Arc 42'3 : Tataan Baru
W Pedia Wross POV W
Kereta lintas dimensi itu melesat cepat kembali ke Brittany dan Soul Kingdom setelah Riza menerima peringatan dari sistem nya disana bila Pedia sedang di serang Chaos Army. Tanpa nunda waktu lebih lama lagi pewaris dari Pedia ini segera memanggil semua agen dalam kereta untuk mengadakan rapat.
Agen baru yang merupakan sekertaris pribadi Rizani selain Alexa yang telah gugur dalam pertempuran, gadis muda ini menyalakan sistem jadi online untuk membuka map hologram Soul Kingdom dan Brittany yang menyatu.
"Terimakasih.. " kata Riza sedikit terlihat... Gugup atau canggung.
Gadis dengan surai cream ini hanya mengangguk pelan kepalanya ke Riza.
Lelaki itu memberikan titik-titik merah dimana ada kerusakan yang dibuat pihak musuh, kebanyakkan ada di sekitar Pedia.
"Bagaimana dengan senior Miza? Bagaimana dengan mereka? " seru Hikari.
"Kak Miza bilang bila mereka juga di serang. Untuk saat ini kita masih belum tahu apa tujuan penyerangan. Apa mungkin sama seperti di Pemerintahan Dunia atau ada sesuatu yang lain.. "
Tidak lama Pedia Wross pergi mereka mendapat laporan bila Pemerintahan Dunia di serang Delapan Kepala Lullin. Dan keadaan sekarang telah mereda.
"Apa kita tahu siapa yang memimpin penyerangan Chaos Army satu ini? "
Sekertaris baru Riza mengeluarkan data Pengguna Kekuatan bernama Ash.
"Reito... " lihat Riza karena cuma Ultimatum satu itu saja yang pernah berhadapan melawan Ash. "Menurutmu dia seperti apa? "
"Menurutku? Kemampuannya merepotkan.. "
Mizu terlihat tambah gugup mendengar jawaban dari Ultimatum kursi ke-5 itu. Siapa yang tidak? Reito bisa dikatakan orang terkuat ke-5 di dua dunia, Dimensi Kenyataan dan Wattpad Pararel.
"Baiklah. Reito, mungkin bisa mengatasi Delapan Kepala ini lagi.. " Reito mengangguk tanpa beban. "Tugas kalian sebagai agen Pedia adalah melindungi tempat itu. Jaga juga penduduk Soul Kingdom yang mendukung kita selama ini dan... Jangan mati! "
Kalimat terakhir yang diucapkan Riza barusan mengingatkan mereka akan kematian Alexa. Pewaris satu ini nampak sedih karena mengingatnya, tetapi ia dan yang lain tidak bisa terus sedih ada sesuatu yang harus dilindungi.
"Aku akan membagi kelompok kita semua dan berpencar lah dengan masing-masing tugas yang ada! "
Setelah rapat singkat itu selesai, mereka kembali ke tempat, sibuk dengan persiapan masing-masing terutama para agen yang ada di barisan depan nantinya atas nama Pedia. Riza sendiri memberanikan dirinya untuk berbicara dengan sekertaris baru nya itu atas nasehat dari Anifa. Riza memerlukan hubungan baru yang dekat agar bisa akrab dengan agen baru satu ini.
"H-hei.. " panggil Riza gugup.
"Ya, tuan muda? "
"P-panggil saja Riza.. "
"Akan saya usahakan. Ada urusan apa ya? "
"Aku tahu setelah ini kau sibuk dengan semua pekerjaan yang ada. Yang ingin aku katakan adalah tidak perlu terlalu bekerja keras karena ini bukanlah pekerjaanmu yang asli.. "
"?? " sekertaris itu terlihat kebingungan.
"Maaf aku tidak bisa berkata atau mengatakannya dengan benar agar kau mengerti. Alexa juga sering menegurku karenanya.. " cengegesan Riza yang dipaksakan.
"Riza.. "
"!? " Rizani kaget karena agen ini langsung memakai namanya.
"Aku... Turut sedih atas kehilanganmu... Kita semua. Aku juga mengenal Alexa, dialah yang mengajarkanku untuk menjadi sekertarismu menggantikannya suatu hari. Aku hanya tidak menyangka bakal secepat ini."
""....... "" keduanya turut terdiam sedih dalam kenangan bersama.
"Tetapi.. "
"? "
"Alexa pasti tidak akan suka melihatmu menjadi seperti sekarang. Kau bisa membayangkannya marah sambil memegang kacamata bulat itu... "
"H-haha. K-kurasa kau ada benarnya.. "
"Terus dia pasti bilang, 'kenapa sih kau tidak bisa seperti pemimpin? Padahal kau itu anaknya'... "
"Pfft.. "
"... Hahahaha! "
"Ya. Aku bisa membayangkan satu ini bila itu adalah Alexa.. "
"Dia terlalu menghormati ayahmu. Tapi Riza dia bekerja untukmu.. "
"... "
"Walau dia sering memuja ayahmu--terlalu, tapi dia memilihmu. Waktu itu aku ada disana dimana penunjukan sekertaris pribadi untukmu. Awalnya akulah yang seharusnya menemanimu namun Alexa melangkah maju, ia mengusulkan dirinya untuk mengawasimu.
Seberapa hormatnya Alexa ke pemimpin, sebenci apapun dia terhadapmu. Alexa tetap memilih ada disampingmu. Kita tidak tahu apa keinginannya namun aku tahu kalau Alexa ingin yang terbaik untukmu.. "
"....... " Riza ingat momen terakhir keduanya. Alexa tersenyum bukannya bersedih.
Jadilah seseorang... Yang dapat kubanggakan, Riza!
Cahaya keyakinan terlihat kembali ke dua bola mata biru itu, Riza akhirnya bisa tersenyum tanpa harus memaksakan dirinya lagi. Tangan ia angkat ke atas menjabat salam bersama sekertaris baru nya ini.
"Terimakasih atas kata-katamu, Adriana.. "
"Sama-sama, tuan.. "
W Another POV W
Seorang laki-laki berambut hitam dengan kemeja hitam berlapis blazer biru yang megah kedua bola matanya beda warna, kanan biru dan kiri merah. Ia bangkit dari tempat duduknya berjalan ke depan dimana Gaos juga ikut mendekatinya.
"Biar aku yang melawannya.. " kata Gaos penuh kepercayaan diri.
"Semestinya kau menjaga dunia ini, tidak mengacaukan... "
"Itu keinginanmu, bukan aku. Apalagi kau tidak memiliki hak untuk memutuskan itu, Ultima..! "
"Aku telah menjaga dunia ini selama lebih 100 tahun. Harusnya kau mengerti apa yang Adriana perjuangan waktu itu. Kau dan Sota ada disana.. "
"Seperti yang kubilang tadi, bukan keinginanku. Aku tidak peduli dengan Adriana sama sekali. Sota? Dia cuma tidak menerima perasaan yang sama dari Adriana, itulah kenapa ia berbuat baik saat ini untuk menebus kesalahannya dan tanda bila ia mencintai gadis itu.. "
"Ultima. Waktu telah merubahku. Dunia ini telah menunjukkan kepadaku bila kehidupan di dalamnya tidaklah layak.. "
"Itu bukan keputusanmu! "
"Sekarang, iya.. "
Aura Chaos berkumpul membentuk semacam bola energi di atas telapak Gaos, pusaran putih terlihat berputar-putar di dalam sana. "..... "
Chaos Energy : Unpararel Strike
Gaos melempar bola itu ke depan dimana ada gelombang mirip laut yang di penuhi kekuatan pelenyap di dalam sana. Efeknya bahkan mampu memudarkan pantulan planet Bumi yang ada di bawah mereka.
Ultima cuma diam di tempatnya menunggu serangan itu datang ke dia. Beberapa detik sebelum menghantam ada garis biru yang membelah bola energi dari tengah dan memecahnya jadi hujan mana.
"Jangan lupa siapa yang membangkitkan kekuatan itu ke kamu, Gaos?! "
"Aku tidak lupa. Terimakasih banyak, Ultima.. "
"? "
Kertas putih tiba-tiba sudah tertempel di dekat kaki Ultima. "Sejak kapan!?? "
Chaos Sign : Flare Explosion
Sambaran api merah keunguan membakar sisi kanan Ultima dari bawah. Mirip seperti Amaterasu yang lengket di badan.
"...... " akan tetapi Ultima membuang api itu seperti air yang membasahi pakaian.
"Ayolah~? Setidaknya kau bisa berekspresi sedikit saja, bukan? " Gaos.
"Cukup! "
Psychic Lord : Gravit Control
Aura biru dan merah menghimpit Gaos dari dua arah menghentikan pergerakannya. Ultima menghantamkan badan dewa satu ini ke lantai bersama kejatuhan gravitasi yang sangat kuat sampai ke tempat anggota Chaos Army berdiri.
"Dewa ku!? " cemas Ayane, Niken menghentikan Pengacau itu sebelum ia ikutan tertindih.
"Saat ini Dewa Kekacauan sedang bersenang-senang. Kau lihat saja.. "
"? "
Gaos perlahan bangkit dengan sedikit usaha keras ledakan aura dari badannya melenyapkan kemampuan Ultima pada dirinya.
"Ultima~Ultima~? Kau yang membangkitkan Kode Nama ini. Dan kau juga seharusnya tahu kalau melawan ku itu percuma saja. Aku tak terhentikan selama masih ada kekacauan di dunia.. "
"Aku tahu. Saat ini kita tidak berada di planet Bumi. Kau berada di tempat ku memantau dunia itu. Yang kau andalkan disini cuma kekacauan hasil pertarungan kita berdua... Dan juga mereka yang berkumpul di belakang sana. Pengacau, level perusak, pembenci lalu kepala? Kekuatan Chaos mu berasal dari mereka dan pertarungan kita. Walaupun begitu ada cara untuk mengalahkan kalian semua sekaligus! "
Srrrrt. Drt!
Ruangan tiba-tiba memanjang, lantai-lantai terpisah dari tempatnya melayang ke segala arah benda-benda itu kemudian terkikis jadi lebih kecil menghasilkan berbagai benda tajam seperti pedang, tombak, anak panah bahkan jarum.
War Battlefield : Death Punish
Sss ssssttt!!!
Senjata-senjata itu kemudian terbang cepat menyerang Gaos dan seluruh anggota Chaos Army yang ikut. Mereka semua dibuat repot oleh kekuatan Ultima yang bisa 'apa saja' membuat Chaos mereka tidak terlalu dapat diandalkan.
Sementara itu tingkatan kekuatan Chaos pada tubuh Gaos bertambah kuat.
"Dia menyerap kekacauan yang ada disini atas hasil dari teknik ku.. " Ultima.
GRAPS!!?
Gaos mengacak telapaknya sendiri dengan kuat, puluhan bahkan sampai ratusan rantai tiba-tiba keluar dari lantai. Semuanya terbang mengejar ke Ultima yang mencoba agar tidak tertangkap. Bukan hanya ada Chaos namun kemampuan rantai itu dapat melumpuhkan.
Zero Count : Chain World
Krasa aan kk kg!!!?!
Pergerakan semua rantai tanpa cepat dan secepat langkah kilat Rei. Ultima terjebak di tengah-tengah kumpulan rantai yang berhenti bergerak, langit-langit luar angkasa miliknya tertanam banyak rantai begitu juga lantai yang memantulkan Bumi itu.
Chaos segera aktif ketika Ultima ingin menyentuh rantai tersebut. Sekarang Kehidupan Kode itu harus mencari jalan keluar dari sana sebelum Gaos menyerangnya dengan sesuatu yang tak bisa ditebak.
"Ini pasti kemampuan milik wanita bernama Haila. Ya pasti itu miliknya. Chaos Gaos ini..dia mampu memakai seluruh kekuatan Chaos Army! " batin Ultima mendadak sebal.
Dari balik kumpulan rantai itu terpancar aura keberadaan Ultima, Gaos dan Chaos Army yang berkumpul di satu tempat diperlihatkan kekuatan sebenarnya Ultima ketika Kehidupan Kode itu mulai serius.
"Rantai ku..? " terpana Haila melihat kemampuannya seakan terhisap masuk ke dalam tubuhnya Ultima. Kehidupan Kode itu hanya memejamkan mata selama pengisapan.
"Akhirnya dia serius juga.. " seringai Gaos mendadak.
"Dewa Gaos, kenapa rantai Haila dapat ia serap? Seingat ku kemampuan Haila adalah asli miliknya seorang.. " tanya Scarlet juga sama keheranan nya.
"Tidak perlu kebingungan begitu. Ultima itu seperti gudangnya Kode Nama. Seluruh kekuatan supernatural berasal dari makhluk ini. Begitulah Adriana menciptakan nya.. "
"Anda terlihat begitu mengenal nya, Dewa Kekacauan.. " bisik Niken nampak penasaran.
"Ya. Aku mengenalnya, bahkan sebelum dia diciptakan.. "
"Gaos! " suara Ultima tiba-tiba berubah jadi percampuran antar semua jenis suara. "Berhentilah sebelum kau tidak bisa lagi, "
"Maaf, Ultima. Aku tidak memiliki niat untuk berhenti sama sekali. Rencana ku telah mencapai tahap terakhir dan kau yang akan menghalangi nya!"
"Tetapi kau juga yang akan mewujudkan nya.. " batin nya.
"Baiklah. Aku telah memberikanmu kesempatan untuk memilih sepertinya aku harus hati-hati lain kali dengan memutuskan pemilik Chaos ke depannya setelah kau tiada.. "
"Kau tidak akan bisa melenyapkanku. Aku akan terus hidup selama seseorang yang menciptakanku---kekuatan nya tetap hidup! "
"Hahahahha! Kalau begitu aku akan membunuh asal kekuatanmu itu... Yaitu Rizani pemilik Author di zaman ini! "
"Tidak akan kubiarkan! "
Ruangan putih itu melebar, melepaskan diri dengan planet Bumi dan mendekat ke matahari. Suhu ditempat itu seketika jadi sangat panas, para Chaos Army seakan terbakar hidup-hidup andai kekuatan mereka tidak membuat mereka tak bisa mati. Gaos mengeluarkan auranya dari dalam tubuh menghalangi panas matahari agar tidak membakar dirinya sedangkan Ultima terlihat baik-baik saja.
"Riza dan Ultimatum yang lain memiliki takdir untuk melindungi dunia ini! Kau tidak akan bisa menganggu mereka.. "
"Percayalah, Ultima. Riza lebih berbahaya dariku. Kau tahu itu.. "
"... Walaupun begitu saat ini fokus ku adalah kau, Gaos! Kan ku lenyapkan kau bersama pasukanmu itu! "
= Eternition Lifegrand =
(Lifeless Moment)
Aura biru yang meledak di mata merah Ultima memadamkan energi matahari. Dunia seakan jadi abu-abu kecuali tempat Gaos dan Chaos Army berada dimana ada Chaos.
"Dengarkan, kalian. Ultima adalah gudang dari seluruh Kode Nama akan tetapi setiap kemampuan yang keluar dari tubuhnya tidak bisa lagi ia pakai, dengan kata lain Chaos adalah kelemahannya. Aku dan kalian dapat mengalahkan kekuatan supernatural Ultima! "
"Kepung dia.."
"" Baik!! ""
Ultima melihat semua anggota Chaos Army yang dibawa Gaos mulai mengepung dirinya dari segala arah, tetapi tetap ia acuhkan.
"Kau masih saja keras kepala bahkan di depan kekalahanmu.. "
"Hehehe.. "
"? "
"Kau tahu apa yang lucu, Ultima? " Gaos. "Aku adalah manusia, seseorang yang percaya akan perkembangan dan evolusi kehidupan. Menyerah bukan sifatku! "
Menyerah itu bukan sifatku sekali!
"!? " Ultima terkejut mengingat kalimat yang sama dari 100 tahun lalu dari Gaos di masa itu.
"Gaos, kau!? "
"... Ultima, seharusnya kau berfokus ke kami! " seru Finn yang ada dibelakangnya.
Chaos tertembak keluar dari telapaknya menutupi sekitar Ultima dengan selimut kekacauan. Delapan Kepala ini lalu memerangkap Kehidupan Kode itu.
Chaos Cloak
Alfarid menyembunyikan senjata-senjata nya semua tangannya bergerak seakan menari dan mulutnya berbisik membacakan mantera, disaat yang sama ada lingkaran lava mengelilingi selimut kekacauan serta benda-benda tajam yang keluar di semua bagian dalam lingkaran menusuk ke dalam selimut. Benda tajam itu berhenti sebelum menyentuh Ultima.
Murder Dance : Circle of Despair
Dari bawah ada Haila yang menaikkan rantai-rantainya sehingga mampu menarik jatuh selimut kekacauan. Kemampuan rantai itu dapat menghentikan penggunaan kekuatan supernatural.
Haila's Chain
Ayane menempelkan 2 kertas dari samping selimut dimana Niken dan Scarlet menyerang dari arah sana. Hentakan gelombang kejut dari telapak tangan yang dipukulkan itu menyelimuti seluruh ruangan di dalam selimut kekacauan. Ultima terlihat bingung apa yang coba diperbuat mereka.
Tapi fokus Kehidupan Kode ini beralih ke teknik nya yang sudah selesai.
"Apapun rencana kalian sekarang sudah terlambat.. " aura biru terhisap ke mata merah kirinya itu, teknik dengan cara meledakkan energi satu ini terkumpul ke bola mata jurusnya mampu melenyapkan apapun yang ada di sekitar Ultima.
"Semuanya berasal dari abu lalu kembali jadi abu juga. Kegelapan muncul setelah cahaya. Kejahatan tercipta dari kebaikan yang berkurang. Tidak ada yang menang sebelah, semuanya berasal dari timbangan yang menentukan takdir mereka. Aku yang menyimpan sekaligus memutuskan sekarang melakukan kecurangan. Pemilihan untuk membuat kemenangan! "
[Code Standing : The Doomend]
BLLLAASSSSTTT!!!!!?
Ledakan aura biru-merah ini menghapus selimut kekacauan dan para Chaos Army. Ultima yang telah bebas ini kemudian menembakkan jurusnya ke Gaos yang tanpa pertahanan sama sekali.
Kilat biru sedikit merah bisa dilihat dari luar Bima Sakti walau seperti garis kecil biasa namun tembakan barusan telah menggores daratan yang berjajar rapi di setiap planet tata surya universe satu ini.
"Haaaah---krssssh! " Ultima menutup sontak saja mata sebelah kirinya yang terbakar sendiri. Kehidupan Kode ini baru saja melepaskan jurus tingkat galaksi dan itu cuma mengorbankan mata kiri.
"Tidak ada tanda-tanda Chaos Army bangkit kembali. Delapan Kepala itu juga tidak bisa dikatakan hidup juga.. "
"......---hah---tap!!?"
"?? "
Ultima merasa ia mungkin salah dengar namun tetap mengalihkan pandangan ke tempat ia menembak. "........ "
Di sana berdiri sosok dengan armor putih dengan garis Chaos membungkus badannya. Sosok itu melepaskan bentuknya ini agar energi Chaos bisa ia rasakan... Dan Gaos terlihat baik-baik saja tanpa terluka sama sekali saat ini di hadapan Ultima.
"B-bagaimana mungkin? Tembakan tadi dapat menghapus kehidupan, bahkan kau sekali pun!? Tapi kenapa??? "
"Kau harus melihat lebih jelas lagi~~" kata Gaos meminta.
"? " Ultima bingung apa yang ingin disampaikan Gaos lalu ia melihat seperti yang diminta. "!? " entah bagaimana atau Gaos memang menghindar, tembakan Ultima sedikit melenceng dari tempat berdirinya Dewa Kekacauan itu.
"Apa dia membelokkan tembakanku? Atau aku yang salah tembak? Aku tidak mengerti!?? "
"A-aku masih punya mata kanan dan beberapa bagian tubuh lainnya. Yang satu ini kupastikan untuk menghapusmu dari kehidupan ini---"
Awakening Chaos : God of the Doom
CCREAAAAASSHHH!!!!?
Bersamaan ketika Ultima mengaktifkan mata kanannya Gaos menyerah disaat itu juga. Hantaman kasar dari tangan itu menembus dada dari Ultima dan mencabut hatinya.
"Aaaaaargh----??!!"
"Smirk!" senyum Gaos melihat hati Ultima yang berbeda dari organ biasanya.
"K-kau---d-darimana kau tahu??! "
"Aku ada di waktu kau diciptakan. Itu jawabannya.. "
Gaos melempar badan Ultima dan mengambil hatinya. Kehidupan Kode ini masih hidup seperti yang ia katakan. Dewa Kekacauan mengangkat hati itu ke atas memandang kagum organ tersebut.
"Tujuanku bukan untuk membunuhmu karena itu mustahil. Aku tahu betul. Tujuanku adalah ini! Hati Adriana yang menciptakanmu, Ultima... "
Gaos mencengkeram kuat hati itu dan menghancurkannya jadi darah, tetesan nya jatuh ke lantai namun kekuatan besar yang tersembunyi di dalam hati itu masuk ke dalam Dewa Kekacauan. Perlahan keberadaan Ultima menjadi tembus pandang karena energi kehidupannya berpindah ke Gaos.
Ultimatum Kursi ke-2 ini mencoba kekuatan barunya dengan menghidupkan kembali anggota Chaos Army yang dihapus Ultima beberapa saat lalu, disaat itu juga. Finn dan yang lain tentu saja terkejut bukan main karena mereka 'dapat' hidup kembali di momen yang sama dimana mereka mati.
"Aku dapat merasakan kekuatan mengalir.. "
"Dewa Kekacauan, ini apa? " kegirangan Scarlet merasakan kekuatan Chaos yang bertambah besar.
"HAHAHAHAHAHA!! " Gaos tertawa sangat keras.
"Akhirnya aku mendapatkan kekuatan yang bisa mengalahkan Author! Dengan ini tidak ada siapapun yang bisa menghentikanku! "
Ultimatum ini membakar seluruh planet yang ada di tata surya Bima Sakti dengan api kekacauan nya, menguatkan dirinya yang saat ini telah jadi sangat kuat sekali.
Para Chaos Army melihat satu sama lain kemudian berlutut di hadapan Gaos.
"" HIDUP, DEWA KEKACAUAN! ""
""HAIL! HAIL! HAIL! HAIL! HAIL! HAIL! ""
Gaos kemudian mendekati Ultima yang perlahan lenyap.
"K-kau tidak tahu apa yang telah k-kau perbuat. Adriana telah bersusah payah untuk melindungi Bumi 'mereka'!
A-apa yang kau pikirkan d-dengan melenyapkan pelindung itu---argh?! "
"Waktu itu kami masih tidak kuat. Sekarang telah berbeda! Jika mereka ingin menyerang lakukan saja! Aku siap mengusur mereka seperti yang Adriana lakukan.. "
"K-kau b-bukanlah Adriana! "
Senyuman di wajah Gaos sedikit memudar. "Kau benar aku bukan Adriana. Namun, aku lebih kuat darinya sekarang.. " Gaos pergi meninggalkan Ultima yang lenyap seorang diri.
"Tataan dunia sudah berubah. Sekarang aku yang berada paling atas dari semuanya.. "
"Bagaimana dengan Ultimatum, Gaos? " tanya Finn.
"Ultimatum? Tidak ada yang seperti itu lagi. Sosok yang menciptakan kelompok itu telah tiada. Tak ada lagi Ultima! Sekarang adalah zaman ku.
Finn, hanya Delapan Kepala yang mampu membunuh Ultimatum. Bunuh mereka semua! Code Killer. Madlerd... Siapapun yang menghalangi jalan ku! "
"Tetapi sisahkan 3 orang itu untukku. Shaker, Winnie dan... Riza! "
"Dimengerti..! " Delapan Kepala ini menciptakan lubang hitam untuk mereka dapat kembali.
Sementara itu Gaos duduk di singasana barunya yang biasa di pakai oleh Ultima, motif disana ia rubah semirip punyanya di Ultimatum namun lebih megah.
"Dunia ini bakal tunduk olehku. Kebaikan maupun kejahatan akan seimbang. Mereka yang melanggar aturan akan di hukum tidak peduli siapa itu orangnya. Aku yang duduk di atas segala nya dan tidak ada yang dapat menjatuhkan itu! "
W Pedia Wross POV W
Adriana yang mengikuti Riza dari samping ini mendadak berhenti setelah ada seseorang yang berbisik di telinganya.
Maaf aku mengecewakanmu.
"Adriana, ada apa? " bingung Riza melihat.
"T-tidak..ada." sahut Adriana juga bingung sendiri.
Di momen yang sama Ultima telah tidak ada lagi untuk selamanya. Dan dunia di dalam krisis terburuk mereka.
Preview Next Arc
A : Siang, all. Akhirnya ane up spw yg telah ane tunggu2 arc nya!!!! 🎉🍻🎈
A : Dengan tiadanya Ultima melemahkan para Ultimatum atau dgn kata lain mereka tidak bisa mencapai potensi terkuat mereka! Dan ya GAOS semakin kuat berkat kekacauan yang dibuat Chaos Army di se penjuru Wattpad Pararel.
A : Bakal banyak karakter yg mati di arc 43 dan ke depannya nanti, termsuk Hikari
Hikari : 😑
Diga : Spoiler teroooosss
A : Sampai ketemu di kematian para karakter di Arc 43. Bye 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top