Final Arc : Komandan Utama Pasukan Synthoria
W Before POV W
Beberapa saat lalu, ketika pertempuran dimulai. Divisi 2 berada tepat dibawah kaki semua orang, jalan rahasia bawah tanah yang divisi itu buat sendiri. Awalnya Pasukan Pemberontak tidak tahu ada reruntuhan tepat di sekitaran markas sampai Riza menemukan nya dengan Kode Nama Access. Di bawah pasir terdapat bekas kehidupan di masa lalu yang tertimbun tanah serta batu, dan entah bagaimana menjadi penuh pasir. Mungkin karena Kode Nama seseorang.
Drrtt..!
Pasir berjatuhan demi sedikit dari langit-langit bawah tanah, Alfharizy yang memimpin paling depan tidak sengaja mulutnya kemasukan pasir karena asik berbincang.
"Bwah!? Pasir!? "
"Rizy, kau tak apa? " khawatir Nauta.
"Komandan cuma makan pasir, wakil komandan. Tidak perlu di cemaskan.. " seru Hikari melewati Komandan Divisi 2 itu, dan ia yang memimpin jalan sekarang.
"Kau seperti membenci seseorang.. " goda ShiroKuro juga ikut melewati, dibuntuti Liliana.
"Aku cuma tidak menyukai nya.. " sahut Hikari.
"Hoi. Aku dengar itu.. " protes Alfharizy.
"Apa Hikari selalu seperti itu? " hadap Arfandi ke Kamio Bersaudara.
"Always~! "
"Yeah.. "
"Nona Mimi, menurut saya saja atau suasana nya seperti lagi camping.? "
"Kau tidak salah, Tenshi.. " kekeh Mimi.
"Kita berada di tengah pertempuran besar. Seriuslah walau sedikit.. " tegur Rendra, yang satu-satunya tidak menyukai suasana dari Divisi 2.
"Rendra-san, k-kami tahu itu tapi.. " kalimat Haruka di potong oleh Alfharizy.
"Kau benar, Rendra. Tapi kita juga butuh ketidak tegangan. Terlalu serius bisa juga mengakibatkan sesuatu yang buruk.. "
"Saya tidak.. "
"Aku tidak menyebutmu begitu juga.? "
"......... "
"Intinya, bersabar. Aku tahu kau baru di Divisi 2. Aku tidak akan memintamu untuk mengerti tapi percayalah. Kita semua disini adalah rekan sesama dan kita memiliki tujuan yang sama, yaitu menang menghadapi OMEGA.. "
"Saya percaya dengan Pasukan Pemberontak.. " cetus nya.
"Aku tahu. Itulah kenapa kau tidak protes ketika Riza memasukkanmu ke divisi-ku.. "
"........ "
"Dari yang aku lihat kau dan Hikari sangat suka di Divisi 0 bersama Riza.. "
"Itu benar..! " seru Hikari.
Alfharizy langsung facepalm mendengarnya. "Yang penting mau aku sampaikan adalah jadilah dirimu sendiri. Itulah Divisi 2, sebuah kelompok yang bebas.. "
"Komandan Alfharizy, kami menemukan pintunya.. " panggil ShiroKuro.
"Baiklah, semua. Ayo kita mulai bergerak... "
Divisi 2 mempercepat langkah mereka karena sudah banyak pasir berjatuhan dari atas, yang buat tubuh gatal-gatal.
Sementara itu di atas ada Baron yang berhadapan melawan Fister ditambah Rumia. Komandan Utama ini berada di tengah-tengah keduanya, menangkis dan membalas serangan sampai-sampai dapat membuat lawannya kewalahan. Walaupun luka yang mereka terima sama tapi alur pertarungan berada di tangan Baron.
Sekali lagi Baron menciptakan tebasan kasar yang membelah tanah sejauh 5 meteran. Tidak ada yang berani mendekati tempat pertarungan ketiga Pengguna Kekuatan ini karena efek serangan mereka sangatlah besar, Fister beberapa kali harus terbanting di atas pasir agar tidak terkena serangan langsung begitu juga dengan Rumia walau lebih mudah karena badannya kecil.
Air Wings the Crusher Ground
Fister menerjang dari atas melompat ke hadapan Baron menyeret pusaran angin yang berhembus kencang dari dua arah berbeda. Hantaman kuat dilawan Baron, ia tebaskan pedang nya menghadapi serangan angin itu. Kekuatan mereka berbeda jauh dengan Baron yang memenangkan nya, Fister terhempas mundur karena dorongan kuat pedang.
Baron menyerang Fister setelah melihat ada peluang di depan matanya.
...... DRT!? Tang...?
Sarung kiri tangan besi Baron tertembak peluru dan efeknya ia merasakan kesemutan yang hebat sampai tak bisa menggerakkan tangan kirinya.
"Sekarang, Fister! " teriak seseorang.
Fister mengepakkan sayap malaikat nya ke samping kemudian melesat cepat ke depan.
Wind Blow Angel
Tinju gelombang topan itu mementalkan Baron ke belakang karena hanya bisa menangkis menggunakan satu tangan kanan saja.
Rumia sudah menunggu kedatangan Baron dari belakang nya.
Khidmat Iblis : Tebasan Terkutuk Dimensi Hampa
Rumia menyerang punggung Baron yang tidak dilindungi apa-apa. Komandan itu terputar di atas tanah dengan kasar, armor yang ia kenakan robek berkat serangan tadi sehingga ada celah rusak di belakang Baron.
"S-siapa yang menembak tadi?!"
"Fister! Rumia.. "
"Ancistor!? " seorang gadis muda bersurai abu-abu kebiruan dengan pakaian kaos putih kebesaran dan jaket hijau, ada G11 dibawanya seukuran badan kecil itu.
"Ancistor?? Pengguna Kekuatan itu!? " Baron bangkit walau masih merasakan sakit kesemutan di tangan kiri.
"Aku kira kau bersama Divisi 3.."
"Memang tapi mencemaskanmu karena berada di garis depan.. "
"Kau ini.. "
"Aku tidak mengila Ancistor adalah seorang anak-anak. Sekarang ada dua anak muda yang mesti aku sakiti.. " gumam Baron.
"Aku tidak termasuk? " tanya Fister.
"Kau sudah tua! "
"Argh!? "
"Haah. Padahal satu saja sudah cukup. Aku tidak terlalu suka menyakiti generasi muda.. "
""........ "" ketiganya langsung siaga merasa ada perbedaan dari aura Baron.
Api Kemerdekaan Indo : Tsunami Merah
Pedang Baron terayun horizontal, ombak api seperti badai pasir tercipta. Fister sontak saja mengendalikan hembusan angin dalam kekuatan besar agar mereka tidak terbakar, Rumia menyelimuti diri dengan aura kegelapan melindungi diri sendiri.
Drrt... Dor! Dum!
Tembakan Ancistor menembus ombak api dan efek serangannya jadi lebih kuat ketimbang pertama. Kuat untuk menyeret Baron jauh 2 meter.
"Kekuatan apa ini? Kuat sekali.."
Assaulter. Kode Nama tipe pendukung yang mampu melipatgandakan efek serangan, misalnya seperti peluru pistol biasa bisa dijadikan Ancistor sama seperti peluru sniper. Di tambah G11, senjata api besar yang bisa menembak 7x kali beruntun dalam sekali tekan.
Drrrrrtt...!!!
Baron dihujani oleh tembakan Ancistor, itu seperti tembakan sniper digabung dengan tabrakan mobil avanza.
"Uuughh!?!" Baron tidak bisa berbuat banyak dan menerima rentetan peluru, jubah dan armor nya rusak dalam hitungan detik.
Dash, dash... Jump!
Rumia tiba-tiba melompat di kanan Baron, hadir mendaratkan tendangan cepat mengincar pelipis. Baron menangkis dengan punggung lengan kanan, dan disaat bersamaan Fister hadir. Tinju gelombang pusaran angin dirinya mendarat telak di badan dan menghancurkan armor Komandan satu ini. Baron tidak bisa menggunakan tangan kiri nya karena masih sakit.
Adik dan kakak ini dengan kompak mundur, membuat pandangan jelas untuk Ancistor menembak.
"Ancistor... "
"Selesaikan! "
... Dor!
Kehampaan Putus Asa Indo : Dunia Abu-abu
Putih menjadi warna mereka semua saat ini. Jurus Baron satu ini meniadakan semua objek dalam 10 meter, ketika semuanya kembali berwarna pasir yang tadi ada mendadak menghilang tanpa jejak.
"Apa tadi barusan??! "
"Dia menghilangkan pasir---tidak. Apa itu tadi?? " pikir Ancistor/Fister kompak.
"Kak Fister, ada yang aneh dengan nya.. " peringat Rumia.
"Aku sudah terlalu tua. Kekuatanku tidak bakal sanggup untuk melawan kalian tanpa Awakening. Sekarang aku terpaksa menggunakan nya atau aku kalah.. "
"Hah? Kau mau bilang kau akan melawan dan mengalahkan kami tanpa kekuatan penuh, begitu!? " terpancing Fister.
"Ya. Tapi seperti yang kau lihat. Aku sudah tua. Fisikku tidak sebagus dulu.. "
Awakening Mode : Knight of Twholder
Armor Baron jadi baik, warnanya berubah jadi merah dan jubah berwarna putih. Seragam ksatria Baron sekarang hampir mirip seperti bendera Indonesia.
Takdir & Takdir Indoflag : Tiga Jalur
Pedang Baron pecah jadi cahaya yang menyilaukan, dan juga dapat mengejar. Fister dan Rumia masing-masing mengeluarkan sayap mereka, terbang menghindari tangkapan cahaya itu. Sedangkan Ancistor salah menghancurkan cahaya yang mengincar nya akan tetapi segera kembali ke bentuk semula. Hingga ketiganya tidak dapat mengelak lagi dari tiga cahaya Baron mereka pun tertangkap.
"Aaaaa argh..! " teriak Rumia merasakan sakit.
"Rumia?! Sial...! " Fister meningkatkan tekanan kekuatan nya hingga dapat lepas dari tangkapan cahaya. Baron seketika saja maju menghentikan aksi Fister yang mau menyelamatkan adiknya, pedang itu ia rubah jadi mekanik berkat auracome yang disalurkan.
Fister akhirnya mengeluarkan pedang yang sudah lama ia simpan dari ruang dimensi, merubah arah dan bertarung dengan Baron yang berada di Awakening.
Krkrkr!!!?
"Kurgh?!"
"Aku tidak akan membiarkanmu berubah ke tahap Awakening, bocah..!" ancam Baron.
Lutut nya tiba-tiba menyundul perut Fister kuat hingga hampir hilang kesadaran, Baron melanjutkan dengan tebasan ke kepala namun ditangkis cepat oleh Fister. Baron melakukan itu beberapa kali membuat Fister jatuh ke bawah sampai ia terpental sesudah menerima ayunan kuat dari Baron.
Angin Kedamaian Indo : Horison
Tebasan sabit elemen angin mencabik-cabik badan Fister dan ia banjir akan darah merah. Baron belum selesai, ia meledakkan Rumia ke dalam penjara cahaya yang mana kelemahan dari kegelapannya. Untuk Ancistor ia banting ke tanah. Lalu..
Tanah Perjuangan Indoflag : Pecahan Bumi
Baron menjatuhkan anggota Divisi 3 itu ke reruntuhan yang ada di bawah mereka (Baron tidak tahu itu), dan tak terlihat untuk kembali lagi. Menyisakan Fister, yang mau menggunakan seluruh kekuatan nya demi mengalahkan Komandan Utama Pasukan Synthoria di depannya itu.
"Hah, hah.. "
"Jika dilihat lagi kau masih muda, pemberontak.. "
"S-simpan... Rasa kasihanmu, pak tua. Aku..ya..ng akan... Mengalahkanmu! "
"........ " Baron terdiam.
Awakening Baron mendadak hilang. Batas waktunya sudah tercapai, walaupun begitu itu tidak membuat Fister merasa tenang pasalnya ada aura kuat berkumpul di mata pedang digenggam komandan ini.
"Maaf saja. Tapi yang kalah adalah kalian.. "
"Kuh. H-ahahaha.. " tertawa Fister sempat nya.
Fister menyalurkan auracome ke pedang nya sampai-sampai senjata itu meledak jadi energi. Energi yang terpencar itu berkumpul di tinju tangan berelemenkan angin.
Code Drive : Guardian Wind
Baron juga merubah pedang nya jadi mekanik melalui auracome.
"Haaaaaaa---"
"......."
"---AAAAAAA!!! "
DASH!
Fister melesat ke depan dengan kepakan sayap putih nya, angin terseret menjadi badai debu yang mengarah ke tempat Baron. Fister mengangkat tinjunya ke depan, lubang angin atau vent muncul di sana menekan gravitasi sekitar sehingga itu dapat membuat siapapun tidak bisa bergerak.
Sliiing...
"...... HaaaaaaaAaaAAAA! "
Awakening Mighty is Indo : IndoFlag
SLLLLLAAASSH!
Tebasan merah-putih memotong vent Fister, Baron menyabet orang nya ke samping dengan cepat dan pemberontak itu jatuh terkapar tepat di belakang Baron. Darah membasahi pasir yang tinggal sedikit disana.
"......? "
Tap, tap...
Dari balik hembusan pasir Baron melihat siluet bayang, ia membawa pedang juga.
"......... "
Rey melihat Fister dan Rumia yang sudah dikalahkan oleh Baron, dia juga merasakan hawa kehadiran Ancistor dari bawah sana.
"[Master] Rey..! "
"Katakan Baron, apa kau tidak merasa bersalah melukai anak-anak muda seperti Rumia? "
"Ini adalah tindakan yang diharuskan.. " jawab Baron.
"Begitu.. "
Kedua mata pedang mereka sama-sama menghasilkan silau matahari, tanda bilah itu benar-benar tajam.
"Aku rela mati demi Rajaku.. " siap Baron.
"Baguslah kalau begitu. Aku tidak mau disalahkan Riza karena harus terpaksa membunuh untuk menang.. "
Preview Next Arc
A : Malam, semua. Ane up SPW sesuai janji entah bagaimana bisa :^
A : Awalnya malas sih 🤔
Riza : A, kalau terlalu lama nanti para R lupa dgn alur cerita nya
A : Benar juga ya?!
Riza : Heh?
A : Oke. Untuk ke depannya bakal banyak korban berjatuhan. Mau itu dari Pasukan Pemberontak ataupun OMEGA
Fister : He? K-kami mati? *syok*
A : Mau?
Fister : NOOOOO!!!
Riza : Haaah 😑
Riza : See you next time, guys
Rey : Bye 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top