Arc 39'5 : Komandan dan Wakil Komandan Synthoria

W OMEGA POV W






50 meter adalah luas penjara milik Pengacau Chaos Army yang mengurung kelompok Aisran. Sebagai komandan utama di Synthoria Aisran memiliki tanggungjawab untuk segera keluar dari tempat itu namun tidak ada pintu dimana pun bahkan sampai ke ujung. Mereka bahkan mencoba menghancurkan dinding merah yang menahan mereka, dengan kekuatan besar tapi tetap saja tidak mempan. Owen anggota baru dari Grand Omega baru saja kembali dari aksinya mencoba membuat lubang di tembok. Tapi tidak berhasil.

"Tidak bisa ternyata, hahaha. " tawanya riang.

"Hmm. Padahal seranganmu cukup kuat.. " gumam Aisran.

"Saya juga tidak tahu kenapa!? " teriak Owen tiba-tiba, lalu hening tiba-tiba juga.

Maulana masih belum terbiasa dengan sifat orang baru ini tapi anehnya komandan dan wakil baru itu dapat menerimanya dengan mudah.

"Apa cuma aku saja yang beluman? "

"Hm? Apa maksudmu? " bingung Aisran.
"Komandan, tuan Maulana mau bilang soal sifatnya Owen.. "
"Darimana kau tahu itu? "

"Aku, kenapa? "

"Maaf, Owen. Aku cuma kagum saja dengan adaptasi kalian, terutama kau Michelia. Kudengar kau baru saja bergabung dengan pasukan.. " Maulana.

"Ah, soal itu.? Saya ini anak kesayangan ayah jadi tiap hari ayah selalu membawakan hadiah. Saya sudah terbiasa dengan sifat aneh ayah, makanya saya berpikir kalau teman-teman ayah punya kelakuan seperti itu juga.. "

"B-begitu? Bagaimana denganmu, Aisran? "

"Pasukan Pemberontak memiliki banyak orang anehnya, contohnya yang suka main hujan di dalam ruangan atau jokes nya yang cringe. Kurasa Owen normal-normal saja.. "

"Terimakasih banyak, komandan. Kebanyakan bilang aku ini labil orangnya, mudah emosian. Sniiff.." terharu Owen entah kenapa.

"Yang lebih penting kita harus keluar dari tempat ini. Pasti diluar terjadi kekacauan dengan hilangnya kita semua.. "
"Saya setuju.... "

Jauh di atas langit-langit merah dalam penjara kotak dimensi bergelantungan Ersrickvan tanpa alat bantu kakinya seakan melekat kuat disana. Pengacau ini sudah memulai rencananya mengalahkan mereka berempat.

Lantai yang ada dibawah Aisran mendadak terbelah dan menjatuhkannya orangnya, Michelia mencoba menangkap tangan komandan nya tapi gagal karena ada tali yang juga menarik Komandan Utama itu tenggelam ke bawah.

"Komandan Aisran!? "

"Michelia, lindungi dirimu sendiri. Kita pasti sebentar lagi diseran---?? "

Dup!

Dinding merah yang ada tepat dibelakang Maulana terpisah dari tempatnya dan menabrak Pedang itu sampai jatuh ke lantai. "Urgh?! A-apa? "

"!? " Owen dengan instingnya berpindah dari tempatnya berpijak sebelum lantai itu terbelah dan menjatuhkan dirinya. Grand Omega ini melihat Michelia mau jatuh juga tapi dia tolong dengan tali hitam yang keluar dari celah lengan bajunya.

"K-komandan.. " Michelia masih syok dengan hilangnya Aisran.

"Wakil Komandan, anda harus tenang. Komandan kita pasti tidak akan kalah semudah itu.. "

"...... "

"Percayalah kepadanya! Bukankah dia selalu percaya dengan kita? "

"... Kau benar. Maafkan aku."

"T-tidak apa. Michelia, aku tahu kau pasti gugup dan bingung saat ini tetapi kau harus melawannya.. " bangkit kembali Maulana. "Jangan lupakan mau menjadi apa kau nantinya di masa depan! "

Ersrickvan perlahan turun dari langit-langit dan mendarat di tempat yang sama dimana Aisran menghilang. Semuanya sontak saja siaga, kecuali Maulana langsung menyerang dengan tusukan dua pedang yang terbang ke musuh. Ersrickvan menangkis serangan itu dengan sangat mudah.

"Siapa kau? "

"Maaf karena terlalu kasar di awal tadi dengan melenyapkan komandan kalian. Aku adalah Pengacau Tingkat 8 Chaos Army, Ersrickvan! "

"Dan kalian saat ini berada di dalam wilayah kekuasaanku. Cuma satu cara untuk keluar yaitu mengalahkanku... Itupun kalau kalian bisa~?! "

"Kau terlalu meremehkan kami, Pengacau! "

"Pedang Maulana, mari kita kalahkan orang sombong ini.! "

"Saya akan bantu juga.. " seru Michelia mencabut pedangnya.

Owen mengeluarkan tali hitam seperti yang sering digunakan untuk lomba tarik tambang, warna hitam kehijauan dengan ada beberapa bagian yang kusut.

Zhìzūn Long-chen: Yǎn fěn

Tali hitam itu Owen lemparkan ke atas dan memutuskan semua ikatan yang ada menciptakan hujan jarum kegelapan di hadapan Ersrickvan. Pengacau itu memunculkan perisai kaca merah untuk menangkis semua jarum tersebut.

Maulana berlari cepat ke samping kiri, dua pedang ia lempar ke tempat Ersrickvan yang mana terpental oleh kemunculan kubus kaca. Dua pedang itu melayang di dua arah Ersrickvan, Maulana berpindah ke salah satu pedang dan menyerang Pengacau ini dengan tusukan cepat..HUSH, hanya beberapa centi sebelum pedang itu menembus wajah dari Ersrickvan, Pengacau ini menahan pedang Maulana hanya dengan tangan kosongnya.

"!? "

Slash..!

Michelia menebas cepat punggung Ersrickvan hingga membuat orangnya terdorong ke depan. Serangan Michelia mengenai telak Pengacau itu tapi tidak melukainya.

Dengan topeng dipakainya(?) Ersrickvan berbalik menatap Michelia tajam. "Pedang seperti itu tidak akan bisa melukaiku, bodoh! "

"Kyaaaa!? " Michelia terkena pukulan ayunan tangan dari Ersrickvan. Pengacau itu berlanjut dengan mematahkan pedang Maulana lalu menghajar Pedang itu hingga terpental ke belakang.

Owen memanfaatkan kegagalan rekannya untuk menyerang demi dirinya sendiri. Kuku jari sebelah kanan Owen berubah hitam dengan sedikit aura abu-abu pengikis dimensi.

Jiǎohuá Shu-zi : Huǐmiè Zhī Liú

Tusukan tajam dari bagian kanan Owen itu menembus pertahanan kubus kaca dari Ersrickvan dan hampir melubangi wajahnya andai Pengacau itu tidak menambah kubus untuk menghentikan seluruh tangan Grand Omega ini.

"Kurgh!? " dengan kesal Owen merubah kedua tangan dan kakinya jadi mirip macan, serta menyerang random Ersrickvan.

Kali ini pertahanan kubus kaca dari Pengacau itu tidak dapat menahan serangan lebih dari Owen makanya ia menjaga jarak dengannya saat ini. Owen terus maju untuk membuatkan waktu agar Maulana dapat menyusun rencana mereka.

"Aku tidak suka ketika ada orang lain yang lebih menekan ketimbang aku di dalam penjara ini?! "

Kendali Penuh : Lautan Kacau

Lantai merah itu seketika bergelombang seperti laut, mereka melemparkan kuat Owen mengambang di atas udara.

Bagian langit-langit ada yang jatuh seperti pilar, Owen menghancurkannya dan itu membuatnya tidak tahu bila Ersrickvan memunculkan tiang di bawah kakinya. Grand Omega ini terpukul dengan kasarnya dari bawah dan melayang tanpa perlindungan sama sekali di atas sana. Ersrickvan mengendalikan ruangan menghimpit Grand Omega ini dengan dinding-dinding ruangan yang dapat terpisah dari tempatnya.

Brakk!!

Sosok Owen remuk di dalam jepitan dinding banyak.

"........ "

Hanya itu yang bisa kau gunakan untuk dapatkan melawannya. Komandan Aisran telah mempercayakan kekuatan ini kepadamu. Michelia, sekarang adalah waktunya untuk menunjukkan itu!

Wakil Komandan ini akhirnya mencabut Senjata Kode yang sedari tadi tergantung di pinggang kanannya itu adalah sebuah pedang putih yang tercipta dari sayap malaikat yang mana aura ungu di dalamnya menyimpan kekuatan 7 dosa yang Aisran 'serahkan'.





W Past POV W





"Jadi dia ya? "

"Benar. Sisanya aku serahkan padamu.. " sosok Tomas pergi meninggalkan Aisran bersama gadis muda berambut hitam pendek yang tengah menunggu di sebelah ruangan kaca.

Dia adalah Michelia Ashley Baron. Anak satu-satunya dari Komandan Utama Baron yang gugur ketika peperangan di Synthoria melawan Chaos Army 6 bulan lalu.

Aisran memasuki ruangan kaca itu, ia sudah dilantik menjadi pengganti Baron sesaat perang berakhir. Lelaki ini duduk tepat di depan Michelia yang tidak tahu harus berucap apa, pertama ia ingin menanyakan seperti apa ayahnya gugur di medan perang tapi dia begitu takut.

"Biar ku katakan padamu. Aku bukanlah tipe yang baik ke seseorang yang tidak aku kenal.. "

"B-baik, t-tuan.. "

"Panggil saja Al atau Aisran. Umur kita tidak terlalu jauh berbeda juga. Mungkin.. "

"Baik.. "

"Apa kau ingin tahu seperti apa ayahmu waktu itu di medan perang? "

"......... " Michelia menganggukkan kepalanya dengan gugup.

"Dia kuat. Cukup keras kepala dan sangat menyusahkan pemberontakan waktu itu. Sayangnya dia sudah mencapai batas ketika Chaos Army datang menyerang, itulah alasan utama kenapa Baron bisa gugur di dalam perang.."

"...... " Michelia sudah tahu bagaimana ayahnya gugur di medan perang, banyak yang mengatakan kalau komandan Pasukan Synthoria ini tak kenal takut terhadap lawannya.

Tapi tetap saja mendengar kata ketika orangtuamu meninggal akan menciptakan kesedihan dan juga air mata.

"Aku ingat sekali waktu itu dia tersenyum... "

"Eh? "

"Dia adalah satu-satunya orang yang berani berdiri waktu itu ketika diriku ini terlalu banyak memikirkan cara untuk bertahan. Dia maju dengan berani, punggungnya menujukkan betapa bangganya dia menyandang gelar komandan. Pemikiran Baron lah yang merubah sikapku itulah alasan kenapa aku setuju menjadi Komandan Utama saat ini. Mungkin saja aku bisa seperti dirinya.
Aku selama ini diberi peran oleh seseorang dan aku mengerjakannya tanpa ada kesalahan. Tapi ini satu-satunya dimana aku memilih peranku sendiri dan aku akan melakukannya tanpa kesalahan juga?! "

Aisran tiba-tiba saja mengambil sebuah pedang dari dimensi cahaya Kode Nama nya, pedang dengan sayap putih malaikat yang menyimpan dosa mereka. "Aku ingin kau menerima Senjata Kode Nama ini atas tanda hormatku kepada Baron.. "

Michelia hanya bisa menerimanya, menolak pun Aisran seperti akan memaksanya nanti.

"Nama Senjata Kode itu adalah The Sins Blades. Pedang yang menyimpan ketujuh kekuatan berbeda dari dosa. Aku meminta Riza untuk memisahkan Kode Nama Sins ku lalu men realitas kan nya ke bentuk pedang ini. Cara memakainya mudah saja pedang ini akan menyedot semua dosamu tetapi ketika dosamu sudah habis? Kau tidak akan bisa memakai pedang ini lagi. Hanya mereka yang memiliki dosa saja dapat menggunakan Senjata Kode ini dengan kekuatan penuhnya.
Michelia, sekarang kau yang menjadi pemilik kekuatan ini. Kupercayakan padamu! "





W Normal POV W





Burrn!

Api ungu muda menyelimuti pedang putih itu dan membakar tangan Michelia yang memegangnya, emosi kemarahan dikeluarkan Wakil Komandan ini. Ia begitu marah karena ketidakberdayaan nya menolong Aisran yang terjatuh beberapa saat lalu.

"K-kekuatan apa ini!? "

"Haaaaaaa!! " Michelia melesat sangat cepat hingga sampai ke hadapan Ersrickvan.

Amarah Api Emosi : Matahari Tenggelam

Lautan api menyambar Ersrickvan dalam sepersekian detik, panasnya mata pedang memotong lengan yang telah dilindungi kubus kaca. Pengacau ini sontak saja melompat kuat ke belakang jauh dari tempat Michelia.

"Ha, ah, ha.. " kekuatan marah Michelia seketika langsung melemah. Dari awal Wakil Komandan ini bukanlah tipe yang suka marah, dari kecil dia selalu dimanja oleh Baron jadi ini adalah pertama kalinya bagi Michelia untuk mengeluarkan amarahnya.

Dan juga ia tipe gadis penurut.

"Tekanan auranya melemah..atau mungkin itu jebakan? " pikir Ersrickvan terluka.

"Itu bukanlah jebakan, tapi ini! "

"?!"

Beberapa dinding cermin mendadak mengelilingi tempat Ersrickvan mengurung Pengacau itu ke dalam labirin kaca.

Mirors Labriynth

"Apa? Ada medan lain selain punyaku? Ini omong kosong--!? " pada saat Ersrickvan ingin menghancurkan cermin yang ada di depan mukanya, pantulan Pengacau ini tiba-tiba keluar dari dalam dan mencengkeram wajahnya.

"APA?! "

Ersrickvan dan tiruannya ini bertarung sengit meretakkan beberapa dinding kaca di dalam sana sementara itu Maulana ikut masuk ke dalam labirin cermin untuk mendaratkan serangan terakhir.

"Kau hanyalah tiruan yang lemah!?! " amarah Ersrickvan meningkatkan kekuatannya, tiruan Pengacau ini juga tapi ia kalah cepat dengan yang asli alhasil terkena tinjuan di muka dan mementalkan ke arah dinding.

Ersrickvan siap untuk mengakhiri hidup tiruannya sampai tiba-tiba saja..

Krk.? Prang!!

Kaca yang ditabrak tiruan Ersrickvan pecah tiba-tiba memunculkan Maulana yang memegang mata pedang terbuat dari cermin.

Pedang Cermin : Tebasan Pembatas Cermin

Tebasan miring ke arah jarum 10 itu membekas di badan Ersrickvan hingga merusak armor nya---THRUST, tusukan kasar yang menembus dada dari belakang Pengacau ini menjadi penentu pertarungan. Owen terlihat berdiri tepat dibelakang Ersrickvan bersembunyi sedari tadi menunggu kesempatannya datang.

"Kau kalah! " bisiknya begitu dingin. Owen mencabut paksa jantung milik Ersrickvan hingga keluar dari dadanya, kini Pengacau ini bisa melihat jantungnya secara langsung tepat di depan mata.

"Hah, hah... Hahaha."
"...................................... Hahahahahaha! " Ersrickvan tertawa keras.

"!? Ini? Bukan yang asli?? "

"Apa!? " terkejut Maulana mendengar perkataan Owen.

Sosok Ersrickvan yang mereka bunuh dalam hitungan detik menjadi cat merah yang menyatu dengan lantai ruangan. Semuanya lantas mengangkat wajah ke atas langit-langit dimana dari awal tadi Ersrickvan cuma menonton pertarungan mereka semua.

"Sebenarnya... Apa yang terjadi? " kebingungan Maulana.

"Aku sudah katakan kepada kalian, tempat ini adalah wilayah kekuasaanku. Semua yang ada di dalam ini dalam kendaliku, tentu aku bisa menciptakan kloning buatan untuk memperhatikan bagaimana kalian bertarung. Sekarang tidak perlu lagi karena aku sudah tahu harus bagaimana membunuh kalian semua.. "

"Sial! " decak Owen.

"Jadi itu alasanmu melenyapkan komandan karena dia menghadap ke atas.. "

"Itu benar. Aku mengeluarkan lelaki itu saat itu juga karena mungkin saja membiarkannya di dalam hanya akan merepotkanku. Ku akan menemuinya setelah urusan disini sudah selesai.! "

""!!? ""


























































THRUST??!

"? "

Sebuah mata kapak perak tiba-tiba saja tertancap di pundak kanan Ersrickvan.

"Aa AAAAARGH!?!! " teriak Pengacau itu dan jatuh ke lantai..brak.

"B-bagaimana bisa??! "

"Lumayan susah tapi aku berhasil masuk.. " Aisran membuat momen kedatangan yang keren dengan merobek langit-langit ruangan dan membiarkan cahaya bulan masuk ke dalam... Walau warnanya merah Chaos.
"Michelia, kerja bagus.. "

"Sama-sama, komandan.. " sahut Michelia sengaja memegang bagian kiri telinganya dimana ada alat komunikasi tersembunyi.

"Michelia, sejak kapan? " Maulana.

"Tepat ketika tuan Maulana mengeluarkan labirin tersebut saya melaporkan apa yang terjadi di dalam sini. Saya pura-pura bila yang asli kita lawan sedangkan sebenarnya dia bersembunyi di atas sana, itu saya lakukan demi membuatnya lengah.. "

"T-tapi bagaimana lagi? Dia pasti tidak akan bisa mendengar apa yang ada di dalam sini--!? " pertanyaan Ersrickvan dijawab oleh pedang besi yang digunakan Michelia untuk menyerang bagian belakang Pengacau itu di awal tadi.

Disaat bersamaan Aisran mendarat tepat di depan Ersrickvan. "Aku memiliki kekuatan untuk mendeteksi senjata milikku sendiri, Senjata Kode yang dipakai Michelia adalah punyaku dan dia berdiri tepat di bawahmu. Lalu kembali wakil ku ini melaporkan bila musuh kami berdiri tepat di atas kepalanya. Tadi itu penampilan yang hebat darimu, Michelia.. "

"Diam adalah jawaban terbaik dari semua pertanyaan bodoh, "
                                "dan senyum adalah reaksi terbaik dalam semua situasi kritis! " Aisran dan Michelia tersenyum satu sama lain, Wakil Komandan ini mempelajari semua yang diajarkan kepadanya.

"Kembali lagi. Kau kalah, Pengacau! "

"A-aku tidak percaya..dikalahkan s-seperti ini? "

"Merenunglah di dalam penjara saja nanti.. " Crash. Aisran menebas punggung Ersrickvan dan membuat orangnya langsung jatuh pingsan.

Penjara yang mengurung mereka semua beberapa menit lalu perlahan hilang jadi potongan kertas merah. Suasana ribut langsung menyambut mereka bertiga termasuk Aisran. Pertempuran masih berlanjut dan kubu mereka nampak dalam ujung tanduk karena tidak memiliki seseorang yang memimpin.

"Waktunya kembali bekerja, semuanya.. "

"" Ya!! ""





W Other POV W





Kelompok Diga dan Mizu masih menuju ke gedung kepresidenan seraya dilindungi tiga Loyal Members membuat keduanya tidak perlu mengeluarkan kekuatan sama sekali. Sesampainya di batas pemerintahan tepat di depan gedung ada GAIN yang sedang bertarung menghadapi Nozdormu. Kedua Pengguna Kekuatan ini setuju untuk memberikan Pengacau ini serangan kejutan, Diga mengalihkan perhatiannya dengan beberapa tembakan peluru dan Mizu yang menjatuhkan meteor api yang mampu menembus langit merah Chaos.

GAIN dan musuhnya terpaksa menghindar dari TKP dari kehancuran meteor yang jatuh akibat kekuatan Mizu.

"Gomen! Mizu belum bisa ngendaliin!? " pekiknya malu.

GAIN tertawa geli dan meminta keduanya untuk tidak usah peduli. "Diga, cepatlah. Shaker mungkin menunggu kedatanganmu.. " katanya.

"Bagaimana dengan anda? "

"Aku bakal baik-baik saja.. "

"Biar Mizu yang tinggal dan membantu..! "

"Kumohon jangan. Nanti halaman halaman depanku penuh lubang.. " tolak GAIN seketika.

"U-ugh! " emot hujan seketika membanjiri Mizu.

Diga memegangi telinga kiri dimana ada alat komunikasi. "Baiklah. Kuserahkan disini padamu.
Mizu, aku mungkin butuh kekuatanmu di dalam nanti.. "

"Hontou~!? "

"Heh? " GAIN kaget.

"Kalian bertiga bantu HELL di gedung kepresidenan. Aku akan pergi sendirian saja sama Mizu.!"

Diga langsung saja berlarian masuk menabrak pintu masuk diikuti Mizu. Suara langkah kaki terdengar di tempat mereka tadi, orang ini yang akan menggantikan keduanya dalam membantu GAIN. Salah satu Upper Members.

"YuuMAN.. " kenal GAIN.

"Yuu~man! " begitu juga Nozdormu.

"Halo kalian berdua. Lama tak jumpa juga..! "




































Satu kaki berhenti tepat di depan atap bangunan surai pinknya yang menutup muka tertiup angin memperlihatkan seringain yang licik dari Pengguna Kekuatan ini.

"Sepertinya kau sangat semangat.. " cetus Ash ikut menyeringai.

"Ya. Off course~ini mungkin adalah momen ku tunggu-tunggu yang tidak mungkin pernah ada. Itu adalah suatu kewajaran bila Shaker kalah tetapi hilang kekuatan? ITU LEBIH LUARBIASA! Sekarang aku bisa membalas semua tatapan rendah yang selalu dia berikan setiap kali pertemuan kami. Haaa~~! Aku tidak sabar untuk membunuh orang itu.. "

"Semoga beruntung, Em. Aku akan berjaga disini.. "

"Kau yang 'semoga beruntung'... "

Sesaat Em pergi seorang pria dengan warna rambut terbagi dua hadir tepat dibelakang Delapan Kepala ini.

"Yah. Mungkin aku membutuhkan keberuntungan untuk yang satu ini.. " cengegesan Ash agak berkeringat.

[Double Realm], Reito berdiri di hadapan Ash saat ini. Ultimatum Pemenang Kursi ke-4.

"Pertama, biar kutanya. Apa kau akan membiarkanku pergi mengejar Em? " tanya Reito datar.

"Ini memang merepotkan'kan? " Ash menghela nafasnya dengan berat, lelah dan juga terpaksa. Aura santainya berubah jadi nafsu membunuh besar. "Aku ditugaskan menjaga Ultimatum itu untuk 'tidak' diganggu. Tentu saja aku tidak akan membiarkanmu, [Double Realm]! "

"Trims untuk jawabanmu. Sekarang aku bisa fokus siapa lawanku saat ini.! " bersiap-siap Reito, begitu juga Ash. Dua aura dikeluarkannya masing-masing Pengguna Kekuatan ini melihat siapa dari mereka yang lebih kuat.

Dan hasilnya..

































































































Preview Next Arc

A : Malam, semua. Arc 39 bentar lagi done. Ya tentu setelah pertarungan terakhir selesai 😉

Riza : Ane mencium bau kematian 😱

A : Haha. Ok untuk selanjutnya bakal ada GAIN

GAIN : Halo~senang akhirnya bisa muncul disini. Terimakasih sudah mau membaca cerita SPW yg Author yg tak tentu update ini

A : Oi! Ane masukin ente ke deadlist gk bisa kata begituan lagi nanti

GAIN : Aku kena ancam?

Alfharizy : Sampai ketemu di arc 39 selanjutnya. Tunggu aja kedatangan Si Al ini 🎊

Rey : Aku juga ada 🔪

Ash : P-pisau dapur 🤣

Reito : Bye 👋

N_Owen, Maulana_Ir, S_Aisy21, DigaRW, Aizuhime, AshDiggo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top