Arc 18 : Alasan Cry dan kenyataan itu

W Cry & Riza POV W




"C-Cry.."

"Yo, Riza, kita akhirnya bertemu juga.."

"Cry, kau.." Riza tidak bisa berkata-kata lagi. Namun..

"Kenapa kau hidup lagi? Mati saja sana!"

"Huargg!?" panah imajiner raksasa menusuk cepat hati Cry.

"K-kau lantang seperti b-biasa ya.."

"Hm. Padahal aku senang mendengar kau mati waktu itu.."

"Hahaha. Dan jujur seperti biasa.." Cry memasang topeng ski putihnya.

"Karena kau ada disini biarkan aku memukul wajahmu itu sekali saja.."

Tak!

Cry dan Riza saling memukul tinju mereka.

"Hei Riza, apa kau sudah tahu semuanya?"

"Kau pikir siapa aku? Dari awal aku sudah tahu jika kau hanya memanfaatkanku untuk tujuan egoismu itu. Aku dengar dari Luukie jika kau tengah mencari sesuatu. Katakan Cry kenapa harus aku yang menjadi Author?"

Cry tersenyum hampa dibalik topengnya. "Aku mencuri jiwa nyonya Rosa lalu menanamkannya kepadamu. Ingatan semua orang aku rubah sesaat sebelum aku mati.."

"Siapa saja ingatan yang kau rubah?"

"Semua orang yang aku kenal termasuk ibu angkatmu.."

"T-tunggu dulu?! I-ibuku?? Cry, apa maksudmu?" bingung Riza.

"Apa ibu angkatmu tidak pernah bercerita tentang masa lalunya?"

"Tidak pernah!" Cry mendengus geli. "Aku adalah pacar ibumu, dengan kata lain aku adalah ayah angkatmu."

"........"

































"AAARGH! Dasar pembohong besar! Tak bertanggungjawab! Dunia pasti kiamat jika kau adalah ayah angkatku, pembimbing sialan!"

"Tapi itu adalah kenyataannya, Riza.."

"Aku tidak mau menerimanya! Ibu yang telah membesarkanku hingga saat ini, kau tidak ada hubungannya.!"

"Kau pikir darimana uang yang kalian dapat jika bukan dariku.?"

"Hentikan! Aku tidak mau mendengarnya lagi! Cepat serahkan Kode Nama Author biar aku bisa keluar dari sini.."

"Tenanglah dulu. Kita harus bicara. Ini sangat penting... Anakku."

"Argh! Telingaku tiba-tiba sakit!?"

Riza berguling-guling seperti kesurupan mencoba untuk 'tidak' mendengarkan setiap perkataan Cry.

"Hei Riza, bisa kau diam sebentar saja.? Setelah ini kau juga dapat keluar."

"Urgh.." Riza berhenti kesurupan, mulai bangkit tapi kedua tangannya menutupi lubang telinga. "Itu sama saja bohong." facepalm Cry.

"Jadi, ada hal penting apa?" tanya Riza ketus.

"Haaaah. Kau ini. Baiklah, ini tentang alasanku memilihmu.."

"Kenapa?"

"Itu karena kau mempunyai senyuman yang sama dengan Liza.."

"Ibuku?"

"Hm. Aku dan Liza pernah satu kelompok dalam tugas dari kakek tua di Dimensi Kenyataan yaitu duniamu.."

"Ibuku juga... Pengguna Kekuatan?" kaget Riza.

"Ya. Kakek tetua bahkan memperbolehkan Liza untuk menggunakan Kode Nama-nya di Dimensi Kenyataan, yang mana seharusnya dilarang keras.."

"K-kenapa?"

"Kenapa kau tanya? Itu karena... Liza adalah Pengguna Kekuatan Terlemah di Wattpad Paralel."

"Hah?" perempatan merah muncul di kepala Riza.

"Tenang dulu. Itu fakta.."

"Tetap saja. Aku tidak akan membiarkan siapapun mengejek ibuku.!" kesal Riza sampai huruf 'A' muncul di dada kirinya.

"Dia mengambilnya tanpa sadar.?" batin Cry terkejut.

"Huh, sudah kuduga seharusnya aku tidak usah membantu Wattpad Paralel.."

"Jangan egois seperti itu. Jutaan nyawa jadi taruhannya.."

"Biar. Ibu yang membesarkanku dan semua orang mengejeknya. Semudah itukah kau menggantungkan tanggung jawab kepadaku, Cry?!"

"........." Cry berhenti bicara.

"Baiklah-baiklah. Sebelum kau pergi ada yang ingin kukatakan. Ide menjadikanmu sebagai Author itu adalah permintaan orangtuamu... Orangtua kandungmu, Riza."

"..........." Riza membulatkan kedua matanya.

"Dan Liza menyetujui itu."

"Ibu juga ikut ambil bagian? Orangtua kandungku?"

"A-apa maksudmu?"

"10 tahun lalu aku bertemu dengan orangtua kandungmu selama masih menjadi bagian dari Pedia. Nyonya Rosa memiliki hubungan dengannya. Waktu itu aku tidak akan pernah lupa bagaimana ekspresi nyonya Rosa. Ia tersenyum, berbicara dengan gagap seakan orang yang ada dihadapannya adalah penyelamat hidupnya.."

"Nyonya yang seakan tahu jika dirinya sebentar lagi lenyap dari dunia, meminta kepada orangtuamu untuk menjadikanmu sebagai Author selanjutnya. Ini semua sudah direncanakan sesudah kau lahir.."

"Aku bahkan tidak tahu bagaimana rupa orangtua kandungku. Aku dari bayi sudah ada di panti asuhan lalu pihak panti berencana mengusirku tapi aku kabur duluan, kemudian aku bertemu dengan ibu. DIA tidak punya hak menerima permintaan itu, dan juga kenapa dia tidak muncul saat tahu aku 'ada'? KENAPA orangtua kandungku sendiri membuangku?!" teriak Riza tak karuan.

"Anak yang malang.." dari balik topeng Cry menatap iba. "Dia dibuang lalu diminta menyelamatkan dunia orangtuanya. Bahkan saat di panti pun Riza tidak mendapat keadilan,"

Senyuman Liza seketika diingat oleh Cry. Ia tiba-tiba tersenyum entah kenapa.

"Walaupun begitu kau akan tetap bertindak'kan, Riza?"

"Ya. Ini memang tidak adil bagiku tapi aku rela demi mereka yang percaya padaku.."

Cry mendekati Riza lalu menyentil alis kiri Riza, tentu itu membuat si pemilik meraung keras.

"Majulah, Riza. Tunjukan pada mereka jika Pengguna Kekuatan Terlemah, yaitu Liza-- ibumu yang membuatmu menyelamatkan dunia ini!"

"Tentu.."

"Balas semua ejekan mereka. Aku mendukungmu karena aku mencintai Liza.."

"Tidak. Aku LEBIH mencintainya.."

"Tidak, aku."

"Aku!"

Cry dan Riza saling baku hantam dalam selang 1 menit sebelum berhenti.

"He?" Riza baru saja jika ada sesuatu yang aneh di mata kirinya. "Apa ini?"

"Hadiah perpisahan dariku. Setidaknya itu membuatmu imbang dengan Shaker.."

"Hah!? Itu artinya aku lebih lemah dari Allyn, gitu.?"

"Shaker itu hebat, kau mungkin membutuhkan bantuan orang lain untuk menghadapinya karena 'sendiri bukan tentu bisa'. Yang kau butuhkan saat ini adalah orang yang dapat kau percaya, seorang rekan dan... Kekasih, kurasa."

"Apa maksudnya itu?"

"Sepertiku contohnya, saat aku jatuh cinta pada Liza aku jadi lebih bijak.."

"Orang bijak? Kau?"

"Hei, berhenti memasang wajah bebek dihadapanku.." (-_-)

Tep...

Tinju kanan Cry menyentuh dada Riza. "Jadilah orang yang hebat, Riza.."

"Seperti dirimu.." balas Riza memukul.

Badan keduanya perlahan jadi kunang-kunang dan memudar.

"Untuk sisanya tanya pada orangtua kandungmu. Dia ada di Britany saat ini. Aku tidak tahu kenapa nyonya memilihmu sebagai penerusnya karena dari yang kudengar dulu nyonya juga dipillih oleh penerus lainnya.."

"Semuanya pasti ada alasan Riza.."

"Akan aku cari!"

Cry tersenyum dan topengnya retak membuat sebagian wajahnya agak terlihat.

"Liza, kau adalah penyelamatku dan dunia ini. Andai kau tidak bertemu dengan Riza saat itu, aku... Pasti tidak akan sebahagia ini. Dan maaf aku telah berbuat jahat padamu. Maafkan aku karena telah berbohong, semuanya.."

Aku pamit dulu.






W Author POV W






Di waktu normal... Semuanya berjalan dengan sangat lambat. Riisycho langsung menyelimuti kedua tangannya saat jam emas mengelilingi tempat Riza. Target Riisycho bukan Riza, melainkan Allyn.

"Sialan kau!" raungnya membakar di depan.

Punch!?

Sebuah tinju mendarat di wajah Riisycho, tangan itu memutar badannya dan tangan satunya mencengkeram pakaian.

"Menjauh dari sini.!"

"?!" Riisycho terlempar kembali ke tempatnya namun mendarat dengan selamat.

"Aku tidak melihat pergerakannya. Apa sudah selesai?" pikir Riisycho.

"Bagaimana reuninya?" tanya Allyn santai ke Riza yang berdiri di depannya. "Entahlah, Allyn. Haruskah aku jawab itu baik.?"

"Begitu.." sahut Allyn seraya bangkit dari duduknya. "?"

"Mereka datang.." bisik Allyn.

DAAR!!

Diwaktu bersamaan dari atas menara jatuh One serta Shaker dengan gaya.

"Sepertinya kita terlambat sedikit.." celutuk One.

"Riza.." tatap Shaker.

"Shaker.."

"Kau tak apa, Rii?"

"Tidak bisa lebih baik, kak.."

Allyn mendekat. "Hei, bagaimana jika kita genjatan senjata dulu.?" sarannya.

"Hm. Kurasa tak masalah.."

"Bagus.."

"Dan..maaf."

"Hm? Kenapa?"

"Y-ya, kau tahulah alasannya.." gugup Riza tiba-tiba mengalihkan pandang. "?" Allyn mencoba mengingat kejadian apa saja 2 tahun yang lalu, kemudian ingatan tentang mereka -yang terperangkap bersama di suatu ruangan membuat Allyn tersentak.

"Riza~"

".......--"

Trak!

"Urgh?! Tulang rusukku?!" batin Riza menjerit sakit karena menerima sikutan yang sangat kuat dari Allyn.

Lalu Allyn tersenyum tulus. "Aku memaafkanmu kok~~" tentu dia berbohong.

"T-terimakasih b-banyak.." balas Riza patah-patah.

"Riza, menyerahlah maka kau tidak akan tersiksa. Aku berjanji padamu jika dunia yang kubuat ini adalah dunia yang benar.."

"Aku menolaknya!" jawab Riza lantang. "Aku tidak suka dengan orang sepertimu, Shaker. Benar, katamu? Yang aku tahu benar itu tidak mengorbankan sesuatu,"

"Itu salah.."

"Aku tidak bilang jika aku benar, sejujurnya aku juga tidak tahu apa yang benar itu. Tapi Shaker, dunia yang tercipta dari pengorbanan itu tidaklah bagus.."

"Shaker.." seru One memegang satu pundak Shaker. "Dia yang memutuskan, pilihan kita cuma satu,"

"Haaaah.." Shaker mendesah berat.

"Huu~kalimat yang bagus.." puji Allyn, kembali menyikut.

"Allyn, ini adalah tindakan yang bodoh jika melawan ketiganya. Kita mesti melenyapkan salah satu dari mereka. Kau punya saran?"

"Hm. Bagaimana kalau dia saja.? Aku belum pernah bertarung dan tidak tahu Kode Nama-nya tapi jika itu 'kau' mungkin tidak ada hal yang mustahil.." saran Allyn menunjuk One.

"Entah, aku merasa ada sesuatu darinya tapi tidak salahnya mencoba.."

Riza melayangkan HOPE ke depannya membuka halaman 'Kalimat Pencipta' dan mulai menulis.

"Percuma saja, Riza. Selama ada One di sisi kami semua kata-katamu tidak akan bekerja--"

Zuusssshh!!

"--Berhasil!?" celutuk Allyn melihat One tiba-tiba lenyap.

Shaker terlihat sangat terkejut.

"Bagaimana bisa?"

"Sepertinya kau sudah salah paham, Shaker.." kata Riza memperlihatkan HOPE, 'Pindahkan semua orang ke Menara Paris kecuali orang yang tidak aku kenal'. "Kode Nama-ku bekerja tanpa masalah. Kau pikir siapa aku? Aku adalah seorang penulis. Tentu aku sangat berhati-hati,"

"Kakak!" panggil Riisycho keras.
"Maaf, aku sedikit lengah tadi."

"Shaker adalah milikku.!" seringai Allyn.

"Jangan terburu-buru nanti kau bisa kena jebak.."

Allyn serta Riza berlari disaat yang sama, pasangan adik kakak di depan mereka menyiapkan serangan balik.

Authority Ability : System Words

Huruf-huruf mulai bermunculan di dekat Riza, bukan huruf saja tapi sekarang ada angka dan tanda-tanda lainnya seperti 'bintang', 'koma' dan 'pagar'.

Kata '2x' masuk ke tubuh Allyn membuat kekuatan bertambah 'besar' dalam hitungan detik, Riza juga menanamkan waktu di telapak Allyn yang mana menunjukan batas penggunaan selama 5 menit saja.

Kecepatan Allyn berlipat ganda saat dirinya menambah kekuatan dengan Kode Nama Time. Kini Allyn sudah berada di depan Shaker, saking cepatnya Shaker tidak sempat bertindak saat dirinya dibawa lari oleh Allyn ke dimensi buatan.

"Kakak!?"

Teknik Efek Kalimat Kepenulisan : 'Lontaran Perpindahan'

Dash!

Riza terlontar ke hadapan Riisycho saat empat bundaran garis di depannya menghisap Riza dan melontarkannya ke dekat Riisycho.

"Sia--Burgh?!" Riisycho terpental keluar ruangan setelah menerima kembali hantaman di muka. Riza menyusul keluar bersama semua huruf, kata dan tandanya.

"Hei Riisycho, kurasa sudah saatnya untuk mengakhiri perdebatan diantara kita berdua.."

"Tcih. Senang mendengarnya darimu, Riza.!"











































Preview Next Arc :

A : Halo semuanya, ane up SPW lebih cepat karena buku kedua SP ini tersisa 2 atau 3 bagian lagi. Wuat?!

A : Di Arc ini kita sudah tahu alasan dari Cry? Tapi masih ada hal yang belum terbongkar. Yap. Tentang Rosa dan orangtua Riza yang sebenarnya!

A : Sangat sayang karena Buku 2 ini cuma membahas bagaimana Riza mendapatkan Kode Nama-nya. Tetapi tidak usah penasaran karena di Buku ketiga kita akan melumat habis semua rahasia yang masih misteri~~

A : Dengan alasan yang sama. Kerena ane lagi mode malas, heheh xD

A : So nantikan saja up Arc selanjutnya. Bye^^

allynscarleta & HeyRainShakers
RiiSycho

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top