Arc Movie : Awal ia tergerak

W Back POV W

Pemuda bersurai emas itu berlari memasuki bagian menara yang sudah hancur. Langkahnya terhenti setelah mendapati seorang wanita berambut hitam terkapar di atas lantai sembari bersimbah darah, tidak jauh di dekatnya ada satu pemuda yang mengenakan topeng aneh yang mana tidak memiliki mulut dan cuma ada satu mata saja.

Tangannya berlumuran darah wanita yang ada di dekatnya.

"A-pa? APA YANG KAU LAKUKAN, CRY?!" teriak pemuda ini murka.

Pemuda bernama Cry hanya diam tak ada niat berbalik.

"Kenapa kau membunuh nyonya? CRY!"

"Orang yang tidak bisa melihat kebenaran diam saja.."

"Apa??"

"Wanita ini sudah memanfaatkan kita selama 5 tahun.."

"Apa yang kau bicarakan!? Nyonya tidak mungkin--"

"--Lalu kenapa dia menyebarkan Kode Nama?!" potong Cry berteriak. "Seharusnya kau tahu jika membagikan kekuatan ini maka sama saja dengan menciptakan perang. Kau harus tahu, Shaker,"

"Nyonya tidak bermaksud seperti itu. Nyonya Rosa tidak mungkin melakukan hal yang seperti itu! Dia adalah orang yang sangat baik yang pernah kita kenal. Dia berjuang melindungi dunia ini walau dia yang disalahkan. Tapi kenapa kau.." perkataan pemuda bernama Shaker ini tidak bisa ia teruskan.

"Tapi sudah terlambat. Sekarang Kode Nama telah ada di seluruh Wattpad Paralel. Seharusnya aku membunuhnya saat tahu ia akan melakukan ini..."

"!?"

"Hei, A-apa yang kau katakan? Tarik kembali kata-kata itu! Jangan hina nyonya.!"

Dasb!

Shaker melepaskan serangan gelombang kejut yang lumayan kuat, tetapi serangannya cuma melewati si Cry. Meleset?

Cry berpindah dari tempat itu ke hadapan Shaker, tinjunya dengan cepat memukul perut dan tendangannya ke ulu hati. Shaker seketika langsung terkapar meringis kesakitan.

"B-bagaimana k-kau bisa menembus perisaiku??"

"Aku cuma membayangkannya. Mengalahkanmu di kondisi seperti ini bukanlah hal yang sulit aku sangat berterimakasih kepada kak Johnny, walau dia sudah tidak ada sekarang.."

Tap, tap...

"Tunggu. Jangan pergi. Kembali kau!"

"Cry!"

W Normal POV W

"Kembali--!?"

Shaker terbangun dari mimpinya yang telah... 1 tahun lalu terjadi.

1 tahun sekarang Wattpad Paralel tidak seperti yang dulu dimana muncul individu maupun komunitas yang menyebut diri mereka sebagai... Pengguna Kekuatan.

Banyak telah terjadi setelah Rosa menyebarkan Kode Nama sebelum dirinya mati. Dan kebanyakan dari itu semua menciptakan peperangan yang memakan banyak korban yang tak dapat dihitung.

Semua ini salah Rosa?

"Tidak. Ini salah mereka yang menggunakan Kode Nama atas keegoisan mereka! Nyonya... Tidak salah!"

"Tuan muda, sarapan sudah siap.." seorang maid membuka pintu kamar Shaker, memintanya untuk cepat-cepat mandi.

Shaker berasal dari keluarga Bangsawan di Wattpad Paralel. Ayahnya adalah seorang hakim di kota besar yang namanya sangat terkenal namun beberapa hari ini ayahnya tidak pulang karena mengurus masalah tentang kekacauan yang dibuat oleh Pengguna Kekuatan.

"Pagi, ibu..."

"Pagi, anak ibu. Nyenyak tidurnya?"

"Ya.." Shaker duduk diseberang ibunya yang telah memulai sarapan pagi terlebih dulu. "Apa ada kabar dari ayah, ibu?"

"Belum ada. Kau tidak perlu mencemaskan apa yang bukan masalahmu, nak. Kerjakan saja apa yang bisa kau lakukan. Pasti sulit setelah kejadian di Pedia.."

"......"

"Oh ya hari ini kita kedatangan keluarga RW.."

"Untuk apa mereka datang ke sini??"

"Jangan seperti itu. Mereka datang karena ayahmu katanya ada yang ingin dibicarakan.."

"Begitu.?" Shaker menghabiskan sarapannya setelah itu dan beranjak dari sana.

Beberapa menit kemudian...

Tak!

Shaker bermain catur dengan anak pewaris dari keluarga RW di taman halaman depan mansion.

"Aku menang lagi.." kata Diga memamerkan senyum kemenangan.

"......"

"Kau selalu saja kalah kalau ada yang dipikirkan, Shaker. Apa kau masih memikirkan kejadian yang menimpa Pedia?"

"Mungkin.."

"Kau ini ya... Merepotkan! Dengar, kau bisa jadi yang terkuat andai kau bisa fokus ke satu titik. Itu adalah kekuatan seorang manusia. Hebat bukan berarti kuat dan sebaliknya kuat bukanlah yang terhebat.."

"Bukankah itu kata-kata ayahmu..?"

"Tapi aku yang bicara.."

"Berhenti menyangkalnya.." sweatdrop Shaker.

"Tuan, saat ini ibu anda tengah berbincang dengan tuan RW di ruang tamu. Anda mau ke sana?" beritahu gadis berambut hitam yang membawa payung.

"Siapa? Aku baru melihatnya.." tanya Diga. "Dia adalah Rolita... Pelayan pribadiku."

"Kau punya pelayan pribadi sekarang!? Terlebih.." tatap Diga ke telinga Rolita, ia sangat cermat melihat huruf P yang ada disana. "Pengguna Kekuatan,"

"Diga, jika kau mau aku bis--"

DAAARR!!?

Ledakan yang tidak disangka menghancurkan jendela mansion. Shaker refleks berdiri melindungi teman dan pelayannya.

"Rumahku diserang? Oleh siapa?"

"T-tuan, d-disana ada ruang tamu.."

"?!"

Run!?

"D-Diga?!" kaget Shaker melihat temannya mendadak berlari.

"Ayah..!"

"Kita susul dia.."

"Baik.."

Shaker dan Rolita menyusul, Shaker menyingkirkan api dengan mengendalikan mereka sesampainya disana cuma ada asap hitam yang membuat sulit bernafas.

"Diga, paman... Ibu!?"

Shaker yang terlalu panik tidak menyadari ada satu orang yang menyerangnya dari belakang. Orang itu menggunakan semburan api.

"Tuan awas!?"

"Ap--?"

Dor!

Pengguna Kekuatan itu tertembak tepat di leher yang membuat dirinya membakar tubuh sendiri.

"Kau baik saja?" tanya Diga yang datang membawa sebuah handgun.

"Terimakasih kau menyelamatkanku tadi.."

"Fokus, Shaker! Orangtua kita dalam bahaya, tahu. Jika bukan kita siapa yang menyelamatkan mereka.!" marah Diga.

Shaker terdiam seraya tangan tergepal. "Ayo.." ajak Diga yang memimpin.

Ruang tamu memang besar tapi jika dibawa lari akan terasa kecil namun asap hitam yang jadi masalah disini membuat Diga maupun Shaker melihat.

"Disana..!"

"Ibu.!" Shaker seketika langsung berlari mengabaikan api yang bisa saja membakarnya.

"Ibu! Ibu.."

"A-anak ibu.."

"Ayah..!"

"Urgh. M-maafkan aku, Diga--"

"Ayah?" Diga terdiam melihat ayahnya menutup mata dan tak bernafas lagi.

"Ibu, bertahanlah. A-aku akan menyembuhkanku. Aku--?" kata-kata Shaker terhenti oleh tangan ibunya yang memegang wajahnya, wanita itu tersenyum untuk anaknya.

"Ibu.."













BURN!!!?!

"??!"

Ibu Shaker tiba-tiba terbakar oleh kehampaan kobaran api.

"Apa yang--?!" Diga yang ikut terkejut dikagetkan oleh tubuh orangtuanya yang tersambar petir.

Keduanya terpental.

"Tuan!" Rolita berlari dengan panik mencoba menyelamatkan keduanya dengan kekuatan yang seadanya. Sementara itu dua bayangan nampak diluar pagar mansion kediaman.

"Misi selesai.."

W SKIP POV W

Hari itu rumah Shaker terbakar, ibunya meninggal dan mendapat sebuah kiriman yang isinya berupa sisa-sisa mayat dari ayahnya. Hari itu dimana ia kehilangan segalanya.

"Mana Diga?" tanya Shaker dengan tatapan kosong. "T-tuan Diga kembali, k-katanya mau menyelidiki sesuatu.." jawab Rolita.

"Dia hebat sekali. Tidak seperti diriku yang tidak berguna ini.."

"I-itu tidak benar.."

"Terus, kenapa kau masih disini? Aku sudah kehilangan segalanya dan kau bukanlah pelayanku. Jika kau khawatir soal gajih aku berjanji pasti membayarnya setelah aku sudah punya uang.."

"......"

"Pergilah, Rolita. Berada di dekatku akan membuat hidupmu tambah buruk.."

"I-itu... Tidak benar."

"....?" Rolita menaruh payungnya disamping ranjang lalu memberanikan diri untuk duduk disana.

"Hidup bersama anda adalah suatu mukjizat bagi saya, tuanku Shaker.."

"Bagaimana kehancuran ini kau sebut dengan 'mukjizat'??"

"Hari dimana anda menyelamatkan saya dari keputusasaan. Selama hidup ini tidak mengenal apa namanya keadilan dan kasih sayang anda datang memberikannya kepada saya. Alasan dan tujuan baru saya.." Rolita mengelus lembut rambut atas Shaker. "Walau anda lebih muda dari saya itu tidak bisa menghentikan rasa ini,"

"Tapi apa yang harus aku lakukan? Tanpa seorang rekan aku bukan apa-apa. Di Pedia selalu ada yang mendukungku dari belakang. Sebenarnya aku ini sangatlah lemah dan takut tidak bisa melakukan apa-apa. Aku--"

Hug!?

"Tenang. Saya selalu ada disamping anda, tuan. Biarkan saya yang mendukung anda bukan sebagai rekan melainkan seorang pelayan.."

"Saya percaya pada kekuatan tuan saya.."

"Rolita.."

W Change POV W

"Menyelidiki tewasnya orangtua kita? Itu yang aku lakukan sekarang.." jawab Diga agak keras.

"Maaf kalau menganggu. Jadi, ini adalah hubungannya dengan Pengguna Kekuatan?" tanya Shaker. "Ya. Hanya mereka yang dapat melakukan hal semacam itu!"

"Untuk pertama-tama kita harus mencari pelaku yang membunuh orangtua kita.."

"Aku ada di kafe dekat blokmu.."

"Baiklah.." Diga menutup panggilan Shaker, ia memasukkan banyak dokumen termasuk beberapa buku.

"Apa ini? Buku Kosong? Ininya kosong juga, mungkin tidak berguna. Kenapa ayah menyimpannya??" Diga mencari berkas tentang buku itu dan mendapatkan satu, yaitu asal buku itu adalah milik Rosanti Vin Grandsign.

"Aku tidak mengerti, ayah.."

Diga keluar dari gudang berkas meninggalkan Buku Kosong.

Sementara itu Shaker masih menunggu kedatangan Diga bersama Rolita. Mereka mengenakan pakaian 'orang biasa'. Wajar, orang bangkrut.

"A-apa ini tidak apa, tuan?" tanya Rolita menatap kue krim vanila beserta es krim parfait coklat bercampur durian.

"Makan saja. Kau ingin sekali mencobanya'kan? Ini traktiran dariku.."

"Terimakasih *coum*~~"

Tap, tap...

"Kenapa lama sekali?"

"Kesibukanku.." jawab Diga singkat, ia duduk diseberang dan tanpa sengaja melihat aura bunga yang dikeluarkan Rolita.

"Apa ini hari gajian? Kau mau mentraktirku juga?"

"Dalam mimpimu. Jadi apa yang kau dapatkan?"

"Kau tahu'kan apa pekerjaan keluarga kami?"

"Menyelidik kasus kejahatan dan ayahmu adalah detektif kota ini. Lalu.?"

"Aku membaca beberapa berkas miliknya dan mendapati kasus Terbakarnya manusia dan Insiden sambaran halilintar.."

"........"

"Terkaanku menjawab jika kedua Pengguna Kekuatan ini adalah pembunuh bayaran. Aku menyelidiki lebih dalam dan kebanyakan korban adalah orang-orang kaya dan bangsawan. Ada juga orang yang memiliki pengaruh kuat di politik serta ekonomi. Ibumu adalah istri hakim dan ayahku adalah detektif. Kau mengerti?"

"Dengan informasi yang ayahmu miliki ibuku bisa memberitahukan pelaku maka ayahku bisa menjatuhkan hukuman kepada mereka?!"

"Benar. Tapi mereka memilih jalan sulit.." geram Diga.

Alhasil Rolita yang menikmati pesanan langsung bad mood karena topik berat yang mereka diskusikan.

"Kau punya rencana untuk memancing kedua orang ini?"

"Dengan siapa kau bicara memangnya.? Aku adalah detektif termuda disini. Umurmu berapa, kawan?"

"16 tahun.."

"Berarti kita sama..!"

"Gak nyambung, bangke.." ini Shaker.

"H-ah.?" Shaker melirik Rolita mencoba meminta bantuan namun perempuan itu hanya mengukir senyuman.

"Ayo kita jalankan rencanamu.." seru Shaker keren.

"Itu yang mau aku dengar darimu. Memang rencananya apa?"

"........"

Krik, krik, krik..

"......."

Krik--

W SKIP POV W

Malam harinya di Kota Livedoom negara Britany, pukul 10 malam lewat dua bayangan terlihat berlari ditengah kegelapan jalan malam.

"Sial. Kita dijebak!" maki satu dari mereka. Semantara itu Diga memantau mereka menggunakan kamera satelit khusus miliknya.

"Menjebak mereka dengan ilusi boneka buatan Rolita seakan ayahku masih hidup dan kekuatan Spirit Speak Shaker adalah jebakan terbaik yang bisa kupikirkan saat ini. Maaf ya ayah menggunakan dirimu sebagai umpan.."

Kedua pelaku diketahui berinisial Burn dan Jedar menyesuaikan suara kekuatan yang mereka hasilkan. Kedua terus kabur dari kejaran anjing polisi, mereka tidak segan-segan untuk membunuh hewan itu.

Di ujung tiket kabur, Shaker hadir.

"Menyingkir!" Burn melempar semburan api ke Shaker namun berbelok arah dan membakar Burn seorang.

Jdaar..!

Sambaran halilintar tercipta di atas gang. Shaker memantulkannya ke pemiliknya sendiri hingga orang itu gosong.

"Kerja bagus, kawan. Tangkap yang masih hidup biar kita interogasi.." titah Diga memberi komando ke anak buah, ayahnya.

"Anda baik saja, tuan?"

"Lumayan tapi kita harus lebih keras bekerjanya. Masih banyak diluar sana yang menderita selain kita.."

"Apa aku baru saja mendengar cita-cita, Shaker?" canda Diga.

Dengan senyuman Shaker melanjutkan kalimatnya. "Aku pasti melenyapkan semua kejahatan yang ada di negara-- dunia ini. Lihat aku ayah, ibu dan nyonya... Akan kubuat dunia dimana tidak ada peperangan.."






























































































Preview Next Arc

A : Malam all^

A : Akhirnya Movie untuk SPW 2 up juga. Disini kita akan berfokus ke perjuangan Shaker sejarah terbentuknya OMEGA yang sangat kuat serta ditakuti.

A : Dan ingat, semua OC yg muncul disini 'sangat' berdampak atas apa yg merubah Shaker di SPW 3 nantinya. Ane gk mau buat banyak spo iler dan biarkan para R menembaknya.

Rolita : Bye *~*

HeyRainShakers&DigaRW

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top