Final Arc : Pasukan Pemberontak vs Chaos Army

W Author POV W

Dua elemen yang seharusnya saling menolak kini bergabung jadi satu membentuk sosok baru, kini Alfharizy memiliki sayap seorang malaikat dan iblis disaat bersamaan, kekejaman di kanan dan harapan di kiri. Tingkat perubahan yang menyerupai sesosok dewa.

Dialah Dewa Penjaga Dua Dunia.

[ Ultimate Form : AnGod for Two World ]

"Kenapa kau terlihat sangat kesal, Dewa Dua Dunia? " tanya Dewa Kekacauan santai.

"Bertindak bodoh tidak akan membuatmu kuat.. " balas Alfharizy dingin.

"Kau benar. Menggunakan kemarahan untuk melupakan keyakinan mungkin dapat membunuhku? Tapi aku tidak yakin kau dapat bertahan dalam bentuk itu, Dewa Dua Dunia.. "

"Ya. Ini untuk satu serangan saja.. "

THRUST!!!

Dewa Kekacauan terhenyak oleh pedang cahaya yang jatuh dari langit mengenalnya.

"Pedang cahaya ku telah membatasi kekuatan sampai setengah saja.. "

"Cerobohnya aku.. " dengus Dewa Kekacauan sedikit berkeringat.

Alfharizy mengabungkan dua lingkaran hitam serta putih di atas musuhnya, tombak hampa tercipta jauh di atas langit.

"Hukuman dijatuhkan! "

[ ShineDeep ] - The Judgemental Lifeless -

Tombak itu terjun sangat cepat sampai menghancurkan dua lingkaran warna dan memunculkan meriam cahaya langit berbungkus kegelapan di dalamnya. Aneh mungkin karena apa yang dilihat oleh Dewa Kekacauan hanyalah hitam.

DHUUUUARRR...

W Division 0 POV W

Seluruh anggota Divisi 0 yang seharusnya melindungi Riza kini malah mereka yang dilindungi oleh kekuatannya Riza, efeknya langsung terasa dari masing-masing semuanya membuat mereka seimbang... Walau cuma sebentar saja.

"Urgh.!? " Altair terdesak ke belakang menerima serangan dari musuh. "Apa yang terjadi? Kekuatan mereka bertambah kuat? " tanyanya.

Hush...!

Sesosok burung bersayap putih empat buah terbang ke depan Altair, lelaki itu sontak saja menggunakan kekuatannya untuk menutup pandangan jadi hitam semua bagi musuh. Itu memudahkan Altair untuk menghindari, dilihat dari sudut berbeda itu seperti Altair menjadi asap hitam dan berhasil melewati burung 4 sayap.

Stepless

Langkah Altair mendadak kacau dan ia hampir saja terpeleset padahal tidak ada benda licin saat ini, sebaliknya tempat bertarung adalah ditempat yang kasar.

"Jangan ini lagi!? " batin Altair kacau.

Di depan Altair yang sedikit buram ada seorang gadis kecil bersurai putih pucat twin-tail berjubah putih kepanjangan di tangan dan gaun hitam di lapisan pertama, berfokus ke sana Altair tidak menyadari ada burung 4 sayap tadi yang terbang mendatangi.

Howling

"ARGH?!"

Altair terhantam oleh gelombang kejut suara bundar berlapis yang keluar dari perut si burung dan Altair terjatuh.

"Jika begini terus bisa gawat ak--? " kata-kata Altair dipotong oleh dinding tanah yang mendadak menjepitnya.

Aaaaa..!





















Slash...!

Rendra disibukkan dengan bayangan manusia yang tercipta dari kumpulan bunga, mereka bersenjata.

"Apa kakak tidak apa? " tanya gadis kecil berambut abu-abu bergaya kepang dua dan memiliki mahkota di atas kepala, saat ini dia sedang duduk seraya menonton aksi Rendra yang melawan pasukan yang dibuatnya. Dilihat darimana gadis kecil itu mirip semacam anggota kerajaan.

"Aah. Aku kasihan dengan kak Sanders. Malang sekali nasibnya~~"

"Kau tidak terlihat seperti itu.. " cetus Rendra.

"Hehe, kelihatan? Kata teman-teman aku ini orangnya bermuka dua.. "

"Dilihat pun bisa tahu..Slash! " sahut Rendra sambil menebas tiga manusia mawar.

"Hebat. Hei kak, mau yang lebih kuat lagi? Aku bisa melakukannya.. " ia turun dari singgasana buatan itu, mengangkat tongkat sihirnya.

"Ini merugikan. Dia memiliki Kode Nama yang tak ada hubungannya dengan Chaos. Jangan bilang dia punya dua..? "

Bunga-bunga mawar berkumpul membentuk prajurit Ksatria Mawar.



















"Kenapa? "

Dhuar...

"Padahal aku baru sampai. Kenapa!? "

Roooar... Daar!

Zakuro yang berhadapan dengan satu anggota Chaos Army terhenyak setelah menerima raungan laser dari seekor singa yang keluar dari buku seorang gadis muda yang seluruh tubuhnya dit tutupi jubah hitam besar.

"Mereka bilang berkumpul ke depan gerbang pelabuhan tapi ini yang aku dapat.? Aku sial sekali..!" Zakuro terus lari.

Tidak ada pilihan lain karena banyak monster yang keluar dari buku si gadis itu, dan semuanya memiliki atribut Chaos.
































Seorang wanita berambut ungu yang memiliki beberapa kepangan surai rambut melempar rantai berduri nya ke Oshima, gadis berambut coklat dapat menghindari tapi dua bola rantai yang ada dikedua kaki wanita pertama tiba-tiba dapat bergerak sendiri kemudian melesat.

"Yang benar saja..!? " pekik Oshima tak percaya. Ia menyilangkan kedua tangan dan muncul dua pedang disana, saat dua bola rantai berduri datang Oshima menebaskan kedua pedang tadi menangkis lesatan mereka.

Krink!!?

"Eh? "

Druash!!?

"Akh--!?? " bola rantai berduri yang sempat Oshima hindari tadi menghantamnya ke belakang.

"Urgh??! B-bagaimana bisa? " kata Oshima lemah, bagian belakangnya saat ini mengeluarkan banyak darah.

"Kau lemah dari yang aku duga. Ternyata kelompok yang menjaga Riza Si Author memang lemah. Kalian pantas kalau?! "

"Hmm!!?? "



















Fist!!!

Hempasan gelombang tinju yang mengarah ke Charlotte itu menghancurkan satu gedung besar.

"Hanya sekali saja dia sudah meruntuhkan bangunan. Dia berbeda dari anggota Chaos Army yang lainnya.. "

"Tentu saja aku beda. Tidak seperti mereka aku mendapatkan Chaos dengan kerja kerasku, tidak menjadi orang pilihan Dewa Kekacauan.. " mungkin perkataan Charlotte membuat pemuda satu ini tersinggung.

Sama seperti sebelumnya setiap anggota Chaos Army memiliki seragam khusus mereka, yaitu warna aura Chaos dan armor bergaris. Lawan yang ada dihadapan Charlotte saat ini adalah seorang lelaki berambut putih abu-abu yang memiliki ikat rambut menutupi mata.

Metal Controleur : Drill Vect

Charlotte mengumpulkan begitu banyak bongkahan besi yang ada di sekitar, menurut medan pertempuran Charlotte lebih diunggulkan tapi berbeda jika seorang Pengguna Kekuatan mesti menghadapi anggota dari Chaos Army yang dapat 'melenyapkan'. Bor baja milik Charlotte melesat cepat beradu kuat melawan tinju gelombang milik musuh.

"HAAA!

"!! "
























Swing... Trang??!

Pedang Sky yang diperkuat elemen api dan listrik melawan pedang berbentuk jarum saling beradu menghempaskan sesama.

"Hihihihihihi. Bagus! Aku suka ada yang dapat mengimbangi diriku.. " gadis rubah itu melompat tinggi ke udara menyerang Sky random dalam gaya melompat-lompat ke segala arah.

Sky terlihat kesulitan menahan semua, terdapat beberapa luka gores pada tubuh tapi itu sembuh cepat saat Sky menggunakan kartu penyembuhan, bila sempat. Gadis rubah yang memperhatikan sedari tadi melancarkan serangan yang berbeda dari sebelumnya, ia mengincar tangan Sky yang tidak memegangi pedang dan berhasil melukainya. Dan pada saat Sky ingin menggunakan kartu penyembuhan Chaos yang tertanam pada tebasan pada tangannya aktif membuat Sky kesakitan.

Gadis rubah hadir di punggung Sky. "Kena kau! "

"Kau melukai tanganku yang dapat memegang kartu agar aku tidak dapat melakukan penyembuhan? Rencana yang bagus, tapi itu sebenarnya juga rencanaku?! "

"Eh? "

Sky melemparkan ringan pedangnya ke udara sambil terputar itu, ia membalikkan telapak tangannya melakukan sulap kartu Sky membuang kartu itu ke belakang dan mengambil pedangnya sembari mengarahkan ke belakang. Mata pedang menusuk kartu efeknya berubah jadi jangkauan mata pedang Sky bertambah panjang.

"Kau yang kena.! " kata Sky.

"Ternyata aku masuk ke dalam perangkap--?? "

DAAR!!?

Beberapa detik sebelum pedang Sky menusuk gadis rubah, ada tangan raksasa merah pekat yang memukul Sky dari samping dan mementalkan pria itu.

"Uhaargh! "

"Siapa?? "

Tap, tap..

"Saya dari Entitas. Kau pasti mendengar jika organisasi kita melakukan aliansi sementara, dan kebetulan saya melakukan mata-mata disini jadi saya membantu. " jawab perempuan bersurai merah muda bergelombang itu, pakaiannya sangat formal yaitu dress gothic hitam pekat..dan sebuah payung.

"Perona Hawk, siap membantu anda.. "

"Terserah kau saja. Lain kali jangan menganggu! Aku bisa mengatasi ini.! "

"Awh~? Maaf kalau begitu.. "

"Sial. Ada musuh baru..?" decak Sky kesal mulai bangkit.

"Padahal aku baru saja mau menggunakan kekuatan Dewa yang Agung, tapi tak apalah..! " gadis rubah melesat cepat dan sudah sampai di hadapan Sky. "Jangan bergerak?! " ancamnya mengarahkan pedang ke Sky.

"K-kau tidak akan membunuhku?? "

"Tidak. Menurutku Kode Nama mu akan berguna bagi kami. Dewa Kekacauan akan 'mengontrol'mu untuk itu.. "

"Mengontrol? Apa maksud--"

"--Diamlah! "

Hush...??!

Sebuah tebasan pedang melukai badan gadis rubah itu sebelum ia menumbangkan Sky.

"K-kenapa kau!? " Sky sangat terkejut. Soalnya yang menyelamatkannya adalah Pedang dari OMEGA.

Gen---lelaki berambut coklat dengan pedang itu berdiri di kanan Sky dan di kiri ada Moizyrav.

"Jangan salah sangka, pemberontak. Kami bukannya menyelamatkanmu. Ada sesuatu yang harus kami ketahui dari mereka.. " sahut Gen menatap Perona juga.

"Ini perintah dari kak Fanny. Terlebih kedua orang yang ada di depan kami saat ini adalah anggota dua organisasi yang telah mengacaukan Synthoria..! "

Moizyrav menerbangkan Sky sebelum sempat berucap.

"Kenapa kau melakukannya? " heran Gen.

"Aku tidak mau dia mengambil kesempatan menumbangkan kita semua termasuk pihak seberang. Yang lebih penting apa yang ada di depan kita saat ini.. "

"Ini jadi merepotkan. Keputusan salah ternyata membuka kedok.." ucap Perona menatap gadis rubah.

"Aku tidak memintamu untuk membantuku..! "























Salah satu pemuda dari ras iblis yang perawakannya lebih muda mencoba menghancurkan barikade buatan AI yang memerangkap mereka di dalamnya.

"Bagaimana, Giovani? "

"Tidak bisa, kak Handez..! "

"Barikade itu tidak akan hilang sampai aku mati. Ya, itu pun kalau kalian bisa membunuhku, aku ini bukannya manusia.. "

Pria iblis yang perawakannya sedikit tua berpaling ke AI yang terkapar di dekat dinding dengan salah satu tangan tertusuk pedang aura.

"Kau sepertinya tidak bohong? Apa ada cara yang lain? "

"Hmm... Menurut kalian? "

Duagh!!

Pria iblis itu menendang dada AI dan merusak lapisan terluar dari pertahanan kulitnya.

"Manusia buatan, ya? Untuk Kode Nama Live Slayer milikku tidak mungkin sedikit sulit.. "

"Gawat.. " pikir AI berkeringat.

"Kita anggap ini beruntung saja, kak Handez. Jika dia dapat membuat barikade sekuat ini sudah dipastikan jika dia adalah orang terkuat seteleh komandan di Divisi 0, kan itu memudahkan rekan-rekan kita untuk memenangkan semuanya.. "

"Kau benar.. "

"...... Hahahahahahaha! "

""?? "" Giovani dan Handez bingung mendengar AI tertawa terbahak-bahak.

"Maaf-maaf. Hanya saja itu lucu. Ternyata di antara kalian ada juga yang santai, aku kira tegang semua.. "

"Apa yang mau katakan? " tanya Handez menatap.

"Aku memang yang terkuat dan tercerdas di Divisi 0 tapi sayangnya aku bukanlah Wakil Komandan... "

Ssssss...... SLASH!!?

""!??! ""

Kedua laki-laki dari ras Iblis itu menerima serangan pedang di posisi yang sama. AI sudah tidak ada di dinding berpindah jatuh karena dinding itu ikutan kena serangan pedang.

"Kak Handez?! "

"Darimana datangnya orang itu?? "

"Kurasa aku tidak perlu mengkhawatirkan kau, AI.. " kata Rei.

"H-haha. Makasih, wakil komandan.. "

"Aku rasa aku terlambat.. " ucap Rei memperhatikan kedua iblis laki-laki yang ada dibawah tebing tanah mereka.

"Giovani, kita serang perempuan itu.. "

"Baik, kak..! "

Rei membalik badan, fokusnya ke dua musuh yang datang. "Kau tidak keberatan? "

"Silahkan~" AI mempersilahkan Rei untuk maju, sementara dirinya menyembuhkan diri.

Tombak Kekacauan

Giovani maupun Handez melakukan serangan yang sama, sebuah tombak yang tercipta dari Kode Nama Chaos.

Teknik Membunuh Akasaka : Arus Bawah Angin

Hush....! Slash, Slash.!

Tebasan berbentuk lengkungan badan ular mengenai kedua iblis itu cepat.

"Dia cepat?! "

"Akh!? "

"Heh. Inilah Wakil Komandan Divisi 0 kami, seseorang yang memiliki kecepatan melebihi waktu... "

"Aku lihat dari reaksi kalian, sepertinya kalian terlalu meremehkan para pemberontak. Kami memang lemah tapi bukan berarti kalian bisa menang begitu saja.. "

"Kata-kata yang bagus..! " puji AI.

W Other POV W

Sihir Mawar Tingkat V : Amarah Kecantikan

Pedang Penebas Ilusi : Kepakkan Sayap

Musuh Rendra menciptakan gelombang kejut yang sangat hebat dari pusaran bunga mawar, dan Rendra menebasnya dengan mata pedang miliknya yang tiba-tiba sudah jadi tiga buah. Antisipasi itu bekerja mulus tetapi Rendra lengah saat Ksatria Mawar menyerang dari titik tak terlihat. "! "

Ctek?!

"Jentikan... Jari? " batin Rendra.

Ksatria-ksatria yang mengepung Rendra tadi, badannya mereka berlubang oleh bola dimensi yang muncul mendadak.

Ctek!

Gadis twin-tail mahkota yang dilawan Rendra refleks melangkah mundur menghindari kemunculan bola dimensi.

"Bola-bola ini... Mungkinkah??! "

"Aku... Datang sebagai bala bantuan! " ucap Lyla---mantan Batu Besar OMEGA.

"Batu!? "

"Jangan memanggilku seperti itu. Kita sudah jadi rekan, bukan? "

"B-benarkah juga. T-tapi aku dengar kau tertangkap oleh OMEGA.. "

"Itu tidak salah. Dia mengurungku ke dalam penjara waktu atau apalah. Jadi aku mencari jalan keluar dari berhasil. Ngomong-ngomong bala bantuan selain aku juga ada.. "

"Senang mendengarnya.. "

"Benar juga!? " seru Lyla. "Selama aku terperangkap aku bertemu dengan Komandan Divisi 4. Kami bekerja sama untuk dapat keluar, " beritahunya.

"Heh? "























Altair yang beberapa saat tadi terdesak dan hampir tak bisa melakukan apapun, dia diselamatkan oleh burung 4 sayap yang sama tapi berbeda warna yaitu merah(sayap).

Stepless

Cover Stepless

Gumpalan tanah yang dikeluarkan musuh Altair tadi menghantam ke depan disaat bersamaan gumpalan yang sama namun berwarna merah menerjang ke arah berlawanan. Hasil terlihat ada imbang.

"Ugh. " anggota Chaos Army itu terlihat tak senang, berbeda dengan gadis muda bersurai seputih salju yang mengenakan gaun dress merah.

"Kau Anna dari Divisi 6..? "

"Maaf Anna terlambat, senior Altair.. "























"Kyaaaa!!? " wanita rantai yang jadi lawan Oshima dipukul oleh badai pasir dengan kasar sejauh pasir itu menyeret.

"Maaf aku terlambat.. " kata lelaki berambut biru tenang, ia mengenakan kemeja putih dan blazer sekolah hitam kebiruan. "Aku---Ravel dari Divisi 2! "








































Seorang perempuan bersurai putih dan laki-laki berambut hitam melihat pertarungan yang berat sebelah antara Charlotte melawan anggota Chaos Army. Si perempuan berucap. "Jadi kita hanya perlu membantu perempuan dari Pasukan Pemberontak itu? " ia mengenakan dress gaun hitam dan putih di dalam.

"Itu yang diminta oleh, bu Ayaka.. " jawab yang mengenakan jaket kuning serta blazer hitam yang satu set bersama celana.

"Keinginan presiden harus rakyatnya yang melakukan. Apa itu benar.? "

"Aku tak tahu.. " si lelaki turun duluan dari atap bangunan.

"Tunggu.. " disusul si perempuan.






















"Aku harus mencari yang lain.. "

Zakuro menyempatkan diri untuk melihat gedung yang baru saja ia runtuhkan menggunakan kekuatannya, dan orang yang mengejar Zakuro terbenam di sana.

"A-aku harap tidak membunuhnya.. " bisik Zakuro sebelum pergi dari sana.

Butuh beberapa menit untuk keluar dari reruntuhan gedung, anggota Chaos Army itu selamat tanpa terluka.

"Apa kita kehilangan dia? " tanyanya ke boneka kecil berbentuk shinigami.

"..... " tidak ada jawaban tapi gadis itu seperti tengah berkomunikasi dengannya.

Tap, tap, tap...

"Informasi tepat sekali, Tenshi. Aku kira kau cuma baung hoaks.. " kata gadis berambut orange panjang, ada kacamata di atas kepalanya yang tak digunakan.

"Informasi saya selalu benar. Anda tahu itu, nona Mimi.. " rengek gadis berambut orange pendek yang memakai seragam sekolah.

"Sudahlah. Yang penting aku bisa dekat dengan Author dengan begini.."

"A-anda yakin ingin mendekatinya, nona? Nasib buruk bisa jatuh ke tangan anda.. "

"Nasib buruk atau apa akan aku teirma. Apalagi aku dan Author memiliki masalah yang sama... Mungkin. "

"Siapa? "

"Ah, maaf? Kami mengabaikanmu. Biar aku perkenalkan dia asistenku Tenshi.. "

"Salam kenal---eh, bukan saya, nona!? "

Gadis itu tertawa kecil. "Aku cuma mau mencairkan suasana... "

Kemudian dia memindahkan mereka bertiga ke suatu ruangan kerja, mungkin. Dan dia duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Eh? Kenapa kita kembali ke kantor?? " pekik Tenshi.

"Ada yang ingin aku bicarakan dengan gadis kecil kita ini. Sebelum itu biarkan aku memperkenalkan diri. Aku Mimi Tachikawa Pemenang Kursi ke-23 Ultimatum Members Code... "

W Alfharizy & Chaos POV W

"Sayang sekali.. " kata Dewa Kekacauan selamat dengan mengorbankan lengan kirinya.

"Hah, ah, hah... " Alfharizy berkeringat banyak.

"Kau harusnya tahu, Dewa Dua Dunia. Seranganmu hanya dijatuhkan bagi orang yang 'salah' tapi kau menggunakannya karena cuma marah. Apa kau ikutan bodoh akibat memiliki junior seperti itu? "

"T-tutup mulutmu i..tu?! "

"Tapi terimakasih. Kau membuatnya lebih mudah, aku akan 'mengontrol'mu dan aku gunakan untuk menghadapi Riza.. "

"Aku lebih memilih m- mati daripada melawan teman satu timku.! "

"Mari kita lihat.. " Dewa Kekacauan menembakkan bola aura ke sepenjuru wilayah.

"S-sial. Riza, ak---"

BTAS!!?!

""!!? ""

Bola aura milik Dewa Kekacauan di potong.  Mata pedang itu bersinar di dekat Alfharizy.

"K-kau.!?? "

"Hai Al, apa kau merindukan diriku ini..? "

"Rey!? "

"Kursi ke-24... "

"Hai Pak tua, sepertinya kau sangat membuat temanku satu ini begitu putus asa sekali. Kebetulan aku juga sangat merasa putus asa sekarang!! "

"Rey... Dia pasti sudah mendengar tentang Gina. "

"Hai Al,  kau tidak lumpuh'kan? Cepatlah bangun aku tidak bisa menang jika harus melawannya seorang diri. Atau itu, apa ya... Kau lelah, Dewa Dua Dunia? "

Perempatan merah tercipta di kepala Alfharizy. "H-aha, kau tahu sekali membuatku semangat..! "

"Apa aku akan melihat kombinasi kalian selama di satu tim? Beruntungnya aku.. "

"Aku mulai?! "

Dash!

Rey melesat secepat kilat dirinya terbagi jadi lima setelah menggunakan Pedang Cahaya, dan kelima bayangan itu menggunakan masing-masing elemen mereka masing-masing. Walau singkat terjadinya tapi bagi Rey itu sudah cukup... Slash, untuk memberikan serangan besar.

Tebasan  Rey melukai sisi kiri yang tidak mempunyai tangan lagi.

"Ada apa, pak tua? Mana tangan kirimu!? "

"Dasar bocah... "

Dewa Kekacauan ingin menyerang tapi kegelapan Alfharizy hadir lewat bayangannya dan secepat kilat ada peluru cahaya yang tertembak.

"Kesempatan kita! "

"Salah satu dari kami harus jadi umpan. Maka dari itu..! "

RUN!!?

Alfharizy maupun Rey berlari ke tempat Dewa Kekacauan mengepungnya. Rey menggunakan Pedang Dimensi sedangkan Alfharizy memunculkan asap gabungan dari dua elemen beda alam.

"" HAAAAA---""

Bocah seperti kalian memang merepotkan... HUSH!?

"APA??! " teriak Rey.

"Sisi kirinya... Tumbuh? "

"Akan aku kontrol kalian berdua bersamaan.. ! "

"!! "

"?! "



























Tangan Glenn yang mencekik leher Novy di angkatnya ke atas dan sekaligus dikuatkan oleh orangnya.

"Kenapa kau memilih setengah kehidupan orang itu? " tanya Glenn.

"Urgh!? L-lepaskan! "

"Aku penasaran apa yang terjadi pada orang jika aku membunuhmu.? Mari kita cari tahu.. "

"! "

Glenn melepaskan cekikikan pada Novy setelah rantai Hikari mengincarnya.

"Komandan, anda tak apa? "

"Argh, hah. A-aku baik saja. Eh? Mana Riza?"



























LUNCH!?!

Alfharizy maupun Rey tertarik ke belakang setelah menerima satu kata yang sama kemudian Riza tiba-tiba saja hadir di hadapan Dewa Kekacauan dan meninju tepat ke muka.

Dewa Kekacauan terpental jauh ke belakang mendapatkan efek kata lanjutan dari Riza.

"" RIZA??! "" seru Alfharizy dan Rey bersamaan.

"Aku terkejut melihat kalian berdua ada disini.. "

"Ha! Itu seharusnya kalimatku..! " dengus Rey nampak senang.

"Riza.. " panggil Alfharizy melihat Dewa Kekacauan kembali.

"Dasar orang tua keras kepala.. "

"Aku setuju denganmu.. "

Rey menggantikan mode pedang ke versi terkuatnya, Alfharizy membiarkan dua elemen menguasai kedua lengannya dan Riza dengan Sarung Lengan Penciptaan mengeluarkan beberapa kata yang mendukung mereka bertarung.

"Al, Rey, apa kalian tertarik menciptakan kombinasi kita bertiga yang baru? Seperti biasa aku yang melancarkan serangan penghabisan.. "

Alfharizy menghela nafas panjang. "Pasti aku juga yang jadi umpannya kali ini padahal aku sudah jadi seorang Komandan Divisi.. " lesu Alfharizy.

"Peran itu paling cocok untukmu. Riza, aku yang akan jadi penarik perhatian seperti biasa.. " seru Rey bersemangat.

Riza memukul telapaknya. "Baiklah. Mari kita mulai! "



















































































































Preview Final Arc

A : Selamat sore, all, para R, dan para jomblo. Semoga besok kalian bisa berpuasa 🤔?

Kumpulan Jomblo : *menciptakan nuklir baru bersama2*

A : Up Berikutnya akan jadi bagian terakhir dari final arc. Jadi ane takut jika OC yg baru muncul gk kebagian action nya.

A : Tpi tenang saja, kalian akan mendapatkan banyak peran nanti karena Buku ke-4 akan berfokus ke Pasukan Pemberontak. Atau Final Arc nanti ane akan membuat ceritanya lebih panjang tapi tetapi up berikutnya akan menjadi benar-benar bagian terakhir.

A : Ngomong 2 bagian ini banyak juga ane pake space, ya?

Riza : Kenapa malah spoiler buku ke-4 sih 😓

A : Final Arc depan akn jadi pertarungan Triplek 😂. So nantikan saja up minggu depan.

Cry : Bye 😶

Alfharizy, Rey & Riza : Pembimbing???! 😒😟😑

MAlfharizy, codenine, AltairDenebandVega, AnnaAkazaki, Ravel_Zayc, 0shima24, mizu_hikari, MimiTachikawa4, Kuroi_Tenshi09, PeronaaMihawk, Char_Zoe, LisyaINise18, INiseNiki1808, Rendra45, Lyla_ss, S_Aisy, katsumi_rei, SkyLine45, GenHailing, moizyrav,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top