Arc 34 : Allyn Datang
W Author POV W
Suara cambukan menggetarkan lift tempat bertarung, Azalea terhempas ke belakang bersama api emas yang dibungkus aura hitam gelap. "Sial. Aku tidak menduga akan terpojok seperti ini.. "
Melodi Kematian : Kabut Penghilang Keberadaan
Saat cambuk Adriqn mengenai Azalea, orang nya seketika jadi kabut ungu kehitaman dan terbang di udara.
"Aza. Seharusnya kau tahu jika itu keputusan yang buruk.. " bisiknya kemudian menyerang Azalea, cambuk Andriqn mengenai bagian tepi kabut kemudian membakarnya. Sosok Azalea terjatuh ke lantai lift bundar itu sambil berkeringat.
"T-Tentu aku tahu. Hah, hah. "
"Greg, mengirimku untuk mengalahkanku karena cuma kekuatanku yang dapat menggapai kabut menyebalkanmu itu.. "
"Jika tidak salah kau membakar punggungku waktu itu.. " lirik Azalea ke punggungnya sendiri, dibalik seragam kerjanya ada bekas luka kabar berupa goresan cambuk. "Tetapi itu sepadan dengan serangan yang ku berikan, " tatap Azalea ke jahitan di muka Andriqn.
"Ah. Yang ini. Ini sangat gatal.. " nada bicara Andriqn terdengar tak suka dan dingin.
"Katakan Andriqn, apa tujuan kalian dengan menangkapku bukannya membunuhku? Jika tidak salah aku ingat Solcode Darkness Darkside memiliki peraturan utama dimana tidak membiarkan pengkhianat hidup setelah melihat rahasia kalian.. "
"Kau benar sekali. Setelah kau kabur aku berniat untuk memburumu bersama pasukanku tapi Greg menghentikanku.. "
"Kenapa?? " keheranan Azalea.
"Untuk Ritual Kemunculan Gelap.. "
"!? " Azalea membulatkan kedua matanya kaget.
"Solcode Darkness Darkside memiliki tujuan utama, yaitu Ritual Kemunculan Gelap. Ritual itu akan memunculkan kekuatan sebenarnya kegelapan yang ada di dunia ini tapi untuk itu kami harus melewati tiga syarat mainstream untuk dapat diwujudkan. Pertama, Pedang Penutup Gelap yang mana sudah kami dapatkan. Kedua, kata Greg... Kau memiliki syarat itu. Untuk yang ketiga kurasa kau sudah tahu. "
"Aku memiliki syarat untuk yang kedua!? " batin Azalea tak percaya. "Ini gawat. Aku harus kabur dari sini. Aku tahu itu bukanlah ritual biasa, aku sudah membacanya. Yang buatku tak percaya adalah aku termasuk ke dalam satu syarat. Kenapa? Lupakan. Aku harus pergi dari sini. Maaf Diga. Tapi aku tidak mau Solcode Darkness Darkside menangkapku... Aku tidak mau mereka melakukan ritual itu! "
Andriqn menarik cambuk hingga diselimuti oleh auracome kegelapan. Ketika Andriqn ingin menyerang, langit-langit yang ada di atas mereka mengeluarkan suara ledakan, disaat bersamaan Allyn jatuh dari atas.
"Kakak!? "
"A-Allyn!? " syok Azalea bukan main.
"Adikmu.? "
"Kakak terluka? Orang itu cukup untuk menghadapi kakak, aku..! "
Andriqn menyerang Allyn tanpa harus menghadap ke atas, cambuk api emas itu menyerang ke atas namun Allyn menghilang ketika ada lingkaran waktu di tangannya. Angin datang disamping Andriqn bersamaan dengan sosok Allyn yang mendadak jadi semu, tapi tidak lama. Sosok semua Allyn berubah cepat ke dirinya sehingga dapat dilihat lagi.
"Hmp! Punch! " Andriqn menghajar Allyn yang mana sempat ditangkis oleh orang nya, Allyn terhempas hingga sampai di tempat yang sama dengan Azalea. Atau mungkin itu rencana nya.
"Apa yang kau lakukan disini, bodoh?! " marah Azalea tiba-tiba.
"Membantumu, kak.." jawabnya santai.
Andriqn bingung melihat ada cahaya muncul di tangan yang ia gunakan untuk menghajar, ada angka 3--tanda ledakan dari 12 fungsi jarum angka Kode Nama Time Allyn.
Duar!
Angka 3 itu meledak bersama tangan Andriqn. Dan seperti kita tahu ledakan seperti itu tidak akan mengalahkan musuh sekuat seperti itu.
"Dengar Allyn target dia adalah aku, mereka ingin menangkapku hidup-hidup jadi kau harus pergi dari sini. Aku tidak mau kau dijadikan sandera oleh mereka.. "
"Kalau begitu kita hanya perlu menghajarnya. Aku tidaklah lemah seperti yang kakak Aza pikirkan... "
"Allyn! " suara Azalea membentak.
"Kakak... Bisa diam? "
"? "
"Kau mengkhawatirkan aku sekarang setelah lama meninggalkanku sendirian disana.. "
"Allyn... "
"Aku marah dan memutuskan untuk tidak percaya lagi dengan kak Aza tapi aku tidak bisa karena hanya kakak yang aku miliki, saat Diga menceritakan kepadaku tentang semua yang kau lakukan demiku. Aku senang, dan juga cemas. Sekarang kau dapat masalah karena itu demiku, bukan? Biarkan aku membantu sekarang. Percayalah padaku, bukankah aku ini adikmu.? "
"Meninggalkanmu saat itu mungkin suatu kesalahan, dan aku menyesal. Sekarang Allyn yang aku kenal sudah berubah jadi seseorang yang gila akan pertarungan, tapi entah kenapa aku bangga dengan itu. Kau membuatku melihatnya, kau mengatakan kepadaku bahwa kau tidaklah lemah. Tapi aku tetap kakak yang khawatir dengan adiknya.. "
"Allyn... Aku ingin kau pergi dan bantu Diga! "
"Kak Aza?? " kaget Allyn. "
"Aku akan menyusulmu setelah urusan disini selesai.. "
"... Baiklah! Pastikan kau datang biar aku bisa bergulat denganmu, kak."
"Heh. Apa-apaan itu.. "
Allyn pergi lewat lubang yang tercipta dari bekas terpentalnya beberapa anggota Solcode Darkness Darkside. Sekarang tidak ada lagi yang dapat membuat Azalea menahan diri lagi, ini cuma yang dapat dilakukan beberapa 'kakak' di dunia. Mereka bisa tiba-tiba jadi kuat di hadapan adiknya karena harga diri mereka lah yang jadi taruhan hidup.
"Kau tidak mau mengucapkan selamat tinggal tadi? Kau mungkin tidak akan dapat bertemu lagi dengan adikmu.. "
"Aku tak pernah berkata selamat tinggal, karena kutahu, kami pasti akan berjumpa lagi... "
W Other POV W
Diga masih berdiri disana mengarahkan mini shotgun ke telinga Gary yang dapat dilihat ekpresi gugupnya. Begitu juga dengan Diga, ia tidak bisa mempertahankan tali dengan elemen Chaos lebih lama lagi diperparah dengan ia belum mendapat informasi sedikit pun. Pengguna Kekuatan bisa menggunakan elemen Chaos tapi bayarannya pengguna itu harus siap untuk dikendalikan balik.
"Apa konsentrasi nya melemah? Mungkin ini jadi kesempatan.! " Gary.
"Sial. Aku tidak tahan lagi! " batin Diga. "C-cukup. Kau membuang waktuku."
"!? "
Disaat Diga siap menembak, Biru tiba-tiba saja menciptakan bola api dan ia tendang ke katana Gary sehingga pedang itu melambung di udara. Gary yang melihat ada kesempatan mencoba mengontrol pedangnya tanpa perlu menyentuh, mata pedang nya mengeluarkan serbuk hitam tipis yang adalah kumpulan pasir hitam. Katana Gary terlempar ke belakang Diga, memaksa orang nya menghindar alhasil tali Chaos pun terpotong dan keduanya bebas.
"G-gawat--! "
"Kau membuatku kesal, paman! " seringai Biru.
"Biar ku selesaikan dengan cepat..! " seru Gary siap menebas kepala Diga.
Trang!
Cuk!?
Katana Gary tertahan oleh lingkaran jam yang muncul di jalur tebasan nya, serta siku Biru yang tertusuk oleh pisau. Perlahan kelihatan Karoko yang menggunakan Kode Nama Invisible agar tak terlihat.
"Allyn--? " Diga tiba-tiba saja ditarik Allyn dan melompat ke lubang dimensi.
"Karoko, kau bawa lawanmu..! " teriak Allyn.
"Hu. Merepotkan.. " decak Karoko pelan. Anggota Team King itu menusuk Biru lagi kali ini ditelapak karena orang nya menggunakannya tangan sebagai pelindung dadakan kemudian muncul lubang dimensi dibelakang Biru, keduanya masuk karena di dorong Karoko menggunakan badan.
Sedangkan untuk Allyn dan Diga mereka juga masuk ke dalam lubang dimensi dan membiarkan Gary seorang diri disana. Itu memaksa Gary untuk mencari keberadaan mereka berdua.
"Ugh! " jatuh Diga setelah keluar dari lubang dimensi, Allyn juga terjatuh karena rencana itu tidak ada di dalam pikirannya.
"Hei Diga! "
"Apa? "
"Apa Kode Nama orang dengan katana itu? Kekuatannya bukan pasir hitam, bukan? "
"Darimana kau tahu itu? " tanya Diga balik.
"Tadi..aku mencoba menghentikan pergerakannya tapi tidak bisa, pasir hitamnya seolah membantunya bergerak walau di dimensi waktu membeku.. "
"Pasir hitam itu juga memotong Chaos tanpa auracome. Ini sama seperti Pedia bernama Aroki waktu itu, apa mereka memiliki elemen atribut yang sama? "
"Mana aku tahu. Aku harus mengalahkannya lalu membantu kakak.. "
"Hah? Apa yang terjadi dengan Aza? "
"Mereka mengincarnya..! "
"Aza yang diincar? Aku kira aku. Kurasa aku boleh terlalu percaya diri.. " pikir Diga sedikit malu. "Kita bisa mengalahkannya bila katana itu tidak ada ditangannya, sekarang ada maka tantangannya akan jadi lebih sulit. Di awal tadi aku cuma beruntung karena dari awal katana itu tidak ia pegang karena terpental ke tempatku. "
"Kau punya rencana? Seperti membuatnya melepas pedang itu?? "
"Itu rencananya! "
"Hmm??? "
W Another POV W
Mawar dan Shira sudah selesai dinner di ruangan Presiden HELL, maka lalu pergi ke markas Ortodoks untuk membantu dua Penjaga Sipir yang sudah terlebih dulu pergi ke sana. Presiden ini terlihat menyimpan catatannya dibawah laci mejanya bekerja, pintu ruangan tiba-tiba saja dibuka oleh orang yang tak dikenal. Seorang pria berambut hitam dengan mantel putih anjing bintik hitam berbulu.
"Good evening, president. Nice to meet you, sir~~" sapanya.
"Who are you? "
"Just dark man with plan.. "
"Hp. Ini sudah sangat malam, aku ingin sendirian saja tapi kau menganggu.. "
"Oh~~? I'm sorry, mr. President.. "
GAIN menekan tombol rahasia di meja kerjanya, membuat benda itu masuk ke dalam lantai setelah bagian sana terbelah, jendela dan kacau tertutup oleh baja begitu juga pintu masuk yang dilapisi baja.
"Sekarang tidak ada yang bisa keluar dari kita berdua. So, what are you guys plan to come here? "
Pria mantel anjing itu hanya tersenyum tipis. "Coba ditebak~~"
Preview Next Arc
A : Siang+sore, guys. Ane up SPW setelah sibuk di RL, mybe.
A : Untuk arc selanjutnya akan berfokus di HELL selama 2 sampe 3 bagian sebelum kembali ke Solcode Darkness Darkside.
GAIN : hmm~~akhirnya dpt scene fight juga. Datia. Nightia! Apa kalian melihat ayah kalian ini?
R : ........
GAIN : Mana kalian? Ah, aku lupa si Riza menculik mereka~~
Riza : Jgn samakan aku dgn Al 😑
Alfharizy : Ada yng memanggilku? '-'
A : See you next time, guys. Bye 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top