Arc 20 : Author di menara
W Author POV W
Divisi 0 yang diketuai oleh Novy sampai di Kota Kebebasan Sainanth berkat hubungan gelap yang ada di dunia bawah kota itu. Seperti yang diberitakan kota itu telah menjadi markas Pasukan Pemberontak Divisi 2. Pengguna Kekuatan di kota bersama bala bantuan dari OMEGA berusaha merebut kota itu kembali(?).
"Apa sih yang dipikirkan Al sampai jadi tokoh jahat disini.?" keluh Riza resah dikarenakan tidak bisa bertindak bebas.
Pasalnya foto dirinya telah tersebar luas dan menjadi orang yang sangat di cari di Wattpad Pararel, ditambah poster Riza diminta langsung oleh Shaker. Keterangan yang tertera pada poster Riza adalah.... Pemimpin Pasukan Pemberontak.
"Sejak kapan aku jadi pemimpin pasukan itu? Padahal 1 bulan yang lalu aku cuma mahasiswa yang kesulitan buat skripsi laporan karena layar laptopku patah.!" kata Riza marah-marah sendiri.
"Kak Riza, tenangkan dirimu."
"Itu benar apa yang dikatakan Mizu, tuan.." bisik Novy.
"Hm?"
"Alfharizy yang mendapatkan tugas menguasai tempat ini juga mengetahui jika hal ini bakal terjadi, makanya ia bertindak seperti teroris yang mengancam kehidupan disini. Itu untuk mengalihkan fokus ke anda selama kita ke menara maupun pergi dari sini.." jelas Novy.
"Kata kak Al, 'Aku rela jadi jahat demi temanku'.." tambah Mizu.
"Al, kau.."
"Ayo segera kita selesaikan masalah disini biar cepat pergi.." Riza perlahan berjalan ke kerumunan evakuasi.
"Altair, jalankan sesuai rencana.." perintah Novy.
Saat Riza dan lainnya ke tengah kerumunan, pemuda berambut putih dengan tato disebelah kiri mukanya ia mengeluarkan sesuatu yang sangat hitam dan menutupi semua pandangan orang. Memanfatkan keributan Divisi 0 bergerak cepat mendekati Menara Kebenaran. Setelah benda hitam menghilang Riza dan Divisi 0 hilang dari kerumunan.
"Semoga berjalan lancar saja.." gumam Altair yang mendapat tugas 'tinggal'.
Tap...
Lalu seutas tangan menangkap pundaknya.
"Hei tuan, kau dari Pasukan Pemberontak, bukan?!" tanya pria berambut merah jabrik.
"Kau.?"
"Aku dari OMEGA.." seringainya.
"Sialnya kita.."
Altair kembali mengeluarkan benda hitamnya, melawan pria itu dalam kegelapan dan kabur saat berhasil. Orang-orang berhenti panik(kembali) setelah benda hitam Altair hilang.
"Diasember, kau baik saja?"
"Ya-ya, dia cuma mematahkan pergelanganku kemudian kabur.."
Trak.?
Pria itu memperbaiki pergelangannya. "Beritahukan pada Alif, Reru..Pasukan Pemberontak ada disini!"
"Bukankah pasukan itu memang disini?"
"Bukan begitu maksudku. Bagaimana ya menjelaskannya. Anggap saja... Ada Author disini. Aku bisa merasakannya."
W SKIP POV W
Lyla--mantan Batu Besar yang bergabung dengan Pasukan Pemberontak mengamati Taiki dan kedua temannya melawan bala bantuan OMEGA, yang mana bantuan itu adalah mantan teman mereka.
"Hah, ah, ah..." Riel terlihat kelelahan.
"Sial. Aku tidak bisa bertarung dengan semangat.." kesal Akakou menghadapi mantan rekannya.
Berbeda dengan Taiki yang menghajar musuhnya tanpa perduli.
Tangisan Bumi
Taiki meninju tanah bersamaan dengan itu semburan lava menyambar bantuan OMEGA dari dalam tanah.
"Taiki.."
"Aku hanya membalas kepada mereka yang mengkhianati kepercayaanku.." tatap marah Taiki.
Kunai's Call : Dance of Air
Swush!
Dari atas langit jatuh dua kunai hitam yang menyerang OMEGA dari segala arah.
"Sial!" maki Akakou mengikuti Taiki, Riel juga walaupun tidak suka.
Arrow's Call : Aerofire Thurst
Ice's Call : Mouns Tower
Jruaashh!!
Hujan anak panah dan kemunculan puluhan gunung es menghancur leburkan perlawanan OMEGA. Banyak bantuan dari mereka yang tidak dapat bergerak berkat serangan kombo ketiga mantan anggota ini.
"Maaf ya, kami terpaksa melakukan ini.." ucap Riel yang merasa kasihan. "Hentikan, Riel. Untuk apa kau meminta maaf? Mereka yang mengkhianati kepercayaan kita." potong Taiki lumayan dingin.
"Aku pasti membalas semua ketidakadilan ini.!" gumam Taiki.
Ush..
"!?" Akakou refleks mengangkat kepalanya ke atas.
"Ada apa, Aka??"
"Ada yang datang. Tekanan kekuatan ini..dia adalah tombak!"
Daer!
Sesuatu jatuh tepat di tempat bantuan OMEGA dikalahkan. Seorang pemuda berambut merah pekat bertanduk hitam dari ras oni tampak bersama golem kecil berasal dari batu.
"Cuma tiga? Mereka tidak bisa dijadikan pemanasan. Hei Lincar, sepertinya kita kurang beruntung.." kata golem itu yang berbicara.
"Hm..." sedangkan pemuda hanya diam menatap datar.
"Jangan pasang wajah seperti itu. Aku bilang kita kurang berun--?"
BLAAR!
Semburan lava tiba-tiba menyambar, untung pemuda tadi melindunginya dengan benda merah berbentuk perisai bulat.
"Hei, kau kenapa menyerang kami. Kami bahkan masih belum menyerang.." protes si golem ke Taiki.
"Dari kata-katamu pun aku tahu jika kalian adalah musuh. Akakou, Riel.!"
""Ha!""
Akakou dan Riel dalam sekejap mata sudah mengepung dua musuh baru mereka. Serangan api dan es meledakkan tempat lokasi.
"........."
Asap hitam hilang oleh kemunculan dinding batu bara yang melindunginya. "Kurang beruntung.." seringai si golem.
Dash!?
Pemuda ras oni--Lincar dalam kedipan mata muncul di depan Taiki, ia membentuk pedang darah dari partikel merahnya lalu ia menghantamkannya membuat Taiki terpental ke belakang.
""Taiki?!""
"Hahaha. Rasakan karena berani melawan kami.."
"Hm.."
"Kau benar, Lincar. OMEGA yang akan menguasai daerah ini bukan kalian, hihihi..."
"......."
"Kurgh.."
"Maaf-maaf, apa kami belum memperkenalkan diri? Namaku adalah Guck dan rekanku itu adalah Lincar. Kami adalah Pengguna Kekuatan dalam satu tubuh! Senang bertemu dengan kalian, para pemberontak pengkhianat.."
Drt BREAK!!
Dinding yang ada dibagian bawah menara tiba-tiba retak oleh tekanan aura milik Taiki yang meluap karena marah.
"Panggil kami sekali lagi 'pemberontak' dan 'pengkhianat', akan kupastikan kematian kalian tidak akan baik.." ancam Taiki.
Guck jadi tersedak merasakan kekuatan sebenarnya Taiki. "L-Lincar, kurasa dia bisa membuat kita keluar dari p-pemanasan.." ucap Guck patah-patah.
"Hm?" Lincar hanya memandang datar tanpa sedikit pun terusik oleh tekanan tadi. "Haahaha. Kau benar sekali. Seorang pengkhianat tidak mungkin mengalahkan kita."
"..........."
"Kau mengatakannya.."
"He??"
Taiki seketika sudah berada di depan Guck, satu kunainya menyala oleh bara api menusuk ke muka Guck.
Thrust!
Tusukan itu begitu cepat dan kasar sampai melubangi wajah Guck. Disaat Taiki sedang menusuk wajah Guck, Lincar datang dan menendang Taiki tanpa pemberitahuan.
".........."
"Maaf-maaf, aku ceroboh tadi.." ucap Guck santai mendapati wajahnya sudah hancur.
Lincar menggunakan kekuatannya untuk mengembalikan wajah Guck menggunakan partikel merah miliknya.
"Taiki, kau baik saja?" cemas Riel.
"Aku tidak apa, tendangannya tadi bahkan tidak terasa. Aku terlalu emosi sampai melupakan kalau dia adalah golem. Golem tidak akan hancur jika intinya tidak kita hancurkan."
"Itu benar sekali, pemberontak. Aku adalah Mahkluk Kode Nama legendaris, tidak ada yang bisa mengalahkanku ditambah rekanku ini adalah Tombak Kemenangan yang membawa kebinasaan bagi lawan kami.."
"Aku tidak peduli. Selama kau aku kalahkan semua itu tidak ada artiannya.." balas Taiki.
"Sombong sekali.."
"Aku tidak mau mendengarnya darimu.!"
W Other POV W
Kembali ke Lyla, kini ia kedatangan tamu yang tidak diinginkan.
"Apa yang dinginkan ketua tombak denganku?"
Disaat bersamaan seorang pria berambut coklat karamel dengan jas coklat dan kemeja putih berdasi merah mendadak hadir transparan di samping kiri Lyla yang memantau pertarungan tombak lainnya.
Ctik.!
Lyla menjentikkan tangannya seketika mereka berpindah ke satu ruangan bos.
"Seingatku aku masih di menara. Apa yang telah kau lakukan, tombak?!" tanya Lyla dengan pemandangan tenang.
"Mantan Batu Besar memang hebat. Saya sangat kagum pada kemampuan Dimension Face ini. Sederhana namun indah.." puji ketua tombak pengganti Azalea.
"Apa aku ada di Synthoria? Berarti raja ada disini.."
"Aku tidak pernah melihatnya di pertemuan OMEGA. Apa yang terjadi pada organisasi itu selama 1 bulan ini.."
"Anda memikirkan OMEGA, nona?"
"Kau adalah orang yang berbahaya.."
Lyla membawa ketua tombak ini bertarung keluar dari markas OMEGA, yang mana itu membuat celah ruang dan waktu pecah ditempatnya tadi. Diasember bersama temannnya Reru hadir di pecahan dimensi tadi.
"Masuk ke menara ternyata sangat mudah berkat kekuatan aneh Alif.." kekeh Diasember terkesan senang.
"Disini ada Komandan Divisi yang dibayang-bayang setara dengan raja.."
"Hahaha. Aku pernah melawan Ahli Pedang Rey dan kalah. Aku jadi penasaran apa benar Raja Dua Dunia lebih kuat dari Rey.."
"Sebelum itu kita mesti memastikan Author ada disini.." sela Reru.
"Tcih. Iya aku tahu. Ganggu saja.." gerutu Diasember mendadak kesal.
Pada disaat yang sama Riza dan Divisi 0 yang ikut bersama--totalnya ada 6.
"Kak Riza, apa kita mau ke lantai paling atas?"
"Aku ingin ke atap.." jawabnya. "Aku rasa disana tempat yang sangat tepat,"
"Tepat? Untuk apa?" penasaran Zakuro.
"Kalian berdua diam, bisa? Kita tengah menyusup sekarang. Apa kalian tidak bisa merasakan ada yang aneh dengan menara ini? Aku pikir Divisi 2 yang menguasainya.."
"Tapi disini sangat sepi.." jelas Rendra.
Novy terlihat mendekati Riza. "Tuan, saya merasakan kehadiran Modi.."
"Modi? Aku tidak ingat.."
"Modi adalah Pengguna Kekuatan yang ingin membunuh anda 2 tahun lalu saat saya dan Aldi bertemu dengan anda pertama kalinya.."
"Oh~~ namanya Modi.."
Sebenarnya Riza benar-benar tidak peduli dengan Modi waktu itu. "Kenapa dia ingin membunuhku? Bukankah dia sama seperti kalian berdua?"
"Saya juga tidak tahu alasan sebenarnya. Dulu... Dia tidak seperti itu."
"Novy.." Riza dapat melihat, walau sedikit pada ekspresi Novy yang sedang sedih.
"Hm!?"
"Ada apa, Hikari-nii?"
"Riza, kau merasakannya?" tanya Hikari ke Riza, orang yang ditanya hanya mengangguk.
"Aku bisa merasakan tekanan aura ini. Mereka kuat!"
"........"
""..........""
DAER!
Lantai di depan mereka hancur menjatuhkan sosok Diasember yang telah dalam mode mengamuknya.
"Ketemu~RERU!"
Slash!?
Reru melesat ke belakang semuanya menebas punggung Hikari yang berada paling belakang. "Cepat.!" batin Hikari.
Rendra yang ada di dekat refleks mencabut pedangnya dan langsung beradu dengan Reru.
Pedang Pembawa Ilusi
Diri Rendra mendadak menjadi tiga orang, satu menahan pedang Reru lalu duanya mengepung dari dua arah samping.
Puss..?
Tapi tusukan dua bayangan Rendra cuma menembus Reru tanpa melukainya.
Pergerakan Waktu : Bayangan semu yang menipu
Jam waktu bersinar dibawah keduanya, Reru lenyap jadi halusinasi, diri aslinya menyusup ke belakang Riza.
Bang!
Reru tersentak oleh tinju gelombang yang bisa Riza lakukan, kata 'menjauh' menempel di tubuh Reru, dengan cepat orangnya terlempar.
"Riza Si Author!"
Dhuar!
Diasember melesat sangat kuat ke Riza. Sekarang gilirannya.
Dengan cepat Novy melindungi bagian belakang Riza.
Awakening Mode : The Divas
Tato emas menjalar dari lehernya, menutup setengah kedua lengan dan badan.
Kata Diucapkan : 'Menyingkir dari jalan kami'
"Hmp??!" Diasember tertarik ke samping tembok lalu menabraknya hingga retak.
Kata Diucapkan : 'Perangkap musuh dalam penjara gravitasi ringan'
"Ha--??" tubuh Diasember terangkat terlihat sangat ringan, tapi keringanan tanpa beban itu membuatnya menghantam langit-langit dengan kuat.
"Aku yang akan bertarung dengannya, Divisi 0 bawa Riza ke bagian paling atas menara.." titah Novy memberi komando.
"Aku juga tinggal.."
"Hikari-nii?"
"Aku tidak akan puas sampai menghajar pengendali waktu satu ini.."
"Ayo, Riza-san.." seru Zakuro memimpin jalan.
Riza hanya mengikuti, Mizu juga walau awalnya mencemaskan Hikari dan Rendra yang mengambil insiatif berjaga paling belakang. Hikari merenggangkan rasa ngilu habis kena tebasan.
"Tunjukkan dirimu. Aku tahu kau menggunakan kekuatan waktu untuk menghilangkan diri.." teriak Hikari tetapi Reru tidak menunjukkan dirinya. "Begitu~apa boleh buat.."
Aura coklat keluar dari rantai sepanjang 1 meter ditangan kirinya, Hikari menghambatkannya ke lantai dan lantai terbelah menciptakan jurang kecil ke lantai bawah. Reru tanpa sengaja menginjak debu bekas belahnya lantai selama menghilang, Hikari langsung merantai bayangan transparan yang ia ketahui adalah Reru yang menghilang.
"Selesai dengan mudah.." cetus Novy.
"J-jangan r-remehkan kekuatan kami, nona.."
Diasember mengaktifkan Kode Nama-nya, kekuatan berat langsung membuatnya mendarat ke lantai.
"?!" Novy terlihat berlari ke samping pada saat bersamaan tempat berdirinya hancur.
"Hehehe. K-kau memiliki intuisi yang kuat, nona. Jika tidak maka kau sudah hancur oleh tekananku.."
"Sejauh mana dia bisa melaraskan Kode Nama bersama auracome.." batin Novy terkejut.
"Hei Reru, aku sudah serius disini. Kau juga.." seru Diasember.
Prank?!
Rantai Hikari terpotong oleh tebasan pedang yang tak terlihat.
"Akhirnya serius juga. Aku sudah lelah menunggu tahu.." gerah Hikari namun terlihat senang. "Jaga-jaga." ingatkan Novy.
"Tentu, komandan~"
"Novy, Komandan Divisi 0.."
"Diasember, Monster Aura, salah satu Batu Besar OMEGA.."
"Hikari Rantai Iblis dari Divisi 2.."
"Reru salah satu delapan Tombak Kemenangan OMEGA.."
""........""
"".......""
Rantai Golem Tanah : Hukuman Bumi
Jrash!!
Rantai tanah bermuncullan mengelilingi Hikari serta Novy. Diasember hanya mementalkan rantai yang ingin menyerangnya dan langsung menerjang Novy tanpa banyak pikir. Novy menghentikan waktu menggunakan 'Kata Diucapkan', ia berlari ke samping untuk mengecoh Diasember yang berhenti.
Daar!
Diasember tanpa banyak bicara menebas tempat Novy tadi hingga terbelah, matanya bergerak sangat cepat mengikuti Novy yang memanfaatkan kekuatannya. Diasember menyambar Novy langsung mengarahkan tebasan lanjutan ke dia.
Kata Kondisi Perubahan : 'Meleset'
Slash?
Tebasan kasar dari Diasember hanya menyabet di atas Novy berkat Novy yang cuma menundukkan kepalanya.
"Tcih. HA!" seru Diasember tidak pantang menyerah, ia menyerang Novy tanpa sedikit pun mendekatinya walaupun begitu efek dari serangannya menghancurkan lantai tempat mereka bertarung.
"Ini bisa jadi gawat.." pikir Novy agak panik.
Di sisi Hikari, ia mencoba merantai Reru yang sedang menghentikan ayunan menggunakan Kode Nama-nya.
Pergerakan Waktu : Batu Pemberhenti
Reru menyerang bagian rantai tanah yang mendekat seketika itu juga rantai dikunci oleh jarum kompas warna emas dengan motif putaran jam. Reru melakukannya banyak sekali sampai Hikari tidak dapat mengendalikan rantai-rantainya dengan leluasa.
"Kode Nama-nya sangat menganggu.!" gerahnya jadi kesal, Hikari merubah rantainya berelemenkan api hasilnya jarum kompas Reru ikutan terbakar.
Rantai Api Setan : Sabetan Ekor Naga
Hikari memutar rantai ke atas membuat putaran api terarah. Hikari sontak saja langsung menghambatkannya ke depan mengakibatkan tempat bertarung terbakar.
"Hikari..!" tegur Novy yang kepanasan.
"Hehe, maaf, komandan.." seringai Hikari karena Reru terkena efeknya juga.
"Disini sedikit panas.." cetus Diasember santai.
"Sedikit? Aku kepanaasan!" batin Reru.
"Ayo kita akhiri sekarang.." bisiknya, bersamaan dengan itu kekuatan Hikari naik drastis.
Awakening Mode : Seedchain the Lifein
Rantai-rantai tanah mencuat dari tempat Hikari berada, mereka membungkus sekujur badan menjadikannya sebuah armor raksasa seperti pertahanan golem modern dengan nyala putih disetiap belahan armor, bagian atas dilindungi oleh helm berbentuk tanduk badak dengan kedua pundak memiliki sayap-sayap kecil.
"Tanah adalah pelindung, dan Bumi adalah rumahku. Kalian yang merusaknya akan menjadi musuh-Nya..!"
Menara bergetar menakjubkan, tanah yang ada diluar menempel ke dinding menara, kelompok Taiki yang ada diluar dibuat terkejut hebat.
Rantai Kedalaman Bumi : Penghancur Objectos
Hikari mengisyaratkan menggunakan tangannya, langsung saja tanah yang ada diluar menusuk dan menghancurkan bagian bawah menara dengan pasak-pasak rantai tanah raksasa.
Kata Kondisi Perubahan : 'Aman'
Sosok Novy terlihat baik-baik saja dibelakang punggung besar armor Hikari walaupun pakaiannya basah akan keringat barusan.
"Apa kau ingin menghancurkan tempat penting ini?!" tanya Novy menatap tak suka.
"Aku benar-benar minta maaf." jawab Hikari, tenang.
"Haaaa. Sudah lupakan. Pasti mereka berdua tertimbun oleh tanahmu, ini kesempatan kita untuk menyusul yang lainnya.."
Sesuai komando Novy, keduanya bergerak menyusul Riza dan Divisi 0 setelah Hikari menonaktifkan Awakening Mode.
Preview Next Arc :
A : Halo all, senang kembali dgn update an baru. Wow 2000 kata lebih. Mm~~rekor buat ane *senyum sendiri*
Novy : Minggu depan tidak akan ada banyak battle karena berfokus ke tuan yang mencari sisi lain menara.
Hikari : Arc depan ada kemungkinan cuma pendek '-'
Mizu : *siap selalu*
Zakuro : Cuma mengikuti '-'
Diasember : Heh. Muncul kembali tapi kalah lagi
Reru : Itu untung daripada mati
Taiki : *diam*
A : Ok. Arc depan ada usaha Riza untuk mencari sisi lain menara. So nantikan saja. Bye '-'
AltairDenebandVega, Diasember, reruwu, Rendra45, Taiki_Huda & Lyla_ss
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top