Arc 34 : Top Agent
W Biru vs Karoko POV W
"Gah!?? "
Biru dan Karoko terlempar keluar dari lubang dimensi yang memisahkan mereka dengan Allyn ke suatu ruangan. Karoko menekankan kuat pisaunya agar bisa menembus ke jantung lawan Biru dengan sigap mementalkan nya dengan bola api sehingga keduanya terpisah.
"Hah, hah. Gadis kecil ini benar-benar ingin membunuhku.. "
"Ugh. B-bocah yang merepotkan.. "
"! "
"? "
Karoko merasa dirinya diejek walau Biru tidak mengatakan nya secara langsung dan untuk Biru yang mendengar nya langsung itu adalah hal membuat nya marah.
"Hah? Yang kecil itu kau, pendek?! " teriak Biru.
"Kau yang kecil, dasar bocah..! "
Kita bisa melihat sesama anak-anak ini saling mengejek. Pikiran mereka memang dewasa namun fisik yang memberitahukan hal sebaliknya. Biru dan Karoko yang dilanda marah tidak bisa memikirkan rencana bagus untuk mengalahkan musuhnya dengan cepat.
"Kau akan menyesalinya! "
"Itu kau! "
Dispar
Sosok Karoko perlahan jadi transparan dan tak terlihat seutuhnya. Biru bisa mendengar langkah kaki dari anggota King satu itu tapi ia tidak tahu ada dimana tepatnya. "Hah. Aku cuma perlu menembakkan bola-bola ini sampai kau---? " Biru memiliki rencana yaitu menyerang asal, bola apinya memiliki ukuran yang lumayan besar untuk Karoko. Tetapi dia terlalu meremehkan Karoko.
Thrust!
"A-apa? Dibelakang?? " syok Biru merasakan Karoko menusuk punggungnya.
"Selain mahir bersembunyi, aku juga mahir dalam berlari..! "
"Sial!! "
Karoko menguatkan tusukan nya sampai tembus ke badan Biru---
Jalan Hitam
Hush!!?
"Hmm?! " Karoko gemetar bingung.
Kehadiran Biru mendadak hilang disaat ada angin hitam yang melahap anggota Solcode Darkness itu. Tidak ada siapapun didepan Karoko saat ini, hanya pisau yang berlumuran darah Biru.
"Kemana dia menghilang? Apa itu Kode Nama nya?? "
Grap!!?
Tangan Biru tiba-tiba muncul dari ketiadaan tepat dibelakang leher Karoko, badannya menyusui kemudian menjatuhkan Karoko ke lantai.
"Hahaha! Dasar bodoh. Kau tidak membunuhku dengan cepat. Itulah kesalahanmu, pendek?! "
"Aku sudah ingin. Kuso!? "
Biru menguatkan cengkraman di leher Karoko untuk memastikan anggota King itu tidak melawan, ia menciptakan bola api sebesar kepala manusia dewasa yang siap ia hantamkan. "Aku yang menang?! "
"Apa aku akan mati? Tidak. Aku tidak boleh mati sekarang!?? "
Disaat-saat genting itu, Karoko melihat siluet seseorang memasuki ruangan. Begitu juga dengan Biru, ia melihat nya dengan jelas. Akan tetapi yang terjadi selanjutnya membuat mereka bingung..
Ingatan Tembus Pandang
Akemi yang memasuki ruangan mendadak hilang, sama seperti yang Karoko lakukan tapi sangatlah berbeda.
"Siapa itu? Hei, jika kau berani mendekat aku akan ledakkan kepala gadis kecil ini. Kau dengar??! " teriak Biru panik.
Sedangkan Karoko mencoba untuk tenang. "Jika tidak salah lihat itu tadi adalah Akemi, dan Kode Nama nya adalah... Destructive Memory. Kekuatan untuk menghapus ingatan seseorang. Aku pernah dengar dari Diga-san bila kemampuan itu dapat membuatnya jadi tak terlihat, tapi bagaimana??"
"Beda dengan Kode Nama Invisible ku yang adalah penghilangan seutuhnya, punya Akemi sangatlah berbeda. Apa yang membuatnya menghilang dengan kekuatan menghapus ingatan---??! " disela berpikir itu Karoko menyadari apa kemampuan dari Kode Nama Akemi.
Yang Akemi lakukan bukanlah membuat dirinya menghilang tetapi membuat keberadaan nya di pandangan orang-orang menjadi 'hilang' , yang sebenarnya Akemi ada disana tapi Kode Nama nya yang membuat kesadaran orang itu menjadikan Akemi menghilang. Ini seperti teori penolakan dimana cuma anak indigo saja yang bisa melihat hantu, begitulah cara kerja salah satu kemampuan dari Kode Nama Destructive Memory milik Akemi.
"Hyaaaa..! "
Buagh!
Tendangan punggung kaki itu mengenai muka Biru dan membuatnya terpental dari atas Karoko.
"Argh!! "
"Kau baik saja, Karoko-san? "
"Y-ya. Arigatou sudah menyelamatkanku.. "
"Jadi apa yang terjadi? "
"A-aku juga tidak tahu tapi mereka mengincar ketua kalian.. "
"Ketua Azalea!? "
"D-asar pendek. Hah, hah.. "
"" Siapa yang kau sebut pendek!?? "" marah kedua gadis muda ini. Walau tak pasti tapi Akemi memiliki tinggi badan yang tidak jauh dengan Karoko.
"Akemi-san, bisa kau bantu aku membungkam bocah ini? "
"Dengan senang hati.. "
"Aaa argh! Mati kalian! "
Bola-bola api tertembak acak ke depan Biru menargetkan Akemi serta Karoko, mereka sama-sama menghilang agar tidak kelihatan dan sampai ke tempat Biru. Tapi tidak semudah kelihatanya, Biru menciptakan dinding api di 1 meter ke depan sebagai pelindung dan pembatas agar tidak ada yang lewat.
Lalu ada bayangan yang terlihat dibalik dinding api.
"Disana! " tembak Biru dengan bola api.
Dinding api berlubang namun tidak ada siapapun disana. Akemi baru saja mengelabui Biru menggunakan Kode Nama nya, di lubang itu Karoko melompat dekat dalam bentuk tak terlihat nya. Biru sontak saja menyerang Karoko yang tak terlihat karena merasa ada yang aneh, walau terkena bola api (tidak gatal) Karoko berhasil maju mendekati musuh.
Slash!!
"Urgh!?! " sayatan pisau itu meninggalkan bekas luka di lengan kiri, Biru menggunakan sayapnya untuk terbang menjauh tapi gagal karena ada Akemi dibelakang nya memegangi satu sayap.
"Serang! " seru Akemi.
Karoko melukai sayap kiri dari Biru di bagian penting sehingga tak bisa digunakan. Kedua gadis muda ini dengan kompak menendang badan Biru keluar dari dinding api yang membakar pemiliknya sendiri.
"Argh! S-sialan kalian..! "
Jalan Hitam
Hush!!?
Kehadiran Biru mendadak hilang kembali setelah angin yang hitam melahap orang nya.
"Dia menghilang? " bingung Akemi.
"Cuma sesaat. Dia akan muncul kembali setelah menyerang, kurasa itu syaratnya agar bisa menyentuh lawan... "
"Kalau begitu kita hanya perlu siaga pada saat serangan datang.. "
"Itu... Tidak perlu! "
Hush!??
Angin hitam muncul tidak jauh di hadapan mereka menjatuhkan Biru yang batuk darah. "A-argh! A-apa ini?? "
"Racun.. "
"Racun? " tanya Akemi.
"Senjata Kode Nama ku adalah Poison Knife. Seperti namanya pisau ini memiliki racun. Aku sudah mengatur racun nya agar tidak membahayakan manusia, tapi kau bukanlah manusia terlebih bukan orang yang baik seperti di timku. Maka racun itu akan membunuhmu.! "
"A-a----"
"Huuuuh... " Akemi langsung saja menghela kelegaannya, begitu juga Karoko yang harus mendadak bertarung karena tidak siap. Semua ini salah Solcode Darkness Darkside, pikirnya.
"Aku akan pergi mencari Allyn. Bagaimana denganmu? "
"Aku mau cari ketua. Mungkin saja ketua membutuhkan bantuan.. "
"Semoga beruntung setiap itu.. "
W Andriqn vs Azalea POV W
Kedua pria ini berhasil melukai lawan mereka satu sama lain, terutama Azalea yang basah akan darah dari lawannya. Andriqn melirik tangan kiri yang terpotong akibat menghancurkan paksa cutlass lawannya.
"Sekarang kau tidak ada senjata, Aza. Untukku.. "
Bats?!!
Cambuk nya terbakar oleh api emas kehitaman. "Aku masih punya senjataku! "
"Hahaha. Aku tidak butuh pedang untuk mengalahkanku, bahkan tangan ini pun sudah cukup untuk membelah wajah dengkilmu.. "
"Kata-katamu kekanakan seperti terakhir kali aku dengar. Jika saja bukan karena misi kau sudah mati.. "
"..... "
"Yang ingin aku katakan, aku bisa kapan pun untuk membunuhmu... Aza!!! "
"!?"
Cambuk Andriqn melesat ke depan bergelombang kayak jalanan rusak, Azalea yang siap menghindar tertahan oleh aura hitam berbentuk kapas.
Consume v Black
Azalea yang tak bisa bergerak ini pun tak dapat menghindar dari cambukan yang menghantam kepala nya keras. Darah keluar deras dari sana. Cambuk Andriqn terus melesat melukai badan, tangan serta kaki agar Azalea benar-benar tidak mampu untuk bergerak lagi.
"Penyembuhan Solcode Darkness Darkside itu sangat menyakitkan jadi berdoalah kau tidak sekarat ketika aku bawa, AZA!!!? "
Cambuk api emas kehitaman itu diselimuti auracome sehingga jadi mekanikal, dan bisa dipastikan bakal sangat sakit nantinya.
Dark Censore, Kode Nama Andriqn dimana ia dapat menciptakan celah dimensi yang dapat menghentikan gerakan bahkan memerangkap musuhnya. Sekali termasuk ke dalam sana tidak ada cara untuk keluar kecuali itu cuma anggota badan... Yang siap untuk dikorbankan.
"Tidak ada pilihan lain. Aku mesti memutuskan kedua tanganku!!? "
"Terima ini, Aza?! "
"HAA AAAAA!!!! "
CUT!!!
Cambuk Andriqn mendadak terpotong sampai ia refleks menjadikan tangan kirinya sebagai pelindung. Tangan kiri itu ikutan terpotong sama seperti cambuk nya. Sementara itu Azalea berhasil lolos dan tidak jadi memutuskan tangannya.
"Oh dear⬇. Kekacauan apa ini? Buat merinding saja.. "
"Della? "
"Hai Aza, aku dengar kau kembali.."
"Ya. Sudah berapa tahun kita tidak bertemu? Aku tidak ingat lagi.. "
"Apa kau butuh bantuan? "
"Berhenti bertanya jika kau datang ke sini.. "
"Hehehe.. "
"Bala bantuan ya? " bersuara Andriqn. Ia membakar tangan kirinya sendiri supaya darah berhenti mengalir.
"Dia bukanlah Pengguna Kekuatan biasa. Dia anggota Solcode Darkness Darkside.. "
"Solcode itu ya? Kayaknya bakal sulit.. "
"Della, apa cuma kau yang ada saat ini? " tanya Azalea sebelum nya.
"Memang nya kenapa? Kau meragukan kemampuanku? "
"Bukan begitu. Aku hanya tidak bisa tenang jika melawan Andriqn cuma berdua saja.. "
"Oh dear⬇. Apa kau pesimis, Aza? "
"Hmm? "
"Kau tidak lupa'kan kenapa tuan Diga membentuk organisasi ini? "
"Itu... "
"Itu untuk menghadapi OMEGA bila tidak ada yang berani melawannya. Tuan tahu kekuatan sejati dari OMEGA, itulah kenapa dia mengumpulkan kita semua. Kita sebanding dengan Omega Five itu saja sudah cukup untuk menjadikan nya kualitas pertempuran..! "
"Oh dear⬇. Apa kau sudah lupa? Tidak ada yang lebih kuat dari OMEGA dan kita, selain itu kita bisa mengalahkan yang lainnya..! "
Smirk..
Azalea tersenyum tipis. "Aku jadi merinding melihat harga dirimu itu, Della. Tapi kau ada benarnya. Sebelum adanya Riza, kita adalah harapan pertama Diga untuk menghadapi OMEGA. Kita adalah Top Agent D's Foundation!"
"Ya. Kenapa kau bisa lupa itu~~? "
"Cuma tidak ingat.. "
Keduanya berdiri di samping masing-masing. "Kau tidak melemah'kan? "
"Tidak, malahan. Chaos membuat Amnesty ku jadi kuat kembali. Kamu? "
"Aku prima! "
"Dasar pembohong kecil~"
Doom!
Tekanan aura milik Andriqn tiba-tiba saja meledak dan bertambah kuat. "Aku sudah mencapai batasanku. Aku tidak kuat lagi menahan nafsu untuk membunuhmu! "
Awakening Mode : Vampire King
Preview Next Arc
A : Good night 🌛🌟
Riza : Selamat tidur 😴
A : Woi!
Diga : Kalian tunggu aja arc ke depannya. Sengaja seperti ini karena kami tidak mau A spoiler yg tak perlu
A : Aku tidak akan 🚶
Karoko : Meragukan. So see you next time
Akemi : 👋
A : Heh? Beneran 😰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top