Arc 36'5 : Mereka yang Mulai Bergerak

W Author POV W






Alif Kendals. Ketua Tombak Kemenangan OMEGA sedang melihat ke arah layar yang menampilkan kamera pemantau seluruh jalan Synthoria. Penduduk dan prajurit yang melakukan patroli nampak normal seperti hari-hari biasanya. Namun di dalam markas pemantau ini tidak. Alif melumpuhkan beberapa petugas disana agar tidak ada yang dapat mengganggu nya bekerja.

"Tes satu, dua. Tiga, dan tes lagi. Halo~apa kalian mendengarku? Ini ketua kalian~~" Alif nampak sangat bersenang-senang di kursi itu sembari memantau lewat kamera CCTV jalanan.

"Lincar dan aku sudah siap, bos.. " sahut Guck yang pertama.

"Disini Dwi. Saya mengerjakan apa yang ketua perintahkan.. "

"Apa penduduk bersamamu? "

"Ya. Saya memindahkannya ke gereja dan beberapa gudang. Saya menidurkan mereka seperti perintah ketua. Sekarang saya masih bekerja.. " jawab Dwi.

"Good Luck disana~.. " Alif berpindah saluran ke Dhani. "Hei, laporanmu. "

"Saya stand by di depan pintu gerbang.. "

"Ok! Pastikan tidak ada yang menyadari pergerakan kita di Synthoria ini.. " jelaskan Alif.

Jaringan radio yang ada di dekat Alif mendadak menyala, menyampaikan pesan jika Shaker hampir kembali.

"Baiklah, semua. Raja sebentar lagi kembali. Perang terjadi atau tidaknya semua itu tergantung kepada kita yang ada disini. Mari kita bekerja..! "

"" Baik!!? ""































"Kau boleh keluar sekarang?!" suara Alif berbisik di radio.

Disaat yang sama Fahri--anggota Divisi 6 yang selama penangkapan rekan nya terjadi lelaki ini bersembunyi di markas tombak seperti yang diperintahkan kepada nya. Tugas yang dia bawa pun sangat berat, yaitu mengaktfikan lingkaran teleportasi tanpa ada yang mengetahuinya.

"Aku mulai.." balasnya ke radio.

Fahri mulai bergerak di balik bayangan, mengendap-endap dibelakang bangunan dan berlindung dari patroli para prajurit Synthoria yang meningkatkan keamanan mereka karena Shaker tidak ada di tempat nya.

"Ini benar-benar tugas yang sangat berat.. " gerutu Fahri. Anggota ini sudah beberapa kali mengusap keringat nya karena panas dan rasa gugup.

"Pasukan Synthoria ada di sini. Mereka saja sudah cukup kuat bagi Pasukan Pemberontak ditambah kehadiran OMEGA yang berada di dalam pondasi tempat ini.. "

Fahri memperbaiki topi bundarnya yang hampir jatuh dan kembali bergerak diam-diam. "Komandan Eraser, beri saya kekuatan untuk melewati semua ini..! "






W Other POV W






"Na~na~da~" salah satu anggota perempuan Divisi 6 yang ditahan di sel polisi dengan tuduhan mencurigakan, ia terlihat sangat santai di dalam sana sambil bersiul dan memainkan kaki terayun ke depan serta belakang. Ia terus melakukan itu selama hampir 2 hari ia ditahan disana.

"Selamat datang, petugas Suci.. " hormat polisi yang menjaga pos di mana anggota ini ditahan.

Gadis dari ras naga ini segera mendekat ke jeruji besi, menempelkan wajah memelas nya.

"Na~. Sampai kapan anda mau menahan saya disini? Saya tidak salah apapun.. " rengeknya.

"Tidak. Kau mencurigakan.. " bantah petugas bernama Suci. Gadis polisi itu mengambil lembaran kertas dimana ada foto gadis naga ini. "Kau mirip dengan anggota Pasukan Pemberontak satu ini... Silfia [Music Dragon]! "

"Cuma mirip. Lihat. Pakaian nya aja beda.!! "

"Mungkin kau mengganti nya sebelum menyusup ke sini.. "

"Itu tuduhan yang dipaksakan?! "

"Kami para polisi bertugas untuk membuat rakyat aman dan percaya terhadap perlindungan kami.. "

"Bagaimana kalau tuduhan terhadap saya ternyata salah? "

"Bila begitu... Kami minta maaf. "

"Eeeeh?? Semudah itu? "

Polisi berambut ungu violet berseragam pink ini membuka pintu sel Silfia dan memborgol kedua tangan nya cepat. Silfia dibawa Suci masuk ke dalam mobil untuk dipindahkan ke fasilitas baru.

"Anda mau membawa saya ke mana? "

"Ke tempat rekan-rekanmu.. "

"Eh? "

Mobil yang dikendarai Suci melewati beberapa blok gedung sampai ke wilayah Grand Omega, belok kiri dari bundaran yang ada istana nya ke tempat bernama Penjara Omega. Ketika keluar dari mobil Silfia melihat ada satu Tombak Kemenangan OMEGA berjaga di dekat pintu masuk, keduanya saling tatap dan anggota Divisi 6 ini hanya melewati tombak itu sambil tersenyum.

"Hati-hati. Bisa saja dia pemberontak.. " peringat tombak itu ke Suci.

"Dimengerti, nona Monica.. " Suci masuk ke dalam Penjara Omega bersama Silfia.

Setelah melewati pos pemeriksaan, kedatangan Silfia sontak saja membuat seisi penjara ribut akan dirinya.

"Hei nona manis, apa yang membuatmu masuk ke dalam sini Ha? "

"Apa kau terlalu manis? Hahaha! "

Silfia... Ia senang melihat sekitar seperti hal baru baginya. Ada beberapa narapidana yang mencoba menyapa nya namun tidak ada balasan apapun. Hingga kedua gadis ini melewati bagian bertuliskan 'Ruang Interogasi'.

"!? "

Disana Silfia bertemu dengan Fath serta rekan-rekannya yang ditahan. Mereka nampak nya mengalami hal buruk terlihat dari sedikit luka memar dan beberapa lainnya.

Suci bingung karena tidak ada respon sama sekali dari Fath atau yang lainnya. Tapi itu sangat berbeda dengan apa yang mereka pikirkan. Sebenarnya hanya sedikit dari anggota yang dikirim Riza diberi tahu rencana sebenarnya. Riza memilih Silfia dan beberapa orang lainnya berdasarkan Kode Nama serta kemampuan yang mereka miliki.

Anggota Divisi 6 dan komandan mereka nya ini tahu betul kekuatan dari Silfia, ditambah gadis naga ini tidak ada luka sama sekali. Fath mengusulkan jika ada rencana lainnya dalam misi yang mereka kerjakan.

Suci dan Silfia masuk ke satu ruangan, polisi wanita ini di kursi yang ada mesin ketiknya dan alat pendeteksi kebohongan. Silfia diberikan beberapa tali dan jarum yang menusuk it--

"Awh!? " pekik Silfia.

"Nama.."

"Hmm.? "

"Sebutkan namamu.. "

"Aku... Silfia! "

Ctek, ctek, ctek..!

"Dengar, Silfia, di depanmu saat ini adalah pendeteksi kebohongan. Bila kau bohong alat ini akan bersuara dan aku akan langsung memenjarakanmu sampai keterangan lebih lanjut dapat kumiliki darimu.. "

"Eh? Itu tidak adil loh!? "

"Pertanyaannya.. "

"Polisi ini kelewatan.. " batin Silfia kelelahan.

"Langsung saja. Apa kau dari Pasukan Pemberontak.. "

"Ya.. "

".... --" Suci berhenti mengetik.

"..... " Silfia duduk di depan nya masih bersama ekpresi tenang.

Suci melirik ke alat pendeteksi kebohongan. Benda itu tidak bersuara. Pikirannya mendadak pening selama beberapa detik, apa dia salah dengar atau..

"Bu polisi, anda itu pegawai yang baik. Bahkan terlalu baik sampai membawa saya ke sini.. "

"...... -! " jari Suci yang mau menyalakan alarm darurat tiba-tiba saja tidak bisa digerakkan. "?? "

Borgol yang menahan kedua tangan Silfia bergetar hebat hingga bengok dan hancur jadi udara, entah bagaimana. Silfia membalikkan meja mendorong Suci ke sudut ruangan.

Suara Bising dari Naga Suara

Pssssss!!!

Silfia mendesis dan menghembuskan nafasnya disaat bersamaan, udara Suci terguncang, kepalanya jadi pening lagi. Ia jatuh berlutut berusaha menutup telinga dari suara bising yang dia dengar.

Hal itu dimanfaatkan Silfia buat keluar dari ruangan interogasi menuju sel yang menahan Fath dan sisa dari anggota Divisi 6 lainnya.

... Tap?

"Apa--" Silfia terkejut bukan main, ia berbalik tidak melihat ada Suci karena polisi itu saat ini berada tepat di dekat pintu masuk.

"Apa ini kekuatan dari Kode Nama nya? " pikir Silfia.

"Ini Suci, tutup semua jalan keluar dan kunci pintu Penjara Omega. Kirim petugas jika tidak ada laporan dariku lebih lanjut.." komunikasi Suci.

Bzzz! Bzzzt!

"?? " Suci keheranan karena tidak ada jawaban sama sekali.

"Diulangi. Ini Suci, tutup semua jalan keluar dan kunci Penjara Omega! "

Bzzz! Bzzzt!??

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini kekuatan mu?? " tatap Suci.

Silfia cuma tersenyum seperti biasa. "Hm~~"

Dibalik pintu dibelakang Suci ada Monica yang menumbangkan semua petugas yang berjaga di Penjara Omega.

"Ketua, ini aku. [Music Dragon] sudah masuk ke dalam penjara.. "

"Kerja bagus, Monica. Tetap siaga sampai lingkaran aktif.. " balas Alif.

"Dimengerti.. "

Sementara itu Fahri hampir sampai di titik tugasnya mengaktifkan lingkaran sihir. Namun dihentikan oleh satu prajurit.

"Berhenti. Hei kamu! "

"Tinggal sedikit lagi.. " batin Fahri.

"Ada apa? "

"Orang itu mencurigakan.. "

"Sepertinya aku kenal.. "

"Ya.. " kedua prajurit ini mulai mengejar Fahri dari belakang.

"Hei berhenti! "

"Berhenti!! "

"Sedikit lagi! A-aku hanya perlu ada disana... "

Fahri terus berlari dan berlari, menambahkan kecepatan sekuat ia bisa. Di depan nya ada taman danau kecil yang memiliki tempat duduk berupa museum kecil yang menampilkan tiga replika lambang pedang, perisai dan tombak. Fahri tidak peduli sekeras apa kedua prajurit yang mengejarnya berteriak. Hasilnya ada yang tertarik ke sana.

"Seorang pemberontak kah? " kata pria rambut hitam berpedang merah.

Run......

Fahri terus berlari ke arah tujuannya. "!? " sekertaris ketiga Divisi 6 tiba-tiba saja melakukan rem mendadak, ia reflek melompat kuat ke belakang sampai melewati dua prajurit yang mengejar.

"Apa yang?? "

"...... " dua prajurit itu bingung dan berhenti berlari.

Pada waktu bersamaan tercipta tebasan merah yang memunculkan dinding tepat di depan kedua prajurit Synthoria ini, serta kehadiran pria pedang merah itu.

"Wakil kapten... Dego?? " terkejut satu prajurit.

"Apa masalahnya? " tanya pria itu.

"O-orang itu mencurigakan, wakil kapten.. "

"Benar. Berapa kali pun kami memintanya untuk berhenti dia tetap saja berlari dan tidak mau berhenti.. "

"Itu benar-benar mencurigakan.. " Dego memperhatikan Fahrin dari tingkah dan penampilannya. "Kau?! Kau adalah!? "

"Aku sedang sial sekarang! " kutuk Fahri ke diri sendiri.

"Ada apa? " tanya Dhani yang sedari tadi menunggu kedatangan Fahri.

"A-aku dalam masalah.. " jawab Fahri berkeringat banyak. "Benar-benar dalam masalah besar! "

"Kalian berdua bantu aku menangkap orang ini. Dia seorang pemberontak?! "

"Baik, wakil kapten Dego! "

Sring!?

Fahri mengambil suling yang disimpan nya. Tanda anggota Divisi 6 ini dalam mode bertarung.

"Aku harus cepat menyelesaikan masalah ini! "

*flute sound.... *

".... -!? *deg*"

Kedua prajurit dibelakang Dego kesusahan dalam menjaga kesadaran mereka, mereka bertiga mendadak mengantuk ketika Fahri memainkan suling nya.

Suara Penenang : Hantaran Tidur

Flute~~~~

"D-dasar licik.. " ngantuk Dego.

"Aku akan melakukan apapun agar misi ini berhasil?! "

Fahri terus memainkan suling nya, mendorong jatuh kesadaran dua prajurit dan hanya menyisakan Dego yang dalam kondisi kritis. Alias mengantuk.

"Sedikit lagi. Tidurlah, kumohon!? "





































Dhuar!!

Api tiba-tiba saja meledak dibelakang Fahri.

"......... "

"...... Aku merasakan ada yang aneh disekitar sini. Lalu setelah sampai aku mendengar suara yang membosankan! "

"Kau... Pasti bercanda!?? "

"Hei. Apa kau tersesat~~? " seringai Riisycho.

Sontak saja kedatangan Riisycho membuat Fahri lebih berfokus ke orang yang paling berbahaya disana.

Suara Penenang : Paksaan Kematian Lemah

Juuuusst!!!?

Gravitasi menindih Riisycho dari atas langit. Sama seperti Dego, matanya perlahan menutup karena ngantuk.

"H-hahahah. P-pemberontak memang banyak m-mempunyai--" Riisycho tak sadarkan diri, matanya jadi putih. Selama 3 detik. Kedua kaki itu menahan tubuh nya agar tidak jatuh ke tanah.

"Aaaaa argh!!! " raung Riisycho tak sadarkan diri.

"Hmmp---APA? D-dia bergerak walau tak sadar??! " syok Fahri.

Red Hot Clouds

Kobaran api menyambar Fahri dan mementalkan nya menghantam keras ketiga replika lambang di museum mini dekat taman. Patung berbentuk pedang terlihat menembus badan Fahri dari belakang, orang nya memuntahkan banyak darah seketika.

"Tuan muda Riisycho..!? "

Dego menghampiri Riisycho yang sudah sadar. Ia geleng kan kepala ke kanan dan kiri agar kesadaran terkumpul secara paksa.

"D-dimana orang tadi itu? "

"Anda berhasil mengalahkan nya. Sekarang dia tertusuk patung walau tempat itu hancur.. " beritahukan Dego.

"Mana?! " Riisycho bangkit, ia dan Dego ke taman dimana Fahri terluka parah dan kesadarannya kali ini yang menjadi kritis.

"Hah, hah.. "

"Hei. Apa yang terjadi disana? Aku mencium bau bakar. Hei, sebenarnya apa yang terja--"

Radio milik Fahri ia hancurkan sendiri.

"H-ahaha. Aku peringatkan untuk tidak bergerak jika kau tidak mau mati.. " seru Riisycho.

Udara bergetar di atas langit Synthoria, tidak lama kemudian kapal luar angkasa yang digunakan OMEGA untuk ke Riel kembali.

"Wow. Kakak kembali lebih cepat dari yang aku kira. Mungkin Chaos Army tidak ada apa-apa.. "

"Anda benar. OMEGA lah yang paling kuat menurut saya.. " Dego.

Tap...!

".......... "

"..... "

Tap..tap!

Fahri sudah bangkit kembalikan dan berdiri tepat ditengah-tengah bekas ketiga replika berada tadi.

"M-memang benar kalian kuat. Tapi b-bukan berarti kalian menang nantinya.. " cengegesan Fahri.

"Apa yang dia bicarakan? " bingung Dego.

Lalu Riisycho melihat ada yang aneh, tepat di kaki kanan Fahri ada sesuatu yang menyala dilanjutkan getaran tekanan aura di udara. Silau-silau cahaya muncul satu persatu di tempat yang beda, cahaya itu menciptakan pilar, dan pilar-pilar ini membuat garis melingkar yang seutuhnya melingkup kekuasaan OMEGA.

Dan perlahan semua cahaya dan pilar itu jadi garis yang terkumpul ke tempat Fahri saat ini berdiri.

"K-kita akan tahu... Setelah perang terjadi. Siapa pemenangnya."

"Kau!? "

Riisycho menerjang ke depan, membakar dalam suhu sangat tinggi hingga meledakkan sejauh 200meter.

"Komandan Fath... Tugasku sampai disini-"





































DOOOOOOOOOMMMMMM!!!!?

Suara ledakan yang sangat nyaring dan juga gempa bumi mengagetkan semua orang yang ada di dalam lingkaran teleportasi rencana Riza. Divisi 6 yang masih tertahan di Penjara Omega dibuat terkejut juga.

"Gempa bumi?? " Suci.

"Sudah dimulai ya? " gumam Silfia tidak tahu juga.

"Silfia, apa yang dimulai? Jawab! " tanya Fath.

"Serangan kita, komandan.. "

"Maksudmu... Perang nya? Sekarang? " Fath tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya lagi.

"Perang? " gumam Suci. "Apa yang ada mendengarku, ganti? Ini bisa jadi keadaan darurat! Siapa saja jaw---? "

Thurst...

Seutas lengan hitam panjang mencengkeram bahu kiri Suci lalu menyudut polisi itu ke dinding.

"Ugh! S-siapa yang melakukan ini-!? " Suci terkejut mengetahui yang menyerang nya. Dia adalah Monica, salah satu Tombak Kemenangan OMEGA.

Monica membebaskan Divisi 6 dengan menembak kunci di sel.

"Tugasku berakhir sampai disini. Komandan Divisi 6, anggota mu sudah menunggu diluar gedung ini.. "

"Bukannya kau dari pihak OMEGA? "

"Tidak lagi. Ayo ikuti aku keluar dari tempat ini..! " Monica keluar terlebih dulu memimpin di depan.

Semua Divisi 6 yang ada disana mengikuti Monica, kecuali Silfia yang memutuskan untuk tetap diam.

"Silfia? Apa yang kau lakukan? Cepat.. "

"Tidak, komandan. Saya akan tinggal. Harus ada yang menahan polisi ini.. "

"Ugh!? " ringis Suci nampak sakit.

Satu tangan nya menyentuh lengan hitam, sosok yang mencengkeram nya tiba-tiba saja terhisap ke telapak tangan dan lenyap tak tersisa.

"Silfia [Music Dragon].. "

"...... "

"Atas nama Synthoria. Aku akan menahanmu.! "

"Cobalah, bu polisi.. "






W Another POV W






Kapal luar angkasa yang ada di atas langit-langit markas Grand Omega dan istana mendadak meledak, beberapa bagian terbakar serta terkena serangan dari dalam. Sementara itu di dalam kapal, di ruang utama kemudi ada pertarungan singkat tadinya antara Miza dan Shaker.

"Kak Miza, kenapa kakak melakukan ini? Aku tidak percaya... Kakak mengkhianatiku! " syok Shaker sangat tak menduga satu ini.

Miza juga nampak sedih dari ekpresi di mukanya.

"Nyonya Miza, kita harus keluar dari sini! " panggil Ekka sudah mengamankan pintu keluar bersama Hyu.

Kembali ke masalah Miza dan Shaker.

"Kenapa, kak?!? "

"Semuanya tidak sama lagi, Shaker. Tujuanmu mungkin mulia tetapi.. "

"Tetapi? APA, KAK??! " tanya Shaker emosi.

"Kau bukanlah Shaker yang aku kenal seperti dulu.. "

"Apa maksud kakak? A-aku tidak mengerti.. "

"Kau tidak mengerti? Begitu juga denganku. Kenapa kau memperlakukan Trash seperti sekarang? "

"!? "

"Shaker yang aku kenal tidak akan melakukan itu. Trash adalah salah satu dari kita. Kau sangat tahu betul itu, dan kau berani menjatuhkan pria itu. Padahal dia percaya kepadamu.. " kata Miza penuh kesedihan.

"........ " Shaker cuma diam melihat Miza.

"...... Kak Miza, kakak mungkin saja menyesal karena mengkhianatiku nanti. "

"Mungkin saja. Semoga ini bukan terakhir kalinya kita berbicara, Shaker... "

"Y-yang mulia.. " panggil Baron takut-takut.

"Perintahkan kepada semua orang untuk keluar dari kapal. Baron, aku ingin kau mencari siapa saja yang mengkhianatiku selain kak Miza. Aku yakin pasti ada yang lainnya. Temukan dan hukum mereka! "






































Istana Synthoria dan markas Grand Omega tiba-tiba saja terpindah di gurun pasir yang dipenuhi bebatuan besar disekitar padang pasir itu. Dan diseberang mereka ada bangunan 12 lantai yang merupakan markas besar Pasukan Pemberontak.

Riza, Diga, semua komandan divisi dan ketua Solcode sudah bersiap untuk berperang melawan OMEGA.

"Ini adalah waktu-waktu yang krusial. Inilah saatnya untuk membuktikan apa kita benar, atau sebaliknya.. "

"Hmm? " Riza melihat ada satu orang yang sudah maju.

"Adiknya Shaker.. " bisik Diga melihat Riisycho.

"Dasar orang yang tidak sabar.. " garuk kepala Alfharizy.

"Biar aku yang menghentikannya.. " ucap Hikari. Lalu Riza menghentikannya.

"Tidak. Biar aku saja.. "

























Riza sudah tiba-tiba saja ada di depan Riisycho yang berlari ke tempat mereka tadi.

"Hahaha! Aku tidak menyangka kalian menyerang seperti ini. Riza! Kau benar-benar tak habis pikir!?" bersemangat nya.

"Kau harus seperti itu jika menjadi seorang penulis cerita.. "

Riza mengambil kuda-kuda menebas horizontal dengan tangan kanan, pedang nya ada di samping kanan dia ayunkan ke atas menghadapi kedua tinju berkobar milik Riisycho.

Hard Drive Fire : Bombeid

Amazing Sword Style :
Moon Flash One Step Launcher

Bang??!

Pedang Penetapan dan tinju api itu dimenangkan oleh ayunan pedang karena Riza mengincar di dekat pergelangan Riisycho. Omega Five ini merintih sakit ketika mata tajam disana menembus dagingnya. Riza menyeret paksa kedua tangan Riisycho ke samping kiri, tubuhnya berputar cepat melancarkan tendangan keras ke perut.

Riisycho terpental jauh ke belakang sampai ke depan istana Synthoria. Kedua tangan nya terkoyak dan dipotong Riza.

Di waktu yang sama Baron----Komandan Utama Pasukan Synthoria ikut turun ke medan perang membawa prajurit nya. Jumlah nya berhasil membuat beberapa rekan Riza jadi tak percaya diri.

"Aisran, berapa jumlah mereka? " tanya Leonheart.

"10.000. Khkhkh.. " jawab Aisran dengan tertawa di akhir.

"Itu jumlah yang sangat banyak. Rizy, pasukan kita ada berapa? " Nauta.

"Pasukan Pemberontak saja kurang dari seribu. Ketiga Solcode cuma bisa membawa 35% kuantitas mereka. Mungkin sekitaran 1.400? "

"Dan itu belum dihitung anggota ratusan Fault serta Grand Omega.. " ucap Sky terdengar santai.

Pasukan Pemberontak dan sekutu mereka menatap satu sama lain. Mereka tahu tidak ada kata mundur, menyesal sudah terlambat. Penyesalan pasti datang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran.

Namun disinilah tugas Komandan Besar dapat dilihat. Sebagai contoh, sebagai tembok yang harus di panjat oleh semua anggota nya.

Riza mengangkat Pedang Penetapan di hadapan semua pasukan mereka. "Kita berontak karena ada yang tidak benar. Pemberontakan bukan menandakan kesalahan, kita akan melihatnya sekarang. Pusatkan semua keinginan kalian ke dalam pertempuran ini. Pasukan Pemberontak...! "

""Waktunya MEMBERONTAK!!? ""

"" YAAAA!! ""

"..... ROOOOOARRRR!!! " Or meraung sangat keras di akhir sorakan semangat semua orang.

Perang antara kuantitas dan kualitas pun dimulai.








































































































































































































































































Preview Next Arc

A : HALOOOO!!! SELAMAT DATANG DI FINAL ARC, SEMUANYAA!!!! YUHUUUU 🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊

Riza : ✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏

Alfharizy : ✔✔✔✔✔✔✔✔✔✔✔

Rey : 🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪

Anka : 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Fath : 🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵

Nanaisme : 😑

Diga : 🔫🔥🔫🔥🔫🔥🔫🔥🔫🔥🔫🔥🔫🔥
Nanaisme : *menembak Diga*
Diga : *hiatus sementara*

A : Ok. Ane tak mau spoiler dan tunggu aja Final Arc di up selanjutnya

Riza : Tumben 🤭

A : Bye 👋

BigFath, MizaMizusawa, RiiSycho, S_Aisy21, MAlfharizy, Aizahikari

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top