Arc 43 : Kekacauan Brittany Dimulai
W Soul Kingdom W
Ratu dari Kerajaan Jiwa ini memasuki ruang rapat para Pejuang pelindung tempat itu, penasehat Miza yang berada di dekat meja canggih putih itu mengaktifkan map yang muncul di atas sana.
"Bagaimana keadaan Soul Kingdom saat ini? " tanya Miza langsung.
Lelaki berambut ungu dengan kimono ungu muda motif dedaunan dan jubah biru malam ini melipat kedua lengannya ke dalam ketiak, alat merokok tetap ia gigit sambil berbicara. "Bisa dikatakan aman-aman saja. Tapi.. " ia mengalihkan fokus map ke Pedia. "Tempat ini yang mendapat banyak kerusakan, "
"Jadi tujuan mereka adalah Pedia? Chaos Army dan Solcode Darkside.
Hanu, perintahkan kepada Pejuang untuk segera ke tempat Pedia setelah semua kekacauan yang ada di wilayah kita diselesaikan.. "
"Siap, ratu.. " hormat lelaki itu.
"Aku akan turun datang langsung membantu sekutu kita ini. Dengarkan, mungkin ini bisa menjadi perang aku ingin siapapun bersiap akan hal terburuknya. Kita tidak harus bernasib sama seperti HELL.
Bubar! "
Drap! Drap!
Miza pergi ke kamarnya untuk memakai pakaian yang cocok dalam pertarungan, Hanu merokok sambil menunggu ratunya itu selesai. Pintu kamar terbuka memperlihatkan Miza yang mengenakan gaun biru berelemnkan es.
"Sudah waktunya. Ayo! "
Pertahanan di gedung Pedia's Soul telah ditembus Solcode Darkside, musuh-musuh ini bergerombolan masuk dalam jumlah sangat banyak mengalahkan para satpam yang bekerja disana. Ditambah mereka mempunyai Kode Nama. Sad'dam yang kebetulan ada disana terpaksa bertarung menghadang mereka hanya dengan satu tangan dan para satpam yang tersisa.
"Sad'dam, jawab aku! Sad'dam?! "
Ayu menggelengkan kepalanya ke Ixran yang menunggu jawaban anggota eksekutif itu.
"Nyalakan sistem pelindung. Ini adalah Kode Hitam. Kumpulkan semua anggota eksekutif ke tempat pertahanan ditembus, nyalakan senjata api di dinding gedung dan tembak Chaos Army yang menyebalkan itu! " titah Ixran memakai lift untuk pergi ke lantai atas, temani istri dan anak perempuan, tidak lupa ada Zeke juga.
Bruaaaaakh!?
Baru saja keluar dari lift tepat di depan mereka lantai meledak dan menciptakan lubang yang besar. Beberapa orang melompat dari lantai bawah hingga sampai ke tingkatan yang sama dengan Ixran dan lainnya.
Mereka adalah Solcode Darkside yang dipimpin Si Aldi sendiri.
"Halo~" berucap Si Aldi mencoba menyapa Ixran.
Pemimpin Pedia ini mukanya terlihat jenguh atau tak suka ketik melihat Si Aldi, mungkin dibenaknya tertera 'kenapa orang ini terus? '.
Ixran sedikit bergerak ke samping dan berdiri tepat di depan istri dan anaknya.
"Kau bodoh sekali langsung datang ke hadapanku. Baiklah, kali ini kupastikan kau tidak akan bisa kabur lagi?! "
"Haha! Ixran, hari ini adalah kematianmu dan akulah yang akan melakukannya..! "
"... Hihihi! "
""?? "" mereka semua dikejutkan dengan kehadiran wanita yang menghasilkan suara tawa melengking itu.
Satu Chaos Army ikut berada ke lantai yang sama dengan mereka.
"Dia mengikuti kita? "
"Biarkan saja.. " titah Si Aldi.
Chaos Army ini memiliki rambut semerah darah bergaya twintail dan mengenakan jaket hijau garis kuning, menyimpan pisau dibelakang badannya.
Kanna. Hateber urutan no. 9 dari Chaos Army.
"Ketemu~aku menemukan target utama yang diberikan Dewa Kekacauan, hihi! "
"Dasar sinting.. " cibir Zeke.
"Ha? Siapa yang kau sebut sinting, gadungan!? "
"Ck! " Zeke berdecih pelan. Ya, mungkin musuh nya itu benar.
"Chaos Army, bantu kami membunuh orang itu.. " kata satu Solcode.
"Aku tidak terima perintah dari kalian.!! "
"Dia menyerang sendirian---?! "
Kanna menerjang cepat ke depan Ixran dan menampakkan pisau nya.
... Byur?!
"Hum?!! "
Bola air tiba-tiba saja menenggelamkan bagian atas kepala wanita itu, disaat bersamaan ada pasak-pasak es menghantam Kanna dan mementalkan nya jauh ke belakang serta membekukan para Solcode yang ikut bersama Si Aldi.
"Tou-sama, serahkan level perusak ke Aoyu sama kaa-sama..! "
"Ixran.. " sentuh Ayu pelan ke bahu suaminya itu. "Berhati-hatilah, " Ayu mencium pipi Ixran terlebih dulu kemudian pergi bersama Aoyuki ke tempat Kanan terpental.
"Kau juga pergi, Ze--"
"--Aku tetap disini! "
"....... "
"Lebih cepat kita selesaikan disini. Lebih cepat nyonya besar dan nona muda aman.. "
"Kau benar.. "
Si Aldi hanya bisa tersenyum kecil melihat dirinya dikeroyok sekali dua oleh orang terkuat di Pedia. Ketua Solcode Darkside ini tidak berdiam diri membiarkan dirinya terintimidasi begitu saja, ia mencabut Pedang Penutup Gelap dari tongkat hitam yang selalu ia bawa. Sebuah rapier dengan ganggang pegangan berbentuk sayap burung gagak.
Agen Pedia bernama Naruchan, terlihat cuma dia yang masih bertahan dari teman-teman yang berada di depan gedung. Jumlah yang banyak dan kekuatan besar dari beberapa yang lewat barusan telah menghabiskan kuantitas tempur Pedia.
"Disini Naruchan. Kami butuh bantuan. Segera kirimkan bantuan, kumohon?! "
Naruchan terhenyak oleh kekuatan jumlah pihak musuh. Ia tidak bisa memakai teknik jangka luas bila teman-temannya masih berada di dekat.
System Call > Ice Element = Piercing Spear
Agen ini membuat beberapa jarum serta tombak es untuk menghadang kelompok musuh yang mau memasuki gedung. Melihat tidak ada lagi yang berdiri agen ini langsung saja memunculkan dinding dari dalam tanah tepat di hadapan pintu masuk. Satu-satunya jalan masuk adalah melompat ke lantai atas dimana sudah menunggu senjata api atau menghancurkan dinding tersebut.
"Hah, hah, hah. K-kuharap tugasku sudah selesai.. " jatuh berlutut Naruchan kehabisan energi.
Kelompok musuh datang lagi mereka terdiri Chaos serta Darkside. Dan mereka dengan kompak menyerang Naruchan yang tidak mampu lagi melindungi diri sendiri.
"Sampai disini saja kah? "
Jangan menyerah!
Tap!?
Tongkat yang berisikan bendera merah itu memukul jalanan angin meniup kuat benda tersebut beriringan dengan aktifnya kemampuan Senjata Kode Nama.
Flag Spirit
Energi serta kekuatan Naruchan seakan terisi kembali. Dengan cepat agen ini berbalik badan mengucapkan sebanyak tiga kali mantera sihirnya.
System Call > Ice Element
> Fire Element
> Wind Element = Rage of Nature
Tiga terpaan elemen menghantam gelombang kedua dari pihak musuh. Mereka terpental ke tempat bala bantuan dari Soul Kingdom datang.
Ksatria perempuan yang mengibarkan bendera itu memberikan perintah untuk melawan. "Jatuhkan musuh! "
"" Ya!! ""
Keseimbangan musuh langsung runtuh, agen Pedia dibantu Soul Kingdom membalikkan keadaan yang ada di depan gedung. Sayang sekali masih banyak yang masuk ke dalam. Naruchan tidak bisa meninggalkan pos nya begitu saja. Adalah tanggung jawab nya berada di sini, saat ini.
"Terimakasih banyak atas bantuannya.. "
"Kita menghadapi ini bersama. Kita juga harus bertarung bersama-sama..! "
"Hm!"
Ksatria yang baru saja menolong Naruchan bernama Hana dari Pejuang Hati Kerajaan Jiwa.
"... Sepertinya bantuan lawan telah datang. "
Tap! Tap..
"Siapa kau? "
"Dia cuma sendiri. Dengan Senjata Kode nona Hana kita pasti bisa mengalahkan bahkan anggota Solcodr sekali pun.. "
"Kalian semua, serang... ! "
"Tunggu---! "
Dark Let : Black Air Massacre
Lelaki berambut hitam dengan ekspresi gelap ini melewati semua pasukannya Hana. Angin hitam menebas cepat mereka semua yang berada ini dalam jangkauan serangannya.
Hana mengalihkan pandangan sejenak merasa bersalah karena telah gagal menghentikan pasukannya.
"Mereka bodoh sekali. Sudah tahu aku ini kuat tapi tetap maju melawan..tap, tap! "
"Siapa kau? " tanya Hana lantang.
"Namaku Nericlt. Dan aku... Tidak sendiri! "
Kemunculan asap hitam tepat dibelakang lelaki itu bersamaan dengan kedatangan anggota Solcode Darkside yang lebih banyak lagi.
"J-jumlah mereka seperti di awal saja.. " keringatan Naruchan.
Grip...
Tuuuuuuuuutttt......!
Seluruh penduduk Brittany dikejutkan dengan suara peringatan semacam kereta. Seingat-ingatnya mereka tidak memiliki benda seperti itu ditempat, saat semuanya melihat ke atas dimana ada kereta dan logo P terpajang besar di bagian depan transportasi itu mereka sontak saja berteriak keras. Terutama para agen yang tahu apa maksud dari kedatangan kereta lintas dimensi ini.
Aditya yang menjadi masinis kereta mengaktifkan radio yang terpasang di seluruh gerbong agar semua orang yang ada di dalam bisa mendengar suaranya.
"1 menit hingga ke tujuan. Pedia! "
Bip. Bip!
Dari radar Aditya melihat ada benda yang mendekat, itu adalah pesawat tempur milik Solcode Darkside. Masinis ini meminta kepada Imoeta untuk menggantikan dirinya selama ia tidak ada.
Aditya menggunakan kekuatannya untuk berpindah ke atas atap kereta, angin menerpa kasar wajah agen ini.
"Urgh!? "
Aditya dengan sekuat tenaga membuat tangannya melawan derasnya angin yang dilewati kereta.
Sendouch
Swush... BRAK! Doom.!
Teleport Touch Aditya mengirim terpaan angin ke kelompok pesawat tempur dan membuat mereka jatuh serta saling tabrak.
"! Imoeta, kita kedatangan tamu.. "
"Eh? B-bagaimana denganmu diluar sana? Masukl---"
"---aku akan baik-baik saja. Dengar, keselamatan semuanya saat ini ada ditanganmu. Jangan biarkan mereka menembak atau menabrak jatuh kereta ini. Kan ku lindungi benda ini dari luar! "
"Dasar Adit! "
Imoeta menambahkan kecepatan kereta seperti sedang balapan, manuver penghindaran dilakukan wanita kucing ini agar tidak tertembak pesawat musuh.
Doom!
Riza dan yang lainnya tidak bisa duduk tenang gara-gara Imoeta yang mengendalikan kereta. Mencoba untuk membantu Riza memikirkan rencana agar Aditya dan Imoeta tidak mengkhawatirkan mereka.
"Adriana! Keluarkan map nya!"
"Eh? "
"Lakukan--saja." Riza hampir saja menghantam dinding karena mencoba berdiri di kondisi kereta melesat sangat cepat menghindari tembakan.
"Baik.. " dan Adriana juga hampir mengalami hal yang sama.
Riza terlihat ke ujung ruangan untuk menekan tombol suara yang menghubungi masinis.
"Aditya? "
"Maaf, tuan muda. Saat ini Adit sedang sibuk.. "
"Kau pasti Imoeta. Baiklah dengarkan. Aku kau menggerakkan kereta melewati titik-titik dimana ada musuh... Kami akan keluar satu persatu dari dalam! "
""!! ""
"Hah?? ! " pekik Sota nyaring merasa salah dengar.
"Aku akan mengosongkan isi gerbong dengan membuat yang lainnya melompat ke tempat musuh langsung. Lalu setelah semuanya telah pergi Imoeta kau bisa memarkirkan benda ini... "
"Rencana yang hebat SEKALI, tuan muda. Jujur, saya speechless! "
Riza kembali ke tempat duduknya dimana Adriana telah menyiapkan titik-titik pelompatan.
"Riza, kau serius? " tanya Hikari yang mencemaskan Mizu dan gadis-gadis nya(mungkin).
"Ya... "
"Entah kenapa aku berharap Al yang berkata seperti itu bukannya kau... "
"Tuanku, beberapa dari kita tidak memiliki pengalaman seperti itu. Saya salah satunya--! " pekik Anifa namun langsung di jitak kakaknya Afina.
"Kami pasti baik-baik saja, tuan.. " senyumnya.
"Bagus. Kita semua akan terpisah jadi beberapa kelompok paling sedikit satu orang. Aku ingin kalian menyimpan kertas ini. Benda itu pasti melindungi kalian bila benar-benar 'jatuh' nantinya.. "
Aif sama Haruka menelan susah kegugupan mereka gara-gara Riza.
"Tuan muda, kita mendekati titik pertama! " beritahu Imoeta.
Lalu Riza menatap ke Adriana sekertaris ini memunculkan data Ash.
"Reito, ini pemberhentianmu! "
Ash yang sedang santainya sambil makan donat dan minum cappucino sembari menonton kekacauan yang dibuat anak buahnya serta Solcode Darkside terlihat baik-baik saja. Ia sempat tertawa karena melihat hal konyol.
"Uhuk, uhuk! Kau pasti bercanda masa takut sama kucing padahal kekuatannya kayak dinosaurus. Hahaha! "
DRT!!
Bangku taman air mancur tempat Ash duduk tiba-tiba terangkat karena ada sesuatu yang jatuh dari atas tanah. Tepatnya berada di depan Ash saat ini, debu menghalangi pandangan Delapan Kepala ini jadi dia tidak bisa melihat.
Ash segera menghabiskan donatnya karena takut jatuh atau terbuang. "Akh--!? " Chaos Army ini hampir tersedak gara-gara melihat wajah Reito tiba-tiba muncul dari asap debu, beruntung ada cappucino es ditangan nya.
"Kau lagi!?? "
"Aku bisa mengatakan sesuatu yang sama.. "
"Hmm? " Ash melihat satu orang lagi di dekat Reito, ekspresi tenang Delapan Kepala ini seketika sirnah setelah menyadari akan menjadi seperti apa pertarungannya.
Hikari melakukan sulap dengan menarik rantai dari celah lengan bajunya. "Maaf saja tapi aku ikut bergabung sama kalian.. "
"Kalian pasti benar-benar ingin membunuhku. Yang BENAR saja, huh??! "
Preview Next Arc
A : Malam, semuanya. Ane up SPW lagi karena SEMANGAT! Hohoho~itu dikarenakan arc 43 adalah chapter yg telah ane tunggu2 selama ini. Story goes rouge!!
Riza : 🎊🎊🎊🎊🎊🎊
A : Ok. Untuk arc berikutnya akan ada pertarungan ibu dan anak, sama Ash vs 2 Ultimatum. Yang mana Hikari bakal dpt 'lawannya' nanti, hehe 😉
Diga : Entah napa emot A buat merinding
Hikari : Kau benar sekali 😑
Ash : Mizu udah siap ditinggal sendiri?
Mizu : Eh? Eh??
Aditya : SAMPAI KETEMU DI ARC SELANJUTNYA 👋👋👋👋👋👋👋👋
MizaMizusawa, DigaRW, Naruchan12love, AshDiggo, Aizahikari, Aizuhime, Aoyuki_Ohayashi
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top