Final Arc : Pedang Penghuni Kehidupan, Holife
W Author POV W
Batu-batu kecil yang ada di atas tumpukan bangunan-bangunan yang baru saja runtuh itu terlengser jatuh ke bawah satu demi satu sampai jatuh bersamaan.
"Aaaa AAAAA!!? " teriak Hikari berhasil keluar, disusul Mizu serta Anggita dan Riza.
"Apa-apaan tadi?! Aku tidak mau melakukannya lagi. TIDAK AKAN! " kata Hikari kesal entah kenapa.
"Kalau aku tidak masalah.. "
"Otakmu pasti sudah rusak jika begitu.. " tatap Hikari dingin ke Riza.
"Sudahlah, Hikari-nii. Yang penting teknik tadi itu berhasil membuat kita menang.. "
"Riza, apa kau terluka? "
"A-Anggita, aku tidak selalu terluka setiap kali menggunakan sesuatu yang besar lo.. "
"Tidak, ya? "
"Kenapa kau kecewa?? "
"Riza, mukamu terlalu dekat.. "
"Ugh?! Maaf.. " Riza mundur saat menyadari mukanya terlalu dekat dengan Anggita.
"Tcih.. " Hikari berdecih. "Dia masih hidup. Aku ak---? "
Mizu menariknya.
"Kita harus pergi selagi ada waktu.. " seru Riza.
"Ini adalah kesempatan kita..! " bentak Hikari. "Sudahlah.! " Mizu menarik Hikari paksa menjauh dari Sanders yang terkubur di seberang mereka.
Riza memimpin jalan di tempat HELL yang sudah kacau ini, jalanan umum yang biasa orang gunakan untuk masuk dan keluar dari tempat ini tak berbentuk lagi. Seperti pagar rusak yang sulit untuk diperbaiki.
"Riza..! " dari sebelah kiri pilar-pilar batu terlihat Sky bersamaa Silverio.
"Ah!? Tuan muda! " jerit Silverio ke Riza.
"Siapa orang aneh itu? Butler??" tanya Riza.
"Sepertinya dia mengenal kak Riza.. "
"Aku tidak mengenalnya..! "
Mereka akhir bertemu setelah pilar-pilar batu berakhir di jalur yang sama dimana kelompok Riza tengah berlari.
"Saya sangat khawatir dengan anda, tuan muda. Anda tidak terluka dan itu adalah hal yang bagus.. "
"Sejujurnya aku cuma tergores.. " jawab Riza seraya menunjuk jarinya, dibelakang ada Anggita yang mengembungkan pipinya sebal.
"Itu bahaya, bisa infeksi.. "
''Cuman goresan?! "
"Biar saya obati.. " Silverio mengambil handplus kecil dan mendekati Riza, namun saat ia melihat luka lebam di lengan Mizu tanpa sadar ia menyenggol Riza dan menjatuhkan orangnya.
"Kak Riza!? " terkejut Mizu.
"Nona Mizu, ini untuk anda. Nanti bisa tambah parah.. " kata Silverio menempelkan perban kecil ke Mizu.
"A-arigatou.? "
"Tuan Hikari juga.. "
"..... " Hikari mengeluarkan keringat.
"Riza, mukamu bengkak.!? " pekik Anggita.
"Y-ya.. " Muka Riza mendarat lebih dulu saat terjatuh tadi.
"...! " Silverio dalam sekejap hadir di dekat Riza. "Anda baik saja, tuan muda? "
"Entah kenapa aku jadi kesal sekarang.. " pikir Riza menatap Silverio.
"A-apa kau masih punya? "
"Saya punya satu kotak penuh perban kecil. Tapi anda hanya boleh mendapatkan satu saja, tuan muda. Ini untuk mereka yang terluka.. "
"Lukaku tambah parah karenamu?! " batin Riza marah.
"Penjaga Riza satu ini entah kenapa, dia aneh.. " ungkap Hikari.
"Y-ya.. " tambah Sky.
Singkat cerita Riza mendapatkan perban di dahi saja.
"Akan aku hajar nanti dia. Pasti.. " gumam Riza yang seluruh tubuhnya telah dikuasai aura gelap.
"Saya sangat berterimakasih karena telah menolong tuan muda sampai sekarang. Pedia's Soul pasti akan membalas jasa kalian semua. Sudah saatnya kembali ke tempat asal anda, tuan muda. Disana paman Zeke menunggu bersama pemimpin.. "
Silverio menyiapkan kristal teleportasi mereka.
"Aku tidak mau! "
"Heh? "
"Aku tidak mau ke Pedia, antarkan aku ke markas Pasukan Pemberontak..! "
"" Kekanakan sekali "" batin mereka semua kompok.
"Tuan muda.. "
"Riza, aku mengerti kau ingin membantu teman-temanmu tapi saat ini tempat yang sangat aman adalah rumahmu sendiri.. " bujuk Anggita.
"Maafkan aku, Anggita. Tapi aku tidak menyukai apapun yang berhubungan dengan keluarga asliku.. "
"Riza.. "
Silverio sontak saja terkejut tapi ia menolaknya. Dia mengatakan alasan sebenarnya menemui Riza.
"Tidak bisa seperti itu, tuan muda. Anda terlalu egois. Harga diri ada batasnya. Pemimpin sudah susah payah membuat rencana untuk memperkenalkan anda ke orang-orang penting yang dapat membantu anda menghadapi OMEGA. Jujur saja menurut saya Pasukan Pemberontak tidak terlalu kuat untuk bertempur dengan OMEGA.. "
"Jaga kalimatmu! " marah Riza.
"Maafkan saya tapi itu benar adanya. Prioritas saya adalah membawa anda kembali.. "
"Aku mulai tidak menyukai orang ini.. " bisik Hikari ke Sky. "Ya, mengingatkanku pada seseorang yang mementingkan tugas dan hasil akhir baginya. " sahut Sky melirik Hikari.
"Mau aku rantai? "
"Anggap saja kau tidak mendengarnya, kawan.. "
"Aku tetap tidak mau pergi ke sana..! " tolak Riza keras kini menyesuaikan badan dengan Silverio yang agak lebih tinggi.
"Jangan seperti ini, tuan muda. Pemimpin telah berkorban banyak untuk hari dimana beliau menyerahkan Pedia kepada anda. Pemimpin bahkan bermaksud menjodohkan anda dengan Pemenang Ultimatum Members Kursi ke-3 saat ini.. "
"Hah!!? " Anggita.
"Tenang saja dia seumuran dengan anda, tuan muda.. "
"Apa? Dijodohkan? Dia---"
"---Dia pasti sudah GILA!? "
""???!! ""
"?? "
Semuanya diam saat tadi Anggita memotong dengan nyaring.
"Aku... Menolak itu! "
"Anggita? " kebingungan Riza.
"Ayo Riza kita pergi ke Pasukan Pemberontak.. " Anggita menarik tangan Riza pergi dari sana.
"Kita mendapatkan jawabannya~~" ucap Hikari mengikuti Anggita.
"Aku akan mencari yang lainnya dulu.. " cetus Sky.
Silverio membatu seorang diri berdiri disana. "Padahal beberapa saat lalu gadis itu mendukung? Apa saya mengatakan hal yang salah?? "
Anggita terus menarik Riza sampai mereka ke pelabuhan, tiket keluar dari HELL.
"A-Anggita, a-aku bisa berjalan sendiri.. "
"Tidak boleh. Butler tadi bisa saja menculikmu lalu pergi dari sini.. "
"Aku tidak akan pernah pergi ke sana.. " jelaskan Riza tetapi pegangan Anggita bertambah kuat.
"Sekarang ini jadi merepotkan.. "
Hingga di suatu ketika Anggita berhenti menarik. "Anggita? " keheranan Riza.
"Riza, kau tidak akan pergi'kan? Jika kau pergi maka tidak ada alasan lagi bagiku berjuang sampai sekarang.. "
"Berapa kali aku harus bilang? Aku... Tidak akan... Pergi!"
"Janji? "
"Hm. Terlebih aku tidak menyukai keluarga asliku kecuali Aoyu yang tidak salah apa-apa.. "
Anggita menggenggam erat tangan Riza. "Aku senang.. " ucapnya.
"Heh. Kau buat aku bingung saja.. "
"Hihi.. "
"Hahahahha... "
"Ho~~? Liat siapa yang tengah bermesraan disini, hoho?"
""!??! "" Anggita dan Riza langsung siaga mendengar suara itu.
"Tidak baik mengganggu.. "
"Aku tidak perduli, ha! "
"Suara ini..? Riisycho!?! "
Fanny dan Riisycho tiba-tiba ada di depan keduanya, Riza terkejut melihat ada sebuah boardsword yang dibawa oleh Riisycho.
"Pedang apa itu? Senjata Kode Nama? "
Tap, tap!
"Riza, kita terkepung..! " beritahu Anggita melihat dua orang lainnya hadir di samping kiri serta kanan, mereka adalah Pedang dan Perisai milik OMEGA.
"Kali ini kau tidak akan bisa lari, Riza... "
"Aku tidak suka ini.. " menunduk Fanny.
"Angkat kepalamu. Lawan kita sekarang ada di depan saat ini, aku telah menunggu lama untuk membalas dendam apa yang telah kau lakukan.. "
"Heh! Padahal baru satu bulan. Sudah kuduga kau memang orang yang merepotkan, Riisycho.. "
"Cukup basa-basi nya. Kalian berdua.. " Riisycho membuat isyarat jari, seketika keduanya mengepung dalam jarak dekat. Anggita mencuatkan pasak-pasak es dalam jumlah banyak tapi kedua anggota OMEGA ini menghancurkan serangan Anggita begitu mudahnya.
"Anggita!? " Riza mundur beberapa langkah untuk menjadi pelindung, Anggita tidak berhenti diam-diam menciptakan serangan rahasia agar keduanya tidak mengetahui.
Set..! Krang!!
""!??! "" kedua anggota OMEGA itu berhenti menyerang, perempuan berambut hitam mundur saat satu satu benda besi menghentikan aksinya dan pemuda berambut coklat dengan pedang ayunan terhenti saat satu rantai besi menangkap pedang itu.
Tidak butuh waktu lama Divisi 0 telah berkumpul lengkap bersama komandan mereka.
"Minimalisir kerusakan. Charlotte, Altair, kalian bawa Riza menjauh dari medan pertarungan..! " perintah Novy.
"Tidak akan aku biarkan..! " maju Riisycho.
Grap!?
Riza meremukkan kata 'Berpindah', Riisycho dalam kedipan mata tiba-tiba saja ada di hadapan Riza yang mengangkat salah satu kaki yang bertuliskan 'Terpental'---
BATAS?!
Namun boardsword yang dibawa Riisycho menebas kata itu.
"!? "
"" Katanya... Ditebas?? ""
"Jangan remehkan! Perasaanku lebih kuat dari kata-kata licikmu itu, Riza?! "
"!! "
Boardsword milik Riisycho menyala terang, di tebasan selanjutnya Riza terluka sekaligus terpental jauh.
"Riz--!?? " Anggita mendadak jatuh saat dirinya ingin pergi, jauh dibelakang ada Fanny. "Jangan terlalu memaksakan diri. "
"A-apa y-yang kau lakukan?? "
"Tuan..! " Novy sontak saja mendekat ke tempat Riza, disaat bersama Fanny dan perempuan dari OMEGA mengarahkan telapak tangan mereka ke Novy seketika Novy terjatuh.
Bruk!?
"" Komandan??! "" seru seluruh anggota Divisi 0.
"A-apa yang terjadi pada tubuhku? Ini sama seperti yang dialami oleh Anggita.. "
Perempuan berambut biru kehitaman dengan gaya kepang dua ke depan yang mengenakan jaket putih lengan membuat beberapa anggota Divisi 0 jatuh sama seperti komandan mereka, saat ia mengangkat kedua tangan.
Melodi Musik Kematian : Mimpi yang Indah
"Urgh..!? "
"A-aku ngantuk.. "
Hikari, Mizu dan Sky jatuh satu persatu mendengar suara asik namun menenangkan dari balik anggota perempuan OMEGA itu.
"Lagu yang bagus, Moizyrav..!" puji Riisycho menyeringai kejam, ia membantai Oshima, Sky dan Hikari yang menghalangi jalannya.
"K-kak Riza.. "
"Riz..a."
"Argh! Aku tidak bisa berpikir! Pedang macam apa itu? A-aku merasa ada sesuatu yang masuk!? "
"Mati kau, Riza! " teriak Riisycho.
Daaar!!!
Boardsword itu kembali menebas Riza.
"Aaaa AAAAA!!! "
Pikir Fanny. "Tentu Rii tidak akan membunuh Riza, kak Shaker menginginkan Riza tetap hidup agar mempermudah memperoleh Kode Nama Author.. " Fanny memperhatikan hampir semua anggota Divisi 0 yang tidak bisa bergerak lagi.
"Semuanya juga sudah tak bisa melindungi Riza lagi.. "
Hush...!
"A-apa??! " kaget Fanny melihat tanpa sengaja Altair muncul.
Altair keluar dari kumpulan benda hitam tepat ke belakangnya. Altair melakukan dua gerakan tipu untuk Fanny sebelum mendaratkan tinju ke perut.
"Akh?! "
""Nona Fanny!?! ""
"RII!! "
Riisycho menyeringai dan mengangkat boardsword semakin tinggi. "Akan aku akhiri dalam satu serangan ini.! "
"Gawat?! "
Slash-----
"! "
".....! "
""......... ""
TRANG!??!
Gelombang kejut berupa angin muncul tepat di depan Riza, Pedang Penghuni Kehidupan ditahan oleh sebuah tombak hitam berlapis putih milik seseorang.
"Nampaknya tepat waktu, ehe..."
"?! AL! "
"Al..? "
"Al.. " Hikari mencoba mengumpulkan kesadarannya, ia menatap kurang jelas tapi ia mengenal pemilik suara itu.
Komandan Pasukan Pemberontak dari Divisi 2, Alfharizy.
"Kak Al?! " kaget Fanny.
"Hump.! " Gabriela mendarat disamping Fanny, ia mengeluarkan aura berbentuk tangan yang menangkap Fanny.
"Maaf terlambat, senior Alf.. "
"Kau datang tepat waktu.. "
Pemuda berambut coklat dengan pedang memulai pergerakannya, ia menerjang ke samping Gabriella. Mungkin karena intuisi ksatria yang dimiliki pemuda itu dapat menghindari pertahanan sekaligus jebakan yang dikerahkan Gabriela.
"Ah!?" kagum Gabriela.
AI dari Divisi 0 muncul dari retakan dimensi membantu Gabriela dari pedang yang ingin mengenainya.
"Ini tidak seperti perkiraanku, tapi tetap saja aku datang tepat waktu.. "
"K-kau lama sekali.. "
"Haha. Tapi kau menyukainya, bukan.? "
Hikari dan Sky tersenyum disaat bersamaan. Rendra juga muncul di retakan yang sama ia menggantikan AI melawan pemuda dari Pedang OMEGA itu.
Gerbang Dunia Lain : Lubang Hitam Penghisap
AI memunculkan gerbang setinggi pintu rumah bercorak emas bergaris biru dengan motif arus air, pintu terbuka dan menghisap aura asing yang keluar dari seluruh tubuh Divisi 0.
"Kekuatanku? " bingung Moizyrav.
"Aku b-bisa bergerak kembali? " terpana Mizu.
"Divisi 0... Serang Riisycho! " seru Novy memerintah.
"Ha-- ah!?? "
Alfharizy mundur beberapa langkah sambil membawa Riza menjauh disaat bersamaan ada rantai hitam yang mengelilingi Riisycho, disambung kepungan kartu yang mengeluarkan lima elemen alam, Charlotte dan Oshima menggabungkan Kode Nama mereka untuk menjauhkan kedua anggota OMEGA yang adalah bala bantuan Riisycho tadi sementara itu Novy menggunakan kekuatannya untuk memastikan Fanny tidak dapat melakukan apapun.
Tombak Kegelapan Dewa Kematian
"Tambahan dariku..! " Alfharizy melempar serangan andalan pertamanya.
Wushhhhh!!!
Riisycho terkepung dari segala penjuru.
"Jangan remehkan aku! "
Pedang Penghuni Kehidupan menyala jingga bereaksi atas emosi dan kekuatan yang disalurkan Riisycho. Dalam satu serangan...
Pedang Penghuni Kehidupan : Dimensi Kehampaan
Gelombang abu-abu menghantam semua orang yang ada disana menetralisir apa saja yang tersentuh.
"Semua serangannya... Dihilangkan!? "
"Pedang apa itu? " Alfharizy ikut keheranan.
"H-hati-hati.. "
"Riza? "
"Ada yang aneh dengan pedang satu itu, tapi aku yakin itu adalah Senjata Kode Nama.. "
"Senjata Kode Nama yang unik, ya? Ini bakal merepotkan.. "
"Kalian tidak bisa lari dariku..! "
"Heh? " pekik Alfharizy melihat Riisycho melompat sampai di depannya.
"Haaaa! "
"Al!?? " teriak Riza saat dirinya dipisahkan.
"Setidaknya aku saja yang ken---? "
Slash... Dhuar!
Alfharizy terhantam ke bawah.
"Al??! "
"Tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan orang lain. Riza..! "
"Kurgh! "
Riza memunculkan Pedang Penghilang Kalimat dan melakukan aduan pedang---
Sees zzzz!!?
"Apa??! "
Pedang Riza dihilangkan boardsword Riisycho.
"Ini akhir dari perjalananmu.! "
"Jangan seenaknya memutuskan! "
Sarung Lengan Penciptaan terbentuk di tangan kiri Riza bersamaan dengan Awakening Form dari HOPE.
SLASH!?
"???! "
"Ha...! " Riisycho membatalkan perubahan Riza dengan tebasan dari Pedang Penghuni Kehidupan.
"Pedang apa itu sebenarnya, HAH??! " teriak Riza kesal.
Riisycho menendang Riza jatuh ke bawah. Pedang Penghuni Kehidupan mengeluarkan aura kekuatan yang tidak dapat dilihat jelas pasalnya warna bercampur jadi satu kesatuan.
Pedang Penghuni Kehidupan : Tebasan Pelenyap Kehidupan
"R... Iza!!? "
"" RIZA!!!? ""
"!??? "
Tebasan yang sangat besar menghantam Riza.
Tap!
"K-kau'kan? " syok Riza melihat Silverio berdiri melindunginya.
"Apa saya bilang, Pasukan Pemberontak saat ini tidak akan sanggup bertempur dengan OMEGA..! "
"Kekuatan tidak akan berfungsi menghadapi pedang itu?! " peringat Sky.
Amnesty Wings Slash
Dua cahaya putih menyilang ke kiri dan kanan menampakkan semacam sayap, Silverio dengan cepat mengayukan kedua benda itu X ke depan yang berbenturan.
"Dia menahan tebasan Pedang Penghuni Kehidupan!? " batin Fanny tak percaya.
"Kekuatan tidak berfungsi? Seperti saya tidak tahu saja. Saya yang paling tahu karena senjata itu salah satu harta yang dimiliki Pedia's Soul..! " kata Silverio keren. "Saatnya mengembalikan barang yang kalian curi dari Pedia, pencuri, " tantang Silverio.
"Jangan bercanda! Senjata ini sudah menjadi milikku. Kakak yang memberikannya, mungkin aku mau.. " Riisycho mengangkat Pedang Penghuni Kehidupan.
Awakening Holife
Boardsword itu terbelah jadi senjata mekanik, dari sela yang terbeleh bersinar cahaya jingga keemasan milik aura Riisycho.
"Mengejutkan. Dia bisa mengaktifkan kekuatan Pedang Penghuni Kehidupan.. " kagum Silverio. "Nampaknya tak ada pilihan, "
Silverio memutar kepalanya ke arah Riza kemudian tersenyum. "Tuan muda, berjuanglah sebentar lagi selama saya pergi.. "
"He-eh? K-kau bilang apa?? "
Riisycho mengayunkan pedangnya ke depan seketika Silverio yang ada dihadapan Riza menghilang.
Sunyi. Tidak ada yang bergerak ataupun bersuara.
"Kemana Butler itu pergi? " cetus Alfharizy.
Riisycho menjatuhkan boardsword, seluruh badannya mengeluarkan banyak keringat.
"I-ini T-tidak benar. Kata kakak m-mereka semua ikutan lenyap. K-kenapa cuma anggota Pedia's Soul i-itu saja..? " kelelahan Riisycho.
"I-ini kesempatan kita?! Jatuhkan Riisycho sekarang! " titah Sky menyerang duluan, tapi dipotong oleh pemuda ksatria dari OMEGA yang mendorong Rendra sampai ke tempatnya.
Moizyrav tidak tinggal diam, ia dengan cepat mengambil keputusan, melumpuhkan Novy. Itu membuat Fanny bebas, Gabriela yang berada paling dekat mendadak jatuh menerima kekuatan yang Fanny gunakan saat ini.
"Eh? Kok aku gak bisa gerak?? " bingung orangnya.
"Rii!! "
"H-hentikan. Ini gawat sekali?! " panik Novy.
Angel Feather
Kode Nama Fanny aktif menyembuhkan Riisycho yang kelelahan. Kini lelaki itu diselimuti tekanan aura miliknya sendiri seperti sediakala.
"Tcih..! "
Awakening Mode : Crusader Crachen Roaring Ruler
Sekujur tubuh Hikari dibungkus rantai elemen air yang menutup, ledakan air tercipta menggantikan penampilan Hikari yang kini mengenakan armor biru laut, ada delapan tentakel air tepat dibelakang punggung, dan kedua tangannya mengeluarkan begitu banyak rantai tipis biru tua yang memiliki banyak duri-duri tajam.
"KH! Hahahah! Aku ingat sekali bentuk itu jika tidak salah saat kau mengalahkan orang suruhan yang ingin memaksamu bergabung bersama OMEGA. Tapi ironisnya kalian malah masuk ke ROAR tempatku memimpin.. "
"Kau banyak ngomong, orang sialan. Bentuk ini tidak sama seperti waktu itu. Aku lebih kuat sekarang! "
"Buktikanlah~~~"
W Another POV W
Di tempat Sanders terkubur, ada banyak kaki nampak tapi cuma sebentar sebelum mereka berpisah. Salah satu dari kubu Chaos Army mendekat disaat bersamaan Sanders membuka matanya... Dan tersenyum.
"Ayah.. "
Preview Next Arc
A : Senang bertemu dgn kalian lagi, para R.
A : Di Final Arc ini bakal berfokus ke pertempuran antara kelompok Riza melawan OMEGA yang dipimpin Riisycho... SERTA Chaos Army yang ikut menambah kacaunya medan tempur.
A : Arc depan bakal berfokus ke Hikari vs Riisycho. Sebelum berpindah ke Chaos Army.
Hikari : Sudah lama aku tak tanding dgn kau. Kira-kira skor waktu itu berapa?
Riisycho : Aku menang 2x
Hikari : Dasar pembohong. Aku yg menang 2x
Riisycho : Itu aku..!
Hikari : AKU!?
Riza : Bisa kalian hentikan? Ngomong-ngomong di Arc ini kok ane jadi lemah amat? Apa ane kena nerf??!
Fanny : Tidak, Riza. Itu berkat pecahan pedang yg terjadi di Synthoria.
Riza : Apa yang terjadi disana? 😕
Fanny : I-itu 😣
A : Cukup sampai disitu. Sekian saja untuk Arc satu ini sampai ketemu di Final Arc lagi
Moizyrav : Bye 😄
mizu_hikari, anggita157, SkyLine45, TioFanny18, moizyrav, MAlfharizy
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top