Arc 38 : HELL Tengah Malam

W Solcode Darkside POV W






Di reruntuhan bekas markas Diga, nampak banyak anggota dari Solcode Darkness berkumpul di satu tempat, tepatnya di lift bundar dimana Azalea pernah mengorbankan dirinya demi mengalahkan salah satu musuh terkuatnya. Yang mengejutkan mereka berbaris sangat rapi seperti hendak upacara saja, masing-masing barisan dipimpin oleh ketua mereka. Seorang wanita berambut putih yang sangat panjang menjadi pimpinan Solcode Darkside disana, ia mengenakan jaket hitam yang mana tidak mempunyai bagian di tengah perut, rok yang terbelah di tengah samping paha serta membawa satu buah sabit besar di tangan yang mulus itu.

Pemimpin ini menghela nafasnya, seperti mendesah(?). "Greg pasti marah bila melihat keadaan kita saat ini. Sebenarnya apa yang kalian lakukan diluar sana sampai berkumpul kembali ke reruntuhan ini? " nadanya yang lembut namun terkesan membunuh membuat siapapun menjadi diam. Mereka beneran takut dengan efek Kode Nama yang dipunya anggota dengan tingkatan Darker ini.

"Maafkan kami, nona Mia. Kami tidak menyangka bila OMEGA masih mempunyai kekuatan yang besar sampai mampu menyusahkan kita.. "

"Apa aku terlihat peduli soal itu, Kuroda? "

"M-maafkan saya.. " tertunduk Kuroda. Di dalam hati ia memaki D's Company yang mengalahkannya beberapa saat lalu.

"Fisk! "

Sosok pria tua dengan rambut putih dan jubah hitam tiba-tiba muncul dari bayangan dibelakang dinding Mia. Sorotan terang dari kedua manik emas itu dapat dilihat oleh anggota Darker---Mia Zerocha.

"Kuharap kau membawakan berita baik. Jika tidak mungkin aku bakal memenggal kepalamu.. " kata Mia.

"Seperti kau bisa saja.. " sama seperti Mia, pria bernama Fisk ini pun memiliki tingkatan Darker di Solcode Darkside. Cara bicara pria tua ini seakan merendahkan lawan bicaranya namun terdengar serius. Mirip seorang pendeta. Fisk berdiri di depan Mia tanpa rasa takut sedikit pun, ia bahkan membelakangi wajah wanita surai putih itu. "Mia, ini hari keberuntunganmu. Chaos Army sebentar lagi datang bersama para Bencana, " lanjutnya.

Fisk tiba-tiba saja mengambil alih pidato upacara. "Tujuan kita masih belum berubah. Yaitu membebaskan tahanan yang terkurung di HELL lalu menjadikan mereka kekuatan kita! Solcode Darkside akan menyerang dari samping biarkan Para Bencana ini menyerang langsung dari tengah. Kekuatan Kode Nama mereka mampu menghancurkan pertahanan lawan.. "

"Kita tidak perlu takut lagi karena Shaker telah kehilangan kekuatannya dan HELL memiliki hubungan yang buruk dengan OMEGA, mereka pasti tidak bisa bekerjasama dengan baik. Akan kupastikan itu... "

Aura kegelapan muncul dari telapak tangan yang dibuka Fisk. Itu dapat menguatkan sekutu tapi untuk musuh, mereka akan 'hancur' dari dalam.

"Kita akan menyerang tepat ketika tengah malam! Mari beri waktu bagi HELL maupun OMEGA untuk istirahat, walau sebentar saja.. "






W SKIP POV W






"Ah.? "
"?? "
"Tuan? " tanya Faith yang melihat Diga tiba-tiba saja memekik bingung, ia dan saudaranya bertugas malam ini sebagai pengawal Diga di mobil presiden.

"Kouta internetku habis. Kurasa malam ini bakal terjadi sesuatu yang tidak baik.. "

"Anda memperkirakannya hanya dengan kouta.!? " tak habis pikir Civie.

"Hei. Habis kouta apalagi tengah malam itu adalah pertanda buruk.. " bantah Diga.

"Benarkah itu, Faith? "
"......" Faith mengidikkan kedua bahu nya ke Civie.

Rylan yang mengemudi di kursi depan agak terganggu mendengar ributnya Diga yang kehabisan kouta.

"Rylan, balik ke gedung presiden. Aku mau minta kouta ke GAIN. Toh kita masih jauh dari hotel.. " titah Diga, mau tidak mau Rylan menuruti bos nya ini. Ia tidak mau mendengar Diga ceramah ataupun curhat sepanjang perjalanan mereka karena gara-gara habis kouta saja.

HP Diga memiliki aplikasi pendeteksi bahaya buatan perusahaannya sendiri. Beberapa kali lampu merah menyala di HP itu tanda ada sesuatu, Diga tidak melihatnya karena masih menjelaskan ke Civie betapa buruknya habis kouta ketika malam hari.

Biip..

Faith melihat HP Diga bergetar dan lampu merah masih menyala ia langsung saja menyela Diga yang asik curhat. "Tuan, HP anda.. "

"?" Diga awalnya cuma heran, ketika melihat HP nya menyala merah ia langsung panik. Diga menerima komunikasi dari salah satu anak buahnya, yaitu Shaine.

"Bos, ada serangan di bagian timur pelabuhan. Itu... Solcode Darkside!"

"Mereka menyerang lagi? Tapi kenapa, bukankah kita sudah mengalahkan banyak anggota mereka??! "

"Jumlahnya yang sekarang bertambah. Kemungkinan mereka yang baru ini adalah bala bantuan musuh yang datang.! "

"Sial. Rylan, percepat mobilnya!"

Rylan langsung tancap gas mengemudikan mobil ke arah gedung presiden. Sementara itu Diga sudah menghubungi GAIN perihal yang D's Company dapatkan, presiden HELL itu segera mengirimkan banyak polisi dan Sipir Penjara untuk berjaga ditempat masing-masing. Karena mungkin tujuan mereka adalah membebaskan tahanan tingkat 'Mengerikan' yang dijaga tiap-tiap Sipir.




























Bagian Eastport HELL dikacaukan oleh kelompok MCF yang membawa dua rekannya sesama pawang ular, yaitu Arufai serta Dhanana. Polisi dan Sipir yang sudah ada ditempat nampak kewalahan menghadapi ketiga Pengguna Kekuatan ini, dibantu beberapa anggota Solcode Darkside yang jumlahnya sangatlah banyak.

"Darimana datangnya mereka ini? Reruntuhan itu tidak sebesar yang dikira tapi jumlah mereka melebihi besarnya markas itu!? " keheranan Dinan.

"Hei, Dinan. Apa yang kau lakukan di sisi sana? Bukankah kami ini temanmu, aku benar'kan? "
"Tuan MCF benar. Dinan, apa mereka mencuci otakmu? Apa sister disana yang melakukannya? " tunjuk Dhanana ke Kawaii.

"Apa kalian bodoh? Ini tempatku, dan kalian ingin menghancurkannya? Lewati dulu mayatku! " tantang Dinan.

"Hehhe. Dengan senang hati, kawan..! " MCF melompat ke hadapan Dinan, pedang dan rantai beradu di udara memercikkan api malam.

Kawaii menghadapi Arufai dan Dhanana sekali dua.

Berpindah ke tengah kota yang saat ini hancur oleh kekuatan satu Bencana dengan Kode Nama Rubik's of Life. Ivan, lelaki rambut hijau gelap yang memakai kacamata. Ada satu kubik yang melayang di sekitar tangan lelaki itu, ketika sisinya berhenti di warna biru tanah tiba-tiba saja terguncang dari bawah menciptakan gempa bumi yang meretakkan jalanan serta merobohkan banyak bangunan. Bencana satu ini tidak segan-segan dalam memakai kekuatan Kode Nama nya walau tak terkendali dan selalu melebihi yang ia perkirakan.

"? " Ivan mendadak mendudukkan kepalanya ke depan... Menghindari tendangan kilat dari Zodi yang tiba-tiba saja keluar dari dimensi lain.

DUP!

Seketika itu juga badan Ivan tidak mampu digerakkan. "?? "

Demon Eyes

Tidak jauh di samping jalan ada Kazyla yang telah menjadi sekutu Zodi ketika mereka menghabiskan waktu di Riel hanya dengan cerita pengalaman saja.

"Kazyla? Kami mencemaskanmu. Darimana saja kau dan apa yang kau lakukan dengan mereka?"
"...... "
"Kau... Berpindah kubu? Kau melupakan kami setelah mendapat rumah baru? Jangan lupa siapa dirimu! Kau akan selalu di asingkan selama memiliki kekuatan itu!? "

"Jangan bicara kepadanya seperti itu? "

"? "

Kick!

Zodi berhasil mendaratkan tendangan dengan sangat cepat di kepala Ivan. Namun Bencana ini tetap sadarkan diri.

"..baiklah bila kau ingin seperti itu. Jangan salahkan aku bila kau terluka! "

"?!"

Kubik berganti sisi ke warna merah.

"Gawa--"

Red's Box : Scared Illusion

Bulan purnama tiba-tiba berwarna merah, miasma semerah darah mengelilingi Kazyla dan ingin menbuatnya muntah. Tubuh Ivan mampu ia gerakkan lagi setelah Kazyla berhenti memakai matanya, kubik itu berputar dengan sangat cepaf berganti ke sisi putih.

White's Box : Puppet World

"! " Zodi..bruk, dirinya mendadak tidak bisa menggerakkan badan lalu terjatuh di atas aspal dengan begitu kasarnya.

"Z-Zodi? "

"B-badanku.? Apa yang?? "

"Grand Omega ternyata tidak sekuat yang aku pikirkan.. " hina Ivan.

"Zodi. Kau baik saja? "
"U-gh! "





















































"Kalau begitu bagaimana dengan Tombak!? " Taiki tiba-tiba menyerang dari samping memakai magma, banjir yang melelehkan aspal itu membuat Ivan menjauh, Zodi yang hampir saja ikutan ditolong Ekka sebelum bernasib sama seperti aspal.

"Tombak? Aku tidak kenal kau.."

"Aku anggota baru di dalam kelompok. So nice to meet you, disaster! "
"Taiki..!" panggil Ekka, tatapan matanya menujukkan sesuatu yang tidak disukai.
"Sorry. Aku terlalu semangat tadi. Zodi, maafkan aku.. "

"T-Taiki. Dasar kau..! " Kazyla mendekati Zodi karena cemas terhadap keadaan Grand Omega itu. Dan ia masih belum dapat bergerak.

Taiki melihat kubik ajaib yang sedari tadi terbang dekat di sisi Ivan selama ia bergerak. "Jadi itu kekuatanmu? Aku dengar kau hanya mampu menggunakan satu kemampuan setiap kali warnanya berganti. Dan Zodi tidak bisa bergerak akibat warna putih dari kubik tersebut. Aku beruntung tidak bersamanya di awal tadi atau aku bernasib sama.. "

Zodi hanya bisa berdecak dengan sebalnya mendengar kalimat Taiki yang lumayan mengejek. Mungkin lelaki itu masih memiliki dendam pribadi selama dikhianati OMEGA.

Tombak Baru ini menepuk kedua tangannya ke tengah lalu menciptakan banyak kunai angin ketika di renggang kan ke samping.

Dance of Wind Blade

Taiki menerbangkan kunai anginnya ke depan, Ivan menghindari tusukan angin seakan tahu ke arah mana ia akan di serang. Hanya bergerak seminimal dan sedekat mungkin Ivan lolos tanpa terkena debu sama sekali.

"Tadi itu lumayan cepat, tahu. Bencana memang hebat.! " bersemangat Taiki. Ekka datang untuk membantu, Pasukan Synthoria Utara telah datang membantu mereka. Prajurit-prajurit ini dipimpin oleh Stcllar.

"Kalian berlima sama Dego akan tinggal disini dan bantu dua Tombak. Sisanya ikut aku ke distrik perdagangan kita hentikan Solcode Darkside! " perintah Stcllar.
"" Baik! ""

Ivan tidak kelihatan terdesak sama sekali walau kalah jumlah, sebaliknya ia dapat memanfaatkan keadaannya saat ini. Kubik ajaib itu diputar Ivan secara langsung menggunakan kedua tangannya, gerakan cepat seorang profesional diperlihatkan Bencana ini. Warna tetap sama yaitu putih tapi efek dari kekuatannya beda kali ini.

White's Box : Human Puppet Strings

Krrrit!

Suara benang yang ditarik dapat di dengar mereka. Ekka maupun Taiki mendadak harus menghindar karena Dego dan kelima temannya tiba-tiba saja menyerang mereka. Dua tombak itu dapat melihat ada benang tipis mengendalikan mereka.

Ekka menyebarkan darahnya dengan tebasan tajam. Akan tetapi tidak mampu memutus benang-benang itu.

"Andai saja kita masih musuh. Sudah kubakar kalian.. " ucap Taiki sedikit serius.







































"Kalian benar-benar nekat karena berani menyerang ke gedung ini.. " terkekeh Aisran karena terhibur.

Segerombolan monster iblis berlarian ke depan gedung presiden namun mereka langsung saja dibantai oleh Perisai dan Pedang Omega. Kuroda yang memimpin pasukan para iblis ini berdecih kesal lalu kemudian memanggil lebih banyak iblis lagi menggunakan Kode Nama Black Demons.

"Komandan Aisran, dengan barisan seperti ini Solcode Darkside tidak akan bisa menembus gedung.. " beritahu wakil baru Aisran.
"Aku juga tahu. Tapi bukan itu yang aku pikirkan saat ini. Solcode Darkside tidak mungkin sebodoh ini, ini pasti pengalihan perhatian saja.
Michelia, kirim beberapa pasukan kita ke dalam gedung dan perintahkan mereka untuk berjaga-jaga disana.! "
"Baik..!" anak perempuan Komandan Utama Pasukan Synthoria, yaitu Baron--itu segera ke barisan yang berjaga di dekat pintu masuk dan langsung saja mengerjakan yang diminta Aisran.

"Aku terkejut dia anak dari komandan itu. Pria tua, anakmu lebih manis dari yang kau ceritakan padaku.. " gumam Aisran senyum-senyum sendiri.

Posisi Aisran saat ini adalah Komandan Utama Pasukan Synthoria, menggantikan Baron yang gugur pada saat perang Synthoria melawan Chaos Army. Dan lebih mengejutkannya Wakil Komandan terdahulu memutuskan mundur dari jabatannya, wanita itu agak menyesal karena anak perempuan Baron yang menggantikannya berperang di medan tempur.

Dark Rainbow

DOOM

Aura kegelapan tiba-tiba saja menghantam di dekat barisan paling depan Pasukan Synthoria, anggota Solcode Darkside yang melihat pertahanan berhasil mereka tembus langsung saja menyerang maju dan menghancurkan barisan pertama lawan. Aisran melihat ada seorang wanita bersurai putih keunguan yang mendatangkan kegelapan berbentuk seperti jembatan tadi.

"Entah kenapa aku merasa ia memiliki Kode Nama yang menyebalkan.. " bisik Aisran.

"Mau kami yang melawannya untukmu? "

"?"

Tap. Tap..

Perempuan muda dari Pedang datang dari arah pintu masuk gedung presiden.

"Sedikit aneh ketika kau tidak bersama Hazly, Char.. "

"Ya. Dikarenakan anak satu itu selalu ada di dekatku selama di pemberontakan.. " tersenyum Charlotte.

"Halo komandan Aisran.. " sapa Maulana yang merupakan ketua Pedang, dan memiliki tingkatan yang sama dengan Aisran. Komandan baru ini cuma menganggukkan kepalanya, ia juga hanya melirik rekan baru Charlotte yaitu Anggraeni.

Charlotte berasa di Pedang menggantikan posisi Orange yang gugur ketika berhadapan dengan Dhani.

Sementara itu Maulana memperhatikan Solcode Darkside yang menghancurkan barisan pertama mereka, Maulana ingin memakai Kode Nama keduanya tapi dihentikan oleh Aisran.

"Kita simpan dulu Kode Nama itu. Berikan kesempatan ini kepada mereka saja.. "
"? "

Anggraeni serta Charlotte sudah maju ke hadapan musuh mereka. Anggota Solcode Darkside bernama Yeo Mie ini lumayan terkejut dengan hujan besi hasil kekuatannya Charlotte, ia menjadikan kegelapan nya untuk menutup bagian atasnya sendiri. Anggraeni hadir dari arah samping menebaskan gelombang kejut beraura hijau, Yeo Mie sontak saja menendang ke atas memunculkan jembatan gelap yang menghancurkan yang pertama. Charlotte yang masih di atas secara refleks mampu menghindar dari kemunculan mendadak barusan.

"Pedang ya. Tapi aku cuma melihat satu saja.. " lihat Yeo Mie ke Charlotte yang tidak membawa pedang sama sekali.

"Kau ingin melihat pedangku? Baiklah.. " Charlotte mengambil Senjata Kode Nama nya dengan menggunakan Metal Manipulation jarak jauh, dua buah payung sampai di tangan perempuan ini. Umbrella Sword adalah nama dari Senjata Kode Charlotte.

Bts..!

Kedua buah payung itu dibuka Charlotte, bagian kainnya lenyap jadi semacam aura yang masuk ke dalam diri Charlotte, tangkai atau bingkai yang ada di dalam badan payung terlepas satu persatu dan memutari Charlotte. Total ada 12 besi khusus yang melayang di dekat Charlotte bahkan tanpa memakai Kode Nama original nya, besi-besi ini dapat melayang sendiri.

"Malam ini bakal ada hujan.. "

"Dari apa? " Yeo Mie.

"Darahmu.. "







































Aaaaa argh!??!

Beralih ke bagian belakang gedung presiden yang saat ini dilindungi barisan Pasukan Synthoria Barat, yang mana pemimpin baru mereka adalah Fanny. Zach sebagai Wakil Kapten yang baru saja mendukung Fanny sebagai pemimpin mereka di Pasukan Barat.

"Mereka pasti sengaja menyerang gedung ini di dua arah berbeda. Kapten, apa bala bantuannya masih belum datang? "
"Belum. Kata mereka ada sedikit kendala.. "
"Yang benar saja.. "

Tugas awal dari Pasukan Synthoria Barat adalah hanya berjaga dibelakang apabila musuh mampu menembus pertahanan dari depan, ditambah tidak ada pintu di bagian belakang gedung. Jadi mungkin Solcode Darkside bakal menghancurkan dinding untuk membuatnya.

Arfandi dari Divisi 2 Pasukan Pemberontak ada juga disana. Ia membantu teman barunya dari Fault bernama Seach, yang pernah ia lawan ketika masih jadi musuh.

Wave Slash

Lelaki rambut hitam yang membawa boardsword mementalkan banyak Solcode Darkside dengan tebasan gelombang nya. Ia sedikit kesal karena sedari tadi Arfandi mengajak Seach berbincang sambil bertarung.

"Pemberontak, bisa kau berhenti bicara? Kita sedang bertarung saat ini! " tegur Agung.

"Namamu Agung'kan? Aku Arfandi.. "

"..... " Agung mengabaikan Arfandi.

Sejujurnya, walau kedua kubu telah berdamai setelah perang. Akan tetapi masih banyak yang tidak menyukai Pasukan Pemberontak, mereka berpikir Synthoria hancur karena pemberontakan menyerang 6 bulan lalu dan membawa kesialan mereka. Itu terdengar kasar, tapi tidak salah.

Untuk itulah Pasukan Pemberontak saat ini membantu OMEGA mengatasi semua masalah yang mereka miliki.

"Maafkan, Agung. Dia masih tidak bisa memaafkan pemberontakan waktu itu.. "

"Aku tidak apa. Aku bisa mengerti bila itu adalah aku.. "

"Kau baik ya, Arfandi.. "

"Iya dong~"

Kesabaran Agung sudah mencapai batasnya, dan ia siap marah. Disaat bersamaan ada serangan yang datang.

Bruak..!

Tebasan angin yang membelah aspal itu ditahan Agung menggunakan boardsword nya. Arfandi membantu dengan sangat cepat, ia memakai Kode Nama Blaze punya dan melawan angin dengan ledakan. Hasilnya tanah berlubang namun berhasil menghentikan serangan.

Suara seseorang melangkahkan kakinya di depan keduanya bersamaan dengan sosok pria rubah berbulu merah muda hadir dari asal awalan tebasan terjadi. Aura kematian dari katana yang ia pakai memberi kesan siaga ketiga Pengguna Kekuatan ini.

"Itu pasti Senjata Kode..! " Agung.
"Damn. Aku tidak bisa meniru atau mengambil yang seperti itu.. " berkeringat Arfandi.

Awakening Form : Difficilis

Armor dan jubah punya Seach berubah jadi asap dalam hitungan detik, memperlihatkan armor pelindung yang ia kenakan. Asap-asap abu keunguan nya itu mulai mengintari sekitar sampai di belakang pria kitsune merah muda.

"Kalian berencana mau menahanku? Kalian itu terlalu lemah! "

"Hahaha. Aku jadi penasaran seperti apa tampangmu ketika kami kalahkan nanti.. " balas Arfandi.

"Untuk yang ini aku setuju denganmu, pemberontak.. " tambah Agung.

"Kau bisa memanggilku Arfandi.. "

".... " Agung sekali lagi mengabaikan Arfandi. Sementara itu Seach sudah siap di depan keduanya untuk memulai penyerangan.










































Dua Bencana dan dua Solcode Darkside bernama Darksinia serta Iidona..mereka berhasil mencapai apartemen milik Anggita yang mengurung kakak dari gadis muda Bencana bernama Rein ini. Kyuhyun Tan menemaninya.

Mione, Tomas dan bahkan Anggita keluar menyambut kedatangan ketiga musuh mereka itu.

"Kami sudah bisa menebak kalian pasti ke sini. Dan auramu terasa tidak asing. Apa kita pernah bertemu.? " lirik Tomas ke Kyuhyun Tan.

"Anggap saja kita 'pernah'.."

"Kak.. "

"Aku tahu.. " rencana Kyuhyun ketika Rein memanggilnya sangat pelan. Bencana ini memberikan isyarat ke Darksinia, Solcode itu berlari tiba-tiba ke depan yang mana membuat Anggita sontak menyerang. Bekuan es di hadapan semua orang hanya di lompati Darksinia, akrobatnya terlihat begitu anggun lalu kemudian pada saat salah satu tangannya menyentuh tanah bersamaan dengan itu lingkaran pemanggilan tercipta dan memunculkan kura-kura raksasa berwarna keunguan yang menabrak tepat ke pintu masuk bangunan.

Dark Garden From Void

Suasana malam dipenuhi kabut dengan suhu sedingin es, beberapa akar bunga menjalar di jalanan bahkan melilit apartemen Anggita sepenuhnya. Iidona yang menciptakan suasana itu dilindungi oleh Kyuhyun Tan, pria Bencana ini membuka Senjata Kode nya ke halaman terakhir dimana ada nama-nama iblis yang mampu dipanggil.

"Bul, mul, gong-gi, heulg. Naneun dangsin-eul i gos-eulo bulleoseo naleul dowassseubnida. Yocheong-i anin jumun-ibnida.! " setelah Kyuhyun Tan selesai membaca mantera singkat itu, empat buah bola elemen api, air, udara dan tanah hadir dari dalam buku.

JRAAAK!!!

Keempatnya langsung menyerang dengan elemen masing-masing.

Frozen Wallace

Angin beku terdorong dari lengan Anggita ke hadapan empat bola elemen, serangan mereka jadi beku membeku di udara lalu jatuh jadi berkeping-keping.

Sipir ini baru saja, begitu juga dengan Tomas yang kena tipu. Sosok Rein telah tiada di medan itu, ia sudah masuk ke dalam.

"Ini gawat.. " Tomas tidak bisa ke dalam karena ia tidak mau meninggalkan Anggita dan Mione menghadapi Bencana sepertinya Kyuhyun Tan berduaan saja.

"Anita. Apa kau bisa mendengarku? Ada Bencana yang berhasil masuk ke dalam. Hentikan gadis itu bagaimana caranya! " Anggita menggunakan Belover yang tertanam pada Anifa untuk menghubungi.

Kyuhyun mengambil sesuatu yang berwarna sangat gelap di bukunya, ia memakai tangannya sendiri agar menyatukan benda gelap itu. Tanpa diketahui sama sekali ada kegelapan yang menutup pintu masuk apartemen dalam bentuk retakan dimensi berwarna hitam.

"Mione, kau hadapi Solcode Darkside. Bantu Anggita. Aku akan melawan Bencana itu! Kita tidak bisa masuk ke dalam sampai dia dikalahkan.. "





















































































































































































Preview Next Arc

A : Good morning? Ane up SPW lagi mengejar ketertinggalan tahun lalu karena terlalu lama HIATUS di SPW4. Banyak yg harus ane lakuin waktu itu

Riza : Meh. Alas---?

A : *nendang Riza*

Riza: Buarggh??! 😵

Arfandi : Halo2! Arc selanjutnya ada pertarungan ane, walau gk bisa niru nantinya. Mungkin jadi beban, ehe

Mione : Malah..senang?

Charlotte : Untuk arc selanjutnya mungkin bakal lebih panjang dari satu ini dan juga mengadakan pertarungan-pertarungan karakter lain. Jadi... Ada kemungkinan A bakal lama up nya.

Diga : Entah knp kurasa itu pertanda A mau HIATUS 🤔

A : *bersiul*

Arfandi : Sekian untuk review kali ini. Sampai berjumpa di Arc 38, semuanya. Bye👋

DigaRW, MCF490, IvanArt120, Taiki_Huda, ArfandiArfandi, nazlachan, ZodiKhan, MioneEinstein, anggita157

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top