Arc 21 : Ketekunan, Elit Ent. Form lainnya dan Mata Entitas?

W Author POV W

Pertarungan... Di dalam istana.

"R-ratu.!"

"Ada apa ribut-ribut?" tanya Sira.

"I-itu a-ada dua Pengguna Kekuatan yang tengah bertarung di aula masuk istana. Mereka merusak semua yang ada disana.."

"Lalu kenapa kalian tidak menghentikannya?!" emosi Sira.

"I-itu--"

"--Itu karena mereka tidak bisa, ratu Sira. Kemungkinan Pengguna Kekuatan yang bertarung ini bukan dari pihak kita." sela Yume. "Maksudmu 7 Dosa Besar?"

Yume mengangguk mengiyakan. "Yang membuatku penasaran siapa orang yang bisa menghadapi para pendosa itu.."

"Kau ada benarnya. Prajurit kita tidak sekuat Pemegang Dosa.." Sira ikut berpikir. "Apa jangan-jangan.?"

Tring?!

Di aula pintu masuk istana yang besar sedang terjadi pertarungan antar Pemegang Dosa Envy melawan Pemilik Kebajikan Ketekunan--Akira.

Slash! Tebasan cepat sabit yang ingin memotong kepala itu berhasil dihindari oleh Aria karena badannya lebih pendek dari yang diperkirakan lawannya. Akira cuma ber-oh ria sebelum melakuan tebasan vertikal lurus yang dapat dihindari lagi itu.

Illusion Sign : Mind Edge

Mata pedang Aria mendadak jadi banyak padahal itu cuma bayangan ilusi. Aria mengayunkan pedangnya ke samping Akira, pandangan Akira terganggu, ia bingung melihat ayunan terlihat cepat diwaktu bersamaan juga terlihat lambat.

Slash..

Tebasan kecil melukai tangan Akira yang berusaha menangkis ayunan tadi.

Aria lalu menyerang cepat beberapa kali memanfaatkan pendek badannya dan memukul Akira ke belakang. Di akhir Aria menyerang sambil melompat, Akira dapat menahannya tapi dua bayangan pada mata pedang tiba-tiba lenyap kemudian kedua pundak Akira tertebas. Memanfaatkan kelemahan pada pegangan Aria menendang wajah Akira sebelum melompat backflip ke belakang lagi.

"Jadi begitu.?"

Swweush..!

Disela Aria melompat ke belakang dua buah sabit tiba-tiba hadir dibelakangnya. Aria berhasil menangkis satu tapi yang satunya berhasil mementalkan Aria jatuh ke lantai dengan kasar.

"Aku tertipu tadi aku kira Kode Nama itu cuma kekuatan ilusi tetapi itu salah, Kode Nama itu yang menciptakannya lalu membuatnya jadi nyata.."

"........."

"Kau tidak menyangkalnya itu berarti aku benar.."

Sebenarnya Aria cuma kesusahan untuk berdiri, ditambah ia tidak mendengarkan.

"Segel pertama, terbuka.!"

Sabit Orang Mati

Sabit milik Akira berubah warna jadi merah gelap bergaris biru ditepi serta dimata sabitnya dan sebuah lentera tergantung di sisi kanan pinggangnya.

Lentera Penarik Jiwa

Sejenak lentera itu menyala memunculkan bola roh kecil, mereka ada dua yang berwarna biru dan merah.

Melihat Akira melakukan hal yang tidak ia ketahui Aria sontak saja membuat dirinya jadi banyak, dan mulai berjalan mendekati dalam formasi mengepung.

"Heh... Sia-sia!"

"??" semua bayangan yang dibuat tadi mendadak lenyap dan aura mereka terhisap ke dalam lentera. "Lentera ini dapat menghisap jiwa palsu juga, anak kecil." jelaskan Akira.

Akira menciptakan tebasan dar energi roh yang terkumpul di dalam lentera. Aria menghindarinya tapi tebasan itu berubah bentuk jadi asap penuh tangan mayat. Beberapa tangan menangkap Aria dengan cepat.

Deg?!

"Urrh?!" Aria mendadak jatuh, tenaganya terhisap lewat tangan roh itu.

"Semakin lama tangan itu berada padamu makan semakin banyak energi kehidupan yang dihisap. Kau tidak akan bisa lepas dari tangan-tangan itu.!"

Illision Sign : Unsee

Wis...

Aria menggunakan kekuatannya dan menghilang, itu lumayan membuat Akira syok.

"Aku baru tahu jika ilusi bisa digitukan juga.."

Tap! Tap... Tap.!

"Sekarang ia mengacaukan indera pendengaranku. Langkah kakinya seakan ada dimana-mana.."

"........"

Aria hadir tepat dibelakang seraya mengayunkan pedangnya. Akira dengan sengaja menyalakan lenteranya hingga silau sekali, efeknya membuat Aria sedikit terhenti. Menahan serangan tanpa kekuatan membuat Akira mengatasinya dengan sangat mudah, Akira memutar dirinya sembari sabit menyeret Aria yang tertempel di lengkungan mata sabit. Tanpa tunda Akira sekali lagi mementalkan Aria.

Tebasan Roh Penghisap

Bats. !

Akira menebaskan kabut dengan tangan-tangan orang mati, lagi. Aria hanya menutup wajahnya karena berada di udara, tinggi lagi. Tebasan itu menelannya dan Aria menjerit sakit.

Akira mengendalikan kabut agar senantiasa di atasnya, supaya tidak jatuh rencananya.

"Akan kuhisap jiwamu sampai habis.."

"Ugh?!"

Aria, kau harus bisa.

Aku mengandalkanmu, bawahanku yang hebat.

!!

DRT..!!

Getaran tekanan aura memisahkannya dengan kabut, Aria mendarat cepat di atas lantai.

Awakening Form : Intrection Envy

Aura emas mencuat dari kedua mata Aria, pedang tambahan yang terbuat dari tulang muncul di tangan satunya.

Pedang Pencipta Ilusi : Seribu Bayangan Palsu

Dalam sekejap diri Aria jadi seribu sesuai seruannya.

"Wah~ini gawat.." kecut Akira.

"Kau... Mati disini!" seringai Aria berubah kepribadian.

Slash! Slash!!

Dalam sekejap Akira menerima empat tebasan luka selang 1 detik. Bayangan Aria juga melukai dengan cara fisik, memukul serta menendang.

"Anak ini... Lumayan." bisik Akira tersenyum senang. Lenteranya bersinar biru, sabit dan lentera bergabung jadi satu berubah menjadi sebuah ootachi yang sangat panjang berwarna biru bergaris merah tips.

Pedang Pembunuh Jiwa

"Tahap kedua segel pertama, dilepaskan.."

Mati!

Aria hadir di depan dalam posisi menusuk.

"Kata-katamu buruk sekali, bocah.!"

BATS!!

Tebasan cepat memotong bayangan Aria dilakukan Akira, bahkan bayangan lainnya yang ada di depan Akira ikut lenyap tertebas.

"Kau bertarung dengan orang yang salah, bocah. Kebajikanku adalah Ketekunan..yang artinya semakin lama aku mengatasi masalah maka masalah itu seakan mudah bagiku."

The Power of Perseverance

"Intinya kekuatan semakin bertambah seiring waktu.."

Akira lenyap dari tempatnya bergerak sangat cepat mengalahkan semua bayangan yang ada di hadapannya

Illusion Sign : Sand Field

Aria beserta semua bayangannya memunculkan ilusi badai pasir yang memenjarakan Akira.

Akira berhenti bergerak tapi ia tersenyum. "Ini malah mempermudah.." gumamnya seraya memposisikan ootachi ke belakang kanan dengan dua tangan menggenggam erat.

"Auracome!" aura biru serta merah menerangkan warna pada senjata milik Akira.

Gerakan Membunuh Akasaka : Cahaya Pembelah Jiwa Laut

Slash......

Tebasan yang sangat panjang horisontal melenyapkan semua bayangan yang berbaris rapi dibalik badai pasir.

"Hm?!" Aria yang asli terlihat menahan tebasan itu. Semua bayangan buatannya masuk ke dalam tubuhnya, membuat Aria dapat mementahkan ootachi Akira.

Pedang Pencipta Ilusi : Pedang Angkasa

Ilusi Aria membuat pedangnya jadi setinggi langit dan itu diayunkan oleh Aria dengan mudah. Tebasan pertama meleset disamping Akira.

"Kau akan menyesal karena sengaja meleset.." beritahu Akira dengan ekspresi acuh.

Aria mengangkat kedua pedang itu mengepung di dua sisi Akira. "Kalau begitu matilah!"

Di langit sudah menunggu hujan meteor buatan Aria.

Awakening Reaper : Blade Version, Deathling Line

Dua jalur biru dan merah mengelilingi tempat pertarungan, lurus, melingkar, melengkung, bahkan zig-zag. Namun yang lebih mendominasi adalah warna biru yang terhubung langsung dengan ootachi.

"Hancurlah sampai tak tersisa.."

Akira mendesah lelah. "Enak ya mengalahkan sambil membunuh. Kami para Kebajikan dilarang keras untuk membunuh dosa tapi kalian sebaliknya.."

"Susah tahu menahan kekuatan penuh itu!"

Dash!

Akira mengayunkan pedangnya mengikuti semua garis biru, jalur biru memotong bagian tengah vertikal pedang kiri dan bagian tengah horisontal pedang kanan Aria kemudian jalur jatuh ke belakang Aria, tebasan berputar badan Akira melewati Aria.

Di waktu nyata, Akira memotong pedang tulang jadi setengah lalu membelah tepat ditengah-tengah pedang kanan Aria ayunan horisontal. Dan muncul aura biru di ujung pegangan ootachi membuat Akira melempar senjata itu ke Aria, terlihat jelas jalur aura biru yang berputar acak dari tempat Akira diam sampai ke Aria. Ootachi itu menancap kasar di pundak kiri Aria, membuat kesadaran anak ini kembali dan ia menjerit penuh kesakitan.

Lentera Pengambil Jiwa

Akira mengangkat lentera, cahaya lentera langsung membuat Aria diam atau lebih tepat memaksa jiwa Aria keluar dari raganya. Disana ada energi positif dan negatif. Energi yang negatif seketika langsung terhisap masuk ke dalam lentera. Akira hanya membiarkan jiwa Aria bebas begitu saja sementara raga aslinya hanya diam menerima tusukan kasar tadi darahnya keluar dengan sangat deras.

"Aku mesti mengobati anak ini atau aku melanggar Kebajikan nantinya.." Akira dengan tergesa-gesa menghilangkan senjatanya, ia lalu mengambil kertas. Akira cuma menempelkan kertas kosong itu ke luka sekejap luka yang ada disana berpindah ke kertas. "Hu~kekuatan pemimpin OP sekali," siul Akira menyimpan kertas itu kembali.

Drap, drap, drap...

Kumpulan prajurit Dragon Kingdom tiba-tiba muncul dan mengepung Akira.

"Apa ini?" tanya Akira tenang.

"Maaf. Tapi bisakah kau ikut kami menghadap ratu Sira.?" pinta Yume yang memimpin prajurit. "Kalau aku tidak mau bagaimana?" balas Akira.

"Aku mohon.." kata Yume seraya sedikit menundukkan kepalanya. Itu membuat Akira mendengus sebal.

"Menyusahkan. Kau bahkan bukan temanku.."

W Another POV W

Benang Iblis : Perangkap Laba-laba Pembunuh

Frik?!

Takeru melompat ke udara melempar benang-benang tajamnya tenggelam ke tanah, Reonereym yang ada dibawah dipaksa menghindar sembari menggunakan kekuatan pelindung darahnya.

Pembentukan Darah : Tinju Merah

Reonereym melempar tinju merah yang panjangnya ke Takeru yang ada di atas jaring benang namun tinju itu terpecah jadi genangan darah. Benang tajam Takeru bergerak cepat melenyapkan genangan yang ingin mendekat.

"Sekarang kena!" Takeru menarik tangan yang mengendalikan semua jaring bersamaan dengan itu benang merapat melukai Reonereym yang terjebak.

Cruak?!

Benang-benang itu menembus bahkan menancap di tubuh Reonereym.

"Ternyata kau cuma bisa berbicara, pemberontak--??"

"......." Reonereym hanya menatap datar tanpa sedikit pun ekspresi ke Takeru.

"Apa sebenarnya kau ini?!"

"......."

Hm.

"??!" Takeru tersadar oleh titik-titik darah kecil yang mendekyainya lewat benang.

Pembentukan Darah : Ledakan Kesakitan

Pras.!

Ledakan pasak darah menusuk ditempat Takeru, sedangkan orangnya berhasil pergi.

Pembentukan Darah : Poros Kesakitan

Pusaran merah darah sudah menunggu Takeru di atasnya.

"Sejak kapan--!"

Takeru terserang oleh sayatan tajam dari darah cair walau begitu ia masih bisa menyerang balik Reonereym karena tidak bisa bergerak. Takeru mendarat di tanah, sambil terluka.

Diseberang Reonereym terlepas dari benang Takeru dengan darah membasahi pakaiannya(dengan paksa pastinya). Luka akibat benang tertutup oleh darah itu sendiri.

"Kau tahu, omega? Inilah kenapa aku sangat yakin menang karena Kode Namaku adalah lawan alami dari kekuatan Kode Namamu, Pengguna Kekuatan Devil Thread.."

"Tcih. Kalau begitu aku cuma perlu melukaimu terus dan terus sampai kau kehabisan darah!"

"Itu mustahil karena seluruh tubuhku terisi darah yang tidak ada habisnya, soalnya aku ini metahuman.."

"Aku tidak peduli! Bersiaplah menerima kekejaman.!" Kode Nama Kejam Takeru aktif, benangnya jadi berwarna hijau dengan sedikit aura merahnya.

Benang Iblis yang kejam : Jarum Kematian.

Benang berkumpul di satu titik membentuk jarum raksasa. Jarum itu menghantam cepat sisi kiri Reonereym sampai hancur akan tetapi darah tidak terpisah jauh.

Crash!

Tapi jarum raksasa lainnya menghancurkan bagian yang lainnya. Diikuti seringaian dari Takeru, seluruh jarumnya menghancurkan Reonereym hingga cuma tersisa sebagian wajah, tangan kanan, kaki kanan dan badan yang penuh lubang.

"Kekuatan darahmu memang hebat tapi tanpa pengguna yang ahli, kekuatan itu tidak ada apa-apa dihadapanku anggota Elit Ent. Form!"

"........"

Mode Upgrade : Perkuat. Pertambakan

"!" darah Reonereym yang tercerai mendadak menyala dan seketika menyebar membentuk tali kemudian dengan cepat mengengkang Takeru yang hanya diam terpana.

"Apa?!" kata Takeru terkejut. Reonereym melakukan hal yang mengejutkan, ia tersenyum.

"Kau pikir kenapa aku cuma menerima seranganmu tanpa membalasnya?"

"Kau menunggu momen ini?!?"

"Tepat sekali.."

Yuu yang sedari tadi bersembunyi akhirnya keluar membawa Taria... Yang pingsan.

"N-Nyonya?!" Takeru tambah terkejut. "A-aku s-sudah m-memperingatinya t-tapi d-dia tidak mau. M-maaf." kata Yuu patah-patah.

"Pemilik Kebajikan memang hebat.." puji Reonereym.

"G-gadis penakut itu adalah Kebajikan?!"

"Sekarang.." Reonereym memulihkan tubuhnya yang hancur dengan darah yang tersebar sampai sembuh.

Pembentukan Darah : Segel Merah Terkuat

Titik darah menusuk masuk ke tubuh Takeru.

"Darahku akan menghancurkan selmu dari dalam jika kau berani melawan. Sekarang keadaan kita terbalik, elit? Kecuali kau sudah siap untuk HANCUR!" Reonereym mengatakan dengan wajah datar.

"Kurgh!" Takeru menggeram menatap tajam Reonereym.

Reonereym membungkus Takeru seutuhnya agar tak terlihat wajahnya.

"Apa yang akan kau lakukan pada lawanmu, Yuu?"

"A-aku tidak tahu. K-kak Devanti t-tidak mengajariku c-cara menyegel dosa. M-maaf.."

"Hmm. Kalau tidak ada lebih baik kita bawa saja mereka berdua ke istana mungkin mereka yang ada disana tahu harus apa.."

"S-saran yang b-bagus. B-baik.."

"Sial. Darah di dalam tubuhku rasanya jadi aneh.."

"......." Taria masih tak sadarkan diri.

"Bersiaplah. Aku akan menerbangkan kita langsung sampai ke istana.."

"Hm--"

"--Itu... Tidak bakal terjadi!"

""?!"" Roenereym terpana melihat Takeru yang ada disamping hilang.

Cairan kimia yang menggantikan disana mendadak menerjang Reonereym, melelehkan daging dengan cepat.

"R-Reone-san.!" panik Yuu.

Ada satu senyawa kimia lagi yang menerjang Yuu dari belakang akan tetapi cairan itu jatuh sebelum sampai ke Yuu. Walau serangan dadakannya gagal namun gadis berambut putih itu berhasil merebut Takeru dan Taria yang ditangkap.

"Ent. Form.?" cetus Reonereym bertanya. "Aku kagum senyawa kimiaku tidak membunuhmu yah tidak masalah apalagi tujuanku telah tercapai." katanya menunjuk kedua anggota Entitas di tangan cairan warna-warni(itu senyawa).

"Aku pamit dulu.." perginya melompat dari atap ke atap lain.

"Dia kabur.." gumam Reonereym masih datar. "Aku tidak bisa merasakan darahku pada lelaki benang. Apa yang dilakukan gadis senyawa tadi??" pikirnya.

"M-maaf, Reone-san. A-aku tidak banyak m-membantumu.." cicit Yuu menunduk takut, bila dimarahi. "Bukan salah Yuu, aku saja yang kurang perhatian. Bagaimana aku melaporkan semua ini pada komandan nantinya?"

W SKIP POV W

Gadis senyawa tadi sudah pergi jauh dari ibukota Bahamut masuk ke perbatasan Enrir kota dibagian barat yang dikuasai Entitas. Ia meletakkan Takeru serta Taiki ke dekat dinding ruangan dan melepaskan Takeru dari gumpalan darah.

"Bagaimana keadaaanmu?"

"Tcih. Darah wanita itu menjijikan.." kata Takeru berwajah kesal. "Hm. Itu artinya senyawa kimiaku dapat mengatasi darah gadis itu tapi masih belum dapat mematikan darahnya. Aku harus lebih menambahkan banyak senyawa nanti."

Gadis itu duduk di kursi kerjanya dan berkutat dengan banyak alat yang berhubungan dengan kimia.

"Liffi, aku kira kau bertugas di Enrir, kenapa pergi ke tengah ibukota.?"

"Hm? Kau tidak suka aku selamatkan?"

"Ya. Bukan itu! Yang lainnya mendapat tugas masing-masing'kan?"

"Ya.? Misalnya kau jadi asisten nyonya Taria dan ketua Ent. Form yang memimpin perang ini? Tidak ada alasan khusus. Hanya saja.."

"Apa??" desak Takeru penasaran.

"Perang akan segera berakhir dengan kekalahan 7 Dosa Besar!" Takeru terkejut mendengarnya. "Ratu yang mengatakannya,"

"Itu artinya.?!"

"Seperti yang diinginkan Ratu. Akan diadakan perekrutan Pemegang Dosa yang baru. Jujur aku tidak tertarik, aku senang dengan posisiku sekarang dapat bereksperimen sesukaku.."

"......."

"Kenapa kau diam?" tanya Liffi sibuk mengamati senyawa buatan.

"Tidak ada. Aku penasaran... Siapa yang akan menjadi pendosa yang baru bagi kita semua."

"Peringatan dariku. Jangan tamak. Kau sudah diberikan 'Kejam' begitu juga denganku dan kelima lainnya termasuk ketua. Semakin banyak dosa yang kau terima maka semakin berat untuk memikulnya.."

"............."

"Aku sudah mengingatkan.?"

"Ya aku dengar kok. Aku hanya penasaran saja. Apa salahnya sih!?"

W Author POV W

Pembuatan Grafik Hebat : Tembok Penahan

Dinding-dinding tanah raksasa tercipta mengurung Glutony yang mengarah ke Bahamuth. Devanti menambahkan langit transparan yang memenjarakan Glutony dari segala arah.

Drt... Drt!

Glutony menyerang dinding itu tapi cuma bergetar.

"Ada yang aneh--"

Swush?!?

Lesatan cepat memotong itu berhasil ditahan oleh tangan yang tiba-tiba muncul dari pecahan dimensi.

"Ini pertama kalinya aku melihat kemampuan Glutony seperti ini. Siapa kau sebenarnya??"

"........"

Orang yang menyerang Devanti dari belakang ternyata adalah Kageito.

Devil Tail : Drill Shock

Trass?!

Tusukan kejutan dari ekor iblis Kageito lenyap seketika setelah menyentuhnya.

"Apa segitunya kau ingin mencoba kekuatan penuhku, Pemegang Glutony.?" manik Devanti menyala biru dengan percikan hitam seperti lembang api.

"Kau memilikinya juga... Mata Entitas?!" kedua bola mata Kageito jadi ungu seutuhnya, ada lautan merah disekitarnya.

DRT!!!!

Ledakan aura beda warna menghancurkan tempat pertarungan. Tembok yang menahan Glutony hancur dan ia bebas.

"Sebaiknya kau fokus terhadapku, nona Kebajikan.." tantang Kageito. Devanti mendengus dengan ekspresi sebal untuk pertama kalinya. "Tenangkan dirimu."

"Kau bicara sendiri, nona.?"

"Ini untuk mengalahkanmu. Kau tidak akan bertindak curang untuk menyulut kemarahanku karena aku adalah Pemilik Kesabaran?"

"Tenang saja. Aku tidak selicik itu. Aku tidak sejahat itu. Aku... Tidak serakus itu!"

























































































Preview Next Arc

A : Malam semuanya, ane up sesuai janji bakal update seminguan(asal gk malas xD)

A : Hm. Arc ini menguras hampir seluruh Dosa, tersisa Glutony, Pride dan Wrath yang masih tak terlihat sama Kebajikan Kebaikan Hati *hehe*

Riza : *still wait* bagianku selalu ditunda melulu :#

A : Kalau tidak maka gk asik *alasan*

Yoshikuni : Arc depan ada siapa, A?

A : Hmm. Ane bimbing mau duluin Devanti atau Alicia, atau yg lainnya? '-'

A : Yah tunggu aja di Arc depan. So cuma itu aja yg ane sampaikan pd kesempatan ini

Akira : Sampai jumpa semuanya~

Aria : Bye '-'

Akira_Eldes, Aria-Katagami, AngemonTakeru6, Reonereym, aliffia_mutia & kageito

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top