Arc 34 : Palsu vs Palsu
W Dicky vs Paul POV W
"Lebih kuat dari Omega Five? Lalu kenapa aku tidak ketakutan??! "
Jdaar!
Pukulan petir dari Dicky mendorong sedikit Paul namun berhasil membuat malaikat sayap hitam ini menyentuh tanah sehingga pandangan mereka berada di arah yang sama.
"Beraninya kau membuatku menyentuh tanah kotor ini.. "
"Ini aspal bila kau tidak tahu.. " balas Dicky sedikit bercanda. Seperti biasa.
"Kau tidak tahu siapa aku sebenarnya---"
"Aku melawanmu bukan untuk mencari tahu siapa kau, tapi untuk melindungi temanku! "
Keduanya kembali adu dorongan dengan kekuatan masing-masing, Dicky yang petir dan Paul yang angin.
"Manusia menyentuhku. Sungguh tak tahu diri.. "
"Ugh. Aku harus melawan orang dengan sifat sombong. Terlalu sombong! "
Melihat ada kesempatan Dicky menghantamkan tombak petir yang ia ciptakan disaat bersamaan, debu asap menutupi Paul ketika kena serta Dicky nampak melompat mundur. "? " Dicky syok melihat petirnya terhenti tepat di dekat pundak Paul, terlihat ada sulur hitam yang membuat 'sosok' angin terlihat di sana.
"Dan untuk manusia sepertimu beraninya ingin melukai ku.. "
"Argh. Bisa kau berhenti mengoceh tak perlu? Kita berdua saat ini sedang bertarung mempertaruhkan nyawa masing-masing. Tidak ada tingkatan atau posisi, kau sama denganku. Sama-sama memiliki satu nyawa, dan bisakah kau berhenti? Aku jadi bosan mendengar nya.. " untuk pertama kalinya Dicky mengatakan hal yang masuk akal di dalam cerita ini.
"....... "
"Hm.? Kenapa dia diam--!? "
Hush.!
Itulah yang membuatku jengkel kepada kalian, manusia!
Paul tiba-tiba saja terbang cepat ke samping dan muncul di belakang Dicky. Hantaman gravitasi yang terbuat dari angin memukul Dicky ke bawah, pemuda rambut orange ini seketika susah bergerak karena tekanan yang sangat kuat.
"Kenapa makhluk hebat sepertiku hanya memiliki satu nyawa seperti manusia lemah kayak kalian!!? " murka Paul.
Tombak Pasir Hitam
"Sial!! "
Cruak..!
Tombak pasir itu menusuk Dicky hingga berdarah, anggota Team King ini berhasil keluar dari tekanan gravitasi angin ciptaan Paul. Tangan kirinya menyentuh ketiak kanan yang berdarah, perih dan sakit bisa Dicky rasakan ketika daging nya robek.
"Urgh.. " Dicky muntah darah. "Kalau ada Allyn pasti aku sudah sembuh, tapi tidak untuk sekarang.! "
Bzz... Daar!!
Petir tiba-tiba saja menyambar diri Dicky sendiri, ada api panas di sisi kanannya yang mana menghentikan darah di luka dengan cara memanaskan nya paksa.
"Hah-hah..hah."
"Hm. Kau bodoh ya. Ya namanya juga manusia, hahahaha! "
"K-ketawamu jijik. Coba kau perempuan mungkin aku sedikit tersenyum.. "
Paul menatap dingin Dicky karena telah mengejeknya. "Bahkan di akhir riwayat pun manusia tetaplah keberadaan yang rendah.. "
"A-aku akui aku ini orang nya tidak kuat, tapi asal kau tahu saja manusia itu kuat! " seru Dicky membayangkan Allyn. "Aku tidak masalah kau mengejekku tapi jangan tambahkan kata 'manusia' disana, mereka bukanlah korban yang harus kau seret juga dalam kesombonganmu itu! Manusia itu tidak lemah, yang lemah itu adalah ORANG-ORANG!"
"Hm!? Aku tidak mengerti sama sekali ucapanmu, manusia. Aku tidak peduli. Kau akan mati juga.. " Paul mengangkat jari kanannya dan terciptalah tombak hitam.
Tombak Pasir Hitam
Dash!
Black Lightning God : Blade of Sky
Thrust!
Kembali beberapa bulan sebelum kejadian kembalinya Author. Diga membebaskan Allyn dari penjara dengan syarat tertentu kemudian mereka mengadakan pertemuan dengan Team King, dan disanalah Dicky mendapatkan Kode Nama keduanya yang diberi Diga.
Black God? Hahah. Akhirnya aku jadi dewa!
Kau bicara apa? Kau memang memiliki atribut dewa tapi tetaplah manusia.
Heeeeh?
Lihat saja Allyn. Dia bisa mengatur waktu tapi dia masih bisa dikalahkan.
Benar juga ya~~?
Dan juga Kode Nama itu bukanlah tipe title atau julukan tapi senjata.
Heh?
Yah. Walaupun cuma palsu sih. Untuk lebih jelas ada di buku.
Sayap yang ada di kanan Paul terbakar habis kena tusukan dari petir hitam membentuk pedang.
"B-bagaimana mungkin seorang manusia dapat melenyapkan entitas yang mendekati dewa?? " batin Paul benar-benar syok.
"Kode Nama keduaku cocok untuk orang sepertimu. Senjata Kode Nama Black God ditunjukkan untuk melenyapkan entitas yang meniru dewa itu sendiri. Karena kau mirip malaikat tapi berwarna hitam sudah bisa dikatakan kau adalah ras fallen angel, pelayan dewa yang gagal.. "
"Manusia sialan! "
"Walaupun dinamakan senjata tapi Kode Nama ini tidak memiliki bentuk karena jiwa lah yang menjadi senjata itu sendiri!" petir hitam dan kuning menyelimuti Dicky hingga sangat susah untuk dilihat.
"Diam kau, manusia!! " raung Paul meratakan sekitarnya jadi gurun pasir, dan objek yang hancur menjadi sayap kanannya yang di potong Dicky.
Awakening Azazel Mighty :
Expansion of Falling - Stimulant's Azazel Gardenmoen -
100 meter di sekitar mereka jadi padang pasir yang tandus, angin hitam berputar ke sekitar menghancurkan yang ada. Dicky tidak membantu penduduk HELL yang terkena Awakening Paul, tapi yang bisa ia lakukan adalah mengalahkan Paul secepat yang ia bisa.
"A-apa yang terjadi!? "
"T-tolong..! " teriak penduduk HELL.
"Hahahahahaha! Lihat para manusia ini? Mereka sangat menghibur, hahaha! " tawa Paul yang matanya mulai memerah nampak hilang akal.
"Hah-hah..hah. A-aku harus mengalahkan bajingan ini s-ecepatnya?! "
Black Lightning God : Blade of Sky
Sambaran petir hitam membentuk pedang itu berhenti menusuk karena angin hitam Paul berkumpul dan mendorong nya paksa agar berhenti, Paul sendiri terlihat menyeringai sadis serta tertawa melihat penduduk HELL yang terpental ke sana dan kemari akibat amukan angin hitam yang tersebar disana.
Dicky yang melihat itu mendadak takut. Bukan karena Paul, tapi akan masa lalu. Itulah manusia mereka takut kepada sesuatu yang pernah mereka alami, apabila hal itu termasuk buruk.
Dicky... Kenapa?
Maaf. Hanya karena ingin saja.
Tetesan darah itu berubah jadi percikan halilintar merah di masa lalu. Dicky berteriak seperti orang kesurupan, memaksa badan nya untuk bergerak dimana luka di sisi kanannya kembali mengeluarkan darah.
"AAAA ARGH! "
"Dosa akan kematian? Membunuh? Aku sudah melakukan semua itu! Apa yang aku takutkan? Apa aku pikir dengan membuat hal baik aku akan ddimaafkan? Itu mustahil selama ada orang yang membencinya! Masa laluku memang tidak baik, tapi bukan berarti di masa depan aku juga harus tidak baik. Aku bertarung untuk membuktikan itu. Aku yang memutuskan KAPAN aku MATI!! "
Ingat, Dicky. Black God itu tipe senjata, bukan julukan. Jika kau bisa memvisualisasikan menjadi nyata maka Black God akan menjadi senjata yang nyata.
"Haaaah---! "
Awakening Form : Black User
Petir hitam menyatu dengan diri Dicky, mengikis warna orange di petir asli darinya rambut Dicky jadi putih tapi tetap meninggalkan kesan orange di maniknya. Petir hitam itu kini menjadi putih dengan aura hitam diluar jalur dan arus kuning di dalam petir putih.
"Kenapa warnanya jadi putih? Bukankah tadi dia bilang 'hitam'? " pikir Paul heran.
"Kau pasti keheranan kenapa warna petirku jadi putih tetapi kurasa itu masuk akal. Aku ini palsu jadi untuk meniru kau harus sama seperti yang kau tiru.. "
"A-aku tidak menger---? "
White Explosion
Dicky menjatuhkan Paul ketika malaikat jatuh itu berbicara, petir putih menghantam nya jatuh ke bawah. Tidak sampai disana Dicky juga menjatuhkan beberapa tombak petir yang mengenai Paul sehingga musuhnya menggunakan sayapnya untuk terbang. Dan Dicky sudah merencanakan itu.
Dicky menarik sayap Paul kemudian ia robek. Paul terjatuh ke bawah lagi kali ini dengan hilang nya sayap malaikat jatuh.
"K-kau! "
Dicky hanya membuang sayap nya seperti barang tak terpakai. "Sekarang kau tidak punya apa-apa lagi.. "
"H-ahaha hha! Tidak juga. Azazel masih memiliki gurun pasir nya! "
"? "
"Kode Nama ku adalah Azazel Mighty ini membuat ku dapat menggunakan kuasa yang dimiliki iblis itu sesuka hatiku.. "
"Tapi kau tidak bisa menjadi nya! "
"Kau memuakkan! "
"Ingatkan aku dengan itu.. " Dicky membuat kuda-kuda menyerang.
Awakening Azazel Mighty : Devil of Dust
"Ketua bilang jangan buat keributan agar misi berjalan lebih lancar... TAPI SIAPA PEDULI! Hahahahahaha! "
"........... "
Gurun pasir hitam yang meluas ke sekitar tadi kini terhisap ke depan kedua tangan Paul yang mengisyaratkan serangan kepada Dicky, aura hitam yang bergerak seperti lubang angin itu siap untuk dilepaskan.
"Matilah kau, manusia lemah! "
"Haaaa. Sudah kubilang manusia itu tidak lemah, yang lemah itu orang-orang... Tapi itu bukan AKU?! "
False Powers : Black Lightning's God
Tembakan angin hitam dan tusukan dari berbagai arah dari petir putih Dicky beradu hebat dengan Paul, angin tertiup jauh mementalkan apapun hingga mengikis sampai ke bawah tanah. Angkasa mendadak muncul dari ketiadaan tempat di tengah kedua serangan berbenturan, angkasa ini membentuk bola dan hancur jadi gelombang kejut yang begitu kuatnya sampai menghempaskan bangunan seperti hotel dan kedai.
"Seimbang? Apa boleh buat. Aku hanya perlu menyerangnya disaat---? "
CRUAK!!!
"..disaat---dia lengah? " Paul melihat ada seutas tangan menembus jantungnya.
"Jika kau membaca teori tentang elemen maka kau bisa tahu bila elemen angin dan petir bila beradu maka akan seimbang kecuali di satu pihak ada yang lebih kuat. Aku bisa melakukan itu tapi bangunan yang ada dibelakangmu bakal hancur. Aku tidak mau uang tabunganku digunakan untuk itu.. "
"K-kau? " Paul mulai sekarat. Tangan kiri Dicky menusuk sangat dalam ke dada Paul.
White Explosion
Ledakan aura berwarna putih terlihat ditempat tangan Dicky, pandangan keduanya tiba-tiba jadi putih kemudian beralih ke letak jantung yang mana menghancurkan Paul. Jantungnya.
Dicky berhasil meminimalisir kerusakan dari pertarungan nya walau dia akan disalahkan karena di Team King ada peraturan dimana Dicky 'selalu' salah. Sungguh sial nasib tokoh yang satu ini.
"Hmm? " Dicky yang bisa merasakan rasa sakit kembali di ketiak kanannya mengumpat sebal, rambut nya kembali jadi orange seperti semula.
Bruk...
Anggota Team King ini kemudian tersungkur beruntung ada Lette yang datang.
Sementara itu... Diga berhasil membekuk dua anggota Solcode Darkness yang terlempar ditempat nya. Ada tali beratribut Chaos yang mengikat Biru dan Gery di dinding dan membuat mereka lemas.
"Ugh. Terlalu jauh.. " ucap Gery mencoba menggapai katana hitamnya lalu Diga datang, mencabut katana itu dan melemparnya jauh.
"Kau mungkin bisa menggunakan auracome di pedang itu tapi tidak akan kubiarkan. Sekarang giliran yang mengancam.. " Diga mengeluarkan shotgun mini dan didekatkan ke kepala Gery.
"Kau tidak akan berani melakukannya.. " kata Gery yakin.
"Kau benar. Mungkin aku harus menggunakan stun gun tapi ini tidak buruk juga... " Diga kemudian mengalihkan targetnya ke telinga Gery. "Ini tidak akan membuatmu mati tapi kurasa bakal SANGAT menyakitkan. "
Gery mulai menjatuhkan keringat gugupnya.
"Katakan, penjahat. Apa tujuan kalian ke sini? Aku tidak akan mengulang nya sebanyak tiga kali jadi akan aku tanyakan lagi. Apa tujuan kalian, Solcode Darkness?? "
Preview Next Arc
A : Sore, all. Dan selamat malam~~~
Riza : -_-
A : ok. Untuk selanjutnya ada di bekas markas Diga. Itu saja!
Riza : Hm?? *kaget*
A : Sampai jumpa di arc selanjutnya. Bye👋
Dicky : Tumben tak spoiler
Riza : Jangan2 dia bukan A 😰
A : Woi!?? 💣💣💣💣💣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top