Arc 43 : Code Push
W Diga & Tinta POV W
Diga mengundang pencipta Roar untuk masuk ke ruang pribadi mereka di Pemerintahan Dunia, setelah keduanya sempat berdiskusi perihal wanita ini meminta ke bos D's Company untuk mempertemukannya dengan Riza.
Tinta duduk berseberangan dengan Riza yang sudah menunggu kedatangannya. Wanita berambut pirang ini nampak memikirkan sesuatu dan Diga tahu apa itu, mungkin.
"Apa aku..bisa mempercayaimu? " tanyanya.
"Entahlah.. " jawab Diga tak yakin juga. Tinta akhirnya menghela nafas menyerah. Agen pemerintah ini membulatkan niatnya untuk memberitahu sesuatu.
"Kau tahu kabarku menghilang tanpa sebab dan kembali tanpa jawaban, bukan? "
"Ya. Kau membuat pemerintah naik pitam. Aku terkejut perdana menteri muda mu itu tidak memakai cara paksa atau liciknya.. "
"Aku juga terkejut.. "
Tinta kembali terlihat berpikir. "Baiklah.. " gumamnya menyiapkan diri.
"Diga, boleh aku panggil begitu? "
"Hmm... "
"Aku akan memberitahumu apa yang aku alami dan lihat ketika aku menghilang ke 'sana'. Aku melakukan ini karena kau dekat dengan Riza Si Author dan kuharap kau bisa menggantikanku untuk memberitahunya ketika aku tidak bisa.. "
"..... "
"Aku menghilang 2 tahun lalu karena aku terkirim ke masa depan. 5 tahun ke depan setelah Pedia hancur.. "
"Pedia hancur? Kapan?? "
"..hari ini! "
W Author POV W
Krk. Errr!
Tanah yang ditancapkan kristal itu retak hingga tidak bisa dicabut, warna biru langit dari dalam benda itu mendadak berubah jadi Chaos karena Ash memasukkan atribut Dewa Kekacauan ke dalamnya.
"!? " Reito yang ingat apa benda itu langsung menerjang untuk menghancurkannya akan tetapi tertahan oleh perjuangan keras dari lawannya.
Ash berhasil memukul wajah Reito memanfaatkan kegugupan sejenak Ultimatum ini.
"Menyingkir?! " tatap tajam Reito.
"Kalahkan aku dulu, kawan. Dewa Kekacauan mungkin akan memarahiku karena yang kulakukan keluar dari rencana tetapi setidaknya tempat ini dipenuhi kekacauan, hahaha.. "
"Kau! "
Riza yang satu-satunya yang mampu menghancurkan Chaos Crystal tidak mengetahui akan rencana Ash ini. Itu dikarenakan Hataber MilleyRy yang di lawannya menutupi tempat sekitar dengan Chaos, membuat pewaris Pedia ini tidak dapat merasakan Chaos Crystal.
Pedang Kekacauan : Taring Langit
MilleyRy memulai serangannya, ia angkat pedang besar ke depan mengeluarkan aura Chaos dari dalam tanah dan menjatuhkannya dalam bentuk tebasan yang sangat tajam.
Aeflytte dan Riza sontak saja berpencar agar tidak berkumpul ke tempat yang sama serta terkena serangan. Keduanya mendapat posisi sebagai penyerang sedangkan Adriana mendukung dari belakang.
Sword of Determination. Setting Three :
End of Line
Riza mengeluarkan teknik tebasan yang tidak bisa hilang kecuali sampai tujuan, MilleyRy yang berada sangat jauh ditempat nya terpaksa menangkis karena kedatangan tebasan yang sangat cepat itu.
Riza terus mengayunkan pedangnya ke depan menyusahkan lawan selama mungkin agar ia dan Aeflytte mampu menyerang sedekat mungkin.
Yang pertama sampai adalah Riza. Ia langsung melompat dengan pedang tertebas horizontal ke depan MilleyRy mengangkat pedang besar itu lurus ke bawah untuk menghalau serangan. Percikan api hasil gesekan pedang tertinggal ditempat, Riza melempar kuat kertasnya ke sana dan memunculkan bola-bola api sebesar kepala..doom, kumpulan bola itu meledak mendorong Hateber mundur. "!? "
Sosok Aeflytte melompat ke atas langit setelah ledakan tercipta, anggota Amnesty ini menendang angin atau ruang hampa untuk menghindari tebasan mata pedang yang dilakukan MilleyRy guna menghentikan gadis kelinci satu itu. Sesudah menghindari semua tebasan Aeflytte langsung saja merubah kakinya seperti kelinci yang dilapisi baja tebal.
Tendangan Super Pegas Kilat
JRUAk!!
MilleyRy terhentak menghancurkan pijakan nya sesaat Aeflytte mendaratkan tendangan cepat ke pedang musuh, gelombang kejut mendorong pedang Chaos tersebut dan mementalkan Hateber itu tanpa peringatan sama sekali.
"Sekarang, Adriana! "
MilleyRy yang tidak mempunyai waktu untuk bergerak karena masih di udara menjadikan pedangnya sebagai pelindung. Tetapi dia salah karena Kode Nama milik Adriana tidak mempunyai bentuk fisik sama sekali.
Subject Down : Gravition Come
... DRRRT!!
Angin dan gravitasi tiba-tiba jatuh dari atas langit ke MilleyRy, dari Adriana keduanya telapaknya membuat bentuk segitiga dimana sosok MilleyRy di tengah-tengah.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Riza maju untuk menyerang. Tebasan ke atas dari Pedang Penetapan melenyapkan efek kekuatan Adriana namun ayunan pedangnya berhasil melukai MilleyRy, di akhiri dengan tebasan horizontal yang menembus badan lawan. Hateber itu jatuh di tempat yang sama dengan Riza melewatinya dalam gaya menebas.
Seketika saja aura Chaos yang ada mendadak berhenti aktif dikarenakan MilleyRy tak sadarkan diri lagi.
"K-kami berhasil? Begitu saja? " kebingungan Adriana.
"? " Riza berbalik untuk memeriksa keadaan Hateber yang kena serangannya.
"Ini aneh. Dia adalah seorang Hateber. Tidak akan mudah untuk mengalahkannya, atau kami meremehkan kekuatan Riza? "
Aeflytte yang sibuk memikirkan kekalahan MilleyRy tanpa sengaja melihat ke bawah dimana ada retakan tanah yang mengeluarkan sinar-sinar Chaos. Ditambah pilar biru yang baru saja keluar dari jurus Hateber itu belum lenyap.
"Riza---?? "
JRAAAK!!
""!!? "" ketiganya dikejutkan dengan tusukan tombak biru yang tiba-tiba saja keluar dari dalam tanah, Aeflytte sempat menghindarinya namun Riza terkena goresan cukup besar di lengan kirinya.
Hantaman angin berwarna biru memukul muka Riza membuat lelaki ini menutup matanya, sosok MilleyRy berdiri dari terkapar nya seraya mengayunkan pedang besarnya memutari badan sendiri dan berakhir ke samping badan Riza.
"Argh---" Riza terkena tebasan kasar disamping kirinya dan terpental ke kanan membentur beberapa batu.
"Riza!? " cemas Aeflytte.
Medan Kacau : Kompas Empat Arah
??
Tali-tali cahaya beraura Chaos mengepung Aeflytte, benda itu keluar dari bawah tanah begitu saja dan menerkam Amnesty ini seperti hewan kena jebak. "Ha?? "
Adriana pergi ke tempat Aeflytte karena gadis kelinci ini dekat dengannya akan tetapi Aeflytte meminta ke sekertaris ini untuk menolong Riza terlebih dulu.
"Bantu Riza menyembuhkan dirinya sendiri.. "
"Ha.? "
"Memang benar dia tidak bisa mati tetapi yang ku takutin adalah kekuatan yang menjaganya agar tetap hidup. Setiap kali Riza sekarat Author akan mengamuk! Cepat tolong Riza!"
"Aaaaaakkkhhhh---" Riza memegangi bagian kiri badannya yang hancur oleh tebasan MilleyRy, bukannya darah yang keluar melainkan tinta warna hitam pekat. "A-aku mulai..mau... Pingsan-"
MilleyRy yang tidak mengetahui tanda dari Riza tetap menyerang lelaki itu.
"Dengan ini Dewa Gaos pasti senang! " serang MilleyRy mengincar kepala.
"!!"
...tsk!?
Riza menancapkan pedangnya dan tangan kanan itu menangkap mata pedang MilleyRy tanpa bantuan alat bantu.
Angin terhempas dari tempat keduanya, Riza mendorong kuat pedang itu ke samping dan ia bangkit cepat ke hadapan MilleyRy. Hateber itu keheranan melihat sebelah mata Riza berwarna hitam, di sudut pandang lain ada kata 'mati' tertempel di tinju kiri Riza memukul keras dada MilleyRy dan menempelkan kalimat itu tepat ke dena jantung.
Author Sign : Brutality Cause
Jantung MilleyRy meledak dari dalam badannya, Hateber itu mudah darah dan seketika saja jatuh terkapar di atas tanah.
Hah, hah, hah!
Riza terlihat bersusah payah untuk mengendalikan dirinya sendiri dari amukan Kode Nama Author, fokusnya menurun karena rasa sakit di sisi kiri badan dimana daging-daging tumbuh dengan sendirinya.
"Riza..! "
"M-menjauh..dariku! "
"Aku bisa membantumu. Percayalah! "
"A-aku... " tangan kiri Riza yang seutuhnya telah diselimuti oleh tato hitam bergerak sendiri menargetkan Adriana, beberapa huruf keluar dari kehampaan mengumpulkan beberapa kata jadi kalimat.
"M-menjauh dariku! "
Author Sign : Flamethrower MEGA
Buuuurrrrnnnn!
Semburan api yang sangat besar bahkan bisa menutup ke lantai 5 hadir tepat di hadapan Adriana. Sekretaris ini meluruskan jari kirinya jadi pedang tapi tidak diayunkan melainkan di dorong singkat ke depan.
Wall Slicer
Hantaman angin membelah gelombang api jadi dua bagian, Adriana berlari cepat ke bagian tengah-tengah disaat yang sama Riza dihantam oleh terpaan angin dan Adriana sampai setelahnya.
Gadis bersurai cream ini segera menempatkan kedua telapaknya ke dada Riza dimana ada Kode Nama Author.
"? "
"Apa kau mempercayaiku? "
"..hm! " angguk Riza, dan Adriana tersenyum.
"Makasih.. "
Sementara itu tangan kiri Riza yang kerasukan mendadak memanjang sendiri dan ingin melukai Adriana.
Batin Adriana. "Disinilah aku berada. Mereka berdua mempercayaiku, ayah dan anak. Dan aku tidak akan mengecewakan mereka! Haaaaaaaa... "
Recalm : Authority Sense
Energi Adriana tertanam ke diri Riza, auranya memukul mundur energi hitam yang menyelimuti Author seketika saja tato yang mengelilingi sisi kiri Riza perlahan mengecil kembali ke posisi awal mereka.
"H..aaaah.. " hela lega Adriana.
"Author berhenti? Bagaimana kau melakukannya!?" kagum Riza.
"Berkat latihan tentunya. Ayahmu merekrut ku jadi salah satu agen Pedia setelah melihat potensi Kode Nama Code Push. Aku kira kekuatan ini hanya untuk mendorong benda atau menangkis serangan tetapi ayahmu berpikir hal yang lain ia percaya kalau kekuatanku bisa melakukan hal lebih. Itu juga salah satu alasan kenapa aku adalah sekertaris pribadimu, Riza.. "
"Untuk menahan kekuatan Author yang tak terkendali.. "
"Adriana..terimakasih banyak! "
"Sama-sama, bos.. "
"...... Riza! Perhatikan sekitarmu! " teriak Aeflytte masih terjebak.
""?!! ""
DRRTT!!!
Chaos meledak besar-besaran ditempat Adriana dan Riza, mengelilingi keduanya ke dalam dinding cair. Tidak jauh diluar dinding ada MilleyRy yang masih hidup tanpa jantung, ia menggantikan Kode Nama nya sebagai energi kehidupan.
"Kau bisa? " Adriana membelakangi punggung Riza. Pewaris Pedia ini mencabut Pedang Penetapan yang baru saja ia tancapkan.
"Tentu. Tanpa Author aku masih bisa bertarung! " Kode Nama Access serta Amazing di kedua manik Riza aktif memunculkan huruf A di matanya.
Adriana mengangkat tinggi kedua tangan ke atas dengan badan seperti ingin menari, kekuatan supernatural nya berkumpul dikedua tangan itu.
Object Subdown : Symphony Hard Dawn
Dinding Chaos yang mengepung keduanya itu perlahan terdorong masuk kembali ke dalam tanah berkat kekuatan Adriana.
"Riza.. ! "
Riza berlari dan melompat keluar dari dinding yang mengepung mereka, mengarah ke MilleyRy yang sekarat.
"Ck. Menyebalkan. Kau seperti yang Dewa ku katakan! "
"Simpan saja umpatan mu. Aku tidak membutuhkannya! " Riza menjadikan mekanik pedangnya.
"Jangan harap kau bisa sampai! "
Medan Kacau : Letusan Banjir Kekacauan
Pedang Kekacauan : Mata Tombak Terkutuk
Jalanan retak dan banjir oleh ledakan Chaos cair yang keluar dari sana, MilleyRy mengendalikan semua itu untuk dibuat nya semacam tombak besar yang berputar-putar.
"Aa aaaa argh!! " teriak MilleyRy keras mengirim serangannya.
"Tombak itu terlalu besar. Bisa meruntuhkan bangunan. Aku harus menyerang sekaligus menghancurkan benda itu!"
Amazing New Sword Style
Kring!
Suara rantai terdengar dibelakang. Sejurus kemudian beberapa rantai besi mencuat di jalur serangan milik MilleyRy dan melilit tombaknya.
Rantai Naga Besi : Gua Penahanan
Rantai-rantai itu terhubung langsung dengan kedua tangan Hikari yang saat ini berada tepat tidak jauh dibelakang Si Hateber, Ultimatum Baru ini menarik rantai nya kuat mengikat tombak serangan hingga benar-benar robek seperti kertas.
"Hikari!?? "
"Siap--DOOOM!!!" tidak berlangsung lama ada hujan gravitasi punya Mizu yang mengarahkan Battleweather ke tempat Hateber.
"Kak Riza! "
"Kalahkan dia sekarang! " teriak Hikari.
Riza tersenyum kecil. "Mereka berdua ini bisa saja...! "
Amazing New Sword Style : Spinner Moon
Riza menurunkan kecepatan larinya kemudian mengayunkan pedang ke depan lalu ke bawah memutari badannya sendiri kemudian ia melompat tinggi dan mendarat dilanjutkan dengan berakhirnya tebasan, aura bulan putih berputar cepat lurus ke depan MilleyRy. Mengenainya kekuatan Chaos nya dan melenyapkan energi kehidupan disana.
Amazing untuk teknik dan Access yang mampu masuk ke inti Chaos MilleyRy.
"I-ini tidak mungkin--a-aku kalah dari d-dua Kode Nama... Pendukung? " Bruk, Hateber ini kalah saat itu juga.
Pilar-pilar biru yang terbang tinggi ke langit mendadak menghilang walaupun begitu kerusakan yang diterima Pedia's Soul tidak lah kecil. Itu merusak halaman samping mereka.
Semuanya lalu berkumpul ke tempat Riza, termasuk Aeflytte.
"Kenapa kalian datang? " tanyanya.
"Kami cemas dengan kak Riza setelah melihat pilar yang berwarna biru tiba-tiba bersinar di depan gedung. Mizu kira itu kekuatan kakak yang hilang kendali.. "
"Sama kekuatan musuh yang hampir menyamai mu.. " tambah Hikari.
"Kalian mencemaskanku? "
"Ya.. " Riza lalu melihat ke Hikari.
"Aku cuma cemas dengan Mizu.. "
"Haha. Sudah kuduga kau akan bilang begitu.. "
"Hikari-nii orang nya gak bisa jujur.. "
"Ha? "
"" Hahahahaha! "" Mizu sama Riza menertawai sifat Hikari yang 'itu'. Lalu tiba-tiba saja Adriana menyela perbincangan mereka.
"Riza.. " panggil Adriana, ekpresinya terlihat sedih(?) lalu gadis ini menampilkan layar dan foto menggunakan iPad, disana ada gambar Ayu Ohayashi yang 'padam'.
"Nyonya Ayu telah meninggal... "
"".....! "" mendengar berita tersebut mereka seketika saja diam.
"Kau pasti bercanda.. " kesal Hikari tiba-tiba.
"Ayu-san.. " sedih Mizu.
Grip!
Suara tangan digenggam.
"Ayo.. " kata Riza berjalan.
Tanpa bicara lebih bertiga mengikuti Riza, Aeflytte berpisah dengan mereka untuk mengerjakan sesuatu yang lain, yang berhubungan dengan Amnesty dan Chaos.
Pertarungan antara Ash dan Reito masih berlanjut, Delapan Kepala itu memanggil beberapa anggota Chaos Army untuk menghadapi Ultimatum Kursi ke-4 ini. Beberapa dari mereka ada Pengacau serta level perusak. Terakhir Hateber yang dikalahkan.
"Hah, hah.. "
"Waw. Kau memang Ultimatum yang sangat kuat. Tidak salah Dewa Kekacauan memasukkan mu ke list yang 'berbahaya'.. " kata Ash terkagum-kagum, dan jujur saja Reito sudah terluka dan pria ini tidak.
"Ini tidak baik. Dilihat pun aku bisa mengira kapan benda itu meledak. Riza pasti menghadapi masalahnya sendiri.. "
Reito menegakkan cara berdirinya, mengatur emosi dan aura. Ultimatum ini seketika saja meledakkan kekuatan supernatural ke inti energi, yaitu jantung.
"Tingkatan ini... [Ultimate Form]!? " terkejut Ash.
"Benar. Tidak ada waktu untuk menahan diri lebih dari ini. Aku benar-benar akan mengalahkanmu! "
Ash tak bicara lagi. Kekuatan Reito berada di atasnya, tapi ia adalah Delapan Kepala.
"... Ya~kau benar. Mungkin ini waktunya untuk serius~~"
Ash mengumpulkan Chaos yang begitu besar ke tangan nya, lalu ia masukkan paksa dada, ke jantungnya juga.
[Ultimate Form]
Preview Next Arc
A : Good morning
Diga : Morning
Diga : Hei A, lanjutan percakapan ane tadi mana?
A : Ane gk mau spoiler jadi... Potong deh, ehe 😛
Riza : 😑
A : Ok. Arc selanjutnya akan berfokus kepada pertarungan yg lain, selain Ash vs Reito
Ash : Nyebut nama Ku, kayak nyebut bokong aja
A : SSTTT! Banyak anak2 disini
Riza : 🤔
Mizu : Sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya. Bye, semua 👋
A : 👋
DigaRW, Aizahikari, Aizuhime, AshDiggo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top