Arc 57 : Wilayah Netral
W Anka & Fister vs Kuuhaku POV W
Selama 1 tahun Divisi 5 mendapatkan tugas untuk melindungi wilayah Le Vrai dan juga Federasi Padang Pasir. Mereka tahu berdiam diri saja tidak akan membuat mereka bertambah kuat. Maka dari itu beberapa anggota memutuskan untuk berlatih.
Ada yang pergi ke Federasi Padang Pasir untuk mencari kekuatan baru. Dan ada juga yang mengikuti ujian di Menara Kebenaran. Tempat itu juga memiliki ruangan dimana Pengguna Kekuatan dapat bertambah kuat.
Generasi pertama dan kedua pemilik Kode Nama sering memakainya. Sebelum Menara Kebenaran berubah fungsi atau tujuan sebagai gerbang masuk antar 2 dunia.
Kembali ke pertarungan..
Fister tengah sibuk lagi membuat lawannya kerepotan dengan sayatan angin. Aura Chaos yang melindungi Kuuhaku sontak melenyapkan serangan tersebut. Tapi dari awal tujuan Fister adalah mengalihkan perhatian.
Burrn..
Anka menerjang dari langit dengan kedua sayap burung phoenix. Memang benar serangan biasa tidak bisa menembus pertahanan Hateber tapi tidak jika yang satu ini.
Fire Spear of Mouthbird
Sebelah sayap Anka beralih membakar lengan nya kemudian ia tusukan ke depan. Teknik ini biasa pria ini pakai untuk membuat lubang.
"Menghilang.."
Cancel
Sedetik ketika Kuuhaku membisikkan kata itu, api Anka langsung lenyap. "!" orangnya seketika merubah serangan menjadi tinju, yang ditahan dengan satu tangan oleh lawan. Namun tidak hanya itu Anka memberikan tendangan kejutan ke samping perut.
Bugh!?
Serangan itu menghantam keras samping Kuuhaku tapi sepertinya hal itu telah diketahui oleh Hateber satu ini sehingga ia terlihat sengaja untuk menerima.
Chaos mendadak keluar dari tubuh Kuuhaku dan ingin mencengkeram kaki Anka. Tapi tidak jadi. Anka terbang lebih dulu ke belakang.
"Masih kurang. Kita membutuhkan yang lebih kuat.." seru Anka.
"Ayolah. Bahkan aku sekalipun pasti akan kesakitan jika kena terus menerus. Maka dari itu... Akan ku akhiri semua ini dengan cepat!"
""!""
Chaos keluar dari badan Kuuhaku membentuk beberapa kepala naga aura yang mana bagian wajahnya terlihat begitu nyata.
The Eaters
"Itu.. terlihat benar-benar berbeda."
"Anka, jangan sampai kau kena itu. Aku merasakan firasat buruk.." peringatkan Fister.
"Lahap mereka.!" Kuuhaku memerintah setidaknya 3 kepala untuk menargetkan masing-masing dari mereka.
Fister mencoba memotong kepala naga itu dengan jurusnya tapi pertahanan Chaos juga ikut melindungi entitas satu itu.
Fire Wings Shield
Anka membuka lebar sayap burung phoenix nya ke samping ketika tidak bisa menghindari lebih jauh lagi. Sayap itu melingkupinya dengan menutup ke segala arah.
Raaaaargjjjzz..!!?
3 kepala yang mengelilingi Anka tiba-tiba saja membuka mulut mereka dan menghisap kekuatan apinya. "?"
"Apinya diserap??!" kaget Fister, dan hampir saja tergigit.
"Yang rambut hitam cepat tapi tenaganya kurang. Sedangkan yang coklat dia agak lambat tapi tenaganya yang dimilikinya sangat besar. Mereka seperti dua bagian koin.." batin Kuuhaku.
Hateber ini mendadak mengendalikan 3 kepala yang menargetkan Fister tadi untuk ke tempat Anka, membantu ketiga lainnya untuk menghisap api.
"Anka.!"
"Ugh.."
"Sekarang tinggal menunggu dia(Fister) mendekat maka mereka berdua akan dikalahkan dalam waktu bersamaa---ha?!"
Kuuhaku terkejut bukan main tak menduga bila Fister malah pergi ke tempatnya.
God Speed
"Ini memang tak terduga tapi aku masih ada rencana cadangan..!"
Tinju Fister menarik angin yang ada disekitarnya lalu ia pukul ke depan menciptakan peluru tembak.
Cancel
Gelombang kejut berwarna merah keluar dari Kuuhaku dan melenyapkan tinju angin lawannya. "...." melihat itu Fister tambah mempercepat lajunya.
"Jadi itu rencananya. Dia mengetahui 2 tahapan dari Cancel. Level 1 untuk melenyapkan jurus sekuat dengan aura yang melindungi tubuhku. Level 2 adalah kekuatan untuk melenyapkan Awakening. Pasti itu tujuannya..!"
Tekanan kekuatan yang dikeluarkan oleh Fister memang terasa lebih tinggi dari jurus-jurus yang pernah ia keluarkan.
"Majulah. Siapa takut?!"
Awakening Wind Guardian : Tempest Strike
Kedua tinju Fister dikelilingi putaran angin yang begitu tajam seperti gergaji.
"Haaaaa---"
Awakening Cancel : Broke Up
Drrt!!
Aura merah Kuuhaku tiba-tiba saja bergetar kuat sebelum melepaskan aura Chaos ke sekitar. Aura itu mampu melenyapkan cepat teknik yang baru saja Fister perlihatkan.
"HAAAA---!!" walaupun begitu Wakil Komandan Divisi 5 ini tak berhenti dan tetap ingin mendaratkan pukulannya.
Batin Kuuhaku. "Dia akan melapisi tinjunya dengan auracome....itu berarti sekarang dia tidak dilindungi dengan apapun!"
Kuuhaku secara diam-diam menggerakkan satu kepala naga untuk menyerang Fister dari titik butanya. Hateber ini akan tetap menerima pukulan dari Fister tapi menurutnya itu adalah harga yang pantas untuk dapat menghabisi lawannya.
Sekali gigitan saja yang dipenuhi dengan Chaos. Tanpa perlindungan auracome. Pemberontak itu akan langsung sekarat kemudian mati.
"Aku menang..!"
ArroWURST!?!
Craaaaak!?
"Ak--?!"
2 buah anak panah api tiba-tiba saja menembus badan Kuuhaku.
Sihir Burung Phoenix Tingkat II : Api Penghukuman
Sayap Anka menyatu ke depan membuat sebuah busur dan melepaskan dua anak panah. Kondisi Komandan ini tidak bisa dikatakan baik-baik saja karena ada 5 kepala naga penuh Chaos lagi memakan sekujur badannya.
"D-dia menerima semua itu demi bisa melepaskan anak panah ini??!"
"Haaa!"
"--- punch!" Fister mendaratkan tinjunya diwaktu yang sama, menghajar tepat di hidung hingga membuat Kuuhaku patah.
"Arg--"
Kembali ke Anka.. komandan ini menyalakan apinya lebih besar hingga membakar ke-5 kepala naga hingga hangus tak tersisa. Karena tak dikendalikan lagi membuat naga-naga ini tidak bisa bertahan dengan Chaos mereka sendiri.
"Aku berlatih auracome di Menara Kebenaran selama 1 tahun agar bisa tetap bertahan walau telah menerima banyak Chaos seperti ini. Bagiku ini tidak sampai setengah.."
Anka perlahan berjalan ke Kuuhaku yang perlahan terbakar menjadi abu.
"A-aku meremehkanmu. HH-haha. T-tapi lain kali tida---"
"---tidak ada yang namanya lain kali!"
"?"
"Hm? Jangan bilang kau atau Dewa Kekacauan tidak memberitahumu?"
"M-memberitahu..a-apa?"
"Apa dia beneran tak tahu?" Fister juga ikut keheranan.
Anka menjawab. "Siapapun yang mati di dalam atau di dekat Menara Kebenaran, mereka tidak bisa hidup kembali.."
"Ap----"
"Tempat ini juga terkenal dengan sebagai Wilayah Netral. Dimana tidak ada yang berkuasa disini. Bila pemilik Author saja bisa terbunuh, apalagi kau.."
"I-ini tidak mungkin. K-kau pasti lagi menipuku. M-MANA MUNGKIN...ITU... BENAR---!"
"W-walaupun i-itu benar. K-kau tidak akan menerima seranganku secara terpaksa s-seperti tadi... Kau j-juga bisa MATI!!"
"Sayangnya bagimu aku mengetahui akan hal ini, maka dari itu aku berhati-hati dan lebih sering membiarkan Fister saja yang menyerang dari jarak dekat.."
"!"
Sayap api di kirinya terbang ke tangan membuat sebilah pedang.
"Selamat tinggal.."
"TIIIIDAAAAAK---?"
Slash... Burn!
Sihir Burung Phoenix Tingkat I : Api Penghakiman
Anka membakar Kuuhaku sekali lagi untuk memastikan Hateber itu menjadi abu seutuhnya dengan tangannya sendiri.
"Dia benar. Salah sedikit saja kau bisa mati juga tadi.." cetus Fister.
"Aku cuma sedikit beruntung lebih lama disini, haha.."
Lion Smash
Leonheart hampir mendaratkan tinjunya ketika Souta tengah memerhatikan ke arah lain, tetapi Hateber ini lebih cepat dari perkiraan nya.
"Apa Kuuhaku baru saja... Mati?"
"Temanmu terbunuh? Yah. Bagi kalian yang begitu yakin dengan keabadian diberikan oleh Dewa Kekacauan Menara Kebenaran adalah satu-satunya tempat yang tidak ingin kalian kunjungi.."
"Jadi legenda bila keabadian tidak ada apa-apanya di Le Vrai memang benar adanya yah.."
"Aku kira kau mengetahui hal ini??"
"Itulah kenapa kau berusaha membawaku bertarung di dekat menara yah. Thanks, Kuuhaku. Karena mu aku terselamatkan.."
Leonheart memasang kuda-kuda sembari kedua tinju nya disamping, aura emas terlihat membentuk seekor singa. Auracome menyelimuti tangannya merubahnya menjadi mekanik.
Double Lion
..dash!?
Leonheart memberikan kejutan untuk Souta. Hateber ini tak menyangka kalau anggota Divisi 5 itu dapat bergerak sangat cepat dengan badan sebesar nya. Dalam hitungan detik bagian depan Souta ditutupi aura emas.
"Haaaar!"
Debat Shield
Daaaerrrr..!
Lingkaran merah muda yang melebihi telapak tangan itu muncul di depan Souta, kekuatannya menahan dampak serangan dari Leonheart yang mampu menyapu tanah itu.
"Seranganku tertahan?!" tidak hanya. Aura emas Leonheart seolah berhenti tepat di depan Hateber ini.
Souta mengangkat tangan kirinya dengan cepat ke samping seraya memegangi satu kartu, benda itu mendadak membesar dan memanajng seperti sebilah pedang tanpa pegangan.
Cardsword
Cut..!
Sayatan cepat ke wajah itu hanya memotong helai rambut Leonheart. Kepala nya menunduk ke bawah dan tangannya sudah siap untuk meninju lagi, diwaktu bersamaan Souta menyiapkan lingkaran pink di tempat dimana Leonheart bakal memikul.
Leon Strike
Brrassswwe!??
Jaga diantara mereka tercipta setelah pukulan Leonheart berakhir.
"Dia adalah lawan yang kuat. Ditambah aku tidak tahu apa Kode Nama Chaos yang dia miliki.."
"Hmp.."
Beralih ke Sima dan ksatria Le Vrai yang masih berjaga di daerah evakuasi warga. Keadaan masih belum berubah bahkan bertambah sulit ketika Aditya yang terluka dibawa oleh Fath.
"Kau itu agen senior. Kenapa malah merepotkan sih..?" gerutu Sima lagi menyembuhkan.
"M-mau bagaimana lagi. Aku belum siap tadi.."
Kode Nama Love Sima juga dapat menggunakan sihir penyembuhan dengan syarat target mesti menerima efek cinta darinya. Untuk Pengguna Kekuatan sekuat Aditya, dia sengaja menerima efek cinta tersebut.
"Hei Sima. Setelah perang ini kenapa kita tidak menikah saja? Umurku kita bisa dikatakan sudah cukup.."
"Dia mulai ngelantur.." facepalm Sima.
Aaaaarrrjj!
Terdengar suara ksatria Le Vrai yang kena serang. Pasukan musuh terlihat sudah berada di depan pintu masuk barak evakuasi warga.
"U-gh.." Aditya terlihat sudah bangun walau lukanya belum sembuh.
"Hei, kau belum sem--?"
"--menunggu bukanlah gayaku. Apalagi ada kau disini."
"Padahal tinggal sebentar lagi.."
Sima terpaksa menyerahkan pertarungan ke Aditya. Namun tiba-tiba saja ada seseorang datang dari timur dan menyerang Chaos Army dalam skala besar.
Accidente de Aterrizaje del Aguila Divina
Tombak mekanika yang dipakai oleh anggota Fraksi Solcode ini menyala membukakan bagian yang seharusnya tertutup. Ia kemudian kembali melaju ke arah dimana ada datang, mementalkan semua Chaos Army ke udara dan menghantam tanah.
"Emblem menara yang dikelilingi angin. Kau dari Federasi Padang Pasir!?"
"Bsssss.." asap keluar banyak dari topeng mekanik yang dipakai. Sonrisas berlagak seolah dia adalah dinding pertahanan terakhir di barak evakuasi.
"Tidak peduli darimana kau berasal. Siapapun yang berani menantang Chaos Army akan kami lenyapkan..!"
""Ya!""
Aguila Divina
Roket muncul ditombak Sonrisas, lelaki itu melesat cepat ke depan mengejutkan semua prajurit musuh yang ada. Pergerakannya yang diluar nalar sembari membawa tombak besar itu tidak dapat dikira-kira oleh siapapun.
"B-bagaimana bisa?? Seharusnya Chaos telah melenyapkan tombak nya... Kenapa benda itu masih ut--agh. Thurst!!"
"Tombak itu setara atau bisa saja lebih hebat dari harta Pedia. Satu-satunya orang yang mampu membuat hal seperti ini cuma Mightus, Ketua Solcode Weacore.."
"Benarkah? Bentar. Kalau Harta Pedia sehebat itu kenapa ga dipakai??"
"Itu harta bukan senjata.."
Sima. "-_-"
Aditya bergabung untuk membantu. Ia sempat menendang satu prajurit Chaos Army yang mencoba membokong Sonrisas.
"Aku akan menjaga bagian belakangmu. Mengamuk lah sesuka hati.."
"...."
Sudut pertempuran mendadak berubah ke Leonheart yang menghindari lemparan kartu raksasa dari tangan Souta.
Kaosu Disutōshon: Riariti Modifaiā
Hateber ini mengeluarkan banyak kartu dari saku nya kemudian ia lempar ke udara, Chaos yang bergabung dengan benda itu merubahnya menjadi raksasa. Souta memasangkan benang masing-masing ke kartu sebelum menerbangkannya ke Leonheart.
Leonheart menangkis semua serangan itu dengan pukulan berlapis aura emas.
Lion Smash
... Fly!!
Sementara itu di atas langit He Ning serta Nami lagi bermain kejar-kejaran secara bergantian sambil membalas serangan.
Reito?
"U-uh.." mantan Ultimatum kursi ke-4 ini telah dikalahkan secara off screen oleh Em. Walaupun dia berhasil memberikan luka yang lumayan parah ke Delapan Kepala tetapi semua itu perlahan sembuh berkat kekacauan yang tercipta di Le Vrai.
"Itu tadi pemanasan yang lumayan, Reito. Terimakasih banyak.."
"B-berhenti---aku..masih belum---" Reito seketika pingsan.
Drrtt...---
Kekalahan Reito dirasakan oleh semua anggota Divisi 5. Tekanan kekuatan pria itu tiba-tiba saja melemah ke titik hampir menghilang (orangnya tak sadarkan diri).
W Main Desert City W
Federasi Padang Pasir memiliki istana Piramida yang dipimpin oleh Penguasa Padang. Dia begitu dihormati karena begitu kuat dan juga hebat dalam memimpin pertempuran ketika perang.
Seorang anggota Amnesty Group memberikan hormat ke penguasa ini sebelum turun dari Piramida Teratas. Pria ini ditemani oleh pria lainnya untuk turun.
"Saya terkejut ketika bertemu dengan Penguasa Padang. Siapa sangka beliau begitu muda. Mungkin seumuran dengan Rizani.."
"Si Author?"
"Rizani bukan Author lagi. Dewi Amnesty sedang menunda hukuman untuk dia karena telah 'membuang' Kode Nama itu.."
"Haha. Aku tak habis pikir apa yang ada di kepala orang itu. Tapi dia dulu tidak seperti sekarang.." kekeh pria berbadan kekar dan memiliki warna rambut ungu pekat ini.
"Bila tidak salah Divisi 0 yang dulu dipimpinnya bersembunyi di Federasi, bukan? Apa kau dekat dengannya?"
"Tidak. Kau tahu lah tugasku cuma menjaga anak tangga ini.."
"Hmp. Ya.."
Pria berambut putih salju ini adalah Pilar Amnesty Tujuh. Seseorang yang dulunya dirumorkan hampir mengalahkan Finn dari Delapan Kepala.
"Sudah mau pergi saja?" tanya pria rambut ungu.
"Ya. Dari awal tujuanku datang ke sini untuk melindungi Menara Kebenaran. Karena ada waktu aku memutuskan untuk menyala Penguasa Padang Pasir.."
"Apa Dewi mu tidak bakal marah? Kau mendahului ego mu ketimbang perintah nya.."
"Dewi Amnesty tidak seburuk Dewa Kekacauan.." Justme lalu mengingat kalau Amnesty juga bisa marah. "Yah. Mungkin aku tetap bakal kena hukum,"
"Kau ini cari mati.."
"Sampai jumpa, Pram.._"
Kain yang dikenakan oleh Justme mendadak bersinar terang kemudian berubah menjadi tato yang menyatu dengan badannya. Pria itu terbang ke langit dan pergi seperti kilat petir.
Preview Next Arc
A : Sore dan selamat malam. Ane update SPW lagi, yuhu~~
A : Dan seperti yg kalian baca. Keabadian apapun yang berada di dekat Menara Kebenaran akan dinetralkan. HAHAHA MAMPUS!
Raka : Jadi satu-satunya cara untuk membunuh Riza atau Dewa Kekacauan disana? *berpikir*
Diga : Raka lagi berencana membokong Riza
Leonheart : Ngeri nye~~
A : Ok. Chapter selanjutnya akan ada He Ning vs Nami
Reito : -_-
A : Sekian, terimakasih. See you di hari Rabu. Bye 👋👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top