Arc Movie : Past Synthoria

W Author POV W

Aksi Diga dan Shaker telah berlangsung selama 4 tahun dimana mereka menghentikan setiap kekacauan yang dibuat kelompok Pengguna Kekuatan tidak hanya di Britany atau Ingrosia tapi juga ke pelosok dunia Wattpad Paralel, yang merupakan dunia replika dari dimensi kenyataan--- Bumi.

Dan kini lelaki berambut emas itu tengah duduk di suatu taman sambil tersenyum ditemani pelayan. Mereka duduk berdua sambil berpayung.

"Disini mulai damai. Tuan, terimakasih telah membuatnya jadi seperti ini.." ungkap Rolita.

"Jangan aku saja. Diga ikutan dan juga beberapa rekan baru yang berani bertaruh nyawa demi terciptanya dunia ini. Tapi belum semua. Diluar sana masih banyak orang yang menderita akibat kekuatan ini.." Shaker menatap telapaknya sendiri.

"Anda benar. Dan sudah menjadi tugas kita untuk membantu mereka.." Rolita mencoba memberi semangat dengan senyumnya.

"Benar. Aku tahu nyonya Rosa tidak bersalah tapi jika keputusannya membawa penderitaan. Aku ingin menghapus penderitaan itu.."

"Saya akan selalu membantu anda.."

"Terimakasih.."

Aura romansa menyelimuti keduanya, tidak sampai Diga menelpon Shaker.

"Hei sobat, aku ada berita penting.."

"Diga.."

"Kenapa kau terdengar kesal? Intinya datanglah ke kantorku secepatnya.."

Shaker menghela nafasnya dan Rolita terkekeh melihat itu. Singkat cerita Shaker sudah sampai di kantor RW.

"Apa berita pentingnya?" tanya Shaker langsung.

Kantor Diga tidak terlalu luas, cukup untuk satu meja kerja, dua sofa persegi panjang dan meja kaca ditengahnya.

"Kejadian aneh di dunia sudah biasa bagi kita tapi yang satu ini lebih dari aneh, penuh misteri.." ceritanya, Diga memperlihatkan peta Wattpad Paralel yang kebalikan dari peta Bumi(cuman diputar). Ia menggambar sesuatu di bagian kosong pada peta dan itu gambaran yang tidak baik.

"Ada sebuah pulau misteirus yang mendadak muncul disini. Aku menyebutnya Synthoria.!"

"Pemilihan nama bagus.." puji Rolita.

"Hmp. Cuma kau yang tahu seleraku.." kata Diga sombong.

Sebenernya Rolita cuma berbohong. Ia hanya tidak mau melihat kedua pemuda itu berdebat soal pemilihan nama.

"Lalu hal pentingnya.?" lanjut Shaker.

"Ini bagian buruknya. Salah seorang informan mengatakan jika pulau itu, seluruhnya di huni oleh Pengguna Kekuatan.."

""!!?""

"S-semua orang disana Pengguna Kekuatan!?" Rolita nampak tak percaya.

"Bukankah ini aneh, Shaker?"

"Kau benar. Selama 4 tahun ini kita sering menghadapi yang membuat kelompok-kelompok kecil tapi satu pulau!? Ada informasi lain? Misalnya perang wilayah?"

"Disinilah tugasmu, sobat. Kau akan pergi ke sana bersama orang-orang yang aku pilih.."

"...... Baiklah!"

"Tuan.."

W SKIP POV W

"Tuan, anda benar-benar ingin pergi ke tempat berbahaya itu? Tuanku Shaker.!"

Rolita dan Shaker sudah keluar dari ruangan Diga.

"Tentu.."

"Itu sama saja dengan bunuh diri! Saya mohon.."

"Dengar Lita.." Shaker berhenti. "Permohananmu itu bisa saja membunuh banyak orang!"

"?!"

"Seperti halnya dirimu yang melayaniku. Aku juga akan mengabulkan apapun yang kau pinta.."

Rolita terdiam. Disaat itu Shaker memeluknya.

"Aku ingin kau tinggal disini dan cegat Diga jika ia melakukan hal nekat lainnya.."

"Saya mohon bawa saya bersama anda.."

"Aku tidak bisa membahayakan orang yang kusayangi. Maaf.."

"Anda curang. Ini tidak adil, hiks.!" Shaker semakin mengeratkan pelukan dan meluangkan Rolita menangis dihadapannya.

Diga yang melihat lewat cctv terpasang cuma mendengus. "Terkadang punya teman baik itu menyebalkan, ya.?"

Malam harinya Shaker sudah bersiap di atap gedung tempat markas atau kantor RW berada, disana sudah ada pesawat khusus yang nampak sangat canggih.

"Sampai repot-repot. Siapa yang membantumu?"

"Cuma kenalan ayahku. Dia salah satu petinggi di dimensi ini.."

"Begitu.."

Drap.. Tap.

Bersamaan dengan itu datang empat bayangan.

"Mereka datang.."

"...?"

"Kalian datang tepat waktu.." sambut Diga basa-basi.

"Aku ingin ini cepat berakhir.."

"Urgh!?" batin Diga meringis saat yang ia dapat adalah berupa yang 'dingin-dingin'.

"Kau benar akan membayar kami'kan?" tanya yang rambut putih.

"Jadi tuan, apa tugas kita? Anda baik sekali mau menyewa kami~~"

Perempuan berambut biru laut tua itu cuma diam. "....."

"Aku dapat merasakan aura 'kuat' dari mereka semua. Berapa uang yang kau keluarkan?" tanya Shaker dalam diam.

"Cuma 10% dari uang tabunganku.."

"Berapa itu??"

"Hmm. Kira-kira masing-masing dari mereka semua... 10 juta?"

"........" Shaker hanya bisa menatap datar Diga.

"Ada apa?" tanya Diga polos.

"Tidak ada, kawan..lupakan saja pertanyaanku."

"Hmm?"

"Jadi... Tugas kita cuma mengintai?" tanya perempuan berambut biru.

"Itu benar! Dan andai terlibat suatu masalah masing-masing dari kalian akan mendapatkan 1,5% bunga bank milikku.."

""!?!"" semuanya syok atas pernyataan Diga barusan.

"Seberapa kaya anak ini??" bahkan sahabatnya terkejut.

"Oke, semuanya. Sebelum kita mulai aku ingin tahu rekan-rekan baru kami. Baiklah.." Diga mengambil berkas.

"Glenn.."

"Itu saya~~" kata pria bertopi koboi dengan aura mencurigakan mengelilinginya.

"Kau beli dimana topi itu?"

"Hm?"

"Lupakan saja pertanyaan orang ini. Selanjutnya.." potong Shaker.

"Tcih, dasar Shaker.."

"Lanjutkan, Diga.."

"Oke. Selanjutnya..Miza?"

"Ada apa?" seru perempuan berambut biru agak nyaring, ia nampak dikelilingi aura kesal.

"O-oke.." Diga langsung ciut. "Zeke?"

Pria berkacamata cuma memperbaiki kacamatanya, ia memiliki warna rambut coklat.

"Dia yang dingin-dingin itu.."

"Terakhir... Trash? Kenapa namanya seperti itu??"

"I-itu aku.." angkat tangan lelaki rambut putih.

"Oke, Trash. Kenapa kau mau ikut operasi bunuh diri ini?"

"Kenapa kau memberi nama 'itu' juga!?" kaget Shaker.

"Aku cuma mau membalas budi kepada orang yang menyelamatkan hidupku dan ekonomi kami sekarang bermasalah.."

"Jadi uang ini bukan untuk dirimu sendiri tapi untuk orang? Aku suka itu.." puji Miza.

"T-terimakasih banyak. Aku jarang di puji karena tidak bisa melakukan apapun.."

"Sudah semuanya. Giliranmu, sobat.."

Shaker mengambil alih. "Kita akan pergi ke tempat yang sangat berbahaya dan itu dihuni oleh Pengguna Kekuatan... Seluruh penduduknya! Walau ini cuma misa pengintai tapi tidak menjamin kita akan bertarung nantinya jadi persiapkan diri masing-masing dan juga Kode Nama kalian.."

"".........""

"Seperti kata orang disampingku ini adalah operasi bunuh diri. Jika ada yang mau mundur tangga ada dibelakang dan silahkan? Aku tidak memaksa, sebaliknya aku ingin meminimalisir korban jatuh nantinya. Aku ingin dengar keputusan kalian.."

"Aku ada urusan dengan orang-orang disana. Jadi aku tidak akan mundur.." jelas Zeke.

"Sama sepertinya.." tutur Miza singkat.

"Hm~~karena aku butuh uang saat ini?" tanya Glenn balik.

"Aku ingin berjuang demi hidupku dan dia.." balas Trash.

Shaker tersenyum. "Aku suka semangat kalian.!"

"Hm. Aku suka kalian berlima. Sudah aku tetapkan kalian akan aku beri nama 'Batu'.."

""!!?""

"K-kenapa batu?" tanya Shaker nampak menolak berat.

"Hm?? Aku cuma membayangkan operasi pengintai ini seperti batu yang terganjal karena tidak mau ketahuan.."

"Hei, kawanmu satu ini pasti memiliki masalah dengan otaknya.." bisik Zeke namun terdengar jelas.

"Hei, tidaklah itu kejam!?"

Semuanya naik ke pesawat yang 'telah dipesan'.

"Sebentar.."

"?" Diga nampak bingung saat Shaker kembali.

"Ada apa??"

"Jaga-jaga.."

"Apa maksud..nya?" sebuah aura menyelimuti Diga. "Aku memberimu setengah kekuatanku jika ada apa-apa. Bila beruntung kau mungkin mendapatkan Kode Nama."

"Hoah?! Itu artinya bisa bertarung hebat juga?"

"Seperti itu kurasa.?"

"Terimakasih banyak, Shaker. Mau aku peluk, sobat?"

"Candaanmu menjijikan seperti biasa.." setelah mengatakan itu Shaker kembali masuk dan pesawat mereka lepas landas.

"Kau tahu? Itu tadi lumayan membuatku sakit hati.." Diga termenung.

W Another POV W

Sementara itu di Past Synthoria, kekacauan ada dimana-mana dan itu akibat mereka yang mendapat Kode Nama dan menggunakannya atas keinginan masing-masing. Ada banyak kelompok Pengguna Kekuatan berkumpul disana, membuat markas sendiri, peraturan dan bahkan ada yang ingin menjadikan tempat itu jadi milik mereka sendiri.

"........"

"......."

"........"

Ketiga laki-laki itu berdiri di tengah-tengah kumpulan orang yang mereka kalahkan.

"K-kuat..sekali."

"Keh. Manusia di dunia ini lumayan tapi tetap lemah.."

"Kau berlebihan walau sudah tahu mereka tidak ada banding denganmu.."

"Hari ini cukup sampai disini'kah?"

"Kurasa ya..?"

"Aku lapar. Ayo balik... Balik!" mereka pergi dari tempat kejadian.

"........."

























"Mereka sudah pergi?"

Satu pasang mata terlihat di satu kumpulan. Seorang pemuda berambut coklat berhoodie hijau pucat dan blazer coklat merangkak keluar.

"Jadi itu versi terbaru dari kekuatan ini? Entitas Kode Nama? Kode Nama yang hidup berkat kumpulan kekuataan cerita yang dibuat.."

"Aku har--?" perkataan tercegat oleh alat komunikasi yang dibawanya. "Dari pimpinan,"

"Ya, ini One. Ada apa, pemimpin?"

"........."

"Objek tak dikenal mendekat? Baiklah, aku akan memeriksanya.."

One menyimpan alat. "Kumpulan orang bodoh mana yang mau datang ke neraka ini? Mungkin mereka cari mati.."



















Sementara itu Shaker dan para 'batu' sudah sampai di ujung barat Past Synthoria. Tempatnya berupa pelabuhan namun penuh para preman atau orang-orang dengan tampak tak bersahabat.

"Lebih baik kita pergi dari sini sebelum menarik perhatian.." usul Miza, karena ia cuma mengenakan gaun biru tembus pandang dan celana pendek.

Beberapa saat ke depan..

"Hei nona, kau cantik~~"

"Mau ikut bersama kami? Hehe~~"

"Lihat siapa yang bicara~~" ucap Glenn terdengar menyindir.

Perempatan biru(?) menguasai bagian kening perempuan berambut biru ini.

"D... Diam!"

"Argh--?"

"Akh!?"

Braakk!

Kedua preman ini langsung jatuh setelah terhantam garis biru dari langit.

"Hmp. Aku duluan.." sebal Miza.

"Apa langit biru baru saja turun?" tanya Trash ke Shaker.

"Terlihat seperti itu? Aku juga tidak tahu.." jawab Shaker acuh.

"Ayo, semuanya. Berlama-lama disini bukanlah keputusan yang baik.." Zeke menyusul Miza dari belakang.

"Kita ikut juga.."

"Mm.."

Tempat yang mereka berlima tuju pertama kali bernama Pelabuhan Amro, begitu nama yang diberikan. Tidak seperti pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat barang akan diantar kapal tapi di Past Synthoria pelabuhan digunakan sebagai pasar gelap yang menjual obat terlarang dan bahkan budak.

Shaker membeli jubah untuk mereka. Tujuannya agar terlihat mencurigakan, salah satu sifat orang jahat.

"Bukan keputusan bagus.." Zeke menaikkan kacamatanya.

"B-benar.." Trash ikutan. Mereka berdua menatap Miza.

"Apa?"

"Ini tambah parah.." pikir Shaker.

"Miza, dadamu tambah besar. Kenapa~~?"

"GLENN!!?" raung Miza.

"Jangan berisik. Nanti ada curiga.."

"Kau pikir ini salah siapa, Shaker??!"

"M-maaf, Miza.."

"Aku lebih tua darimu?!"

"Maksudku... K-kak Miza."

"Ada yang datang.." peringat Zeke.

Tap.!

"Kenapa aku bisa ada disini?? Ugh, padahal aku lapar sekali.!"

""..........""

"Siapa kalian?"

Laki-laki berambut putih acak dengan dua tanduk kilat yang berwarna kuning ini baru saja bertemu dengan Shaker dan yang lain

"Siapapun kalian tidak ada hubungannya denganku... Hanya saja."

"?!"

Bzt!

Petir biru muncul ditangannya.

"Tugas tetaplah tugas. Akan kubasmi hama seperti kalian.!"

Petir Dewa

!!!

DHUAAAR!!

Sambaran besar tercipta saat petir biru dilempar. Tercipta bekas hitam yang besar tanpa ada kelompok Shaker disana.

"Selesai. Waktunya pulang dan makan.."

Tap, tap, tap...

"Tadi itu sangat-sangat... Dan sangat berbahaya. Siapa sangka petirnya dapat bergerak diwaktu yang aku buat. Dewa memang hebat." One berdiri di atas papan tanda toko.

"Kau bilang apa tadi? Dewa?" tanya Zeke.

"Ya. Mereka adalah versi baru dari kekuatan ini. Nomor menyebutnya Entitas Kode Nama.."

"Entitas Kode Nama.."

"Berita buruknya ada dua lagi yang seperti tadi. Jadi aku sarankan kepada kalian orang-orang 'yang mencurigakan' untuk pergi dari sini. Karena orang yang memperkerjakan ketiga dewa ini telah membuat pulau ini jadi neraka untuk semua orang.."

"".......""

"Maaf saja tapi aku tidak bisa.!" balas Shaker.

"??"

"Kau tahu dimana letak markas mereka'kan? Beritahu aku!"

"Hei-hei. Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan barusan? Mereka adalah dewa.."

"Mereka... Hanya perwujudan dari dewa, bukan dewa. Jika kekuatan yang menjadikan mereka seperti itu maka aku juga sama, tapi aku tetaplah manusia."

"Kau pasti sudah gila.."

"Terserah kau mau menyebutku apa, karena tujuanku bukan untuk mendengarkanmu melainkan menghentikan kekacauan yang ada disini.!"

"Itu baru keputusan yang bagus. Kau dengar ketua kami, bocah?" dukung Zeke.

"A-aku bukan bocah.."

"Jawab saja. Atau perlu kita perlu cara 'itu'.." seru Miza mengisyaratkan tinju.

"Haaaah. Aku baru saja menyelamatkan orang yang salah, sialnya aku. Baiklah akan kutunjukkan jalan untuk kalian.!"

Setelah 'negoisasi' selesai One membawa mereka ke pintu neraka Past Synthoria.




































































Preview Next Movie

A : Halo semuanya, meet lagi sama ane ^^

A : Lanjutan untuk movie selanjutnya akn terjadi pertempuran pertama dari Rocks Origin melawan para Dewa ini

Diga : Hm. Julukanku memang keren. Benarkan, Roli?

Rolita : Y-ya, tuan Diga (^~^,)

Shaker : Aku jadi kasihan dgn Diga

Diga : Hm..?? *jadi polos*

Miza : Aibku terbuka disini. A sialan *_*

Glenn : Kita diperkenalkan disini dan bukan di buku utama

Zeke : Ini juga buku utama sih. Tapi benar... A,  ini bukan keputusan yang bagus.!

A : OC pendukung diam saja!

Zeke : (+_+*)

A : Yosh sampai jumpa Arc Movie selanjutnya...

Trash : Bye..

DigaRW & HeyRainShakers

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top