Arc 22 : Loyalitas dan kedatangan

W Author POV W

Anifa memberi hormat di depan Riza, tangan kanan di depan dada dan tangan kiri tegak lurus disamping seraya sedikit menundukkan badan.

"Senang dapat bertemu dengan anda secara langsung, tuanku. Maaf tidak mengabarkan semuanya karena OMEGA terlalu ketat.."

"Y-ya..?" bingung Riza.

"Hoi Riza, kau tidak percaya semudah itu, bukan?!" tegur Hikari berteriak.

"H-eh?? A-aku.."

"Kau selalu mudah emosi dan terlalu serius ya, Hikari-chan.." kata Hyu.

"Berisik. Kalian tiba-tiba menyatakan jika kalian adalah sekutu tapi kenyataannya kalian adalah OMEGA. Lalu kau meminta kami untuk percaya setelah memburu Pasukan Pemberontak? Mendengarnya saja sudah membuatku sakit.!"

"Kami tidak meminta untuk percaya sekarang.."

"Ho~? Kalau begitu aku boleh menyerang kalian sekarang.."

"Hei, asal kau tahu saja kami terpaksa menggunakan cara ini agar bisa bicara dengan kalian.." beritahu Dwi.

"Aku sudah muak dengan ocehan kalian berdua!" Hikari mengeluarkan rantai Chaos karena terlalu bawa emosi.

"" ....... "" Dwi dan Hyu sontak saja memasang kuda-kuda siap.

Chaos Chain---

Puss??!

Aura gelap yang menyelimuti rantai Hikari tiba-tiba lenyap ditiup angin.

"Dwi! Hyu! Fokus ke pekerjaan kalian saja.." seru Anifa.

"......."

"Dan kau Rantai Iblis, bisakah kau diam sebentar aku ingin berbicara dengan tuanku sekarang?!" pinta Anifa seraya memberikan intimidasi.

"Hikari, untuk sekarang kita dengarkan mereka dulu. Aku pikir mereka tidak akan berbuat yang dapat mencelakakan Riza.."

"Tcih.!"

Hikari akhirnya bisa diam setelah diminta. Suasana jadi hening dan berfokus ke Batu Besar bernama Anifa ini.

"Namamu tadi?"

"Nama saya Anifa, tuanku. Saya salah satu dari tujuh Anggota Eksekutif Keluarga Rizani. Anak buah ayah anda pemimpin Soul's Pedia saat ini. Komandan wanita yang ada disana bisa menjelaskannya juga.."

"Apa maksudnya itu, komandan?" tanya Hikari dengan tatapan kesal.

"Perempuan itu..! Padahal aku sudah bersusah payah menyusup ke Pasukan Pemberontak. Aku dengar 'mereka' bertujuh tengah melakukan misi rahasia, aku tidak tahu jika dia adalah Anggota Eksekutif. Kami tidak pernah bertemu langsung.."

"Nanti aku jelaskan.." bisik Novy tidak mau menjawab. Anifa hanya tersenyum melihat ekspresi Novy.

"Anifa.."

"Ya, tuanku.?"

"Kau bilang kau adalah anak buah ayah kandungku tapi itu tidak ada hubungannya denganku. Aku sangat berterimakasih karena tidak melawan kami dikarenakan 'sekarang' kau adalah OMEGA. Tapi untuk sekarang aku bukanlah anak dari pimpinanmu itu(karena aku tidak suka hubungan keluarga ini).."

Anifa terpana dan dapat dilihat kedua pipinya merona. "Sama persis.."

"??"

"Kata-kata anda tadi..itu hampir mirip seperti cara bicara dan cara pandang pemimpin saya--ayah anda. Anda bilang tidak ada hubungannya tapi cara berpikir anda sangat mirip dengan ayah kandung anda sendiri. Saya berani menjamin keenam anggota yang lainnya juga pasti memandang hal yang sama andai anda berbicara dan berpikir seperti itu.."

"Aku sama dengan dia.? Aku tidak percaya ini.."

"Ini mungkin bisa dikatakan terlalu tapi saya akan tetap melayani anda. Karena adalah calon pemimpin yang baru.."

"Tunggu dulu sebentar!" potong Hikari bersuara. "Jika kau benar-benar ingin melayani Riza, bukti apa yang bisa kau perlihatkan kepada kami? Dan juga apa alasanmu menjadi anggota OMEGA?!"

"Bukti? Ihihi~"

"Apa yang lucu!?" emosi Hikari. "Kau tanya apa buktinya? Buktinya adalah diriku sendiri!"

"Aku bersumpah untuk melayani tuanku apapun yang ia minta, apapun yang ia inginkan. Kau boleh menyerangku saat ini jika masih tak percaya.."

"Huh, akan aku lakukan.!"

"Hikari--?!"

Cruak!!!

Hikari mengeluarkan rantai yang tajam, lalu ia tusuk hingga menembus jantung Anifa. Darah yang sangat banyak keluar lewat mulutnya.

"Hikari, apa yang kau lakukan?!" panik Riza(?).

"Dia yang meminta tadi.." jawab Hikari santai.

"Tapi tetap saja.!"

"......."












"Tidak apa, tuanku.."

"" ??!! "" semuanya membulatkan matanya saat melihat Anifa masih hidup.

"I-ini'kan?!" terutama Novy.

"K-kenapa kau masih hidup?" tanya Hikari terkejut.

"Aku sudah membuktikan loyalitasku untuk tuanku. Sekarang kau bisa percaya.."

"I-ini tidak logis! Kau pasti melakukan suatu trik jika tidak tidak mungkin kau masih hidup!"

"Hm? Seingatku kita setuju tadi. Aku telah membuktikan, kenapa kau tidak percaya?  Kau bukanlah orang yang menarik kata-katanya'kan?"

"A-aku tidak bisa menerima semua ini.."

"Hikari, sudah cukup. Kau telah melihat buktinya secara langsung.." tegur Novy.

"Komandan.."

"Yang dia lakukan tadi adalah tidak salah lagi jika dia adalah anggota Soul's Pedia,  sama sepertiku.."

"Kau apa??!"

"Nona komandan benar. Ini adalah anugerah hidup kembali yang diberikan pemimpin Soul's Pedia. Beliau memberiku tiga, dengan kata lain aku bisa hidup sebanyak 3 kali. Dan sekarang berkurang satu demi menunjukan loyalitasku kepada tuanku, Ahmad Rizani.."

"Urgh.."

"Tuanku, dengan ini saya menyatakan setia untuk berada disamping anda sampai salah satu dari 'kami' menggantikan saya..."

"Y-ya..?"

Riza cuma bisa diam. Sejujurnya dia tidak mengerti sedikit pun apa yang terjadi. Sungguh orang yang tak bisa diharapkan.

"Terlalu cepat untuk membuktikan semuanya, batu.." cetus AI. "Apa maksudmu?" tanya Anifa merasa tersinggung.

"Kau masih belum memberitahu alasanmu menjadi anggota OMEGA.!"

"Ah, yang itu. Aku tidak bisa menjawabnya kecuali diperintah oleh tuanku. Karena itu adalah misi yang diberikan kepadaku oleh pemimpinku.."

"Itu dia. Misi! Aku dengar 'mereka' diberi misi, apa misi mereka sama? Apa keenam yang lainnya juga anggota OMEGA? Jika benar.." pikir Novy.










"Pasukan Pemberontak dapat menang perang melawan OMEGA!?"

"Apa-apaan itu?!" Hikar kembali emosi.

"Bisakah kau diam sebentar saja? Teriak tidak karuan kau bisa membawa musuh ke sini.." kata Anifa memarahi.

"" ?! "" Dwi dan Hyu kompak menunjukkan reaksi.

"A-Anifa-chan, k-au tidak bilang apa-apa tadi'kan?" tanya Hyu tersenyum kecut.

"Haa? Apa yang kalian bicarakan??" bingung Hikari.

Anifa yang menyadari sesuatu langsung saja menutup mulutnya. "Oh, mulut sialku!"

DAAR!!

Disaat bersamaan sosok Tomas jatuh dibelakang Riza.

"Riiiizaaaa!" teriaknya. Anifa sontak saja menghilangkan keberadaannya sebelum Tomas sempat melihatnya, ia juga membuat Dwi dan Hyu ikutan terlihat.

Saya benar-benar minta maaf, tuanku!

"...?" Riza kaget mendengar bisikan dari Anifa yang wujudnya tak terlihat.

"Tuan, awas!" teriak Novy memperingati terjangan Tomas.

Riza melepas pelukan Anggita sebelum dirinya ikut terseret. Tomas menghajar Riza sampai membubarkan barisan Divisi 0.

Awaenking Mode : The Killer Broker

Kedua tangan Tomas berubah jadi penuh tato hijau bermotif garisan data. Tomas menyerang titik sendi organ Riza. Pundak kiri, siku kanan, dada atas kanan, perut samping kiri dan terakhir di tengah dada Tomas menghancurkan setiap tulang yang ada disana.

"Riza?! Penyembuhan Belover-ku tidak akan sempat?!"

"Arh! A-aku tidak bisa bergerak!?"

Strike Kill : Omega Smash

Smash... CRUAK?!

Tomas menghajar wajah Riza sebelah kanan dan menghancurkan setengah kepalanya.

"........."

"AA---?!?!"

Semuanya membeku melihat wajah Riza hancur, AI dan Hikari mencoba membantu tapi tidak sempat.

"Ini... Gawat!" panik Novy.











GRAP?!

"????"

Riza yang kehilangan setengah wajahnya mendadak dapat bergerak, dan menangkap satu tangan Tomas. Riza kemudian menangkapnya dan menghajar bersama kata 'Bunuh'. Tomas terhenyak ke belakang tapi masih sadarkan diri.

"Hikari, bawa orang itu keluar dari sini!" perintah Novy cepat.

Hikari melesat menghadapi Tomas, menghajarnya dengan rantai biru.

Rantai Air : Hantaman Bergelombang

Rantai air Hikari berputar mengelilinginya, diakhir putaran rantai itu memukul Tomas hingga ke pintu. Hikari menambahkan tusukan dari rantai besi agar Tomas benar-benar keluar dari toko.

"Rantai pengekang, keluarlah... Penjara Rantai Jiwa!" AI memunculkan empat rantai dari empat arah kompas berbeda yang mengunci Riza, ia sontak mengunci Riza langsung dengan tangannya juga.

"AAAAAAAA!!" teriak Riza keras.

"Aku tidak tahu kenapa Riza masih hidup tapi kita harus menahannya. Aku rasa buruk jika membiarkan Riza sekarang. Komandan.!"

'Sembuhkan wajah Tuan Riza'

Cahaya emas hadir dibagian yang hancur dan mengembalikannya.

Jruuuut!!

Tato A yang ada di dada Riza menyebar hingga membuatnya jadi hitam tintah sepenuhnya.

"D-dia bertambah ganas?" heran AI kelelahan menahan.

Sky menempelkan kartu efek lelah ke sekujur badan Riza bermaksud untuk menenangkan, tapi sepertinya masih kurang.

Belover : Lock On

Anggita mengaktifkan kekuatannya yang ia simpan di diri Riza, satu cahaya hadir ditempat yang sama dimana huruf A menyebar.

"Kita harus menenangkan Riza bagaimana pun caranya..."

"Aku pernah dengar j-jika Riza mengamuk saat melawan tiga ketua Roar, dan Pembimbing CryVirus yang berhasil membuat Riza tenang.." kata Oshima.

"Kita tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang itu tapi jika boleh menebak, kurasa dia memaksa Riza agar tak sadarkan diri.."

"Ayo kita lakukan itu.." kata Novy walau tidak yakin. "Aku pernah dengar soal ini dari tuan pemimpin. Salah satu kemampuan khusus Kode Nama Author. Pengguna Kekuatan yang memilikinya bisa 'menghapus' kematiannya dengan menghapus lembaran kematian itu sendiri. Seperti seorang penulis yang membuang halaman yang menurutnya tidak bagus. Jika Author bisa menghapus kematiannya, kenapa nyonya Rosa bisa mati? Apa spesialnya Menara Kebenaran itu??"

"Memikirkannya sekarang tidak ada habis. Aku mesti menenangkan tuan.!"

"Urgh??" tato Belover yang ada di tubuh Riza terlihat ingin menghilang andai Anggita tidak mengeluarkan semua kekuatan yang ia miliki saat ini. "Aku ingin menyelamatkan Riza tapi suaraku seakan terhalang oleh dinding yang sangat tebal. Aku..."

"Teruslah berusaha. Aku akan membantumu sekuat tenagaku.." seru Novy.

"Baik!"

Belover : Strike Aim

Zszzzt!!

Belover yang ada di jantung Riza menyebar seperti akar pohon, meluas sampai memotong-motong bagian hitam tato.

"Riza, dengarkan suaraku. Kau pasti mendengar suara kami. Kami menunggumu kembali. Aku mohon kembalilah.!"

"Tuan!"

"Jangan buat repot kami, penulis ceroboh!" marah Hikari.

"Kau terus membuatku kagum dan membuatku terus berpikir. Riza, kau adalah orang yang tidak membosankan.." puji AI(?).

"R-Riza.."

"Riza.!"

"RIZA!!"

"K-urgh!? S-semuanya.." Riza melawan penyebaran tato, membuatnya jadi tipis, makin tipis dan..

Paass!!

Tato hitam yang menutup tubuh Riza terangkat ke langit layaknya abu api.

"Berhasil?" tanya Mizu yang tadi siap melakukan sesuatu, entah apa.

"Syukurlah.." lega Anggita langsung tersungkur.

Hampir seluruh anggota Divisi 0 yang ada disana kehabisan kecuali AI yang bukan manusia asli dan kini yang menahan tubuh Riza yang tak sadarkan diri.

"A-ahahaa. Aku takut tadi jika tidak berhasil.." tertawa Sky. "Aku juga." lelah Oshima.

"Huuuh. Padahal tadi aku ingin mengikatnya dengan semua rantai yang aku punya andai kalian gagal.." kekeh Hikari.

""Hahahaha""












DEEEAR!!

Bagian depan toko rata oleh serangan Tomas yang kini matanya memutih.

Strike Kill : Unsleash Buffs

Fist!!

Tinju gelombang emas yang menghancurkan toko menghantam Divisi 0.

Semuanya rata jadi tanah kosong dengan sedikit sisa bangunan disekitar toko.

"Riza... Dimana kau??!" raung Tomas.

Di satu titik dalam toko ada Anifa yang menyembunyikan keberadaan semuanya sampai Tomas pergi ke tengah kota.

"Kita aman sekarang?" tanya Oshima membantu AI membopong Riza.

"Orang itu sudah pergi. Kalau dia kembali lagi aku cuma menghilangkan kalian. Meniadakan orang sebanyak ini tidak terlalu menguras tenaga.." jelas Anifa. "Dan sekarang kalian berhutang kepadaku," cetusnya membuat Hikari berdecih.

"Terimakasih banyak.." ucap Anggita. "Oh my~~aku suka orang sepertimu.."

"Anifa-chan, kita harus mencari tempat bersembunyi yang aman dari OMEGA.." saran Hyu.

"Aku akan berjaga disekitar.." kata Dwi kemudian menyelonong pergi, disusul Mizu(?).

"Kita serahkan OMEGA pada HELL. Itu adalah keputusan yang tepat.."

"Apa HELL sanggup menghadapi pasukan yang dibawa oleh Tomas, komandan?"

"Kalian tidak perlu khawatir. Seniorku adalah Pengguna Kekuatan yang kuat jika ia serius. Apalagi tiga Sipir Penjaga yang lainnya lebih kuat dariku.." jawab Anggita.

Beberapa ada yang mengangguk dan ada juga yang diam saja. Kemudian Anifa melirik tempat dimana Sota bersembunyi.

Aku serahkan sisanya pada kalian!

Divisi 0 membawa pergi Riza mencari tempat aman. Sementara itu Sota masih diam ditempat persembunyiannya selama Tomas menyerang, disaat bersamaan Pemenang Kursi ke-9 muncul kembali.

"Aku kembali.." lapornya dengan ekspresi datar. "Riza sudah mendapat penjaganya. Bukankah sudah waktunya untuk kita bekerja?"

"Hmm.." Sota dan kursi ke-9 memutuskan untuk pergi.

Sebelum pergi, kursi ke-9 melihat Rei yang tiba-tiba muncul di toko. Ia hilang bersamaan dengan Rei?

"Apa yang terjadi padaku??"

Dan sepertinya kekuatan Anifa memiliki masing-masing efek yang berbeda.

W HELL POV W

Pasukan OMEGA yang dipimpin beberapa Grand Omega mengacaukan empat wilayah utama di HELL. Bahkan sekarang Kantor pusat hancur... Oleh kekuatan Riza dan Tomas.

"Dimana disaat aku membutuhkan mereka?!" gumam Tomas kesal karena tidak mendapat laporan dari Dwi maupun Hyu. "Apa Anifaa masih belum sampai?"

"Ya. Nona Anifa masih diluar pelindung HELL.."

"Bagaimana keadaan keempat ketua yang bertugas menguasai HELL.?"

"Berjalan lancar. Dengan ini saya pikir kita bisa menguasai tempat dengan pertahanan terkuat di Wattpad Paralel.."

"Menyerang HELL dari dalam semudah memutar telapak tangan namun masih ada Sipir Penjaga. Anggita tidak memiliki kekuatan bertempurnya, Mawar Setia terluka saat menghadapi Riza, jadi aku hanya perlu mengkhawatirkan ketiga penjaga lainnya... Dan juga Presiden GAIN!" pikir Tomas.

Drap, drap.!

Satu bawahan Tomas datang memberikan laporannya. "Tuan Tomas, HELL memberi perlawanan mereka... Ketiga Sipir Penjaga sudah datang!"

"Mereka datang ya.."

Bagian utara wilayah hutan di HELL-- Gplants, tengah terjadi pertempuran antar OMEGA melawan Polisi HELL. Mereka dipimpin oleh sesosok robot kucing kuno dari mitologi Mesir, salah satu dari 5 Sipir Penjaga HELL, Anubis D-II.

"Meminimalisirkan serangan teroris, selamatkan warga dan pastikan kalian mengikuti kucing Mesir.!" tata Anubis memberi komando.

Polisi HELL berjalan masuk ke piramida buatan yang memenjarakan beberapa anggota OMEGA dan juga penduduk HELL. Itulah tugas para polisi yaitu membawa penduduk sebelum paramida 'mencair'.

"Ini Saya Anubis D-II.."

"Berikan laporanmu.." terima presiden. "Selama perjalanan ke Gplants saya bertemu dengan satu anggota Solcode Darksise... Dia menyerang saya."

"Hmm..sepertinya lawan kita bukan OMEGA saja. Lalu nasib Pengguna Kekuatan itu?"

"Saya merubahnya menjadi salah satu koleksi pasukan saya, tuan.."

"Huhu, kau tidak segan seperti biasa. Terus lindungi tempat itu.."

"Baik. Saya dibuat hanya untuk memusnahkan musuh HELL, walau itu adalah presiden sendiri pun!"

"......."

Sayangnya presiden keburu memutuskan komunikasi.

Ke bagian timur wilayah danau-- Wapres. Pria musang dengan tujuh ekor orangenya sudah banyak membuat pingsan anggota OMEGA dan telah mengalahkan satu Grand Omega.

"Berani sekali para orang kikir ini membuat kekacauan di daerahku. Maaf ya Shiina, padahal kau baru pulang kampung.."

"Tidak apa, paman. Apa Shiina boleh bantu?"

"Ohh~~kau mau membantu pamanmu yang kuat ini?"

"Bisa jadikan bila ada musuh yang mempunyai kekuatan yang bisa mengalahkan paman?"

"Malah nanya nih. Baiklah, kau boleh membantu.."

"Akan Shiina tunjukkan kekuatan baru Shiina selama di King!"

"Aku tidak sabar melihatnya.."

Sementara itu Kawaii sudah sampai di pusat HELL dimana Tomas ada.

"Aku harus menghentikan kekacauan ini atau bisa malu aku jika tidak bisa. Aku adalah Ksatria Suci 3 Terhebat!"

"Masih saja bicara yang tak masuk akal.."

"?!"

Saat Kawaii ingin ke tempat Tomas, ia terhenti oleh suara lelaki berambut putih dengan seragam ksatria berwarna ungu yang bersandar di sisa puing.

"K-ksatria Terkutuk Dinan!?" terkejut Kawaii. Kawaii langsung memunculkan satu malaikat terkuat.

"Hentikan. Aku tidak ada waktu bertarung denganmu, Hikari Kawaii.."

"....."

"Kau harusnya tahu kita bakal bertemu jika HELL... Karena aku adalah satu Sipir Penjaga disini!"

"Perang itu bisa kita tunda. Prioritas pertamaku adalah mengusir teroris yang berani mengacau di rumahku.!"

Kawaii menurunkan kewaspadaannya namun tetap mempertahankan malaikat yang ia panggil. Dinan berjalan masuk pertama ke dalam reruntuhan kantor pusat, namun sebelum itu..

"Aku hampir lupa... Para Bencana sudah mulai bergerak!"

"Benarkah itu?!?"

"Kau kaget sekarang? Berarti kau tidak punya waktu untuk mencemaskanku dan asal kau tahu saja. Satu dari mereka ada di HELL bergabung dalam terorisme ini.."

"A-aku mesti--"

"--menghentikannya? Fokuslah ke satu hal atau kau mati konyol.!" ceramah Dinan lalu pergi.

Kawaii terdiam ditempatnya. Ia lalu menyusul Dinan setelah menetapkan tekadnya.

W Other POV W

"Ouch~~tempatku terlihat sangat kacau dari sini.." ringis presiden HELL bernama GAIN ini, dibelakangnya ada Mawar yang baru saja mengalahkan musuhnya.

"Tuan presiden.."

"Ada apa, Mawar? Kau bingung kenapa aku mengirim Dinan melawan Tomas.?"

"Ya. Mengutus Dinan akan memperburuk HELL. Bisa-bisanya HELL hancur karena keduanya.."

"HELL tidak hancur. Kan ada Riza si Author, tinggal minta dia perbaiki HELL dan walah~~HELL kembali seperti semula. Atau aku minta sedikit perubahan nantinya ya.?"

"Anda terlalu santai, tuan presiden.." dengus Mawar tersenyum sedikit.

"Kau tenang saja. Yang bisa menghentikan monster adalah sesama monster. Ayo kita percaya pada Dinan... Berharap kekuatannya tidak melenyapkan HELL."

"......." Mawar sweatdrop.

"Ngomong-ngomong, Mawar, apa kau melihat kedua anakku?"















































































Preview Next Arc

A : Malam semuanya, ane up SPW lagi *tebar bola air*

A : *basah sendiri*

Anggita : Para senior udah tampil. Aku tidak sabar menunggu mereka.!

A : Dan disini main event-nya. Apakah lanjut atau berpindah ke Team King yang ada di Sharelaw?

A : Ane serahkan pd para R. Bila gk ada yg jawab terpaksa deh---hehehe *senyum mencurigakan*

A : Senang muncul disini. Terus nantikan up SPW, oh my~~

Oshima : S-see you next tim-ee #_;

mizu_hikari, DwiHitoshi, 121_hyu, 0shima24, AI_BlackWhite, SkyLine45, anggita157, HikariKawaii9 & Rhizurola

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top