Final Arc : The Amazing Author
W Riza vs Riisycho POV W
Dhuar!
Lantai teratas dari menara Paris itu mengeluarkan asap dan suara ledakan yang sangat keras. Tidak ada yang panik karena warga sekitar telah dievakuasi akibat pertempuran Divisi 4 melawan pasukan OMEGA yang dipimpin oleh Salsa.
Kaca pecah dan mementalkan Riza dari dalam. Riza segera menulis kata 'Merekat' pada kedua kaki membuatnya menempel di besi pondasi menara dalam posisi miring.
"Riiiizaa.!" Riisycho melompat keluar setelahnya, ia terjun bebas ke arah Riza kedua telapaknya penuh dengan bara api.
Max Flare
Api meledak dikedua tangan itu membentuk mulut harimau. Riza mengambil satu lempar kertas dari HOPE lalu melemparnya.
Authority Ability Buff : Speed Up!
Tsss!!
Pandangan tiba-tiba mengerucut, tambah kecil alias dekat. Riisycho sontak terkejut menyadari jika dirinya sudah berada di depan Riza.
"Dia mempercepat jatuhku!?"
Grap?!
"Urgh?!"
Riza menarik baju Riisycho dan langsung membantingnya ke belakang, masuk kembali ke menara.
Di dalam Riisycho berguling-guling mempertahankan cara jatuhnya, ia melepaskan kobaran api yang menghancurkan tempat berpijak Riza. Riza terpaksa masuk ke dalam menara lagi karenanya.
Riisycho langsung bangun dan melesat ke Riza dengan tangan membara, di sisi lain Riza mengeluarkan Pedang Penghilang Kata dari HOPE dan menahan bara api tersebut.
"Kh. Lumayan dapat menghilangkan apiku, tapi!" Riisycho menyalakan kobaran api ditangannya yang sempat hilang tadi. "Aku sudah tahu cara kerja pedang itu--"
"--Aku sudah menduganya.!"
"?!"
Di mata pedang tertanam kata 'Dingin' yang mana menahan suhu panas Riisycho. Walaupun begitu itu membuat Riisycho tambah nekat.
Api Dewa Neraka
Bruuur!!
Kata 'Dingin' terbakar oleh api merah keunguan tua yang tiba-tiba tercipta ditangan Riisycho. Mata pedang Riza hancur karena tidak tahan menerima suhu dari api baru tersebut.
"Sial. Aku harus--?!"
Bruag!?
Riza mendapat tendangan melayang cepat di kiri perutnya. "K-kaki!?" kaget Riza tidak mengira jika Riisycho menggunakan kaki bukannya tangan.
"He. Latihan bersama Omega Five ada untungnya juga.."
Max Flare : Your Atomic
BLAAAR!!
Api berkumpul di telapak kanannya Riisycho menyalurkan api itu dengan cara mendorongnya ke depan, alhasil pusaran api yang sangat besar membakar serta mementalkan Riza ke belakang.
"Aaaaaa!"
"Berakhir sudah!"
Kurungan Rantai Iblis Hitam
Krang!?
Beberapa rantai hitam pekat tiba-tiba muncul dan mengunci tangan Riisycho. "Apa yang--?!" Riisycho ditarik oleh rantai itu dan ikutan terpental ke belakang.
"Kak Riza!" seru Mizu hadir dibelakang terpentalnya, ia menahan tubuh Riza namun ia juga ikut terseret.
Rain Drive : Rainwall
Drt!!
Pondasi baja yang membentuk menara tiba-tiba bergerak dengan sendirinya dan menancap dibelakang mereka. Riza yang menyadari itu segera menukar posisinya dengan Mizu yang mana membuatnya menabrak pondasi terlebih dulu sebelum Mizu.
"Terimakasih, Mizu. Berkatmu aku selamat.."
"Sama-sama!"
"Kami datang tepat waktu, kurasa hutang kami dengan ini lunas.." cetus Hikari ikut bergabung. "Hikar-nii!"
"Hahaha aku tidak ingat kalian punya hutang denganku tapi... Terimakasih banyak, Hikari, Mizu."
"Hhaaaaa.! Datang pengganggu!" geram Riisycho bangkit kembali.
"Riza.."
"Aku tahu. Riisycho, ia bertambah sangat kuat.."
"Hikari-nii, kak Riza.."
"Kalian tahu'kan kalau aku ini tidak suka jika ada Yang MENGANGGU seperti kalian!"
"Dia datang!"
Api Dewa Neraka
Api baru Riisycho membakar dari lantai mengejar ketiganya, Riza dan lainnya langsung berpencar. Hikari yang ada di kiri menembakkan tusukan rantai hitam tapi rantai itu langsung meleleh sebelum mencapai Riisycho. Hikari lalu memunculkan berbagai macam rantai lainnya termasuk yang berelemenkan api dan tahan api.
Namun..
Bruuurr.!
Rantai kehilangan kekuatannya dan melelehkan kepadatan bahan besi dari rantai.
"Seberapa panas api itu?!" kesal Hikari.
"Terus alihkan saja perhatiannya, Hikari. Aku dan Mizu akan menyerangnya setelah itu.!" pinta Riza.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan dengan pedang rusak itu?"
"Hikari-nii.."
"Lihat saja.."
"Riza! Lawan aku satu-satu jika kau berani!" teriak Riisycho kesal.
Mizu berhenti berlari, ujung payungnya menyentuh tanah, dari atas langit berjatuhan hembusan angin yang sangat kuat. Kobaran api Riisycho terseret tapi tidak padam dan masih ada di dekatnya.
Push!
Riza terlihat juga ikut terseret angin. Bedanya ia mengarah ke tempat sang lawan.
"Ahahaha, memang seharusnya begini. Majulah Riza!"
Kode Nama Author bersinar di dada Riza menandakan Riza siap mengaktifkan Awakening Mode.
"Haaa... Biar aku bakar itu!"
Api Dewa Neraka : Pusaran Pelenyap
Druash.!
Pusaran api baru Riisycho melesat dengan cara memutari Riza dari depan. Suhu panasnya meredupkan sinar Author.
"Asalkan kau tidak fokus, kau tidak akan bisa menggunakan Awakening.!"
"Caranya lumayan, tapi... Hikari!!"
Jrang!?!
Dari tempat Riisycho berdiri bermunculan rantai hitam yang menjulang tinggi ke atas kemudian jatuh.
"Tcih. Kedua adik dan kakak ini!" geram Riisycho sangat kesal.
Rantai hitam Hikari hampir mengikat seluruh bagian tubuh Riisycho, ditambah hujan embun es yang membekukan pergerakan Riisycho.
"Apiku tidak mau keluar? Dan tubuhku--"
"--Riisycho!" panggil Riza semakin mendekat. "Kau kalah!"
Awakening Mode : The Creator Fuse'ss
Seluruh kata huruf keluar dari badan Riza. Kalimat 'Matikan' memadamkan api merah keunguan yang melindungi Riisycho.
"!?"
Aku kalah... Lagi?
Dia pasti bercanda.
DAAR!!
Tinju yang dikerahkan oleh Riza tertahan oleh dinding panorama panasnya suhu api.
"Riza, kurasa kau lupa jika sudah 2 tahun telah berlalu sejak hari itu. Sekarang... Aku lebih kuat!"
" Stand Form - Hell From Hadez "
Pusaran api berputar sangat cepat mengelilingi Riisycho, ledakan melempar Riza kembali ke belakang.
"Kak Riza!"
[ Hells ; Explodes Bullet ]
Dhuar!!
Tembakan bola api menghantam di atas serta bagian depan Riza, orangnya terhenyak menghantam lantai lalu muntah darah. Kata 'Aman' masuk terlambat ke tubuh Riza yang terkena tembakan bertubi dari Riisycho.
"Tcih!" decih Hikari mengumpulkan rantai hitam ditangan kanannya.
Tinju Kehancuran Rantai Iblis Hitam
Rantai Hikari meninju membentuk pusaran hitam yang menyeret lantai. Riisycho yang melihat itu cuma mementahkan serangan rantai dengan tembakan biasa dari mesin meriam di kedua tangannya.
"Mizu, bawa Riza jauh dari sini!"
"Baik, nii.."
"Tidak! Aku baik saja!" pekik Riza segera bangkit.
"Bodoh. Lihat kondisimu saat ini.." marah Hikari. Riza menerima banyak luka bakar beruntung tidak ada cacat pada bagian tubuhnya berkat kata 'Aman'. "Aku baik saja, Hikari...!" balas Riza.
"Kita sudah ada ditempat tujuan. Aku akan terus maju walau harus terluka pun.!"
"Kau ini naif. Tapi aku suka cara itu.." Hikari tersenyum untuk pertama kalinya.
"Hikari-nii.."
"Mizu, perubahan aksi. Ayo kita lawan mantan ketua kita ini dengan segenap kekuatan.."
"Hai.!"
Bruuur!!
Lautan api yang ada dibawah Riisycho menyebar membakar menara dengan sangat cepat. Hikari meratakan rantai hitam besarnya, menghalau penyebaran api.
Code Drive 'Rain' : Weather World
Code Drive 'Arment Chain' : Dark Slayer, Slaugther the Life
Empat musim dunia berkumpul di atas menara akibat hentakan Temperature Umbrella milik Mizu, di sisi lain ada Hikari yang kulitnya menjadi putih keju dengan pakaian hitam kehijauan gelap berbentuk vest yang memperlihatkan dadanya, ditangan kanan ada sebuah pedang naga bermotif api di ujung mata pedang.
"Tcih. Aku benci ini.."
[ Hells ; Secohunred Doom Flametower ]
Pilar-pilar api setinggi badan pria dewasa dengan cepat bermunculan dari dalam lantai. Apapun yang disentuhnya langsung meleleh.
Ggrassss!
Pilar api menyembur Hikari dari kanan namun kegelapan yang muncul dari pedangnya menghalau proses pelelehan.
"Seranganmu mudah dibaca jika menguasai auracome, ketua Riisycho.." celetuk Hikari memandang remeh. "Hiikaarii!" raung Riisycho.
Pilar api yang lebih banyak lagi dikeluarkan Riisycho, walaupun begitu Hikari dengan mudah menghalau semburan dari para api.
Huash!!
Musim dingin tiba-tiba datang yang mana membekukan sebagian menara kecuali tempat Riisycho yang tengah kesal.
Rantai Iblis Hitam Pembunuh Kehidupan : Segel Kabut
Prang... Groar!!
Hikari mengayunkan pedang ke arah Riisycho seketika kabut hitam tercipta disana dan menyerang secara acak.
"Arkh. Hika--Urgh!?" Riisycho babak belur di dalam sana.
Kabut yang di atas tiba-tiba lenyap.
"Apa yang--!"
DEER!!
Hantaman angin yang sangat kuat menindih Riisycho dalam posisi berdiri.
"Mizu, jangan terlalu berlebihan. Kau bisa menghancurkan menara.."
"Aku tidak mau mendengarnya darimu, nii.!"
"Kalian berdua ini..."
""??""
"... Membuatku kesal!"
"??" Hikari terpaku oleh api yang membakar sisi kirinya.
Kedua mata Riisycho memperlihatkan tanda menyilang hampa.
[ Hells ; Ufire Judgement ]
BRUR!!
Dua buah api tiba-tiba membakar Hikari serta Mizu.
"Hikari-nii!"
"Mizu--?!"
Blaar!
Satu pilar api menyembur Hikari tiba-tiba. Kegelapannya sempat melindungi tapi luka bakar pada sisi kiri tetap memberi dampak besar.
"Aaasrgh?!" teriak Hikari terpental. Mizu berhenti bertompang pada payungnya dan jatuh lemas, seluruh tenaga ia gunakan untuk memadamkan api Riisycho.
"S-sialan..." batin Hikari.
"Hancur, terbakarlah! Semuanya... Tenggelam dalam apiku!!"
[ Hells ; Streamfired ]
Api berbentuk pusaran bergerak dari bawah lantai dan mengepung Hikari serta Mizu.
Jaga adikmu.
Dash!
Hikari menerjang paksa kobaran api yang dapat melelehkan apapun itu. Hikari melesat ke tempat Mizu dengan resiko tinggi.
Rantai Iblis Hitam Pembunuh Kehidupan : Rantai Penghilang Nyawa
Brash!
Tebasan kasar Hikari menciptakan tusukan rantai yang menembus pusaran api Riisycho, dan melilit Mizu.
"Hikari-nii?"
"Mizu, lindungi dirimu dengan auracome.!" titah Hikari. "Hi--?" suara Mizu terpotong oleh tarikan yang tiba-tiba.
"S-sakit, Hikari-nii.."
"Tahan saja--"
Prank!!
Rantai putus oleh cengkeraman Riisycho.
"Tidak akan kubiarkan. Akan kupastikan kau menderita, Hikari.."
"Riisycho!"
"Hahaha.."
Hikari terpaksa meladeni Riisycho sementara Mizu tidak bisa bergerak karena rantai dan api semakin mendekatinya.
Tinju beruntun pertama Riisycho berhasil ditahan tapi yang kedua mengenai telak sisi kiri Hikari yang terluka.
"Kena kau!"
"?"
Blaaar!
Riisycho menciptakan tinju ledakan api yang memental Hikari.
"Hahahaha! Tersiksalah karena tidak bisa menyelamatkan adikmu.."
"Hikari-nii...."
"Mi..zu."
Kode Nama A menyala di mata kiri Riza.
Amazing Sword Style : Freedom See Through
Slash. Slash!
Tebasan cepat memutari tempat memotong setiap pusaran api. Mizu selamat karena kobaran api hilang berkat tebasan barusan.
"Apa... Yang barusan?" pikir Hikari bingung.
"Kak Riza..?"
"Maaf membuat kalian dapat masalah.." kata Riza memegang sebuah shortsword ganggang hitam berkilau biru.
"Riza.."
"Ayo kita akhiri semuanya sekarang juga, Riisycho.."
BLAST!!
Pedang tadi lenyap jadi sulur biru yang membungkus badan Riza.
[ Hells ; Hadez Out Impact ]
Mesin meriam Riisycho satukan ke lengan kanan, meriam itu menyala jingga dan bersinar sangat menyilaukan.
Amazing System : Words Call's Out
Puluhan rumus kata dari segala bahasa mengelilingi keduanya.
"Hei-hei, bukankah ini terlalu banyak.?"
"Karena aku tahu satu kata maupun kalimat tidak akan cukup untuk mengalahkanmu.."
"Aku senang mendengarnya darimu. RIZA!!!"
Perkuat. Tingkatkan. Double. Maksimal. Critical. Dead Flag. Api.
Semua kata yang tertulis itu masuk satu-persatu ke lengan kiri Riza, dimana tato A menyebar ke sana. Kode Nama A yang ada di mata kiri juga ikut menyebar tapi hanya sampai ke telinga saja.
Amazing Fight Style : Rocket Destrouer
Tato hitam di lengan kiri Riza terbakar oleh api biru.
"......"
"......"
Ini adalah langkah satu serangan.
Siapa yang tepat? Dia yang menang.
Steps!!
Riza melesat dengan sangat cepat ke Riisycho sedangkan lawannya cuma diam. Meriam mesin tangan kanan Riisycho semakin terang.
""..........""
Tap....
BLAAAAR!!
Tembakan berdiameter 10dm itu menghantam cepat Riza, selang 3 detik cahaya biru menusuk dari tengah tembakan.
"Hanguslah bersama kata-katamu, Author!?"
"Kkuh!?" Riza tertahan di 4 meter depan Riisycho.
"Berat, dan panas sekali.."
"Hahahaha. Kata-kata yang kau tulis perlahan terbakar semakin lama kau berjuang, dan kau tidak dapat menulis di momen itu atau kau juga ikut terbakar.!"
Namun jari yang ada di kanan dalam posisi menulis.
"Hahahaha. Kau tidak akan bisa melakukannya! Tidak ada kertas maupun lantai yang dapat kau gunakan. Riza... Kau kalah!"
"Jangan...remehkan..seorang penulis. Walau tanpa kertas..bidang dan..tintah pun kami-- para penulis... Tetap bisa mengukir perasaan di dalam hati ini!!"
Write?!
Garis biru tembus pandang menggores udara kosong.
"Itu??!"
The Amazing Author : The Create's
Kata 'Air' tertulis di udara kosong. Sebuah cipratan air berhasil lolos dan membasahi wajah Riisycho.
"Ap-wha!?" Riisycho yang kehilangan konsentrasi dimanfaatkan oleh Riza untuk mendorong.
BRUAKSH!!
Hasilnya terdapat lubang yang sangat besar tepat ditengah-tengah dada Riisycho.
"A-a-a--"
Riisycho roboh ke belakang dengan posisi terlentang menghadap ke atas, darahnya membanjiri jurang kecil yang ia tempati. Disaat bersamaan Riza mematikan aliran kata pada lengan kirinya, tato A yang ada di dada kiri dan mata kiri mengecil seperti sediakala, khususnya yang ada di mata kiri Kode Nama itu menghilang karena tidak diaktifkan lagi.
"Hah, hah, hah..m-menggunakan dua Kode Nama hebat menghabiskan banyak tenagaku." gumam Riza berkeringat banyak.
"K-kak Riza.!" Mizu berjalan mendekat bersama Hikari yang ia bopong sebagian.
"..........."
"Selamat datang kembali.." sambut Mizu.
Riza terdiam. Hikari mendengus sebal, dia iri.
Riza mendapatkan ingatan dan kekuatan Author-nya kembali. Misi kedua adik dan kakak dengan ini sudah selesai. Misi selanjutnya?
Tentu saja. Itu adalah... Persiapan perang melawan kekuatan penuh OMEGA.
Preview End Arc
A : Malam all^^
A : Degn ini buku kedua is done. Epilog ane up hari ini atau besok aja :§
A : Di akhir bagian ane mau buat kejutan besar bagi OMEGA khususnya para tombak xD
A : Why? Hehehe *tersenyum licik*
Riza : Hmmm.
Anggita : Knp, Riza? Ada masalah?
Riza : Aku rasa pertarungan akhir ini kurang greget :
A : x_x
Allyn : Dan juga menggantung. Nasibku bagaimana??
Azalea & Diga : *berkutat dgn masalah baru*
Azalea : *mendapatkan dead flag* Heh??
Hikari : Hm. Cuma dua awaken yg aku gunakan ternyata..
Mizu : Hikari-nii suka iri sih
Hikari : Mizu, diam..
Rey : *terlupakan*
Alfharizy : *main poker dgn Lyla dan teman2*
A : Knp malah nimbrung di bagian ini??
Cry : Sampai jumpa di Buku ketiga
Tomas : Bye^^
Lisa : ^~^
Liza : '-'
ALL : Sampai bertemu kembali~~~
A : Haaaah... Bye #_#
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top