangi Haoxer yang mendekati PDAM dengan pistol air bertekanan tinggi. Polisi hanya bisa mematung kalah oleh anak sekolahan.
Di atas menara PDAM berdiri seorang wanita muda berambut biru yang bagian belakangnya disanggul mirip rangakaian bunga, memakai sweater biru malam dan jaket abu-abu terang, rok pencil abu-abu gelap. Wanita ini melihat ada 2 Haoxer yang mendekat kemudian memperlihatkan sihir yang tidak dipercayai oleh semua orang disana.
"Jadilah batu.." cetusnya, bersamaan dengan itu ada tekanan gravitasi yang menjatuhkan kedua Haoxer ke atas tanah. Makhluk ini mencoba untuk bergerak tapi tidak bisa.
Blast!?
Adna meng-head shot Haoxer itu dan menghancurkan nya seperti kepingan batu.
"Tembak! Tembak! Biarpun tak berefek besar tetap tembak..!" teriak satu polisi.
Dor, dor!
"Roooaagh--!"
"He?"
""?"" para polisi terkejut senjata api mereka berhasil membunuh dua Haoxer yang terjatuh tadi.
"Kekuatan kak Hanha dapat membuat tubuh makhluk hidup menjadi b-batu.." datang Adna untuk memberitahu.
"Oh gitu. Pantas saja peluru kami dapat membunuh nya.."
"Ngomong-ngomong, dik. Itu beneran pistol air? Kok bisa menembus kulit besi makhluk ini.."
"Cukup bicara nya. Masih banyak yang beterbangan di sekitar sini.."
""M-maafkan kami, pak!""
Tap, tap..
Seorang gadis bersurai coklat dengan gaun kemeja putih yang bagian kerahnya dikenakan pada dada sehingga terlihat gaun tanpa pundak, hanya lengannya saja, tanpa rok karena ujung kemeja sampai ke bawah pinggang dan menggunakan sepatu kaca.
"Nona Eimi, apa yang kau lakukan diluar sini?" kaget Hanha.
"Aku keluar bukan karena mau tapi Aerain dari pemberontak bilang bila jika kita tidak menyelesaikan ini ketika senja datang. Tempat ini akan dihancurkan.."
"Jika Aerain berkata seperti itu maka benar adanya. Dia bisa melihat masa depan.." sahut Hanha berkomentar.
"Padahal aku masih mau rebahan di dalam bersama Reza.."
Hanha cuma bisa tersenyum mendengar keluhan atasannya.
Gadis muda baru berumur 14 tahun ini berjalan ke ujung menara PDAM kemudian mengeluarkan tekanan aura yang sangat besar, cukup untuk menarik perhatian semua orang.
"Eimi!?" terkejut Adna.
"Gadis itu bukannya anaknya mantan perdana menteri?"
"S-semuanya! Jangan melihat ke arah Eimi!" teriak Adna tiba-tiba.
"A-aku tidak tahu apa yang terjadi tapi lebih baik kita turuti aja. Semuanya, fokus ke depan. Lawan saja monster-monster!" perintah seorang Bintara yang memimpin regu disana.
Rooooaaar!
Berkat aura yang dikeluarkan oleh Eimi para Haoxer terpancing untuk menyerang gadis itu. Sambil diganggu oleh para polisi, mereka telah diarahkan oleh Adna untuk tidak melihat ke Eimi.
"Kalian besi terbang menyebalkan..." Eimi menutup kedua matanya selama 5 detikan sebelum membukanya kembali. "Saling bunuh lah satu sama lain!"
Staaareee..!
Eimi menatap semua Haoxer dengan sebelah matanya menyala merah, aura darah seketika menyebar di atas langit 'merasuki' para Makhluk Kode Nama ini.
""Rooooaaar!""
Buuuuurrrnn!?!?
"A-apa yang??"
Semua Haoxer yang terbang ke arah Eimi tadi menyerang satu sama lain, mereka mengigit badan, menyemburkan nafas api buatan sampai meledakkan diri sendiri agar lawannya ikutan terseret.
Dalam hitungan 1 menit semua Haoxer disana terkuras habis.
Do Say adalah kekuatan supernatural untuk menghipnotis lawan agar mematuhi semua arahan ataupun perintah yang Eimi berikan. Kode Nama ini hanya bisa berefek terhadap target yang lebih lemah darinya hingga seimbang dengan Eimi.
"Aku serahkan sisanya padamu.."
"Baiklah.." Hanha menargetkan 3 Haoxer terakhir.
Sihir Pembatuan
Jruusssh!
"Habisi 3 itu. Mereka lah yang terakhir..!" seru Hanha menambah semangat semua orang. Adna dibantu seluruh anggota polisi yang ada disana mengalahkan ketiga Haoxer terakhir sebelum sore hari datang.
Perempuan bernama Aerain dari Pasukan Pemberontak Divisi Kalimantan mengamati pertarungan semua orang lewat layar cctv bersama seorang remeja berambut hitam pemakai jaket merah.
"Anak itu lebih kuat dari yang aku kira.."
"Wajar saja, bukan.? Eimi adalah Nona Provinsi di Kalsel.."
"Ya..."
Brrrr...
Android remaja ini tiba-tiba saja bergetar menerima panggilan.
"Halo.." sahut Reza.
"Halo, Za. Apa Harry sudah sampai?" tanya Wawan.
"Kak Harry? Belum. Tapi kami sudah menghabisi semua naga besi disini.."
"Baguslah. Aku telah memerintahkan Harry untuk membantumu. Aku yakin Chaos Army bakal menyerang di malam hari jua.."
"Bagaimana dengan disana?"
"Banjarbaru aman aja. Kau tahu lah siapa pelindung kota ini.."
"Ya'kan?"
Laki-laki berambut ungu itu hanya duduk santai di kendaraan nya membelakangi 20 lebih mayat Haoxer yang telah dibunuh.
TNI yang bertugas di kota Banjarbaru tak percaya melihat laki-laki ini membunuh Makhluk Kode Nama hanya seorang diri.
"Wan, kudengar di tempat Reza lebih menyenangkan. Apa aku boleh ke sana?"
"Tentu saja tidak, bodoh -_-"
Preview Next Arc
A : Good morning, everybody. Sorry ane telat 1 hari up SPW. Dan akhirnya ane memasuki Arc Dimensi Kenyataan. Itu tandanya SPW7 sebentar lagi tamat
Wawan : Singkat amat 🤔
A : Biarin:^
A : Baiklah. Sedikit info. Para karakter baru ini adalah mereka yg telah LAMA mendaftar di sisi lain buku(you know lah)
Eimi : Aku muncul lagi 😭
Reza : A memang gitu. Tiba-tiba ngilangin kita 😶
A : Ehe
A : Ok. Sampai ketemu di chapter selanjutnya. Bye bye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top