Arc 17 : King Menyerang
W Author POV W
Aroki hanya diam ditempatnya, padahal hanya membutuhkan lima langkah lebar untuk sampai ke tempat Riza tidur. Kendalanya ada di dua pasangan kembar yang dibawa oleh Anggita.
"Hei~hei! Kau tidak bisa melangkah lagi. Karena kami yang akan menjagamu agar tidak mendekat ke Riza.." kata si rambut gelap.
"Ya. Riza adalah tamu kami. Kami harus melindunginya.." padahal beberapa saat lalu mereka mempermainkan Riza.
"Kau dengar~? Kami lebih kuat dari Anggita. Maka dari itu--?"
"Kau tidak boleh maju--"
""??"" keduanya terjatuh ke lantai karena ada benda hitam yang melilit tubuh mereka.
"Apa Ini?! Aku tidak bisa lepas!" panik si gelap.
"Aku juga.."
"Anggita, tolong kami.." serunya meminta bantuan.
"......."
Tapi Anggita sekarang tengah berhadapan dengan Aoyuki.
"Anggita..."
"Aku ingatkan padamu, Ice ojou-sama. Aku yang menjaga Riza!"
"Tidak. Nii-sama aku yang jaga.!"
"Aku!"
"Aku.!"
"Bisa kalian berhenti bertengkar? Sekarang kita ada di situsi darurat.."
""Yang aku pedulikan cuma Riza/Nii-sama!"" bantah mereka ke Diga yang duduk diam.
"Kalian ini.." Diga memegang kepalanya pusing.
"Apa kita buat jebakan saja, leader? Team King saat ini sangat kuat ditambah anggota baru.." cetus Shaine. "Ya. Allyn dan teman-temannya bisa kita anggap seperti Batu Besar karena mereka semua memiliki lebih dari satu Kode Nama." setuju Diga.
"Apa yang akan kita lakukan, Diga? Aku akan membantu jika ini melibatkan Riza.."
"Aku juga. Nii-sama adalah hal berharga bagiku. Aku, Aroki dan Poker juga ikut dalam pertempuran.."
"Aku senang mendengar itu dari kalian berdua, pengguna es.."
"Leader.."
"Aku mengerti. Kita akan buat rencana untuk mengalahkan mereka. Ini juga bakal menjadi kesempatan mendapatkan Buku Kosong 'jika' kita menang.."
Shaine sepertinya puas dengan keputusan Diga.
"Leader, aku dan Oliver-- Mastermind akan menghubungi Pedia's Soul.."
"Aku harap mereka mengirimkan orang yang kuat. Mereka akan mengirim yang terkuat karena ini adalah Riza.." batin Diga.
Semantara itu Allyn sudah kembali ke markas Team King. Dia mendapat pelukan hangat dari Shiina dan juga hampir dipeluk juga oleh Dicky.
"Maaf semuanya karena mendadak.."
"Kau ketuanya, Allyn. Kami akan mengikutimu.." kata Marina.
"Marina benar. Kami adalah pedang dan perisaimu(cuma Dicky).."
"Aku akan mengamuk sesuai arahanmu.."
"A-aku juga.."
"Kalian.."
"Kami semua berhutang padamu. Jika kau dalam masalah aku tidak masalah jika kau menyeret kami.."
"Walau harus melawan Wattpad Paralel dan Author, petirku akan melindungi semuanya..!"
"Pedangku akan memotong yang menghalangi jalanmu.."
"Kepercayaan kami adalah milikmu.."
"Dan hutang harus dibayar, bukan?"
Allyn tersenyum. Allyn benar-benar tersenyum kali ini.
"Aaah~~merepotkan juga punya teman-teman yang baik. Baiklah aku akan terus menyeret kalian ke dalam masalahku.."
"Ya!"
"Asal jangan ke neraka saja.." ucap Dicky polos, sontak semuanya menatap facepalm Dicky.
"Dikcy... Kau gagal sebagai penjahat?!"
W SKIP POV W
"Untuk rancangan awal aku yakin Dicky yang menyerang pertama menggunakan petirnya, Lette akan berkeliling markas mencari Riza lalu Allyn akan menyerang bersama anggota lainnya. Di situ William akan aku bangkitkan secara paksa, Civie, Faith dan Rylan akan bertugas menghadang Allyn tapi jangan sampai mati. Duo pengguna es akan melawan Lette, kalian pasti mengerti maksudku. Kita tidak akan mengandalkan Riza atau lebih tepatnya tidak bisa karena kondisinya yang tak memungkinkan saat ini. Bila terjadi keadaaan darurat aku akan turun tangan melawan Allyn. Aku yang memulai semua ini, aku juga yang akan mengakhirinya.."
"Tuan.." potong Rylan.
"Ada apa?"
"Kurasa mereka tidak mendengar perkataanmu yang barusan tadi.."
"A-aku juga tahu.." Diga tersenyum pahit melihat beberapa orang mengelilingi Riza yang tak sadarkan diri.
"Anggita, Riza tidak bakal mati'kan? Aku bahkan belum berhutang uang padanya.."
"Anggita.."
"Riza.." Anggita menggenggam tangan kanan Riza dan menyalurkan energi lewat sana, Aoyuki juga melakukan hal yang sama di tangan kiri.
"Nii-sama.."
"Aku baru pertama kali ini melihat Aoyuki-ojou sesedih ini.." ungkap Poker disamping Aroki.
"Ojou juga seorang perempuan, dia memiliki perasaan.." tambah Aroki.
"Kau benar--"
"!" Aroki refleks memutar dirinya ke belakang merasakan sesuatu datang. "Mereka sudah datang!" bisik Diga mengerti pandangan Aroki.
"........"
BLAAAR!??
Petir raksasa menghantam dari atas langit menciptakan lubang besar sampai ke markas Diga.
Petir Dewa : Hukuman Langit
Dicky kembali menghujamkan petir raksasa ke lubang yang sudah ada. Sesosok bayangan melompat ke lubang dan menahan sambaran petir dengan gelombang angin.
"Kau menganggu waktu Aoyuki-ojou, brengsek!" kesal Poker. Civie dan Faith juga hadir.
"Cuma cecunguk doang.."
"Sialan kau.!"
Di bawah tanah Aroki berhasil melindungi semuanya menggunakan pelindung hitamnya, tapi terjadi kerusakan parah di dalam ruangan. Rylan terlihat membopong tubuh Riza.
"Mereka cepat sekali. Apa mereka benar-benar menggunakan rencana sialan itu.." gerutu Diga agak kesal.
"Kata-katamu kasar sekali... Diga!" gema suara Allyn terdengar jelas di dalam ruangan.
Crack.!
Udara pecah dan memunculkan Allyn lewat lubang dimensi, Lette, Marina dan Shiina ikut keluar.
Dor!
"Allyn!?" teriak Lette.
Allyn berhasil menghindari tembakan Diga yang membidik kepalanya, ada goresan merah di pipi kanan Allyn.
"Aku tidak menduga akan melawanmu secepat ini." gumamnya.
"Rylan, bawa Riza menjauh dari sini. Aku akan melawan Allyn... Sendirian!"
"Baik!" Rylan segera membawa Riza menggunakan pintu rahasia yang sudah disiapkan.
"Tidak akan aku biarkan.." Lette menghilang di tempatnya.
""!!""
Crasssh..!
Dinding-dinding es menghalangi jalan ke pintu rahasia tersebut.
"Kalian pikir benda padat bisa menghentikanku--?!"
Lette membeku di dalam es berwarna biru dengan dalaman hijau.
"Tidak ada yang bisa menembus lapisan kedua es. Ingat itu.." kata Aoyuki.
"Heeh~ aku tidak menyangka kita berpikiran hal yang sama.." cetus Anggita. Keduanya menatap Marina dan Shiina yang tersisa.
"Diga, sialan kau sudah merencanakan semua ini.."
"Aku tidak bisa menang secara jujur apalagi harus berhadapan dengan orang licik sepertimu.."
"Diga.!"
"Allyn!"
Lingkaran-lingkaran jam waktu bermunculan dibelakang Allyn. Itu adalah Awakening Mode.
"Kau sudah serius? Aku tidak menyangkanya.."
"Berhenti bicara omong kosong seperti orang bodoh dan cepat keluarkan Awakening Mode milikmu, Diga!"
Diga tiba-tiba tersenyum. "Apa kau buta? Aku sudah dalam Awakening Mode... Sedari tadi!"
"Apa-?!?" Allyn langsung memperhatikan sekitarnya, begitu banyak hawa asing mengelilingi markas Diga.
"Asal kau tahu saja markas inilah Awakening-ku!"
Diga menyeringai, tidak kalah menakutkannya dari Allyn.
"Akan aku tunjukkan kepadamu kekuatan pemilik Kode Nama kedua dalam sejarah, Allyn!"
Preview Next Arc
A : Malam dan pagi semuanya*hooaam*
A : *sangat mengantuk*
A : Arc depan akan ada pertarungan Dicky atau Allyn. Keduanya sama-sama bakal tersudut ane rasa dan DIGA mulai bertindak. Pemilik Kode Nama kedua?
A : Apakah Diga sekuat yang diperkirakan R.?
CryVirus : Kita lihat saja di next Arc. Sampai jumpa lagi^
Riza : -_-
DigaRW, anggita157, Aoyuki_Ohayashi, Poker_024, allynscarleta, Lette99
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top