Arc 32 : Gilbert. Dan Bencana
W Gilbert & Gorgo POV W
"Bertarung... Denganku? Apa ini semacam ujian? " tanya Gilbert sedikit keheranan.
"Bukannya berarti saya meragukanmu keinginan ketua Or. Tetapi ini sudah menjadi salah satu sifat saya yang penasaran dengan tiap potensi yang dapat saya lihat menggunakan kedua mata batu ini.. "
"Potensi ya.? Kurasa aku sudah melewati sebutan itu dari dulu.. "
"Hmm? "
"Setelah Wakil Komandan, aku anggota Divisi 4 yang terkuat. Aku lebih kuat dari senior Barron! "
"Kata-katamu menarik.. " Gorgo mencabut pedang besar yang tergantung dibelakang punggung, ada elemen tanah yang membuat mata pedang itu bertambah besar sehingga melebihi badan Gorgo yang kira-kira telah mencapai 2meter lebih. "Kalau begitu kau tidak keberatan untuk bertarung denganku'kan? "
"Tentu. Apa kau mau membantuku jika ada yang menyerangku tiba-tiba? "
"Ya.. "
"Ha. Senang mendengar itu.. " Gilbert maupun Gorgo mengambil kuda-kuda siap, walaupun begitu Gorgo yang nampak sangat berbeda. Pedang tanahnya itu terangkat tinggi siap jatuh kapan saja.
Saat Gilbert menghembuskan nafasnya disaat itu juga muncul putaran angin kencang mengelilingi mata pedang yang saat ini menyala biru. Lesatan cepat dan serangan horizontal rapi itu bertabrakan dengan hantaman kuat dari pedang tanah yang jatuh ke jalur Gilbert. Shockwave tercipta menghantam dinding yang menahan langit-langit disana.
Krk. Krk...
Gilbert dan Gorgo sama-sama mendorong pedang mereka.
"Lumayan... " puji Gorgo, bersamaan dengan itu Gilbert memekik senang. Ia tiba-tiba bertambah kuat dan berhasil mendorong mundur pedang tanah lawannya, aura biru di pedang Gilbert digantikan warna hijau dimana muncul tanaman serta akar hijau dari dalam lantai reruntuhan. Tanaman itu melekat dibawah kaki Gilbert dan beberapa dari akar hijau melilit pedang Gilbert seperti menambahkan lapisan armor yang berwarna hijau.
Gaya Pedang Rey : Tombak Cahaya
Gilbert mendorong secepat ia bisa tusukan mata pedang dari senjatanya. Suara besi terdengar ketika Gorgo sempat menahan tusukan Gilbert, namun itu tidak menghentikan penyebaran tanaman hijau yang beralih merambat ke pedang tanah Gorgo.
Terpaksa Solcode Intrement satu ini membuang mata pedang nya dan mengganti dengan yang baru. Gorgo memunculkan tanda tanya ketika ia merasakan sensasi basah dibawah kaki, terlihat ada genangan air yang sangat banyak keluar dari tempat Gilbert. Pemberontak satu ini dengan santainya ke gerakan selanjutnya untuk menyerang.
"Seorang Pendekar Pedang memiliki apa itu yang disebut sebagai Aura Bertarung. Dengan kata lain tujuan seorang Pendekar mengambil jalan itu. Kita bisa melihat aura mereka berdasarkan sifat, ekpresi dan watak caranya bertarung. Tapi anak satu ini... Memiliki ketiga hal itu sekaligus. Ia senang, ia dapat tenang dan ia menginginkan kemenangan lebih dari apapun.. "
"Aku tidak tahu kenapa ketua Or sangat percaya dengan kekuatan Pasukan Pemberontak. Apa karena ada orang-orang seperti anak ini? Mereka yang tidak ingin kekalahan.. "
Pada sudut pandang Or mungkin saja, ia pikir itu masuk akal. Namun berbeda dengan Gilbert, ia menjadi seorang Pendekar Pedang karena keinginan pribadinya. Untuk mencari tahu siapa sebenarnya ia. Kenapa ia dapat seperti ini?
Gilbert memilih Pasukan Pemberontak ketimbang OMEGA karena ia mungkin bertaruh. Tidak banyak orang yang dapat membuktikan kebenaran lewat perbuatan buruk di mata orang-orang. Tapi itu layaknya untuk dicoba.
Kebaikan di luar itu, dijamin dengan keburukannya yang ada di dalam. Rumit dan tidak muda untuk dimengerti tetapi jika itu menunjukkan jalan keluar terbaik. Maka siapapun pasti akan lewat jalan itu.
"!? "
"! "
Gilbert dan Gorgo diganggu dengan kehadiran Pendekar Pedang lainnya.
"Sepertinya sampai disini saja pertarungan kita.. "
"Ya. Saya setuju.! "
"Itu pemberontak nya! Serang! "
Slash!?
Gorgo mengangkat pedang tanah nya ke kelompok Pendekar Pedang dan menghantam mereka. Sedangkan Gilbert mengambil kelompok yang berada dibelakang nya, tanaman mengambang bersama kumpulan angin dan air yang bercampur jadi satu di pedang Gilbert.
Sembilan Pedang Elemen Rey, Nomor 0.
: Tebasan Pembuka Kemenangan
Tebasan yang bergelombang penuh dengan elemen Gilbert itu mementalkan para Pendekar Pedang dari gerbang masuk bekas istana Raja Pedang.
Tanaman dan akar hijau menempel di setiap dinding disana, air membasahi muka sampai mereka kesusahan untuk bergerak dan angin memukul mereka hingga ingin tak sadarkan diri.
Berpindah ke tempat Zizi dan anggota Solcode Weacore yang bernama Siti Ara. Nampaknya mereka tidak jadi untuk bertarung, dari kubu Solcode ini hanya diam menonton Zizi mengalahkan satu persatu Pendekar Pedang yang berani melawan ia.
"Kenapa kau cuma diam saja? Jika ingin menonton aku akan mengusirmu..." tegur Zizi tak suka di tonton.
"Jangan marah seperti itu. Aku cuma diam. Tidak apa'kan? Apalagi aku tidak ada niatan bertarung denganmu. Tidak ketika ketua Mighthus mengatakan untuk tidak mencederai Pasukan Pemberontak, kecuali terpaksa.. "
"Nampaknya aku diremehkan olehmu.. "
"....... "
"Biarlah. Tetaplah disitu jika kau tidak ingin terseret juga ke dalam neraka.. " peringatkan Zizi.
"Kemana kau melihat!? Aku sekarang yang jadi lawanmu, pemberontak! " teriak satu Pendekar Pedang, ia membungkus pedang nya dengan auracome dan melaju ke tempat bersama kekuatan airnya.
"Kali ini dengan elemen dan aura ya? Kurasa aku harus menggunakan teknik itu.. " Zizi memposisikan kedua pedang nya ke belakang.
Gaya Pedang Rey : Vertical Trifor
Pendekar Pedang yang menyerang dihantam tebasan runcing membentuk ujung mata tombak, dilanjutkan tebasan halus horizontal dari Zizi yang memukul Pendekar Pedang itu ke belakang. Sekarang bekas aura yang Zizi tebaskan tadi membentuk segitiga.
"Lalu..?! "
Sembilan Elemen Pedang Rey, Nomor 1.
: Letusan Tanah Panas
Thrust!
Pedang kiri Zizi tancapkan ke tanah, warna merah menyala terang dari dalam tanah bergerak maju ke tempat Pendekar Pedang terhenti. 3 detik kemudian tempatnya meledak seperti ia baru saja menginjak ranjau api.
Namun ia masih selamat. Zizi sontak saja membuka gerbang neraka tepat di bawah Pendekar Pedang itu, menyeret nya masuk ke neraka menggunakan tangan-tangan panas.
Akibat serangan barusan Zizi menghancurkan beberapa bagian di dalam ruangan VIP.
"Raja Pedang tidak bisa mengutuk'kan? " tanya Zizi ke Siti Ara.
"Mungkin."
W Another POV W
Rychy yang bertugas berpatroli di kota Romn awalnya baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda OMEGA datang ke sana, akan tetapi nampaknya ia kedatangan tamu... Yang lebih merepotkan.
Rychy dengan sengaja mengucek mata kirinya bila yang ia lihat itu salah.
Seorang gadis muda(mungkin) berjalan linglung tak bisa mengendalikan caranya berjalan, bagi orang umum kayak orang kurang makan gitu. Tapi sebenarnya gadis ini sedang menahan kekuatan yang ia miliki, yang bisa kapan saja keluar tanpa pemberitahuan.
Masalah mendekat ketika gadis itu didekati bapak-bapak(mungkin?), yang menggodanya. Gadis itu nampak tidak perduli dan menjauh, namun satu tangan nya ditahan.
"Mereka bodoh.. " pikir Rychy.
Beberapa detik kemudian, bapak-bapak yang mengelilingi gadis muda tadi mendadak batuk darah dan mereka pun nampak kebingungan. Beberapa detik lagi, suasana berubah bapak-bapak ini menjerit sakit sambil memegangi dada mereka.
Dan mereka mati setelah nya seperti serangan jantung.
Rychy mendarat di jalan utama Romn, menghadang gadis muda yang memiliki mata mirip ras iblis.
"Aku tidak mau membuat keributan apa kau bisa pergi.. " pinta Rychy selembut dia bisa.
"Kemana?"
"? "
"Kemana aku harus pergi? Kemana pun tidak ada yang mau menerima diriku ini..!? "
"Ya, itu karena kau tidak bisa mengendalikan kekuatanmun dengan benar. Itulah kenapa tidak ada yang----"
"----Apa kau mau mengatakan bila kita ini berbeda? Walau kalian para Ultimatum lebih mengerikan ketimbang kami Para Bencana. Begitu!?! "
"Sepertinya aku salah pilih kata.. " pikir Rychy kecut.
Ultimatum satu ini mencabut katana merahnya yang merupakan sebuah Senjata Kode Nama, membuat kuda-kuda bertarung untuk menghadapi gadis muda---Bencana yang ada di depannya.
"Sekarang bukan saatnya mengadu nasib..! "
Preview Next Arc
A : Malam2. Akhirnya A bisa up setelah lama... Malasnya :^°
Riza : -_-
A : Di Arc ini tidak ada yg istimewa, mungkin. Tapi untuk Arc selanjutnya ane mau memanaskan kembali pertarungan. Pertarungan Rychy bakal ane tunda dulu, untuk selanjutnya ada Pemberontak vs Dragon Kingdom. Serta Ishida vs Yuuza.
Rychy : Aku kapan?
A : Di akhir sama Rey, bisa.
Riza : 😶
A : Oke. Nantikan aja update arc 32 selanjutnya
Ishida : bye 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top