Arc 32 : Syarat

W Author POV W






Keadaan tegang yang ada di dalam ruangan VIP ini menyorot ke kubu Pasukan Pemberontak, dimana Rey mengatakan tujuan utama mereka ke sini. Orang-orang yang ada di dalam sana sudah tahu inti pertemuan rahasia ini, namun Rey tidak menyangka ada kendala yang di hadapi Divisi 5.

Yaitu perasaan bimbang dan takut orang-orang disana. Yang mereka takuti dari OMEGA ada kekuatan dari Shaker. Kode Nama itu lebih menakutkan dari kelihatannya, kekuatan dari eksistensi sesosok Dewa. Shaker memiliki kursi di bawah 5 besar akan tetapi itu tidak membuat Ultimatum yang berada di atas dari Shaker memandangnya remeh.

Shaker menjadi Ultimatum setelah mengalahkan Goas dan Sampah Worke yang awalnya berada di Kursi ke-1 menggantikan sementara Rosanti yang telah mati. Kemudian Shaker datang ke Sampah Worke untuk membuat Pengguna Kekuatan itu menyingkir dari kursi gurunya. Shaker berada di kursi ke-7 karena keinginannya sendiri.

Jika dilakukan Tanding Kursi, kemungkinan besar Shaker bisa mencapai 5 besar. Tapi Raja Synthoria ini tidak melakukannya, dia sangat sibuk dengan tujuan yang ingin ia kabulkan sendiri. Bahkan dalam pertemuan satu setengah tahun rutin para Ultimatum Shaker jarang datang, dan ia muncul pada pertemuan beberapa minggu lalu karena ingin berbicara dengan Riza.

Jika Kursi-20 bisa menghancurkan kerajaan, kursi 15 ke atas dapat membuat tirani mereka maka tidak akan mengejutkan bila 5 besar Ultimatum... Dapat menghancurkan dunia.

Itulah yang membuat semua Pengguna Kekuatan berpengalaman takut kepada Shaker karena hanya dia yang mendapat 'pengecualian' dari seluruh Ultimatum.

Pandangan semua orang tiba-tiba berfokus ke pria dari ras rubah hitam yang bertepuk datang.

"Kalian nampak sangat memaksa. Terlihat sejenak tadi pemberontak lebih jahat dari pembunuh bayaran seperti kami.. " katanya dengan sengaja mengejek.

"Kau dari organisasi gelap jika tidak salah..? "

"Aku senang Master mengetahui kami. Nanti aku beritahu kepada yang lain.. "

"Apa kalian ingin membantu kami? "

"Soal itu... Nampaknya agak susah, Master. " ia berhenti bertepuk. "Seperti yang kita tahu bila OMEGA darimana pun memiliki kesempatan menang besar kecuali lawannya Underworld atau Chaos Army, "

"Apa yang ingin kau katakan sebenarnya? " Rey.

"Maaf, Master. Itu sangat sulit untuk kami perkumpulan pembunuh bayaran dapat hadapi. Itu yang ingin aku katakan tapi entah kenapa ketua menyetujui Aliansi dengan pemberontak. Maka dari itu aku akan memalsukan laporan ketika pulang nanti, bahwa kalian tidak menerima kami para pembunuh.. "

"Begitu. Kalian memang penjahat, tapi kalian juga memiliki sesuatu untuk dilindungi. Aku mengerti masalahnya.."

"Aku senang kau pengertian, Master.. "

"Apa tidak apa? " tanya Zizi.

"Apa aku tipe pemaksa di mata kalian? "

"Sepertinya.." sahut Laura.

"Haaaah. Kita tidak memiliki hak untuk menentukan pilihan. Satu sampai tiga kubu saja sudah cukup bagiku untuk dijadikan berita baik ke Riza nanti.. "

"M-maaf.. "

""?? "" Divisi 4 mengeluarkan tanda tanya menatap ke kelompok yang dikirimkan Dragon Kingdom.

Perempuan elf bersurai pirang bergaya drill itu nampak menghindari kontak matanya, mulutnya susah untuk mengucapkan kata-kata yang ingin keluar.

"Ada apa? "

"S-sebenarnya Ratu Sira membatalkan kerjasama kita.. "

"........... Hah!? "

"Ratu takut bila Kerajaan Naga akan hancur dengan pasti kali ini. Underworld dan Entitas baru saja menyerang, kami kehilangan banyak orang dan Ratu tidak ingin hal itu bertambah. A-apalagi kalau Pasukan Pemberontak gagal mengalahkan OMEGA maka Raja Synthoria pasti menghilangkan semua pihak yang berani menganggunya. Itu sama saja dengan para Sekutu yang mendukung pemberontakan.. "

"Jadi maaf. Kami tidak bisa bantu! "

"Yang benar saja. " suara dalam Rey. "Kami sudah membantu kalian selama ini, dan ini balasannya. Kalau kalian pun tidak membantu kami di perang nanti Shaker pasti akan melenyapkan kalian karena telah berani.. "

"M-maka dari itu?!"

"!? "

"D-Dragon Kingdom akan menjalin hubungan kerjasama dengan OMEGA agar kerajaan kami tidak dihancurkan! "

Divisi 4 terkejut bukan main, bahkan OMEGA sendiri pun terkejut.

"Ini seperti omong kosong.. " bisik dari pihak Weacore.

"L-lebih baik kita pergi dari sini sebelum terlambat.. " bisik pria rubah ke rekannya setelah merasakan tekanan aura Rey yang jadi aneh.

"M-mereka gila.. " berkeringat Alfa.

Semua orang yang menghadiri pertemuan rahasia ini mulai menerima fakta kemenangan OMEGA yang telak. Bagi orang-orang yang berpikiran normal disana, OMEGA bagaikan lemari yang tidak bisa dibuka karena terkunci dari dalam. Logika mereka bermain walaupun saat ini mereka berada di dunia dimana logika tidak berpengaruh.

Tidak ada yang menginginkan kematian yang bodoh.

Ada momen ketika Rey mengangkat pedangnya dan semua orang langsung siaga disana, komandan Divisi ini sontak saja tersenyum masam. Dalam beberapa hal dia mulai mengerti perasaan yang Riza alami saat ini.

"Riza. Apa yang harus aku lakukan? " batin Rey frustasi.

























"Kau minta diajarkan berpedang? Tiba-tiba sekali.. " heran Rey.

"Yah. Dulu aku berpikir menghajar itu sedikit menyenangkan karena bisa merasakan sensasi secara langsung, apalagi lawannya adalah musuhku. Tapi aku penasaran kenapa kau terlihat sangat bahagia saat mengayunkan pedang. "

"Hm. Menggunakan pedang itu mengasikkan, tahu. Dan juga kau terlihat keren. Bukan itu saja aku juga bisa memamerkan teknik keren kepada musuh dan temanku disaat bersamaan.. "

"Hm. Hm.. "

"Apa yang kau pikirkan? "

"Aku cuma berpikir apa itu alasanmu berada di garis depan. Lalu kenapa Al juga ada di sana? "

"Al'kan bisa dijadikan umpan. Lalu aku bisa menyelinap seperti mau menyelamatkan Al.. "

"Ugh. Licik sekali.. " tatap Riza.

"Hahaha. Aku cuma bercanda. Jangan beritahu Al.. "

"Enak ya.. "

"Apanya? "

"Maksudku cara bertarungmu itu mudah dan juga simple. Cukup di tebas maka masalah selesai.. "

Rey menyarungkan pedangnya lalu mengangkat nya ke depan, semua Pendekar Pedang yang ada disana langsung mengerti apa maksud dari Komandan Pasukan Pemberontak satu ini.

"Tadi kalian bilang ketua kalian menyetujui tapi kalian tidak? "

".............. "

"Tadi kau bilang Ratumu mengatakan hal yang sangat pengecut. Aku tidak senang sebelum melakukan sesuatu dengan keinginan ratumu itu.. "

"......... "

"Dan bagi kalian yang takut dan bimbang, kalian bisa saja pergi dan buang senjata kalian. Pedang itu bukanlah sekedar aksesoris untuk terlihat keren. Jangan berani kalian sebut kalian ada Pendekar bila takut mati. Itu memalukan sekali! "

"K-komandan.. " kaget Laura, Gilbert dan Zizi menjatuhkan keringatnya. Empat anggota Divisi 4 lainnya juga cuma bisa diam dengan ekpresi masing-masing.

"Hei, Master. Kata-katamu sangat menusuk. Setidaknya hargai keputusan kami.. "

"Aku tidak salah berkata, Azuma. Aku adalah Master, aku tahu kekuatan kalian. Karena kalian lebih LEMAH dariku.. "

""!? ""

"Master, itu berlebihan tahu.. " pria rubah hitam----Azuma mendadak menatap tak suka.

"Jujur aku juga sedikit tersindir.. "

Orang-orang yang awalnya tadi merenung dengan perasaan tak enak berubah cepat atas perkataan menusuk yang keluar dari Rey. Mereka mulai berani menyentuh pedang masing-masing dengan tatapan mengarah ke Rey.

"Kalian tidak menyukainya? Aku juga tidak menyukai kata-kata yang kalian ucapkan tadi. Kenapa tidak kita selesaikan seperti biasa? Ini rumah Raja Pedang, kita selesaikan dengan teknik pedang juga.. "

"Mari kita berduel. Aku dan Divisi 4 ku atau kalian. Yang menang akan melakukan apa saja yang diperintahkan. Syaratnya... Tidak ada! "

"Dengan kata lain kalian boleh membunuhku. Bukankah ini kesempatan yang langka untuk merebut gelar 'Master'. Hm? "

Hampir semua Pendekar Pedang yang ada disana tidak menjauh tangan dari pedangnya. Tentu dengan niat membunuh ke Divisi 4.

"......... Boleh aku menambahkan syarat atau peraturan nya? "

"!?"

Tap, tap, tap...

Siluet bayangan hitam masuk ke dalam ruangan bersama temannya.

"Pemberontak kalah bila salah satu saja dari kalian yang berhasil dikalahkan. Sama.. " jarinya tertunjuk. "Tidak ada medan khusus untuk bertarung! Kita bisa bertarung dimana dan kapan saja, "

Rey merubah arahnya ke siluet perempuan berambut ungu yang memiliki dua surai ke depan.

"Ishida, kau bersamaku. Yang lainnya lawan sesuka kalian.. "

"Baik, komandan! "

"Serang mereka! "

Haaa aaaa!!

Langsung saja suasana pecah mirip ditengah peperangan, para Pendekar Pedang melesat ke tempat Rey dan Divisi dengan rencana mengalahkan jumlah mereka.

Lelaki bernama Ishida yang di panggil Rey tadi mengeratkan kedua sarung tangannya kemudian menyeringai penuh siasat.

"Maaf saja, Raja Pedang. Ruangan ini bakal berantakan.. "

Ishida membuat lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk nya, lingkaran tembus pandang terlihat di seberang lingkaran jari Ishida langsung saja meremas nya.



































Grrrrr...

Segerombolan monster muncul dari retakan dimensi. Monster-monster ini mencakar bahkan mengigit para Pendekar Pedang.

"Komandan tenang saja. Mereka monster-monster yang mudah ditaklukkan, jadi aku cuma memberikan serangan kejutan saja.. "

"Baguslah kalau begitu.. " Rey bersama Ishida menghadap dua perempuan yang kini ada di depan pintu masuk ruangan VIP.

"Lama tak jumpa, Rey. Aku dengar Sota ikut pemberontakan. Aku ingin bertemu dengan nya.. "

"Senang melihat kau masih hidup, kak.. " sahut Rey sudah dalam mode serius.

"Yuuza, kau boleh melawan lelaki yang ada disamping Rey.. "

"Hai, sensei.. "

"Lawanku adalah perempuan ya? "

"Ada masalah, pemberontak?"

"Hahaha. Aku suka lawan yang bisa membuatku semangat.. " senyum indah Ishida.






































































































































Preview Next Arc

A : Good Night, para R. Ane up Arc 32,hehe

A : Dan sesuai rencana ane mau buat hancur tempat Raja Pedang sama Romn, nanti.

Barron : Tapi untuk kelanjutan nya akan berfokus ke kami.

Hicchan : Aku juga ikutan lo~~

Laura : Jangan lupakan Laura!

Gilbert : *asah pedang menggunakan sapu tangan*

Zizi : 😶

A : Sip. Sampai jumpa di Arc selanjutnya 👋

codenine, IshidaTakeru73, LauraGlyko

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top