Arc 40 : Babak 8 dan Kekuatan Sebenarnya Pemberontakan

W VIP Room POV W



Hei Dave. Apa kau punya seseorang yang ingin kau rekomendasikan?

Kau serius, Al?

Apa pertanyaanku terdengar seperti candaan?

Bisa saja.

Lavian mengatur nafasnya agar tetap tenang, duduk di sofa sementara Alfharizy sama Diga menyambut kedatangan anggota-anggota turnamen yang sudah bermain di kubu mereka.

"Kau baik-baik saja? " tanya Mizu mendekat ke Raka, yang penuh perban.

"Ya. Kau gimana? "

"A-aku baik.. " balas Mizu sedikit canggung. Karena gagal untuk menang.

"Bukan salahmu. Pengguna Kekuatan bernama Tinta itu sebenarnya memang sekuat Shaker. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Malahan aku kagum kamu mampu melukainya.. " seru Lisya menyemangati.

"Ya.. " lesu Mizu belum berubah.

Lavian tiba-tiba saja berdiri, mereka semua melihat punggung perempuan muda ini yang mulai mendekat ke pintu ke luar.

"Kalahkan lawanmu, Lavian! " dukung Alfharizy.

"Tentu, komandan Alfharizy! " Lavian keluar dari ruang VIP tim tamu.

Berfokus ke Diga yang saat ini berdiri tepat di depan jendela melihat ke arah arena. "Turnamen ini sangat cocok untuk Kode Nama nya. Terlebih lawannya yang sulit mati. Lavian dari Divisi 2 pasti dapat mengerahkan seluruh kekuatannya, tidak seperti di masa pemberontakan..! "

Lawan Lavian terlihat sudah menunggu di jalur pemerintah, menunggu MC memperkenalkan dirinya.

"SORE, para penonton dan semua orang yang ada disini. Dengan ini aku mengumumkan bahwa babak 8 dari turnamen 10 babak sebentar lagi dimulai! "

"" Yaaaa!! ""

"Kita sambut dari jalur Pemerintahan Dunia.
Pengguna Kekuatan yang meraih kekuatan dewa yang sama seperti Dicky, di tangannya senjata apapun menjadi sangat mematikan. Telah banyak mencabut nyawa penjahat di Perang Pedia. Inilah [Death of Goddess] Ellica! "

Wanita berkulit coklat dan surai seputih salju berjalan dari jalur gerbang, ia membawa sabit besar di punggungnya memakai breast-coat dan jaket berwarna hitam yang mana bagian dalamnya memiliki motif lebah.

"Sedangkan untuk lawan yang akan dihadapi Ellica berasal dari pemberontakan. Dia menjadi terpilih dari semua yang dipilih. Divisi 1 Pasukan Pemberontak, Lavian! "

Lavian memasuki arena dengan seragam sekolah nya. Sungguh sesuatu yang menarik untuk dilihat. Perempuan muda berambut ungu kebiruan pendek ini berhenti tepat di depan Ellica tanpa rasa gugup sama sekali.

Dave--maksud saya, komandan, kenapa?

Aku ingin melihat kekuatanmu yang sebenarnya. Setiap kali kita berpasangan aku selalu menjadi penghambatmu. Dengan melihat kekuatanmu yang sebenarnya ini mungkin aku bisa mengerti dirimu.

"Bersiap di posisi masing-masing. Dalam hitungan mundur jangan ada yang bergerak sampai kalian terpindah ke arena bertarung... "

"........ "

"........ "

"10, 9,8,7,6,5,4..3... 2. 1!"































































Sinar teleportasi memindahkan keduanya ke tengah arena bertarung dalam ruangan berbentuk persegipersegi kotak yang berada di atas aura ungu misterius di bawahnya. Tidak ada penonton disana walau ada tempat duduknya.

Rei kembali ke ruang VIP setelah sudah disembuhkan. "Apa aku ketinggalan? " tanyanya masuk.

"Rei. Syukurlah kau baik-baik saja.. " lega Mizu.

"Ya. Salah sedikit saja mungkin aku yang terbaring menggantikan si Randall.. "

"Apa dia sekuat itu? "

"Dia kuat.. " jawab Diga.

"Jadi penasaran.. " gumam Raka.

"Bagaimana babak 8 nya? " Rei.

"Baru saja... Dimulai! "

BURN!!

Semburan api dari luapan lava dilempar Lavian di hadapan. Ellica memotongnya dengan auracome yang sudah melapisi sabit, pemberontak perempuan ini berlari cepat ke tempat Ellica dan menyerang nya tanpa rasa takut.

Darah keluar ketika tinju berlapis kekuatan lahar itu menyentuh badan sabit dari Ellica. Wanita surai putih ini mementalkan Lavian paksa ke belakang karena serangan mendadak darinya.

"Apa yang dipikirkan perempuan ini? Dia maju tanpa berpikir.. " batin Ellica mencoba mencari tahu.

Sedangkan luka yang diterima Lavian sembuh tanpa bekas berkat bakaran dalam tubuhnya.

"A-aku baru pertama kali melihat jurus Lavian yang itu.. " kaget Liya di dekat Dave.

"Reaper Scythe. Senjata Kode Nama yang mampu membunuh makhluk abadi, siapa pun yang menyentuh sabit itu selain pemiliknya akan menerima sayatan tak terlihat.. " cetus anggota baru Divisi 1 bernama Shuu. "Itu yang aku baca, "

"Lavian kembali lagi menyerang?! " Ravel.

Luapan Panas Bara Emosi

Punch!

Ellica menahan pukulan berlapis lava dari Lavian langsung, ledakan lahar menutupi depan keduanya dan wanita itu seketika dapat merasakan panas ia mundur ke belakang dan Lavian sudah merencanakan hal itu. Ledakan lahar terjadi di kaki kiri Lavian yang melesat cepat ke samping leher dari Ellica, tendangan cepat itu terlambat ditangkis olehnya alhasil wanita surai putih ini terjatuh di kanan Lavian. Sementara Lavian ke kiri menjaga jarak untuk menciptakan momen serangan selanjutnya.

Pemberontak ini sedikit meringis karena kaki yang menendang tadi terkena sayatan tak terlihat, tapi tidak di hiraukannya.

Awakening Mode : The Hottest

Sekujur badan Lavian langsung dibungkus lahar lava yang menempel di sana, meningkatkan suhu ruangan dimana pemberontak ini berkuasa disana.

Lahar Api : Jalur Bara yang Panas

Lavian memukul cepat lantai memunculkan banjir lava panas ke tempat Ellica, yang dapat melompat itu.

"Apa dia mau membakar tempat in--!?? " Ellica langsung tenggelam di dalam banjir lava Lavian.

Suasana langsung hening karena Ellica tidak keluar-keluar.

"Apa dia menang? " cetus Harry cukup terkejut.

"Lawannya adalah Pengguna Kekuatan yang meraih tingkat dewa. Tidak akan semudah itu.. " Shuu.

".......? " Lavian melihat ada pergerakan di lahar yang menutupi Ellica, kumpulan bara api itu tiba-tiba naik ke atas bersama sosok lawan Lavian yang terbakar dan dagingnya meleleh.

""!!? "" semuanya terkejut melihat kondisi Ellica, yang masih hidup.

"Itu salah satu cara kerja Kode Nama orisinal Ellica, Death Tracker. Temanmu dalam berbahaya.. " terkekeh perempuan rambut merah dari ras kucing---Imoeta.

"Kekuatannya bertambah kuat setelah Perang Pedia 20 tahun lalu.. " Aditya.

Kedua agen Pedia ini mendapatkan tugas untuk berjaga di atap gedung, jaga-jaga bila ada serangan dari udara. Imoeta telah bergabung ke kubu Pedia setelah kegagalan kelompoknya 20 tahun lalu.

"Mulai sekarang pertandingan sebenarnya berjalan..! "

Mata sabit tajam Ellica yang berwarna putih tiba-tiba berubah warna jadi cream seperti motif lebah setelah auracome menjadikannya mekanik, kedua manik wanita ini pun jadi hitam gelap.

"Kau tidak menahan diri sama sekali ya? "

"Aku berniat untuk menang! "

"Itu bagus. Mari kita mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki! "

Api Bumi : Pilar Berapi

Lavian menggabungkan dua ledakan api ke tengah dan menyebarkan ke segala arah mengakibatkan kebakaran dimana-mana, energi berkumpul ke satu titik yaitu tinju kanan pemberontak ini.

Rekor Kematian, Langkah 1 : Angin Hampa

Ellica memutar sabit ke atas dengan satu tangan sampai berhenti. Ada aura hitam terseret setiap kali sabit itu memotong angin.

Keduanya lalu menerjang ke hadapan masing-masing dan melancarkan serangan ke tengah titik arena.

... BLAAAAAR!!!!?!

Ledakan yang tak dikira menghancurkan arena tempat bertarung.

"" HAAAAAH!??! " para penonton terkejut bersamaan ketika lahar api hampir membakar muka mereka.

Akibat kedua serangan barusan membuat keduanya kembali ke arena asal, karena tempat bertarung sudah hancur.

"A-aktifkan pelindung.. " perintah MC yang hampir tenggelam di dalam lahar lava Lavian.

Setiap sudut tempat duduk penonton di bagian paling depan mengeluarkan perisai tembus pandang yang mampu menahan setiap dampak dan efek kekuatan supernatural yang terbang ke arah sana. Sayangnya MC harus terjebak bersama Ellica dan Lavian yang meneruskan pertarungan mereka.

"A-aku tidak tahu apa tengah terjadi saat ini tapi aku bisa melihat lantai d-dibawahku perlahan meleleh. Nona Iyn, apa semuanya bakal baik-baik saja??! "

"Penonton tetap aman. Itu yang bisa ku jamin.. "

"H- bagaimana dengan saya, nona? "

Iyn dan MC saling tatap. "Good luck dibawah sana..! "

"Nona!? "

Haaa Aaaaa...!!

"Aaaaa aa! Pertarungan keduanya mengakibatkan kehancuran dimana-mana. Siapapun tolong aku! " teriak MC.

Dave terkekeh geli lalu menciptakan lantai terbang untuk bisa dipakai MC berdiri.

"Semoga saja kubu kami tidak melanggar peraturan.. "

"Terimakasih banyak, komandan Divisi 1! Aku berhutang nyawa padamu.. ! " histeris MC.

Kembali ke Ellica melawan Lavian. Saat ini timbangan pertarungan berada di sisi Lavian, pemberontak ini terus menyerang lawanya dan melelahkan sampai ke dinding pembatas tempat duduk Ellica hanya bisa menghindar. Lavian seakan tidak kehabisan tenaga sama sekali itu karena pemberontak ini memanasi indera nya hingga batas dan mengerahkan seluruh kemampuannya.

Api Bumi : Tinju Kehancuran

Dhuar!?!

Pukulan ke badan itu mengenai Ellica telak dan meledakkan menghimpit wanita itu ke dalam dinding. Lavian terus menjaga jarak serta menahan nafasnya agar tidak habis cepat.

"Ha, ah... "

"Menurutku saja atau disini tambah panas? " Harry.

"Y-ya... " keringatan Liya.

Aku ingin melihat kekuatanmu yang sebenarnya!

"Tunjukkan kepadaku apa yang kau punya. Aku percaya kepadamu, Lavian! " batin Dave.

"A-Adit..? " panggil Imoeta melihat ada keanehan di atap yang mereka injak, ada uap panas yang keluar terus menerus. Aditya yang melihat babak 8 lewat streaming segera mengetahui apa yang akan terjadi ke depannya.

Ia membawa Imoeta menjauh dari sana dan memberitahukan ke pegawai pemerintah untuk tidak mendekat ke titik uap tersebut.

"Senior Joe, gunakan Kode Nama mu untuk melindungi kita semua.. " pinta Shuu.

Divisi 1 yang dipimpin Dave langsung terlindung oleh pembatas dimensi buatan Joe. Diikuti Divisi yang lain sampai dari tempat duduk seberang pun melakukan hal yang sama.

Rekor Kematian, Langkah 3 : Karma Gelap

Kabut hitam keluar dari ujung sabit milik Ellica, memberi kesan takut dan gugup ke lawan.

"Teknik ini adalah absolute counter attack. Dampaknya melipatgandakan serangan lawan yang nanti mengenaiku. Masih ada waktu untuk menyerah sebelum itu terjadi..! " cetus Ellica.

"... Sudah aku bilang, aku berniat untuk menang. Dan juga aku tidak yakin kau bisa konsentrasi di suhu seperti ini! "

"........ "

"Apalagi... Ada seseorang yang percaya kepadaku. Dan aku tidak akan pernah mengingkari janjiku dengannya! "

Silauan cahaya muncul karena bakaran api di tingkat paling atas. Kekuatan lava terhisap di depan telapak tangan Lavian menciptakan teknik ledakan dalam bentuk gelombang kejut berwarna abu hitam.

Awakening Lava of Power : Destruction of Place

Suara ledakan yang sangat keras seperti gunung yang meletus di dengar mereka semua, mereka refleksi menutup telinga. Gelombang abu yang terhantam ke tempat Ellica terhalau oleh tekniknya, wanita itu melesat ke tempat Lavian yang tidak bisa dilihat lagi karena abu asap gunung berapi. Tapi dengan auracome Ellica mampu mengetahui dimana Lavian berada.

Pemberontak ini dengan cepat menciptakan dinding lahar panas untuk menghadang terjangan cepat Ellica, dindingnya hancur ketika ditabrak wanita itu dalam kecepatan yang mengalahkan kekerasan. "....... " mata mereka berdua bertemu di 1 detik.

"................ --"

Tebasan sabit yang horizontal itu dihindari tepat Lavian dengan menunduk ke bawah, lalu tangan kirinya terangkat ke depan serta mencengkeram.

GRAP??!!

"Urgh!? " Ellica mendapat cekikikan tangan panas dari Lavian.

"Haaaaaaa! "

"Lavian! " sorak Liya.

"" Lavian!! "" seluruh Divisi 1 berteriak kencang.
























































Tuk... SLASH!?

Di detik-detik terakhir itu Ellica menyentuhkan sabit nya ke badan Lavian, dalam hitungan selanjutnya ada banyak sayatan tak terlihat di tangan kiri Lavian yang mencekiknya. Setelah sayatan selesai dan merasa berkurang Ellica langsung memotong pergelangan Lavian.

Kakinya menendang badan pemberontak ini ke belakang dan kedua tangannya mengayunkan sabit vertikal cepat jatuh ke hadapan..CRAK, mata tajam Reaper Scythe tertanam di bahu kiri Lavian, dalam sekali.

"Ugh---?!!! "

Bruk!

Lavian langsung jatuh berlutut karena beban sabit.

"Hah, hah.. " ekspresi pemberontak ini kemudian jadi pucat karena sebuah sabit tertanam di pundaknya, tentu saja itu sangat menyakitkan.
"A-aku sudah membaca data t-tentangmu, dimana Death Tracker hanya aktif selama 10 menit d-di pertarungan. K-ukira aku bisa mengalahkanmu setelah 10 m-menit.. " kata Lavian susah.

"Ya.. " Ellica menyentuh tenggorokannya yang mengalami luka bakar hebat. "Kau hampir melakukannya! "

"Haaaah.. " Lavian menghela nafasnya dengan lelah.

Ellica segera mencabut sabit nya dari pundak Lavian dan membiarkan pemberontak ini perlahan jatuh. Mata sayup dari Lavian melihat ke tempat Divisi 1 berada.

"K-kau sudah... Melihatnya--" Lavian seketika pingsan ditempat.

"P-p-pertarungan yang sungguh mengerikan. Terutama bagi saya yang terseret ke dalamnya. Tetapi beruntung tidak ada korban yang jatuh, tim medis segera membawa para anggota yang terpilih ke ruang penyembuhan masing-masing kubu..! "

Dave tiba-tiba saja berdiri dari tempat duduknya dan pergi dari sana.

"Apa Lavian bakal baik-baik saja? " jadi cemas Liya.

"Dia adalah perempuan paling keras di Divisi 1 kuyakin dia bakal baik-baik saja.. " kata Harry.

"Tetap saja pertarungan tadi merubah cara pandangku ke dia.. " kagum Ravel. "Selama ini kita diminta oleh Riza untuk tidak membunuh. Jadi kita semua menahan kekuatan masing-masing, "

"Inikah.. Yang terjadi bila kekuatan penuh dikeluarkan? Sanggup mengancam seorang Pengguna Kekuatan dengan tingkat dewa.." seru Shuu.

"Aku mau ke ruang penyembuhan seperti komandan. Mungkin ada yang tidak bisa disembuhkan staff.. " kata Joe beranjak bangkit dari tempat duduknya.

"Semuanya, kita akan istirahat sejenak untuk memperbaiki... Kembali arena yang hancur. Skor kedua kubu kini berada di poin yang sama yaitu 4! Kedua babak tersisa terakhir akan menentukan pemenang dari Turnamen 10 Babak ini.! "

Aditya serta Imoeta kembali ke tempat mereka yang kini berlubang di penuhi bara api yang melubangi atap. Dan sedikit diingatkan bila gedung memiliki 50 lantai utama dan ruangan tempat arena berada ada di lantai 20.

"Apa selama ini Pasukan Pemberontak dipenuhi Pengguna Kekuatan tingkat monster? " tanyanya berbicara sendiri.

"Adit, kau termasuk salah satunya loh. Bila masih jadi pemberontak.. "



W SKIP POV W



Keadaan serius kini terjadi di ruang VIP tim tamu. Mereka sedang mendiskusikan atau memprediksikan hasil akhir turnamen nantinya.

"Imbang kah... " gumam Diga.

"Hm? Kenapa? " tanya Hicchan sudah kembali.

"Iya. Kenapa, bos?" tanya Raka bingung.

"Haruskah aku jawab kalau aku ini yang terlemah dari kita semua? "

"Dan kau berani sekali bermain di babak akhir.. "

"No help sama sekali, Al! " pekik Diga.
"Haaa aaah. Hasil imbang adalah satu-satunya yang bisa kita raih itupun bila Al menang melawan keponakannya CryVirus.. "

"......... " Alfharizy cuma diam, berpikir.

"A-apa kau tidak memiliki kartu As, gitu? " Lisya.

"Kalau ditanya, ada sih. Tapi gak guna.. "

"Eh? Kenapa?? " keheranan Mizu.

Diga sekali lagi menghela nafasnya seakan ada nyawa yang keluar dari sana. "Biar aku memikirkan apa yang perlu diperbuat.. "

"Tidak ada waktu lagi.. "

"Aku tahu. Haaaah. Sepertinya tidak ada pilihan yang lain.. "

Seeet...

Pintu ruangan dibuka oleh kedatangan Shirai, ia membawakan surat untuk Diga.

"Dari... Riza? "

Untuk Diga dan lainnya,
Maaf karena tiba-tiba pergi. Aku harus kembali ke Soul Kingdom.

A. Rizani.

"Kenapa dia kembali?? "

Semuanya tidak tahu bila disaat bersamaan... Chaos Army telah berhasil menembus pelindung Soul Kingdom dan menyerang Pedia.




















































































































































































































































































Preview Next Arc

A : Sore, dan malam! Ketemu lagi degn ane A, pembuat SPW!

A : Hee? Kok Pedia tiba-tiba diserang? *pura-pura terkejut*
Salahkan saja Ash

Ash : Are? :^

A : Ok. Selanjutnya ada babak 9, Diga vs Allyn. Hohoho tanpa melihat pun bisa ditebak siapa yang menang 😱

Riza : Ane gk bisa menghentikan spoiler satu ini. Siapapun bisa melihat

Diga : Entah knp ane jadi karakter terlemah di SPW 🤔

Alfharizy : *berpikir di pojokan*

A : Sekian untuk chapter ini. Sampai ketemu lagi di arc berikutnya, bye👋

Riza : Bye 👋

lavenpichie, davesafirus, Ki_Liya07, FeraFernanda18, MAlfharizy, DigaRW

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top