Arc 22 : Pertempuran HELL
W Shiina & Shira POV W
Bruuuum!
Kapten pasukan OMEGA memasuki medan pertempuran menggunakan mobil putih-hitamnya. Ia mendapati seluruh anak buahnya dikalahkan oleh Shiina dan pamannya-- Shira.
"Mereka mengalahkan 50 Pengguna Kekuatan hanya dengan berdua saja!?" pikir kapten ini tak percaya.
Disaat ia masih berpikir Shira menghilang dari pandangan berpindah tepat dibelakang kapten ini. Paman Shiina itu memukulkan pedang kayunya menghantam leher belakang membuat si kapten langsung tak sadarkan diri.
"Ini yang terakhir. Jumlahnya ganjil, aku merasa merinding sekarang.." bisik Shira.
Solomon Evil : Amduscias's Lightning
Jdaar!
Sambaran halilintar jatuh ditempat Shira dan menghilangkan sosoknya.
"Pam--ouch?"
Shira keluar dari pilar halilintar itu tanpa terluka, namun kepalanya mengeluarkan asap putih. "Tadi itu mengejutkanku. Keluar kau, OMEGA. Aku tahu kau ada di dekat sini.!"
Udara di depan mereka bergetar menciptakan goyangan ilusi yang mana seorang perempuan berambut bor abu-abu twin-tail hadir bersama patung dengan dua wajah berbeda, abu-abu serta putih.
"Hmm? Buku itu.."
"Paman, dia dari Grand Omega, Mione Pemilik Solomon.!"
"Aku mengenalnya. Hei perempuan, bukankah kau yang menginginkan posisi Batu Besar agar bisa memiliki 10 iblis tersisa? Aku mengingatnya dengan betul. Waktu itu--?"
Jruak?!
Tanah dibawah Shira tiba-tiba mengeluarkan taringnya dan hampir membunuh kitsune satu ini. Namun hanya meleset 25cm disamping wajah.
"Paman, ini bukan waktunya untuk bercerita. Lawan kita yang satu ini hebat.." peringat Shiina.
"Padahal aku cuma mau menjelaskan.."
"Seere!" seru Mione memanggil sosok penunggang kuda bersayap. "Disana!" Shira mengayunkan pedang kayunya ke kanan menyerang siluet penunggang itu.
"?!"
Akan tetapi yang diserang kini menghilang.
"Diman--??"
Dash!!
Dari arah berlawanan Seere datang lalu menyeret Shira ke udara.
"Seere adalah tipe iblis kecepatan. Berpindah dengan cepat adalah keahliannya.." jelaskan Mione.
"Paman?!"
Shiina berusaha menolong pamannya, sampai sosok iblis kuda dengan banyak kaki-- Amduscias tiba-tiba menyerang Shiina.
Anak Tangga Ketiga, Ilusi Kesenyapan : Selubung Tak Terlihat
Amduscias mengeluarkan pasak tanah yang banyak sebelum Shiina menggunakan kekuatannya untuk menghilang. Tidak ada yang tahu apa serangan itu mengenainya.
"Dia jadi tak terlihat, Belial.."
Iblis patung dua wajah yang ada di dekat Mione, mengangkat tongkat yang mana dinding cahaya tercipta mengelilingi keduanya. Shiina yang tak terlihat tanpa sengaja menabrak dinding cahaya saat ingin menyerang Amduscias dari belakang. Bersamaan dengan itu efeknya dibatalkan.
"Amduscias!" iblis kuda itu mematahkan seluruh kakinya seketika Shiina jadi mati rasa.
"Eh? Aku tidak bisa bergerak??" panik Shiina mulai.
Amduscias memutar kepalanya dan membuka mulut lebar-lebar berniat melahap kepala Shiina. Sampai Seere jatuh dari atas langit menghantam Amduscias.
"Seere kalah di udara?"
Tidak berselang lama Shira mendarat di atas-atas keduanya seraya meletakkan pedang kayu di pundak.
"Apa-apaan tadi.? Aku kira mobil yang nabrak ternyata cuma pasangan yang lepas landas sembarangan.." kata Shira seperti menggerutu.
"Aku tidak tahu bagaimana kau mengalahkan Seere. Andromalius!" sosok manusia setinggi 2m hadir dibelakang Mione, tangan iblis itu dan Mione sama-sama dililit oleh seekor ular.
Solomon Evil : Andromalius's Sneyes Steal
Grap!!
Pedang kayu yang dipegang Shira berpindah ke tangan Mione yang terbuka.
"Dia tidak bersenjata sekarang. Belial!"
Iblis patung menjatuhkan gelombang gravitasi yang kuat saat tongkat itu mengayun ditempat. Shira tertekan. Amduscias serta Seera bangkit dihadapannya, dimulai dari Seera yang terbang sangat cepat mengelilingi sehingga terciptanya pusaran angin dan Amduscias yang mengeluarkan sambaran petir tepat ditengah-tengah pusaran. Efek kejutnya sampai mendorong Shiina dari tempat ia berdiri.
Husssh..! Jdar, jdar!
Mione tidak menghentikan serangan kedua iblis yang ia panggil, dan dibiarkannya.
"Dengan ini--"
"--Itu pedang kayuku.."
"?!" Mione dikejutkan kemunculan Shira dari belakang. Shira merebut pedang kayunya dan membelah Belial jadi dua yang dijadikan perisai oleh Mione.
"Habisi musang ini, Amduscias! Seere!" teriak Mione memberi perintah.
Pusaran angin dan hujan halilintar langsung datang menyerang Shira.
Teknik Membunuh Akasaka : Getaran Dunia
DRT!!!
Shira memukulkan pedang kayu ke tanah, seketika tercipta guncangan gempa yang menetralkan serangan kedua iblis ini. Shira menyerang memanfaatkan keadaan untuk mengalahkan keduanya.
"Hei manusia, aku sudah mengalahkan ketiga iblismu. Jangan bilang kau kelelahan sampai tak bisa memanggil lagi?"
"Bagaimana sebuah kayu bisa menembus pertahanan iblisku!?"
"Aku ini adalah Ahli Ilusi. Melemahkan apalagi menipu adalah keahlianku. Yah walau aku tidak selicik Cry tapi aku lebih pandai menipu darinya. Contohnya seperti ini..."
"!?"
Mione kembali dikejutkan oleh Shira yang hadir dibelakangnya, lagi. Tetapi langsung hilang dan orangnya berpindah ke depan Mione.
"Sudah aku bilang aku ini adalah Ahli Ilusi!" bisik Shira dihadapan.
"Jadi begitu. Jika Imagination adalah kekuatan khayalan yang merubah nyata, maka Illusion adalah kekuatan khayalan yang nampak nyata tapi tidak?! Aku meremehkannya, suatu kesalahan cuma membawa 5 Iblis Solomon bersamaku. Aku mesti membuat rumus yang baru.."
Sesaat pedang kayu Shira ingin menusuk Mione, ia menghilang.
Kita pasti bertemu lagi, Sipir Penjaga!
"Dia kabur ya.?"
Shiina hanya diam ditempatnya tanpa ada senyuman. "Aku gagal lagi menunjukan kemampuanku.." sweatdropnya.
W Gplants POV W
Imazoura bersama Polisi HELL membantu para warga yang terjebak dalam piramida buatan agar teroris tidak menyerang mereka.
"Gadis itu hebat. Saat kita sibuk membantu warga, dia mengumpulkan hewan peliharaan yang ikut terjebak. Dia juga menyempatkan diri untuk menolong kita.." salut satu polisi.
"Cepat, semuanya.." pinta Imazoura memberi arahan kepada para hewan. Tidak usah disebut binatang apa saja.
"Nona, awas?!"
"Eh??"
Syuuut... Dar!
Satu polisi mengorbankan dirinya dari ledakan yang mentargetkan Imazoura.
"T-tuan!"
"Jadi kau selamat ya~?"
"Siapa kau?!"
Polisi HELL berkumpul mengarah ke satu bagian piramida puzzle yang berisi dinding pasir saja. Anehnya bagian itu berubah jadi reruntuhan dan atap diatasnya terdapat lubang memungkinan cahaya matahari masuk.
"W-wanita ini membuat lubang di piramida buatan tuan Anubis? Siapa d-ia sebenarnya??!"
"Kalian ingin tahu namaku? Baiklah. Kalau kalian tahu pun kalian tidak mungkin bisa menangkapku atau mengancam organisasi asalku. Aku adalah Pesulap Latar. Fiestea dari Solcode Darkside.."
"Solcode D-D-Darkside? Organisasi dunia bawah itu!?!" para polisi nampak terkejut. Dan bagaimana mereka tahu asal organisasi seperti itu?
"Kami cukup terkenal dengan kekejaman kami lo.."
Fiesta menyebarkan latar lantai putih di dalam labirin piramida hingga seperti menjadi ruangan serba putih.
"Jangan biarkan dia menguasai tempat ini serang!"
"Jangan terburu-buru, semuanya. Tunggu giliranku.."
"Giliran?" pikir Imazoura.
Fiestea membuka satu kotak kartu yang mana semuanya berisi 'sekop'. Kartu-kartu itu berputar mengelilingi pemiliknya sampai Fiesta memilih satu secara acak.
Angka 7 sekop hitam. "Sepertinya tujuh dari kalian akan hilang..." gumamnya.
"" ?? ""
Fiesta memanfaatkan Kode Nama Perubahan Latar-nya untuk mencairkan lantai hingga menjadi lumpur. 7 Polisi HELL disaat bersamaan tenggelam ke bawah.
"Sayang sekali. Aku kira dapat 12 tadi.." cetusnya tersenyum ringan. "Mari kita mulai permainannya lagi," Fiesta memutar kartu sekop hitamnya.
5 sekop hitam. "Sekarang lima yang harus tenggelam ya?"
Walau mereka cuma diam karena takut tapi kelima Polisi HELL ditangkap oleh lumpur berbentuk tangan gurita ditempat mereka berdiri.
"Aaaaaa! Aku tenggelam!"
"A-aku tidak bisa keluar..t-tolong!"
"Ini menyenangkan sekali.." kekeh Fiesta tertawa manis.
Angin Peri Pengikat
Chain?!
Hembusan angin berbentuk rantai itu melilit kelima polisi dan menarik mereka paksa. Dari belakang Imazoura datang lima macan yang membawa lari mereka berlima.
Awakening Mode : The Fairies
Empat sayap lavender yang kerlap-kerlip muncul di punggung Imazoura. Aura disekitarnya juga berubah lebih ringan.
"Aku akan terbiasa bila ada yang terluka saat bertarung, namun tidak bisa memaafkan kepada orang yang memainkan mereka!" marah Imazoura datar. "Orang lemah pantas mendapatkannya, termasuk dirimu!"
Fiestea merubah tempat berpijak Imazoura penuh dengan tentakel lumpur. Imazoura cuma menutup kedua matanya, aura bening yang menyelimuti Imazoura melenyapkan lumpur.
"Kemampuan periku adalah kekuatan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, apalagi ini adalah tempat tinggalku.."
Atribut Peri
Tato kupu-kupu masuk secara hologram ke diri Imazoura. Ruangan putih Fiestea berubah kembali ke lorong labirin jadi reruntuhan yang ditumbuhi tanaman hijau.
"Gadis kecil ini mengembalikan bahkan merubahnya. Kode Namanya mungkin setara dengan Queen. Aku hanya perlu menjadi itu dan mengalahkan-- eh? Dimana ia??"
"Kau mencariku, nona pesulap?" suara Imazoura yang pindah dibelakang.
Sihir Pengikat Peri Alam
Rantai kunang-kunang menghentikan Fiestea, disusul tumbuhan hijau yang membungkusnya. Imazoura mendarat tidak jauh dibelakang.
Gadis muda ini tidak tahu jika Fiestea sudah membuang satu sekopnya. Kartu Jack itu melayang dihadapan segel dan menyala terang.
Awakening Mode : Backeur Off
Tempat Fiestea meledak dalam aura ungu muda. Tidak ada yang banyak berubah dari penampilan, hanya ada mahkota ratu di atas kepalanya dan tongkat bersimbolkan Jack sekop.
"Nona kecil, kau sungguh menakutkan tadi.."
"Uh..."
Tanpa Imazoura sadari sudah ada kartu sekop hitam disampingnya. Kartu itu meledak dua kali sampai bisa mendorong, Imazoura mengepakkan sayapnya. Fiestea memberi banyak kartu sekop yang melayang dan angka 2 menempel disalah satu sayap.
Pras.!
Sayap itu langsung lenyap.
"Akh?!" Imazoura jatuh.
"Kau baik-baik saja, nona.? Apa perlu bantuan?"
Fiestea mengangkat tubuh Imazoura yang tak bertenaga lagi menggunakan tongkat Jack yang tertempel angka 1.
"Ada apa? Kau tidak bisa bicara? Biar aku bantu.."
"Argh--??!" Imazoura mendadak kejang-kejang setelah ditempel angka 7, mulutnya berbusa dan kesadaran menurun. "Hahahaha. Ini menyenangkan!"
Fiestea siap menempelkan angka 5 , sampai sebuah tembakan membuatnya melepaskan Imazoura dan menghindari seraya melompat.
"Pelanggaran undang-undang. Subjek 1 adalah tamu HELL dan subjek 2 melakukan kejahatan di pasal 1 ayat 4 tentang kekerasan anak muda, ditambah pasal 4 ayat 7 tentang penyiksaan manusia.." robot Anubis muncul dari asap.
"Dengan ini aku nyatakan kau bersalah. Dan kumohon ikut aku dan jangan melawan atau aku gunakan kekerasan.."
"Aw~aku takut. Maafkan aku~" ucap Fiestea memohon dengan kedua tangan menyatu dan memasang wajah memelas.
"Cara yang lumayan, penjahat.." kata Anubis khas dengan suara robotnya.
"Kau bisa bicara normal?"
"Tentu. Karena aku adalah Sipir Penjaga disini!"
Jruak...jrash!
Reruntuhan runtuh oleh pasir dan menjadikannya kembali ke labirin yang ada di dalam piramida.
Pasir bergerak dari dinding dan mengepung. Kartu 4 sekop hitam melayang di dekat tongkat memperlihatkan sisa 4 pasir saja yang mengincar. Fiestea bergerak menghindari keempat pasir yang menyerang dirinya.
"Dia memanipulasi pasir, tapi.!"
Satu gumpalan pasir muncul dari titik buta. Saat pasir itu menyerang, Fiestea baru sadar.
Light!
Kartu angka 2 sekop hitam menyala di sela jarinya. Fiestea menghancurkan kumpulan pasir yang dikendalikan Anubis langsung seperti semudah membersihkan debu.
"Sepertinya robot hebat sepertimu juga tidak bisa tahu cara sulap kartuku bekerja. Kartu ini memberi efek secara tidak langsung yang mana berhubungan dengan pikiran. Saat angka 2 yang keluar, pikiranku langsung menerka jika kekuatannya cuma 2 kali lebih berat dari pasir biasa. Pasir hebatmu aku rubah jadi pasir biasa seketika itu.."
"Aku tidak mengerti.."
"Robot memang sulit. Mereka cuma berfokus ke data info yang dimiliki otak mereka. Tidak lebih maupun kurang. Tapi aku sangat membencinya melihat kemampuanmu setara dengan kartu King.."
"......."
"Tapi yang aku perlukan cuma mengalahkanmu dengan kartu yang sama atau kartu dengan kekuatan yang lebih besar. Ya! Mari kita lakukan.!" Fiestea memutar cepat seluruh kartu sekop hitamnya. "Baiklah, apa aku mendapat kartu sesuai keinginank--??!"
THURST!
"E-eh???"
Sebuah pisau menembus dada Fiestea dari belakang.
"...?"
"K-kenapa a-aku punya..Joker?"
Bruk!!?
Fiestea roboh sambil tak sadarkan diri, Anubis bisa melihat sosok lelaki berambut putih mencolok dengan luka ditengah-tengah bagian atas hidung.
"Mana aku tahu, wanita sialan!" balasnya kasar.
Mata Anubis men-scan sosok lelaki itu. Ia adalah Randall Ziole. Anggota Pasukan Pemberontak Divisi 1.
"Tcih. Ternyata aku dibohongi lagi. Tidak ada Allyn disini. Kau lihat apa, robot sialan?!"
W Author POV W
Disepanjang koridor yang Dinan dan Kawaii lewati telah ditumbuhi tanaman-tanaman hijau, namun dinding ditumbuhi banyak lumut yang melemahkan pondasi.
"Tempat ini sudah tidak bisa diselamatkan. Sepertinya orang itu tidak perduli jika ini adalah kantor presiden HELL.."
"Kekuatan Kode Nama ini. Jangan bilang.." Kawaii menatap Dinan dengan ekspresi takut. "Tidak salah lagi. Salah satu Bencana Pararel, Farmuhan Pembawa Kepunahan!"
Mereka berdua sampai dibagian yang sudah hancur dan ditutupi oleh tanaman hijau yang sangat banyak, ada lumut dilantai serta langit-langit ruangan.
"Kita sudah sampai.."
"Haaa~~~bagaimana bisa jadi begini? Tempat ini dulunya adalah tempat yang bagus. Ada kebun bunga disini tadi. Lihat apa yang kalian dan OMEGA lakukan? Kekacauan tidak akan menyelesaikan apapun.." ucap pria berambut putih dengan telinga panjang.
"Dan itu berasal dari mulut seseorang yang merusak tempat ini.." balas Dinan. "Halo Dinan sahabatku. Aku dengar kau tinggal disini? Sangat disayangkan karena aku telah memutuskan untuk menghancurkannya.."
"Atas dasar apa?"
"Atas dasar kebodohan semua orang. Kalian ingin damai dengan kekacauan? Itu lucu sekali, dan aku muak mendengar makanya lebih baik aku hancurkan saja, bukan?"
"Logis tapi tidak bisa diterima!"
"Kalau begitu coba saja menghentikanku. Kau pasti memiliki kekuatan, salah satu Bencana, Dinan Penebar Para Pendosa.!"
"Kau mendengarkan, Kawaii?"
Seragam Kawaii berubah jadi putih dengan garis emas empat arah dibelakangnya, ada tongkat suci dan pedang dikedua tangannya. "Tugasku adalah membantu yang membutuhkan dan menyelamatkan yang lemah!"
Dinan terdengar mendengus. "Haha. Aku suka yang itu!"
"Mari kita mulai pertarungan yang menentukan kepunahan, kalian berdua!"
Preview Next Arc
A : Night semua^
A : Tidak banyak review pd kesempatan kali ini. Yg pastinya ane memunculkan kubu baru yaitu 'Bencana'. Kn di sinopsis ada? '-'
Dinan : Arc depan pertarungan antar Bencana.
Kawaii : Good bye. Have nice day^~^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top