Arc 25 : Kakak beradik

W Author POV W

Pertarungan berfokus ke tempat Riza berlutut ditemani Anggita dan Sanders yang berdiri di hadapan mereka. Lalu saat Sanders mulai mendekat, Anggita bereaksi dengan cepat.

"Jangan mendekat! "

Crash!?

Anggita memunculkan pasak es yang menusuk ke depan.

Chaos Hand

Sanders mempusatkan Chaos ke tangannya menciptakan aura berbentuk telapak raksasa yang menahan es. Es nampak terkikis saat berbenturan.

"Ugh!? " Anggita langsung saja membopong Riza yang entah bagaimana tidak bisa bergerak.

"A-Anggita, ambil kertas yang ada disaku jaketku dan serahkan kepadaku. Kita harus menjaga jarak dengannya sampai aku bisa bergerak lagi... Dan maaf. "

"Tidak masalah, Riza.. " Anggita menyerahkan satu kertas putih dengan gambar dari saku Riza sendiri, lelaki itu memang berfokus ke kertasnya dan keluarlah cahaya dari sana.

Authority Ability Gift : Teleport

Anggita serta Riza menghilang dari tangkapan tangan milik Sanders.

"Mau bersembunyi~~? "

Sementara itu Hikari dan Mizu masih disibukkan dengan serangan kakak beradik dari Chaos Army.

Tak, tap, punch, kick!

"Kalian?! " kesal Hikari.

"Hahaha! Rasakan ini. Ini juga..! "

Zina terus mendesak Hikari dengan beladiri yang ia punya walau pakaian yang ia kenakan saat ini adalah gaun yang dapat membuat seorang perempuan kesulitan untuk bergerak lincah. Tapi Zina nampak tidak terlalu perduli dengan gaunnya yang robek.

"Berhenti bergerak seperti itu, gadis bodoh! " raung Hikari, ia menghambatkan satu rantai. Zina menunggu itu dan melompat kesamping, dibelakangnya ada Yami yang senantiasa mengikuti.

Yami tanpa masalah menangkap rantai yang dihambat itu dengan kedua tangan kosong. Ia menariknya ke belakang, memutar Hikari beserta rantainya kuat dan melemparnya ke tempat Zina sesuai rencana mereka.

"Terima serangan serentak dariku! "

Shock Punch

Fist! Ting?!

Hikari berhasil menangkis tinju itu tapi beberapa detik kemudian ia menerima setruman di sekujur tubuh.

"A-apa??! "

"Hahaha! Ini juga terim--!

Ironfall

Serangan Zina terpotong oleh lewatin jarum besi yang menghujani tempatnya.

" Hikari-nii... "

"Cemaskan dirimu, bodoh! "

"Eh?? "

Yami berlari sangat cepat ke Mizu, gadis  berpayung itu menyelimuti payungnya dengan auracome lalu menusuk menggunakan bagian ujung. Dan sekali lagi Yami menangkapnya, di bagian ujung. Yami menguatkan pegangan di ujung dengan dua tangan, menarik dan melempar Mizu ke tempat Zina berada... Lagi.

"Giliranmu, adik?! "

Hyaaaa----Bats!!

Aksi beladiri Zina dihentikan oleh Hikari yang melepaskan rantainya paksa ke tempat perempuan itu. Akibatnya Hikari terjatuh dengan tidak elit. Walau begitu ia terus melepaskan rantainya tapi kali ini untuk menarik Mizu ke tempatnya.

"Maaf, Hikari-nii.. "

"Tcih. Mereka berdua sangat merepotkan.. "

"Kau benar. Perempuan bernama Zina itu walau tinjunya berhasil ditangkis tapi kita tetap menerima serangan (kenapa?). Tapi yang lebih berbahaya menurutku adalah adiknya--Yami yang ada disana.. "

Pindah ke duo kakak beradik di seberang. "Cih~~. Aksiku digagalkan lagi.. "

"Kak Zina, kakak mau mencoba rencana kedua? " tanya Yami datar.

"Rencana kedua tidak asik.. "

"Hmm. Begini saja, kita lakukan rencana kedua lalu setelah itu berpindah ke rencana pertama.." saran Yami. "Oho.! Baiklah, " Zina  menerimanya dengan cepat.

"?? "

"Apa?? " Mizu terkejut dengan Yami yang bertukar posisi dengan Zina yang ada dibelakang saat ini.

"Aku mulai, kak.. "

"Haha, aku mulai bersemangat.! "

Dash!?

Hikari tersentak oleh cara berlari Yami yang sangat cepat, Hikari sontak saja melepaskan dua rantai dari depan vertikal menghantam.

"........ " Yami hanya terus berlari dan memandang kedua rantai. Lalu saat kedua tangannya terangkat ke depan, dua rantai besi itu 'disapu' ke samping oleh tamparan telapak tangan Yami.

"Apa?! " terkejut Hikari.

Hikari memutuskan dua rantai besi itu dan mengeluarkan empat rantai elemen, api, air, tanah, dan kegelapan yang ia pakai sampai saat ini. Hikari memberikan serangan acak yang menghancurkan apa saja yang ada di depan.

Tap, tap, tap, tap!

TRANG??!!

Namun serangan itu disapu oleh tamparan telapak Yami yang disentuhnya.

"Bagaimana caranya---!? " suara Hikari tercegat karena Yami sudah berada di hadapan. Lelaki itu membungkus kedua tangan dan badan bagian atas dengan rantai untuk menyerang sambil bertahan.

Punch..tap?!

Itu tidak bisa disebut sebagai pertarungan jarak dekat karena cuma Hikari saja yang mencoba menyerang, sedangkan Yami terlihat jelas hanya membelokkan setiap serangan yang dilepaskan.

"Kurg! Orang ini.! "

Awakening Chain : Prisonselp

Sreeeettt!!!

Puluhan rantai besi keluar dari dalam tubuhnya, menerjang dan berhasil menangkap Yami.

"?! "

"Sudah kuduga.. " bisik Hikari menyeringai menyeramkan. "Kode Nama yang kau miliki tidak ada hubungannya dengan Chaos, tapi lebih merujuk ke unsur bertahan. Aku bingung bagaimana kau bisa menangkap rantai dengan kedua telapak mulus itu tapi ada satu hal yang kuketahui..! "

"Beberapa detik sebelum kekuatan kita berbenturan aku dapat merasakan auramu berkumpul di kedua telapak itu. Kenapa? Kurasa kau melakukan persiapan untuk menghadapi benturan itu. Karena aku tidak tahu Kode Nama apa yang kau punya jadi aku menyimpulkan jika itu adalah Dodge Palm.. "

"!!? "

Hikari menarik rantainya dan mengunci Yami sampai tak bisa bergerak. "Aku pernah dengar rumor soal Pengguna Kekuatan yang dapat menangkap(menangkis) apapun yang ia Terima. Itu kau'kan? "

"....... " tidak ada balasan dari Yami.

"Sudah berakhir! "

"Tidak! Selama ada aku disini! " seru Zina melompat tinggi ke atas. Ia meninju ke Hikari disaat bersamaan ada gelombang yang menyetrum Hikari.

"Argh?! "

"Haha! Tunggu kakakmu ini, Yami.! "

"Kak Zina, awas!?"

"Hm?? "

Dibawah ada Mizu yang membidik menggunakan payungnya.

"Tepat sasaran... "

Awakening Battleweather : Thousand the Rain

Aura yang sangat besar berkumpul di atas Zina melompat, tidak lama kemudian jatuh puluhan elemen yang beragam.

"Owah?! Gawat.. "

Zina membuat posisi terbaring dengan menghadap ke atas, tangan ia posisikan siap meninju. Tidak menunggu lama Zina melepaskan gelombang setrum dan menghentikan serangan... Cuma beberapa.

"Ini tidak munnggkiiin!? "

Daar!!

"Kak Zina!? "

Zina jatuh tepat tidak jauh dibelakang Yami.

"Sepertinya kami dalam situasi gawat.. "

"Yang benar sangat gawat.. " potong Hikari menatap dingin, rantainya tiba-tiba mengeluarkan api yang membakar.

Awakening Chain : Dragon Wombat

"URGH!!? " Yami terperangkap di dalamnya, aura merah yang membentuk seekor naga memakan Yami dan membakar orangnya.

"AAA AAAAA!!!?! "

"Y-Yami.. " panggil Zina keluar dari terjatuhnya.

Mizu datang lalu menahan dengan cara menindih Zina dari atas.

"Hikari-nii, sudah hentikan! " teriak Mizu.

"Tcih!!" decih orangnya.

Hikari menarik Yami keluar dari bakaran api, ke depannya dan menghajar Yami di muka sampai benar-benar pingsan.

"Buat repot saja.. " kata Hikari sebal.

"Hikari-nii.. " lega Mizu melihat. Dan tanpa mereka ketahui Yami serta Zina berhasil mereka kalahkan.

"Mizu, apa itu benar mereka? " tanya Hikari (?).

"Biar aku periksa, kak.. " Mizu membuka satu file dalam di HP nya. "Tidak salah lagi. Mereka adalah Yami dan Zina. Pengguna Kekuatan dengan Kode Nama Dodge Palm serta Stun Attack, "

"Hah.. " Hikari menghela nafasnya kuat. "Sepertinya komandan besar sedikit terlambat, "

Mizu menggangguk. "Mereka berdua adalah calon anggota pemberontak tapi kita terlambat. Sepertinya Chaos Army ini lebih dulu mendapatkan mereka. Tapi aku masih tidak mengerti, Hikari-nii. Bukannya mereka berdua ini berjuang untuk orang-orang yang ditindas karena tindakan OMEGA tapi kenapa mereka bergabung dengan Chaos Army? J-jangan bilang tujuan Chaos Army adalah mengalahkan OMEGA juga??"

"Jangan asal menyimpulkan. Tujuan mereka adalah membunuh Riza. Mungkin bergabung ke Pasukan Pemberontak sebagai mata-mata adalah tujuan keduanya.. "

"Hikari-nii, itu bisa jadi fitnah lo.. " 😑.

"Siapa tahu? Sekarang divisi kita juga dilanda masalah dimana dikatakan ada mata-mata di dalam. Kemungkinan bakal terjadi pengkhianatan di pemberontakan.. "

"Terdengar ironis.. "

"Mizu, pasangkan mereka dengan Chaos Chain ini.. "

"Hikari-nii gila ya? Aku bisa langsung tumbang setelahnya.. "

"Tcih. Adik yang merepotkan... "






















Sementara itu Anggita dan Riza masih bersembunyi. Anggita menyembuhkan Riza sembari mengawasi sekitar.

"H-ahahaha. Aku benar-benar tak berguna saat ini.. " kecut Riza.

"Aku tidak keberatan kok. Ini lebih mudah ketimbang saat masih jadi Penjaga HELL.. " balas Anggita memberikan senyumannya.

"Maaf.. "

"Jangan bilang begitu. Aku telah banyak berhutang budi padamu. Ini hanya sedikit bantuan kecil untuk membalas budiku itu.. "

"Heh? A-aku tidak pernah berpikir seperti itu. Aku melakukanya karena aku mau, itu bukan hutang budi.. "

"Tetap saja kau membuatku merasa begitu.. "

"Benarkah? M-maaf.. "

"Aku berhutang padamu, cuma itu yang harus kau tahu.. "

Riza menggaruk rambutnya. "Dan bila hutang itu lunas? Apa yang akan kau lakukan? Kembali ke HELL? "

Anggita menggeleng. "Tidak. Aku ingin tetap di sisimu.. "

"Anggita.. "

"Tunggu dulu. Momen apaan ini? " batin Riza mendadak panik.

"Riza, sebenarnya aku....kamu."

"........ "























"Aku sudah bisa bergerak. Pasti penyembuhan Belover Anggita selesai... "

"Anggita, aku s--!? "

Waktu terasa berhenti saat Amazing aktif di mata kiri Riza. Pasal sosok Sanders tepat ada dibelakang Anggita ingin menusuknya  menggunakan tombak mahkotanya. Di jeda 2 detik itu Riza mengeluarkan Pedang Penghilang Kata dari HOPE, menarik Anggita sehingga seperti memeluknya dan menghalau tusukan Sanders.

Tring!?!

"Eh?? " pekik Anggita kebingungan.

"Tongkat itu pasti Senjata Kode Nama.. "

"Punyamu... Sepertinya bukan. "

Thrust... Slash!

Riza membawa Anggita seraya meladeni aduan senjata mereka, sampai Riza berhasil menjauh.

"Anggita, aku ingin kau pergi dari sini. Aku tidak bisa mengeluarkan kemampuan Amazing Author jika kau masih berada disampingku.. " suruh Riza.

"A-aku akan mencari bala bantuan.. " Anggita melepas pelukannya dan berjalan pergi. Entah kenapa ekpresinya nampak sedih.

"Anggita.. "

"Hm..?"

"Setelah pertarungan ini aku... Akan menjawabnya. "

"........ "

Butuh waktu untuk beberpa saat untuk Anggita mengerti maksudnya, perempuan berambut hijau pendek itu kemudian merona malu.

"Cepat pergi dari sini..!" usir Riza tapi ia tersenyum.

"Baik, Riza! "

W Riza POV W

Tap, tap..tap

Aku sempat menengok ke belakang untuk memastikan jika Anggita benar-benar sudah pergi.

Tadi adalah momen yang menegangkan. Kurasa Anggita memiliki perasaan kepadaku. Dan bila benar tadi adalah waktu yang salah.

"Ada apa? Kau tidak mau menyerangku~? "

Karena ada dia.

"Apa kau benar anaknya Dewa Kekacauan? "

"Kau mau mengejekku!? "

"Aku cuma bertanya.. "

"Aku adalah anaknya! "

"Begitu? "

Ini aneh. Anifa bilang tidak ada orang lain selain Dewa Kekacauan yang masih hidup. Ayah kandungku katanya sangat hebat sehingga dapat membantai seluruh anggota keluarga itu. Apa dia melewatkannya??

"..... "

Memikirkannya sekarang tidak ada gunanya. Ada musuh yang harus aku kalahkan di hadapan saat ini. Aku akan menang.

Awakening Form : End of A Day

HOPE bersinar biru gelap, pedangku mendadak jadi mekanik terdapat tombol kata kecil di dekat pegangan, ditangan kiri muncul Sarung Lengan Penciptaan dan jubah hitam yang hanya ada disebelah kiri saja. Disaat bersamaan aku juga mengaktifkan Amazing untuk memperkuat HOPE.

"Aku bisa merasakan kekuatan yang sangat besar darimu. Bagus. Ini bakal jadi kesempatan untukku juga memperlihatkan kekuatan sejati dari Chaos..! "

Awakening Form : Justice For Chaoser

Aura merah keunguan menutupinya, warna putih dan lainnya digantikan warna Chaos itu sendiri, dengan warna kulit menghitam dan dapat mengkilap memancarkan cahaya yang bernama putih.

"Riza Si Author, kau harus mati disini agar ayah dapat percaya jika aku dapat memimpin pasukannnya. Aku akan meruntuhkan semua yang kalian bangun dan miliki! Mana mungkin aku melepaskan kesempatan seperti ini..! "

"Kau mungkin tidak mau mendengar ini dariku. Tapi yang punya masalah adalah kedua orangtua kita, dan kita tidak ada hubungannya.. "

"Diam kau. Kau yang hidup enak dan memiliki kedua orangtua tidak pantas mengatakan kepadaku yang telah kehilangan segalanya..! "

"Dua orangtua? Aku hanya punya satu yang aku anggap sebagai orangtuaku. Aku bisa memakluminya jika kau berkata seperti itu tadi, tapi? Sekarang tidak! "

"Beda masalah lagi andai kau menghina mereka dan menyakiti teman-temanku... " aku angkat pedang mekanik di tangan kanan bermaksud untuk menantangnya. "Aku tidak akan mati. Ada seseorang yang menungguku kembali. Disini dan saat ini aku akan mengalahkanmu, SANDERS! "

"RIZA!?! "

Dash......... TRANG!!?!




























































































Preview Next Arc

A : Up berikutnya akan jdi penutup Arc 25 sebelum berpindah ke Final Arc seperti biasanya.

Riza : Dimana aku bakal bertarung melawan Sanders

Sanders : Jangan lewatkan pertarungan kami

Sanders&Riza : BYE

A : Belum Woi 🧐

A : Sekian untuk Arc satu ini. Bye

Sanders&Riza : 😶😑

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top