Arc 39 : Kristal Kekacauan
W Apartement POV W
Mione merasakan tekanan auranya semakin melemah pada saat melihat Iidona dan taman kegelapannya. "Tempat ini seakan melemahkan kekuatan kita.. "
"Berlama-lama bukan sesuatu yang bagus, kah? "
"Ya. Kita harus memikirkan sesuatu dengan kura-kura yang menjaga Solcode Darkside itu.! "
Anggita menanamkan Belover ke satu telapak punggung Mione biar rencana mereka tidak ketahuan.
"Black Tortoise!" Darksinia memerintah kura-kura besar untuk menyerang karena melihat kedua orang di depannya seperti merencanakan sesuatu. Dalam selang waktu yang singkat itu keduanya berhasil membuat rencana, ia maju berhadapan melawan Black Tortoise sedangkan Mione berlari ke samping, melebar.
Ice Wallace
Jruak!
Pasak es berkumpul di bawah badan kura-kura dan menusuknya, namun yang hancur adalah esnya Anggita.
Mione mengeluarkan Senjata Kode Nama nya yang berbentuk tongkat sihir. Elder, tongkat yang pernah dipakai Merlin di berbagai macam cerita.
Elder Magic : Devil's Gremory Owns Time
"Graaa!"
Bzt!
Black Tortoise yang menerjang ke depan Anggita, tempatnya tiba-tiba saja dikelilingi bola energi ungu yang mampu menghentikan waktu. Kura-kura besar itu nampak melayang di dalam sana tanpa mampu bergerak lagi.
"Senjata Kode ini bisa membantuku menggunakan sihir yang sama dimiliki Iblis Solomon. Anggita sekarang! " seru Mione.
Anggita bergerak dengan sangat cepat melewati Black Tortoise, Darksinia yang ingin melawan Mione tadi terpaksa berlarih ke Sipir HELL berambut hijau itu untuk melindungi Iidona.
"Iidona, jangan diam saja! Cobalah untuk menghentikannya juga.. "
"B-baik.. "
Dark Garden : Darkness Thorn
Dua akar besar mencuat disamping kanan serta kiri Iidona, lalu mencambuk ke Anggita yang tetap berlari. Luka gores yang diterimanya sembuh mengikuti kondisi Mione saat ini, itu bisa dikatakan cheat karena mungkin Anggita tidak bisa terluka.
"Lukanya sembuh? Ini tidak baik.. " Darksinia mempercepat langkah kakinya hingga mampu ke belakang Anggita. Itu adalah hal yang wajar karena Sipir satu ini bukanlah tipe pemilik fisik yang besar, dan Darksinia adalah seorang ksatria.
Mione melihat Darksinia mengincar Anggita, sesuai rencana mereka ia pun mulai membuka buku Iblis Solomon kepunyaannya dan memanggil satu sosok iblis dari dalam sana. Sementara itu Darksinia sudah melompat ke belakang punggung Anggita.
Dark Slash
Ice Wolf Ex Cannon
Slash. Duar.!
Tebasan aura ungu kehitaman dan hantaman energi beku beradu di belakang Anggita. Ia membalikkan badannya cepat tetapi kalah cepat sama Darksinia yang sudah berhenti di depan samping kanannya setelah selesai menebas.
"---! "
SLASH!
Tebasan yang sangat cepat itu memotong badan Anggita dari bagian perut, Darksinia yang terlihat membelakangi tidak perlu harus sampai melihat keadaan karena di tebasan nya tadi ia bisa merasakan sensasi menebas.
Buuuurrrn..
"? "
Darksinia sontak menoleh ke belakang karena mencium bau terbakar.
Amy's Shadow Flames
Di dekat badan Anggita yang telah terpotong ada sosok iblis menyerupai manusia berambut merah tanpa baju dan hanya memakai sarung ungu yang memperlihatkan ke depan.
"Kau menyerangku karena berpikir kalau aku yang bakal menghentikan rekanmu? Maka kau sudah salah~" cetus Anggita jadi percikan api, iblis Amy juga menghilang ke dalam tanah menjadi sulur berapi.
"Iidona!?? "
Gremory Time
Tek, tek. TEK!
Suara jarum jam yang diputar terbalik dapat didengar Iidona, tidak jauh dari jarum jam 10 gadis muda ini ada Mione yang tiba-tiba saja ada, di dekat Grand Omega ini ada iblis Gremory yang memiliki sosok penunggang unta.
"Di jarak sedekat ini mana mungkin aku meleset..! "
"Haaa--!? "
Elder Magic : Devil's Orias Antouch Spiritual
Tongkat Mione menembak lurus ke depan menembus badan Iidona yang saat ini tengah mengeluarkan cahaya, Grand Omega itu lalu merentangkan telapak kirinya ke depan merubah Iidona jadi bola cahaya.
Seketika akar-akar dari taman kegelapan Iidona perlahan lenyap seiring warna langit yang kembali normal.
"Iidona.. " Darksinia tidak percaya bila ia kehilangan rekan karena kecerobohannya.
"Tersisa kau saja..! "
"Kau! Tidak akan kumaafkan..! "
Awakening Monster : Black Tortoise Warzone
Graaaaaaah!!? Burst!!
Kura-kura besar Darksinia mengeluarkan asap ungu pekat yang membanjiri tempat bertarung, Solcode Darkside ini perlahan ditempeli asap dan tubuhnya menjadi salah satu.
Beberapa pasak es mencuat dari dalam tanah melawan asap dengan suhu beku yang menahan penyebaran, sosok Anggita hadir disamping Mione.
"Makhluk Kode Nama disana, ada sesuatu dengan asapnya. Es ku tertarik dan tidak muncul lagi ketika bersentuhan.. "
"Benda itu sama merepotkannya dengan Solcode Darkside yang kutangkap.. "
"Jangan samakan Iidona dengan benda, OMEGA sialan! " serang Darksinia.
"Iidona sudah dikalahkan, tapi aku masih bisa merasakan kehadirannya. Aku akan menolongmu setelah disini selesai.. "
Pertarungan Kyuhyun Tan dan Tomas belum dimulai sama sekali, serta Kyuhyun Tan tidak bisa menulis nama Tomas karena orangnya akan langsung menyerang... Dan juga, nama Tomas yang diberikan Shaker bukanlah nama sebenarnya yang dimiliki lelaki itu. Shaker dan Tomas memang berhubungan darah tetapi marga mereka berbeda, dan tidak ada seorangpun tahu nama asli dari Tomas termasuk Anggita sendiri.
"Aku tidak bisa membunuhnya dengan Senjata Kode ini. Bila aku memusatkan nama Tomas ke hadapanku mungkin dia akan terluka, dengan sangat parah TAPI itu percuma saja di hadapan Awakening yang mampu menyembuhkan luka. Bisa dibilang dia adalah lawan terburukku saat ini... " batin Kyuhyun Tan berpikir sangat keras. "Maka dari itu..! "
Bagian tengah halaman Death Note terbuka dan sebuah ganggang pedang terlihat di sana, Kyuhyun Tan langsung saja mengeluarkan pedang yang tersimpan di dalam bukunya itu. Sebuah longsword hitam dengan ruby dan motif mawar merah di dekat ganggang.
"? "
"Pedang ini dapat membunuhnya!"
Dash..slash!
Tomas menghindar tepat serangan horizontal tebasan yang Kyuhyun Tan berikan, kemeja baru yang ia pakai robek dan basah oleh darah.
"Penyembuhanku..?" bingung Tomas karena luka gores di dadanya tidak sembuh. "Itu Senjata Kode Nama juga? "
"Kau bisa mengetahui ketika bersentuhan langsung.." jawab Kyuhyun Tan dengan bercanda.
Tomas membungkus kedua tinju menggunakan auracome menjadikan tangannya mekanik, Kyuhyun Tan melakukan hal yang sama. Pertarungan jarak dekat diladeni Tomas, di menit awal tidak terasa apa-apa hingga tebasan Kyuhyun Tan mampu memukul mundur Tomas.
"Aku melemah? Bukan. Ini!?? " kedua tangan Tomas terluka parah dan penuh akan tebasan pedang Kyuhyun Tan.
"Apa yang? "
"Pedang ini diberikan Solcode Darkside sebagai tanda pertemanan kami. Pedang yang membawa kematian apapun yang tertebas olehnya akan langsung menerima luka parah. Apapun itu bahkan 'kekuatan'... "
".....! "
"Kau tahu. Kau adalah lawan terburukku. Dan pedang ini adalah lawan terburuk bagimu! Mari kita lihat siapa yang akan menang nantinya, OMEGA..! "
Kupu-kupu malam beterbangan dari mata pedang Azrah berkumpul di depan Arfandi dan lain lalu pergi ke samping, 2 detik kemudian sosok kitsune merah muda itu tiba-tiba saja hadir di hadapan mereka. Arfandi menjadikan dirinya sebagai perisai--terhenyak ke belakang menerima tebasan kuat, Kode Nama Iron yang ia ambil tidak cukup kuat dalam untuk melawan Azrah.
Swush..!
Agung melompat ke samping Arfandi menyerang musuh mereka memanfaatkan kemalangan diterima pemberontak satu itu, tebasan gelombangnya ditahan kuat oleh Azrah hanya dengan angkatan mata pedang saja.
"Kh..! "
"Agung. Tahan dia! "
Seach berlari ke belakang mereka berdua, menyeret asap ke mata pedang lalu melakukan akrobatik di atas kepala semua orang.
Waterfall Smokes : Hard Center
DOOM!
Tanah terguncang oleh kejatuhan asap bersama Seach yang membawanya.
Sosok Azrah melompat keluar dari kumpulan asap tersebut, Arfandi juga karena ia memakai Kode Nama yang sama seperti Seach saat ini. Kabut ia jadikan senjata pedang dan beradu tebasan melawan Azrah.
Solcode Darkside itu terus mundur karena tekanan Arfandi, pemberontak itu menendang pedang musuh sehingga mereka berpisah, tebasan gelombang lalu datang menghantam Azrah. Seakan tahu ia akan diserang seperti itu Solcode Darkside satu ini berhasil menangkis tebasan Agung dengan cara yang sama.
Azrah kemudian menundukkan kepalanya ketika Seach tiba-tiba menyerang dari belakang dan membalas dengan menendang badan Fault itu.
"Dia seperti bisa melihat masa depan saja. Hei pemberontak, apa kau benar-benar tidak bisa meniru kekuatannya? "
"Sudah kubilang kan aku hanya bisa meniru Kode Nama, bukan Senjata Kode. Itu adalah kekuatan dengan kepemilikan tetap.. "
"Dasar tak berguna.. "
"Tebasan gelombangmu juga?! " emosi Arfandi memasang wajah preman.
"Kalian berdua. Hentikan! " tegur Seach.
""........ "" keduanya terdiam, itu pertama kalinya mereka melihat Seach yang pendiam tiba-tiba meneriaki mereka.
"Lawan kalian ada di depan sana! Bila kalian terus begini maka kalian cuma menyusahkanku saja.! "
"... Seach. Benar. Aku malu menyebut diriku prajurit Synthoria. "
"Yah. Seharusnya aku bisa mengendalikan diri lebih dari ini.. "
"....... " Seach bernafas lega karena keduanya dapat tenang sementara waktu ini.
"... Kebetulan sekali aku sudah bosan! "
""!?? ""
Azrah membuat segel jari seperti ninja. "Mari kita selesaikan ini.. "
Shadow Clone Jutsu
Dua kloning bayangan Azrah hadir di dekat kitsune itu. Kupu-kupu malam beterbangan ke mata pedang yang dipunya dan asap hitam mulai keliatan.
Naitobata Furaisō Do Sutairu: Dākupa Udāsu Kyattā
Tiga lintasan malam melewati tempat ketiganya, seketika itu juga sosok Azrah menebas mereka disaat bersamaan.
SLASH---!!?
"??! " Azrah membeku ketika yang ia tebas adalah asap Seach.
Asap-asap itu bergerak ke belakang, samping bahkan atas Azrah, Seach menusuk dari belakang, Agung mengayunkan sekuat tenaga tebasan gelombangnya dari samping badan.
Grap?!
Arfandi menendang akrobat ke atas mengenai bawah dagu Azrah, ia terus naik ke atas dan satu tangannya berhasil mengambil Senjata Kode dari musuhnya. Kepemilikan langsung berubah ketika Arfandi menggunakan Ability Taker.
Gaya Pedang Kupu-Kupu Hitam : Kejatuhan Hujan
"?! "
Daar!
Azrah tertebas oleh katana nya sendiri tebasan setengah bulan itu menjatuhkan Solcode Darkside ini dari tanah.
"Huuh~siapa yang menyangka kalau rencana ini berjalan mulus. Hei Agung, aktingmu tadi hebat loh.. "
"......." Agung cuma mengabaikan Arfandi. Lalu kemudian Seach datang ke Arfandi.
"Rencananya berjalan mulus. Memanfaatkan ketidakakuran kalian berdua dia pasti akan menyerang setelah berdamai, karena mungkin saja kerjasama kalian setelah itu dapat mengalahkannya.. " beritahu Seach.
"Dan dia tidak tahu kalau itu cuma akting.. "
"Y-ya.. " Seach memilih diam, Agung terlihat seperti tidak lagi berakating menurut Seach.
Geom Eun Bal
Jembatan gelap satu persatu keluar dari belakang Yeo Mie ingin meremukkan dua Pedang yang maju menyerang. Charlotte menghindari kejatuhan benda gelap yang sangat banyak itu mengandalkan magnet dari Umbrella Sword yang saling dorong/tarik satu sama lain. Itu terlihat seperti Charlotte terbang dari samping ke sudut lainnya.
Sementara itu Anggraeni melaju tanpa ada hambatan sama sekali, Kode Nama Particel dan Slash nya mampu menghancurkan semua objek bila digabungkan.
"Char, aku akan memberikanmu kesempatan untuk menyerangnya. Selesaikan dengan cepat! "
"Ya!"
Anggraeni melesat ke depan menghancurkan apa saja yang ada menghalangi dirinya, sosok elf itu terbang tinggi ke atas jembatan bersama empat pedang berwarna hijau hasil Particel.
Four-edge Thurst Sword
Keempatnya melesat jatuh tepat ditempat Yeo Mie yang dilindungi banyak jembatan gelap, perang-perang Anggraeni terbang mengelilingi jembatan hitam mengikis sedikit demi sedikit hingga sangat tipis.
Sementara itu Charlotte masih berdiri, Umbrella Sword ia kumpulkan kembali ke bentuk awal. Lalu menggabungkannya jadi satu menjadi pedang sesungguhnya, dengan ganggang berbentuk payung.
Degenerate Umbrella Sword : Untouchable
DRT!!
".? " Yeo Mie melihat dinding jembatan sebelah kanannya bergetar lebih kuat dari yang lain, setelah lama menunggu dinding itu hancur oleh pedang payung yang mampu melebar dan menciptakan sangkar burung dari arah depan.
"APA?! "
"Ketemu juga.. " bisik Charlotte. Pedang ini melangkah maju lalu berhenti di 2 meter dari Yeo Mie, Umbrella Sword ia tarik dan dorong. Dari ujungnya yang panjang tercipta sangkar burung yang menghantam Yeo Mie kasar.
Bagian yang tajam membuat badan Solcode Darkside itu terluka seperti habis kena tebas. Anggraeni melihat jembatan hancur dari dalam tidak jauh di bawahnya ada Yeo Mie yang terkapar.
Sesama Pedang itu berkumpul dan menahan Yeo Mie yang tidak bisa bergerak sedikit pun.
"Ada apa? " tanya Anggraeni melihat Charlotte berpikir sangat.
"Ada yang aneh. Kenapa Solcode Darkside ini lebih lemah dari yang aku lawan ketika di Synthoria?"
"Mungkin kau sudah bertambah kuat. Itu saja.."
"Itu tetap tidak masuk akal. Waktu 6 bulan itu tidak bisa dibilang lama untuk mereka. Ada yang aneh tapi aku tidak tahu apa itu..? "
"Lebih baik kita berkumpul lagi bersama ketua Maulana.. "
"Ba..ik."
Bersamaan dengan perginya dua Pedang itu, Yeo Mie mendadak tertawa dengan sendirinya.
Beralih ke depan pelabuhan dimana pertarungan antara Dinan dan MCF telah menghancurkan tempat itu. Banyak ular yang mati di sekitar tombak hitam hasil kekuatan dari Dinan.
".....? " Dinan memperlihatkan ekpresi berpikir yang sama seperti Charlotte, ia merasa keanehan.
"Hm? Ada apa, sobat? Kau lelah, hm? "
"Kenapa cuma Bencana saja yang menyerang?"
"Hei-hei. Kan Solcode Darkside ada juga.? "
"Organisasi itu tidak mungkin menyerang dalam jumlah kecil yang bisa kuhitung dengan jari. Apa yang kalian tunggu sebenarnya? " Dinan.
MCF menyeringai dengan misterius. "Entahlah~mungkin... Kembang api? "
"? "
DUZT??!!!!
"!? "
""!!!!!! ""
Semua orang refleks mengangkat kepalanya ke atas langit dimana ada bola cahaya yang diselimuti oleh aura Chaos.
"Chaos Crystal? " gumam Diga kebingungan.
D's Company telah sampai di depan gedung presiden. Tetapi langkah mereka terhenti ketika melihat bola Chaos itu tiba-tiba muncul entah darimana di atas kepala semua orang.
"Lama aku menunggu, dasar pengacau?! " tertawa Kuroda.
"Apa yang kalian rencanakan?!! "
"Oh Diga ketua D's Company. Aku senang kau datang. Aku akan menghancurkanmu dengan tanganku sendiri..! "
Sama seperti yang lain Aisran juga memikirkan kemunculan tiba-tiba dari Chaos Crystal yang ada di atas kepalanya, atau lebih tepatnya di atas kota Nightstay.
"Lapor komandan! Di beberapa arah kota ada serangan dari Chaos Army! "
"Bagaimana bisa!? Dari HELL tidak ada informasi apapun yang memasuki pelindung?" terkejut Michelia.
Aisran menatap Chaos Crystal yang ia pikir sebagai alat teleportasi para Pengacau. Aisran berpikir ada seseorang yang memunculkan benda itu tapi ia tidak tahu siapa, yang ia tahu mungkin saja Pengguna Kekuatan itu ada di tengah kota Nightstay.
"Kirimkan pasukan ke tengah kota. Bantu siapapun sekutu kita yang bertarung disana.. "
"T-tetapi komandan, pertahanan kita disini akan--"
"--Kalian tidak usah memikirkan itu. " potong GAIN yang keluar dari safe zone nya.
"Presiden HELL!?? "
"Komandan, bagaimana keadaan kita saat ini?"
Aisran melanjutkan perintahnya ke para prajurit, mengurangi jumlah secara drastis di gedung presiden. Prajurit Synthoria terpencar ke segala arah terutama di tengah kota.
"Tidak baik.. "
"Begitu kah.. "
"Ya. Chaos Crystal mampu meningkatkan kekuatan para Pengacau hingga ke tingkat teratas, ditambah rasa takut dan putus asa dibuat Chaos Army akan memberi kekuatan ke Solcode Darkside.. "
"Lebih buruk dari yang kita duga.. "
"Benar sekali.. "
Tap. Tap..!
"? "
Terlihat dua musuh baru saja datang di depan gedung presiden, GAIN mengenali salah satu dari Chaos Army dan Solcode Darkside itu. Mungkin mereka berdua.
Awakening Geom-eun Bal : Boiji Anhneun Byeong
Ddddrrrtttt....!
Tanah bergetar dengan sangat hebat memunculkan banyak dinding hitam dari dalam sana, membatasi setiap wilayah dengan mengadakan dinding tersebut. Sekarang ada yang terjebak dan juga pergi ke tempat yang diinginkan.
Yeo Mie tertawa penuh kemenangan sebelum tak sadarkan diri karena kehabisan tenaga.
"Gawat. Pasukan kita tidak akan bisa melewati dinding itu. Seseorang harus menghancurkannya terlebih dulu..! " seru Aisran bertindak.
Namun GAIN menahan di dada Komandan Synthoria ini, mata Ultimatum ini menatap fokus ke dua musuh baru.
"Aku takut kita tidak memiliki kesempatan untuk itu, komandan.. "
"? " Aisran seperti pernah melihat wajah dari kedua musuh ini. Dia baru ingat ketika melihat ekpresi langsung dari GAIN.
"Apa itu orangnya? " tanya Aisran ke GAIN.
"Biar aku yang menghadapinya.. "
"Hiahahaha! Biar aku melawannya? Keren sekali, GAIN!?! " terkekeh pria rambut hitam-putih panjang, ada aura Chaos yang sangat kuat menyelimuti Pengacau Tingkat 4 ini. Nozdormu.
"Komandan Aisran, berhati-hatilah dengan Solcode Darkside yang kau lawan. Dia adalah orang yang merepotkan Pedia selama ini.. " peringatkan GAIN.
"Jadi dia..!? " kejut Aisran.
"Akan kubantu.. " Maulana berdiri di samping Aisran.
W Other POV W
"Hm~? Jadi kau mengamati kami kejauhan? Boleh tau itu dimana? "
"Hehe. Maaf, Innah. Rahasia~"
"Ayolah. Lakukan untukku~"
"Baiklah bila kau yan--"
"? "
Slash!
Solcode Darkside itu meluruskan badannya ke samping menghindari tebasan putih vertikal milik Stcllar yang sedang babak belur.
Banyak di belakang Kapten Kompas ini tergeletak prajuritnya yang tak sanggup bertarung lagi.
"Ha, ah, ha.. "
"Sepertinya ada seseorang yang tidak ingin aku menjawabnya. Haha.. " tawa Ash.
"Kurang ajar.. " tatap Innah rendah ke mereka semua.
Ha, ah, ha...
Di sisi berbeda dari kota Nightstay ada kelompok Ekka yang saling bertarung akibat kubik ajaib Ivan. Tombak itu berhasil melumpuhkan sekutu nya walau harus terluka ketika berhadapan dengan Dego.
"Ekka!?" khawatir Taiki, fokusnya terbagi dua melawan Ivan.
"Khawatir dirimu, Taiki. Aku baik..s-saja--"
"!? Ekka! " teriak Taiki terdengar memperingati.
Dash?!!
Gadis rubah yang diselimuti Chaos tiba-tiba hadir tepat dibelakang Ekka.
"Dia..!?? "
"Hai~~! "
Ekka menerima cakaran yang menyakitkan di dekat perutnya, aura Chaos tertanam di sana membuat kekuatan Tombak itu melemah.
"B-bagaimana? "
"Bagaimana~? Itu karena aku tidak mati, hahaha! " jawabnya sambil tertawa.
Foxai. Pengacau Chaos Army Tingkat 17 yang pernah Ekka kalahkan di Riel 6 bulan lalu.
"Urgh..!? " Ekka mencoba bangkit untuk dapat membalas Foxai. Gadis rubah itu langsung saja menyerang dengan lima cakaran tajam.
Ekka menggunakan darahnya sendiri untuk menciptakan senjata dan menahan lima tebasan.
Turn Switch
Swiiish..? Crash!
"Apa---? "
Cakaran Foxai bergerak selama di udara dan mengenai Ekka cepat. Tombak itu langsung muntah darah, mukanya memperlihatkan seperti sulit bernafas.
"Gimana rasanya~? Itulah yang kurasakan ketika menerima seranganmu waktu itu. Hihihi. Sudah kuduga kau memang menyenangkan jangan mati dengan mudah ya, biar kita bisa tanding lagi~~! "
"Ekka..! "
Taiki datang membawa ombak magma, Foxai memilih menghindarinya karena terlihat mudah. Lelaki itu membawa Ekka menjauh dari sana dan meninggalkan Dego bersama prajurit lainnya.
"Keadaannya tidak baik. Aku harus mencari Diga dan memintanya mengeluarkan Chaos.. "
Slash..tring?!
Dinan beradu pedang dengan satu Pengacau bernama Gloria--Chaos Army di Tingkat 18.
Dinan berhasil memenangkan tanding pedang dan siap menebas leher Gloria tapi tiba-tiba saja Pengacau itu mengecil--lebih tepat tergelincir sesaat tebasan Dinan hampir memenggal ia.
"Apa? "
Dinan dikejutkan dengan ayunan kuat dari Gloria yang mementalkannya ke belakang.
"Wow~ternyata cara itu berhasil.. " kagum MCF.
"Kyaaah??! " Kawaii juga nampaknya berhasil terkena serangan gabungan dari Arufai serta Dhanana.
Dinan perlahan bangkit lagi. "Ugh? Dimana bala bantuan Omega? Apa yang membuat mereka lama sekali?? "
"Sepertinya sekutumu mengkhianatimu juga, sobat. Aku jadi kasihan.. "
"HELL tidak akan pernah mengkhianatiku. Itulah yang bisa ku jamin... "
"Enak ya mempunyai seseorang yang bisa kau percayai. Padahal kau Bencana.. "
"Kau akan menemukan hal yang sama pada waktunya. Kawan.. "
MCF sedikit tersenyum di kata 'kawan' yang Dinan sebutkan tadi. "...... " bayangan gelap tiba-tiba saja melompat dari belakang MCF tanpa orangnya sadari.
Arufai yang mencium bau bahaya mendekat membuat gesekkan di kaki dan ingin berteriak yang mana MCF melihatnya, ia refleks mengeluarkan pisau gunting dari saku nya dan menahan tebasan kuat dari sosok Rendra.
"Wow. Wow. Darimana kau datang, pemberontak? Aku tidak merasakan kedatangan itu..! " tanya MCF terlihat sangat tertarik.
"........ "
"Kau tipe pendiam ya? " lalu MCF menerima tekanan dari dorongan pada pedang Rendra. "Ops. Sepertinya aku salah sebut.? "
"MCF!? " Dhanana.
"Aku baik saja. Khawatirkan diri kalian.. "
"? " Dhanana terlihat kebingungan.
Tidak lama kemudian ular hijau dan putih menolong kedua rekannya MCF ini dari tusukan pilar tanah yang tiba-tiba meledak di tempat. Sosok Busur terlihat dari pecahan tanah disana, warna rambutnya yang merah membuatnya bisa dilihat dengan jelas.
Pasukan Synthoria Timur pun juga terlihat naik dari jalanan yang berlubang oleh kekuatan Kode Nama Busur ini.
"Maaf kami terlambat, Sipir Dinan. Ada kendala di tengah jalan tadi.. " beritahukan Davite.
"Tidak apa. Hei! "
"......? " Rendra.
"Biar aku yang menghadapi si rambut hijau itu. Kau lawan Pengacau disini saja! "
Api Neraka Pendusta
Dinan melesat ke belakang punggung MCF, Bencana itu berbalik kembali terseret oleh tabrakan yang Sipir HELL ini berikan. Menyisakan Rendra dan Gloria saja yang saling tatap sekarang.
Rendra perlahan... Dia menghela nafasnya.
"Kumohon jangan kau.. " Rendra tiba-tiba saja mengingat pertarungan pertama kali keduanya dimana ia tidak pernah sekali pun mendaratkan serangan ke Gloria, karena perempuan itu sering sekali tersandung ataupun tergelincir akibat efek dari Kode Nama Chaos Noobs.
"...... " dan seperti biasa Gloria tidak pernah bicara sekali pun. Yang mana dia itu bisu sebenarnya.
"Dia menggunakan pedang kali ini.. " bersiap-siap Rendra.
Gloria tiba-tiba maju duluan yang mengejutkan Rendra itu, sosoknya menghilang jadi garis hitam di hadapan pemberontak ini dan muncul begitu saja di belakang menebas ke kepala..trang, Rendra berhasil menahan tebasan dua tangan itu agar tidak mengenai kepala, masih dalam keadaan menghadap ke depan.
"Kau mengejutkanku, Pengacau.. " seringai Rendra.
"......... "
Tap. Tap...
Sepatu hitam dan celana jeans yang robek itu melangkahkan kakinya ke luar pintu di mata perempuan bersurai orange ini terdapat Chaos Crystal melayang di atas kota Nightstay.
"Benda sebesar itu dan juga diselimuti Chaos. Apa bendaku bisa menghentikannya? Uuugh tiba-tiba saja aku penuh semangat.. " berseru Shaga.
"Terus fokus, Shaga. Kita tidak sendirian disini.. " ingatkan Gehenna.
Beberapa sulur dengan atribut Chaos hadir di ujung pagar pembatas atap gedung, beberapa Pengacau dan... Mia Zerocha.
"Kita juga tidak sendirian, bukan? "
"Ya. Itu juga benar.. " senyum Gehenna.
Dua Busur, satu Grand Omega dan ketua Fault Draco muncul bergantian dari arah pintu atap gedung. Dan beberapa orang lainya.
"Hmm? Rambut biru itu.? " Mia kenal betul pemilik warna seseorang yang sangat dibencinya. Lalu Darker ini mendekati pria dengan rambut yang sama seperti punya si perempuan.
"Cia. Lihat siapa yang ada disini~~" provokasi Mia. "Kau pasti datang karena ini'kan? "
Perempuan bernama Putri Florencia itu memiliki sejarah yang panjang dengan Mia. Dulu mereka pernah bersahabat, sekarang jadi musuh. Dan pria dari Pengacau Tingkat 1 Chaos Army yang sedang dipeluk Mia itu adalah Deluxe---kakaknya Florencia.
"Ya. Aku datang untuk kalian berdua. Walau dia bukanlah kakakku lagi.. "
"Jahat sekali kau bilang begitu, adik.. " seringainya.
"Kak Deluxe telah meninggal lama di Pedia Tower. Kau adalah sisi kacau yang Dewa Kekacauan hidupkan kembali. Kau... Bukanlah kakakku! "
"Walau kau bilang begitu aku tahu kau terpaksa bersuara, Cia.. "
"...... "
"Aku tahu karena kita adalah keluarga. Sangat disayangkan cuma aku yang bisa dihidupkan saat itu.. "
"Hentikan.! " teriak Florencia.
"Nona Florencia, anda tidak perlu memaksakan diri. Biar saya yang mengerjakan tanggungjawab anda untuk menghentikan tuan Deluxe.. " seru Luukie berdiri di depan.
"Tidak apa'kan, nona? "
Luukie meminta izin ke perempuan bersurai seputih salju yang memakai gaun hitam ketat. Dua buah maniknya memiliki dua warna yang berbeda yaitu biru dan merah.
"Tentu. Tapi akan lebih baik jika kak Florencia ikut juga.. "
"Anda sekali, nona.. " terkekeh Luukie.
"Fallyn, Hensen. Kalian lawan Darker dengan sabit.. "
Dua Busur maju dari samping kanan kelompok. Hensen, pemuda rambut hitam dengan topeng di sebelah kiri kepala dan membawa dua buah katana. Fallyn. Ksatria perempuan berambut hijau yang pernah memotong lengan Sad'dam ketika perang di Synthoria masih berlanjut.
"Aku dan ketua Fault akan melawan Solcode Darkside yang ada disana. Dia kelihatan sangat kuat sekali.. " cetus Alvino.
"Yaa... "
"Shaga, kami akan memberikanmu celah untuk bekerja. Pastikan kau berhasil! " Gehenna.
Shaga menjilat bibirnya sendiri, Batu Besar Baru ini dalam mood terbaiknya. "Serahkan bagian itu padaku, hehe.. "
"Ayo, semua. Waktunya menjalankan operasi Pelenyapan Kristal Kekacauan! "
Preview Next Arc
A : Ooooooh! Akhirnya Arc 39 update. Rencana awalnya dijadikan kemunculan buat Pedia tapi gak jadi karena beberapa saat setelah Pedia muncul, HELL gk lagi bertempur
Riza : Lagi2 malah spoiler nih author 😑
A : Ehe~
Mizu : Nanda yo!
Hikari : 🤨?
Aisran : Arc 39 berikutnya akan lebih panjang lagi dari chapter ini. Entah kenapa arc2 beberapa chapter sebelumnya juga panjang. Ada apa?
A : Itu karena ane lebih semangat. Dan bisa tolong gak cariin pendaftar baru buat SPW5 biar tambah heboh nih cerita *lirik readers*
Riza : Lupakan A 😑
Riza : Sampai ketemu di arc selanjutnya, bye👋
MioneEinstein, anggita157, ArfandiArfandi, Taiki_Huda, Char_Zoe, S_Aisy21, Maulana_Ir, Rendra45, MCF490, ShagaSilverish, DracooPotter4
VinoKeith
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top