Arc 20 : Komandan Divisi 0

W Riza POV W






Kelompokku bersama Hikari dan Mizu telah memutuskan untuk pergi malam harinya dengan alasan agar Aoyu benar-benar tidak bisa ikut. Itu dikarenakan ia memiliki konser di Kota Estaf... Karena dia adalah seorang penyanyi sekaligus artis di Wattpad Paralel.

"Divisi 0?" tanyaku. Aku penasaran dengan info baru ini.

"Komandan besar Eraser baru saja membentuknya dan sekarang aku serta Mizu termasuk ke dalamnya.." beritahunya.

"Itu artinya kau akan pergi?" entah kenapa aku merasa sedih.

"Tidak, kak Riza. Misi dari Divisi 0 sedikit berbeda, jika masing-masing divisi memiliki tugas pribadi berserta wilayah mereka, Divisi 0 ini berbeda.."

"Hm??"

"Tugas dari Divisi 0 adalah menjagamu sekaligus memberikan support. Sebelumnya kami hanya diberikan tugas masing-masing, sekarang tugas menjagamu adalah sepenuhnya tanggungjawab Divisi 0.." jelas Hikari.

"Wow~ini membuatku senang~~"

"Walaupun kami mendapat tugas menjagamu bukan berarti kau bisa memerintah sesuka hati, ok.?!"

"Haa~muncullah sifat Hikari yang merepotkan ini.." (-_-)

"Hikari-nii. Kak Riza tidak bakal memberi perintah yang nyeleneh seperti pembimbing Cry. Ya'kan, kak?"

"Mizu.."

"Oh sial. Kesempatanku pupus sudah.."

Seandainya komandan besar memberi kenyamanan untukku, m-mungkin aku bisa.."

"H-hehehe.."

"K-kak Riza, kenapa kau tertawa?"

"Tidak ada.." jawabku cepat, takut ketahuan.

Saat jam 8 sudah lewat kelompok ini langsung pergi dari hotel, bersamaan dengan itu Aoyu telah pergi bekerja sesuai jadwal. Aku kaget saat tahu jika Aroki adalah manager adikku. Orang itu memang serba bisa.

Itu membuatku merinding.

"Hikari, dimana pertemuannya?"

"Jika tidak salah restoran mewah dekat menara.."

"Le Forrester ya.."

"Mereka cepat ya, Hikari-nii.."

"Hm. Kemungkinan ada Pengguna Kekuatan yang dapat berpindah tempat dengan singkat.."

Aku menggunakan kekuatanku untuk langsung sampai ke Le Forrester. Tentu kedua adik ini terkejut menyadari mereka tiba-tiba sudah ada ditujuan, terutama Hikari yang mencekikku.

"S-sudahlah, Hikari-nii.." cegat Mizu mencoba menghentikan Hikari.

"Sekali lagi kau menggunakan kekuatanmu tanpa memberitahuku, rantaiku ini akan melilitmu saat tidur. Kau dengar itu, Riza!?"

Haaah. Kenapa penjagaku adalah orang sensitif seperti ini?

Tap.!

""??"" aku merasakan kehadiran orang lain selain kami.

"Siapa?!" tanya Hikari emosi seperti biasa. Apa dia kesal karena perkataannya dipotong oleh kedatangan gadis ini?

"Ini aku..Rei!"

"Rei-san.." sepertinya Mizu mengenalnya. Tunggu dulu bukankah dia yang di kapal waktu itu?

"Kalian menjaga Riza dengan bagus.."

"Kau pikir siapa aku? Tentu aku menjaganya dengan benar.."

"Lalu kenapa kau mencekiknya?"

Pertanyaan bagus, Rei-??

Badanku tiba-tiba dilempar oleh Hikari ke Rei. Aku kaget melihat Rei menahanku tanpa kendala.

"T-terimakasih, Rei.."

"Sudah jadi tugasku, Riza.."

"A-haaha--WOI, apa yang barusan kau lakukan, siscon?!" marahku.

"Siscon??!"

Hm. Apa aku baru saja menekan sebuah tombol?

"Riiiiizaaaa!"

"Hikari-nii, s-sudah-lah."

"Riza, minta izin menebasnya. Ini tidak akan lama.." pinta Rei menarik pedangnya.

"Kenapa bisa jadi begini??"






W SKIP POV W






Akhir masalah mereka berhenti bertengkar karena aku menulis 'Hilangkan segala kemampuan yang ada di radius 5 meter-ku'. Awalnya Hikari tetap berniat menghajar tetapi ia kalah karena Rei membawa sebuah pedang. Kami sekarang ada di dalam lift restoran mewah Le Forrester tempat ketemuan dengan Divisi 0, Rei salah satunya. Dibilang restoran sedikit aneh karena juga menyediakan kamar penginapan, bagi yang mau menginap.

Dan kembali lagi, seluruh akses disewa oleh seseorang.

Aku dengar Pasukan Pemberontak sangat ditentang oleh penduduk dimensi ini karena melawan Shaker yang notabene seorang raja di satu wilayah. Di masa lalu Shaker sepertinya berjasa telah melakukan sesuatu untuk Wattpad Paralel, itulah kenapa dia sangat dihormati bagi penduduk dunia ini?

Dan orang-orang yang menentang seperti kami dikategorikan sebagai penjahat. Kalau begitu aku menarik kesimpulan sendiri.

Para orang-orang tidak mengenal wajah para pemberontak. Alasanku sangat kuat itu karena kami dapat menyewa tempat ini.

Hanya orang-orang yang pernah terlibat dengan Shaker langsung dikenal oleh publik umum. Mereka melakukan pergerakan di banyak orang, tidak seperti pertarunganku yang sering terjadi ditempat sepi. Itu berarti Hikari serta Mizu pernah berbuat onar di muka umum.

"......" aku perhatikan Hikari.

Sudah pasti dia. Kan Mizu tidak mungkin.

"Hei Riza, entah kenapa aku jadi tambah kesal sekarang.."

"Hanya perasaanmu, Hikari..." balasku cepat. "Oh ya, Rei. Ada berapa anggota Divisi 0 yang ada disini?"

"12 denganmu, Riza.."

"Banyak juga. Apa OMEGA tidak curiga jika membawa orang sebanyak itu?"

"Tentu saja... Mereka pasti."

"Hoi!"

"Tapi kau tenang saja. Disini kami juga memiliki rencana. Orang-Orang yang dipilih komandan besar kemampuan mereka tidak diragukan. Mereka bahkan ada setara dengan Ultimatum Member's Code.."

"Ultimatum apa?"

"Kumpulan orang sekuat Shaker.." jawab Hikari. Aku terkejut mendengar itu. Entah kenapa aku bisa santai tanpa memikirkan banyak masalah nantinya. Sip ayo kita lakukan itu.!

Ting.!

Pintu lift terbuka, sentakan lantai tanda tujuan telah sampai dan dua orang laki-laki berambut putih berjaga di depan lift.

"Kami sudah menunggumu, Rei.." tutur yang di kiri dengan emosi datar.

"Aku pikir kau mendapat masalah atau apa.." kekeh yang di kanan. Apa dia baru saja menyeringai?

"Memang ada masalah tadi.."

"Kenapa kau menatapku?" emosi Hikari saat ditatap Rei.

"Hikari dari Divisi 2 dan Mizu dari Divisi 6.."

"Kau... Sky."

Laki-laki yang ditatap tajam oleh Hikari adalah orang dengan rambut sangat putih, ia mengenakan dalaman hitam dan jubah jaket berwarna merah darah yang satu set dengan celana. Ada pedang hitam yang besar dibelakang punggungnya.

"Hai Author, aku Sky dari Divisi 2 yang sama dengan Hikari.."

"Ho.? Teman satu kamar?" tebakku.

"Teman satu latihan.." yang menjawab adalah Hikari. Oke, sekarang kemarahan Hikari berpindah dariku ke Sky.

Itu bagus bagiku.

"Aku Rendra dari Divisi 1.." sambung yang di kiri tanpa banyak ekspresi. Dia mempunyai warna rambut putih yang sama, bedanya pakaiannya warna biru motif garis warna emas dan sebuah katana di pinggang kiri.

"Rei, kau dari divisi berapa?"

"Aku dari Divisi 4, ketuaku adalah Rey sedangkan Al adalah komandan dari Divisi 2.."

"I-itu hebat? Jika mereka dapat jadi komandan, aku bisa jadi apa?"

"Ayo Riza, ada komandan Divisi 0 yang sudah menunggumu.."

"Heh? Ah, baik.."

Rei membawaku--tidak bersama Hikari yang sedang beradu dan Mizu yang bercakap diam dengan Rendra. Mungkin ini adalah perintah dari komandan langsung.

Kami sampai disebuah kamar dengan beranda, disini ada sisa dari seluruh anggota OMEGA. Ada satu aura orang yang kukenal, dia adalah Zakuro. Yah walaupun rambutnya jadi seputih salju.

Dan satu orang lainnya.

"Aku kaget saat mendengar kelompok yang baru dibentuk tiba-tiba sudah datang ke tempatku. Jarak markas Pasukan Pemberontak yang aku tahu sangatlah jauh dari tempat ini. Haaah, ternyata ada kau.."

Perempuan dengan surai coklat berdiri di dekat jendela beranda kamar. Ia tersenyum ke arahku.

"Senang dapat bertemu dengan anda lagi, tuan.."

"Banyak yang ingin aku tanyakan padamu... Novy."

"Silahkan, tuan.."

"Jangan bercanda, Novy.." tawaku masam.

Novy memberikanku tempat duduknya, aku tidak keberatan menerimanya tapi aku menyadari sesuatu. Cuma Novy yang duduk dari semua anggota Divisi 0. Jika benar maka Novy adalah Komandan Divisi ini.

"Tidak perlu sungkan, tuanku. Semua yang saya miliki adalah milik anda.."

Dan kalimatnya. Tidak salah lagi.

Aku lirik anggota Divisi 0 lainnya mereka memandang kami, cuma diam dan memperhatikan.

"Novy, apa kau menggunakan kekuatanmu dalam pembicaraan ini?"

"Benar, tuan. Ini adalah pembicaraan rahasia kita berdua. Orang selain Pedia tidak boleh mendengarnya.."

"......."

Dia manis saat mengkedipkan sebelah matanya sambil tersenyum kepadaku. "Sudah kuduga ini ada hubungannya dengan orangtua kandungku. Itulah kenapa kau memanggilku 'tuan' saat pertama kali kita bertemu. Ditambah Pedia.."

"........"

"Hei Novy, kau akan melakukan apapun yang aku katakan'kan?"

"Ya, itu telah menjadi tugas saya melayani anda.."

"Seperti yang kuperkirakan. Novy, apa kau memiliki hutang dengan orangtua kandungku?"

"........"

"Aku benar.."

Walaupun ekspresi tenang begitu tapi matanya sempat menunjukkan keterkejutan tadi.

"??" Novy mendesah entah kenapa.

"Padahal saya ingin memberitahu anda tapi anda tahu duluan. Anda memang hebat, tuan.."

"Heh, apa? Apa? Aku bilang apa memangnya barusan??"

"Keluarga saya adalah bangsawan yang menyebarkan cara pengunaan Kode Nama. Bagaimana menggunakannya dan mendapatkannya?"

"Mendapat..kannya?!"

"Bagi penduduk disini Kode Nama adalah suatu berkah tapi menerima ataupun mendapatkannya sangatlah susah karena hanya orang terpilih saja yang mempunyai Kode Nama.."

"AH?! Lalu kenapa aku bisa mendapatkannya hanya dengan memfollow akun?!"

"Rahasia ini sedikit ada yang tahu.."

"Hm??"

"Apa ada yang memberitahu anda jika Wattpad Paralel adalah dunia buatan?"

"AP--"

"Dunia... Buatan?"

"A-aku tidak tahu tentang itu. Siapa yang membuatnya, Novy?"

"Pemegang Author pertama-- Nona Adriana!"

"!?"

"Dahulu kala ada sekelompok orang yang menentang kemunculan dari Kode Nama, dan mereka tahu cara untuk melenyapkan kekuatan ini. Demi mempertahankan Kode Nama nona Adriana menciptakan Wattpad Paralel lalu mengalahkan kelompok itu di dunia ciptaannya. Yang ingin saya katakan.. Menara Kebenaran cuma tempat nona Adriana menyimpan rahasia terciptanya Kode Nama."

"Jadi itulah mengapa guru menyuruhku untuk menemukan sisi lain dari menara itu.."

"Dan kau menyamar menjadi anggota Pasukan Pemberontak hanya untuk menyampaikan hal ini.."

"Anda benar, tuan. Keluarga saya dari nenek moyang secara turun menurun melayani Pedia, dari zaman nona Adriana sampai nyonya Rosanti.."

"Ah guru.."

"Dan sekarang adalah waktunya saya untuk melayani Pemegang Author selanjutnya yaitu anda, tuan muda Riza.."

"Saya rasa cuma itu yang bisa saya sampaikan, untuk saat ini. Anggota Divisi 0 sepertinya sudah mulai jenuh.." kata Novy melirik anggotanya mulai bicara tapi tidak dapat kudengar. Novy mengambil satu buku di dekat pinggang, ia merobek satu halaman seketika aku dapat mendengar suara anggota Divisi 0 berbicara.

"Hei Riza, apa kau tidak mendengarku?" dan suara pertama yang kudengar adalah omelan dari Hikari. Tidak beruntungnya aku.

"Sudah dibilang komandan sedang berbicara dengannya.!" kata Sky menarik badan Hikari menjauh.

"Singkirkan tanganmu.."

"Tidak apa, Sky. Aku sudah selesai berbicara dengan... Riza." beritahu Novy.

"Kak Riza baik saja?" tanya Mizu mendekatiku.

"Hmm. Rasanya berbeda saat Novy memanggil namaku. Dia tidak akan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak sopan terhadapku'kan.?"

"Ya, tidak apa. Aku cuma sedikit berbincang secara pribadi dengan komandan kita.."

Yah. Untungnya aku ini orang yang peka.

Aku tersenyum ke Novy dan berharap dia mengerti dari tingkahku ini. Aku akan mengikuti permainan antar anggota dan komandan ini. Masih banyak yang belum Novy beritahukan padaku dan aku berharap memiliki waktu berduaan dengannya.

"Karena Riza sudah datang maka misi kita dimulai dari sekarang. Untuk perkenalan anggota nanti saja. Riza.."

Aku mengangguk mengerti. Aku punya tujuan kenapa ke sini.

"Aku ada urusan di Menara Kebenaran. Bisakah kalian membantuku?"








































































Preview Next Arc

A : Halo all, ane back dgn up memunculkan Divisi 0 berserta anggota dan komandan mereka.

A : Walau cuma sebagian aja yg kenalkan :^

Riza : Minggu depan kita akan mengungkap sedikit rahasia lagi

Shaker : Dan tombak baruku bakal memburumu

A : Oke! Arc depan ada Divisi 0 ke menara dan Tombak baru yang bertugas menyerang mereka!

Novy : Sampai jumpa hingga minggu depan, semuanya :)

SkyLine45, Rendra45

Aizuhime, Aizahikari

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top