Arc 15 : Titanic Bergelora, Komandan Divisi Vs Batu Besar
W Kuroyuki vs Nanaisme POV W
"Sebelum kita memulainya ada yang ingin kutanyakan.." Nanaime memeriksa kedua revolver-nya di hadapan Kuroyuki, angin laut berhembus meniup rambut panjang mereka. "Apa?" tanya Kuroyuki menatap tak suka.
"Kenapa kau menjadi anggota OMEGA?"
"Karena gajihnya tinggi.." jawab Kuroyuki datar. Nanaisme sempat terkekeh menutupi mulutnya. "Zaman sekarang bahkan menjadi seorang penjahat saja diupah.." Kuroyuki terlihat tidak suka dengan perkataan tersebut.
"Dengar.! Kau memerlukan uang dalam hidup ini. Aku mempunyai sesuatu untuk dibiayai dan aku tidak akan berhenti sampai semuanya terselesaikan!"
"........."
Nanaisme memperlihatkan senyuman setelah lama menunduk. "Maaf bertanya yang tidak-tidak.."
Shot..
Peluru cahaya terpantul di belakang Kuroyuki. Kuroyuki dengan ekspresi marahnya menangkis tembakan tadi hanya menggunakan tangan.
"Kau sudah membuatku marah.."
Keduanya saling tatap menatap. Kuroyuki membuka telapak kanannya, tembakan laser merah melesat ke tempat Nanaisme. Nanaisme menembak itu dengan revolver kiri, lingkaran sihir emas 'melahap' tembakan lawan. Nanaisme mulai berlari ke tempat Kuroyuki dan menembaki menggunakan peluru biasa, ditembakkan ketiga dan terakhir, peluru itu pecah berubah menjadi hujan cahaya. "Kh.." Kuroyuki membuat pelindung dari telapak yang menahan serangan tersebut.
"!"
Nanaisme hadir 5 meter di belakang. Dari tangan Kuroyuki menjerit petir, dia juga menghentakkan kakinya, Nanaisme terjebak pada es yang membekukan kedua kaki. Kuroyuki menyambar Nanaisme dengan petir yang menghantam dari samping.
"?"
Nanaisme tersenyum kecil. "Kena kau.."
Shot!
"Ukg.?!" sebuah tembakan mengenai samping kanan Kuroyuki, dari sudut pandang ketiga terlihat revolver dari tangan kiri Nanaisme menembakkan cahaya yang melengkung hingga ke Kuroyuki. Mereka berdua jatuh disaat bersamaan.
"A-apa yang kau pikirkan?"
"Ini sakit tapi sepadan.." Nanaisme bangkit bersama bau hangus. "Gila.?!" cibir Kuroyuki berusaha bangun karena sakit punggung. "Entahlah, tapi aku untung banyak karena itu,"
"Aku tidak akan melupakan apa yang Cry ajarkan kepadaku.." batin Nanaisme.
"Kenapa aku harus bertarung dengan orang gila seperti dia?!" Kuroyuki bangkit penuh setelah menahan sakitnya.
Sihir Tingkat VI : Monster Kabut Pelahap
Kabut putih keluar dari jaketnya, menyebar dari bawah kaki Kuroyuki dan mulai menutupi bagian belakang Titanic. Suara auman agak terdengar setelah Nanaisme benar-benar 'termasuk' ke dalam sana.
"Kau akan aku kalahkan di sini.." kata Kuroyuki menghilang. Nanaisme mencoba menghilangkan kabut itu dengan tembakan lingkaran emas "Sepertinya ini bukan kabut biasa."
Swush.!
"Hmm!" Nanaisme melihat ke satu sisi yang kabutnya sekejap bergerak. "Ini kabut tapi.." Nanaisme melangkah mundur saat bayangan besar mulai muncul. Sesosok kepala tanpa kulit, badannya ditutupi oleh kabut hanya tangan serta kaki saja yang nampak.
"Aaaa... Ini bakal merepotkan."
Door...
Monster itu menyerang tempat Nanaisme beruntung dia nya tidak terkena. Nanaisme menembak menggunakan dua revolver namun tembakan itu cuma melewatinya.
Salah satu kabut terayun. Nanaisme memutar badannya ke samping berhasil menghindar, monster itu kembali mengeluarkan cambukan dan Nanaisme berlari ke depan lawannya ia berlari sambil menghindari keseluruhan cambukan.
Tek?
"Bodohnya aku menembak yang tidak nampak.." ringis Nanaisme meletakkan ujung revolver ke dahi si monster.
Dhuuar!
Kepala monster itu meledak saat empat rune emas menghimpit dirinya. Nanaisme berdiri dikumpulan kabut yang menipis.
"Sekarang di mana orang itu?"
Swush!
"?!" badan Nanaisme menegang merasakan tubuhnya tidak dapat digerakkan, sejurus kemudian ada tangan monster tadi, dua tangan besar itu mengunci pergerakan Nanaisme. Disaat bersamaan Kuroyuki hadir. "Menangkapmu lebih mudah dari kubayangkan, kenapa?" ucapnya Kuroyuki berhenti di depan Nanaisme yang terangkat oleh tangan si monster. Nanaisme sedikit tersenyum. "K-karena kau masuk ke dalam jebakanku?"
Tring.?!
"......." Kuroyuki hanya diam sementara tiga tembakan tiba-tiba itu ditahan oleh kemunculan tiga monster lainnya.
"Itu salah. Jawabannya karena kau ceroboh dan lemah. Aku dengar Komandan Divisi itu sangat kuat sehingga dapat menandingi kami para Batu Besar tapi kau bahkan tidak sampai membuatku untuk serius sepenuhnya.."
"......."
"Ada apa? Kenapa kau cuma diam saja?"
"Yah... Aku cukup tersinggung, kau tahu?" Kuroyuki mengukir senyum merasa menang karena Nanaisme menunduk.
"Boleh aku bertanya kenapa kau tersinggung, Komandan Divisi?"
Duut!!
Tekanan kekuatan milik Nanaisme menekan milik Kuroyuki.
"Karena Cry tidak mendidikku menjadi orang yang lemah!"
"!" Kuroyuki terkejut merasakan beban berat pada tangannya dan hujan garis-garis hitam jatuh di atas mereka.
"Mata itu.?!"
Awakening Form : Valkyrie Shooter
Gelombang kejut tercipta saat dua manik bintang emas Nanaisme terbuka, sosok Kuroyuki terdorong ke belakang cahaya menyilaukan menghalangi semuanya. Kimono Nanaisme berganti jadi jubah putih ilmuwan dan ada kacamata tipis yang ia kenakan.
"Aku harus meminta maaf kepada And karena telah merusak kapalnya.."
"Eeh~~ masih sempat kau memikirkan hal lain?" Kuroyuki muncul dari kehilangan, jaketnya terbakar oleh api hitam yang diselimuti aura merah darah.
"Awakening Form..."
"Ya, sama sepertimu. Kami Batu Besarr dapat 'mencapai' hingga '[Ultimate Form]' , kami bawahan Yang Mulia Shaker dan dengan itu kami terpacu hingga ke tingkat tertentu dalam perubahan. OMEGA akan jaya dan menguasai Wattpad Paralel---!"
"-- Dengan membunuh orang yang sangat aku sayangi?" potong Nanaisme. "Kalian semua tidak bisa kumaafkan,"
"Ada apa dengan tekanan ini?" pikir sang lawan.
Nanaisme merentangkan tangan kanannya, cahaya melesat menampakkan sebuah sniper putih bergaris emas kotak persegi. Lingkaran-lingkaran sihir emas tercipta di belakang, Nanaisme mengepakkan sayap. Dua sosok malaikat laki-laki(emas) dan perempuan(putih) berjaga di samping Nanaisme.
"Aku baru ingat jika ada Pengguna Kekuatan yang memiliki Mata Entitas. Selain raja, aku tidak menyangka jika orang ini adalah orang yang dibicarakan raja. Aku dengar 'mereka' setara tapi tidak sekuat Almighty maupun Author..."
"Sangat mustahil jika bertarung dengan '[ Ultimate Form ]'. Kapal ini bakal hancur dan menyusahkanku untuk menculik Riza.." Kuroyuki hanya diam memperhatikan di luar batas gelombang aura Nanaisme.
Valkyrie Rises
"!" aura gelombang itu berkumpul ke sniper, cahaya bulat bersinar emas berlambang sayap.
Smart Bullet : Holysign the Anti-Laser
Nanaisme menembakkan cahaya emas, tembakannya melebar dan melahap bayangan Kuroyuki.
Kuroyuki terbang ke atas, ia melihat lubang besar di kapal.
"Dia telah hilang kendali..?"
Nanaisme kembali melakukan 'Valkyrie Rises', kali ini sebuah bidikan besar tercipta di mata Nanaisme. Bidikan it menghitung perkiraan kemungkinan gerak Kuroyuki, sedangkan itu, Kuroyuki menyebarkan jubah hitam dan menutupi awan seperti malam hari.
Sihir Tingkat VII : Jubah Malam Hari
Kekuatan yang ada disekitar terhisap. 'Api Bulan' yang lebih besar Kuroyuki buat, cahaya emas dan biru menutup Titanic.
Wush?!
Kuroyuki terbang membawa 'Api Bulan', Nanaisme melepaskan tembakan laser emasnya.
Sihir Gabungan Tingkat V-VII : Api Bulan Pembinasaan
Valkyrie Rises, Smart Bullet : Holysign the Anti-Laser
Dup...
BLAAAR!!
W Author POV W
"......"
"A-anooo..permisi?" cetus Riza mencoba memanggil perempuan berambut hitam yang tengah duduk di depan suatu meja kerja, ia mengenakan kemeja putih dan blazer biru tanpa kancing.
"Apa kau menyukai ruangan ini?"
"Hah?"
"Aku tanya, apa kau menyukai ruangan ini?" ulangnya ke Riza, Riza menggerakkan kepalanya menatap sekitar ruangan 1x1,5 kotak dengan satu meja kerja, lima jendela vertikal di belakang perempuan itu, peta dunia, rak buku dan..lift(?).
"Umm..bagus?"
Perempuan itu menutup buku yang sedari tadi ia baca atau HOPE. Lalu ia menaruhnya di atas meja.
"Jawabanmu tidak terdengar seperti jawaban.." komennya.
"Memangnya aku peduli.." batin Riza sweatdrop.
"Terserah. Yang lebih penting kau siapa? Kenapa aku bisa berada di sini!?"
Dia mendesah, lalu mengambil sesuatu dan menaruh buku lain ke meja yang sama.
"Aku adalah pemilik Author sebelummu, Riza.."
"Pemilik..sebelumku?"
"Namaku Rosanti Vin Grandsign.."
Riza diam memperhatikan dan mencoba mencerna keadaan yang saat ini. Tempat asing, seorang perempuan dan buku, Riza dengan sangat serius memikirkan tiga hal itu dan berhenti ke satu titik.
"Kau... Orang yang memimpin Shaker?"
"Sekarang? Dulu? Ya.."
"....."
"Saat ini tidak ada waktu di antara kita. Aku ke masamu atau kau ke masaku, para Author dapat melakukan hal yang tidak mungkin dengan 'menciptakannya'.."
"Seperti lubang hitam.?" Rosanti mengangguk, membenarkan. Kemudian ia berdiri dan menaruh satu buku lagi, buku dengan cover biru bergaris emas. "Buku lagi.?"
"Ini adalah Buku Kosong 'milikku' dan di masamu mungkin Shaker memilikinya.."
"Dan?"
Rosa menatap datar. "Kau harus memilikinya... Dengan merebutnya dari Shaker(kurasa)."
"H-hah??"
"Kau memiliki HOPE dari masamu, gunakan Senjata Kode Nama itu atau.."
"Atau?"
"Bangkitkan kekuatan Author!"
"Hikari pernah menyinggung tentang itu.."
"Kurasa sampai di sini saja, waktu kita hampir habis.."
"Hah.?" Riza tidak sadar jika ada lubang hitam muncul di belakangnya. "Riza.."
"......"
"Cry dan Shaker hanyalah anak-anak.."
"Apa--?" Riza terhisap ke lubang hitam itu, di waktu yang sama dua remaja masuk ke dalam ruangan menggunakan lift. Cahaya putih sekejap melewati Rosa tapi kedua remaja itu tidak menyadarinya. "Kembali ke masaku.."
"Anda bilang sesuatu, nyonya?"
"Tidak. Tidak ada Cry, Shaker.."
W Normal POV W
Kuroyuki jatuh dengan dikelilingi asap, cahaya emas tertembak bergantian dikumpulan asap, Kuroyuki merapalkan sihir terbang, dirinya mendarat selamat di atas kapal dan kembali bergerak menghindari tembakan.
"Terpaksa aku gunakan '[ Ultimate Form ]'..."
Suatu tembakan laser mengenai tepat di tempat Kuroyuki, lubang hitam abu-abu menghisap cahaya dan Kuroyuki balikkan ke Nanaisme yang tersembunyi oleh asap. Cahaya itu mengenai pemiliknya lalu sosok Nanaisme terjun ke bawah. Bayangan lumpur telah bersedia di bawah, saat Kuroyuki mencengkeram tangannya bayangan itu menerjang serta menangkap kedua kaki Nanaisme.
Sihir Tingkat V : Penjara Pelahap
Bayangan lumpur berubah unsur menjadi lintah dan mengunci sebagian dan keseluruhan tubuh Nanaisme
"Mmph.!"
"Percuma saja. Sihir ini dapat melemahkan kekuatan, semakin besar kekuatannya maka semakin cepat habisnya.."
Nanaisme, sniper-nya perlahan menjadi transparan setelah ia berhasil meloloskan setengah badannya. Kuroyuki melempar lima pasak elemen ke bagian tubuh Nanaisme yang lolos, Kuroyuki mendekat sambil membawa pedang hitam dari bahan bayangan yang menggengkang Nanaisme.
"K-kau ada di markas Pasukan Pemberontak, k-kau tahu kan?"
"Lalu? Apa yang membuatmu berpikir aku tidak bisa menusukkan pedang ini ke dadamu?"
Nanaisme mengulas senyuman. "K-karena ada orang di belakangmu?"
"!"
Kring... Kang!!
Rantai hitam melilit Kuroyuki. Kuroyuki terhempas ke belakang dan rantai itu meledakkan api yang luarbiasa panas.
Awakening Mode : Armored Chain Hell Greeduser
Hikari berdiri di pintu masuk kapal, tameng kura-kuranya mempegas pedang di sana.
"Aku benci perempuan itu.." bisik Hikari.
"K-kurang ajar.!" Kuroyuki bangun dalam mode biasa, jaket hitamnya hangus terbakar hanya menyisakan kaos merahnya saja. "Dasar buaya!" hardik Kuroyuki melihat Hikari. Dan entah kenapa Hikari berdecak kesal. "Aku tidak suka sebutan Divisi 2."
Kuroyuki membuat 'Api Bulan' dan melepaskannya ke Hikari. Hikari hanya diam, menekan mata pedang hingga benar-benar masuk ke tameng.
Rantai Api Ketamakan : Pelebur Subjections
Dush...!
"......."
"........"
'Api Bulan' terbelah dua, lubang di tengahnya memperbolehkan mata pedang Hikari lewat sampai ke Kuroyuki. Sementara Kuroyuki membatu tak sempat merespon. Pedang Hikari kembali ke tameng setelah memanjang, disaat bersamaan lengan kanan Kuroyuki lenyap sampai bahu.
"A-a---"
Bruk!
Kuroyuki jatuh dengan bersimbah darah.
"Selamat Hikari! Dengan ini kau telah mengalahkan dua Batu Besar.."
"Tcih. Kenapa kau tidak mengalahkannya sendiri, kau memiliki '[ Ultimate Form ].."
"Kau tahu sendiri Eraser melarangku untuk menggunakannya, kecuali di saat darurat.." Hikari memandang Nanaisme heran, padahal tadi adalah saat yang sangat berbahaya.
"Peduli setan. Yang lebih penting kita harus membawa 'batu' itu ke marka---" Hikari dan Nanaisme terdiam, Kuroyuki menghilang dari tempatnya. "Pasti salah satu anggota OMEGA," gumam Hikari.
Nanaisme menyaksikan kerusakan kapal yang diperbuatnya.
"And akan benar-benar marah padaku.."
W SKIP POV W
Mizu mengompres handuk putih(hangat) itu lalu menempelkannya ke muka Hikari yang memerah berkat tamparan refleks dari Mizu saat orang nya membuka pintu perpustakaan. Ada 2 pria baru yang berkumpul bersama, mereka adalah And dan Reus, yang berambut hijau jabrik.
"Maaf, Hikari-nii. Aku tidak mengira jika itu adalah kau.."
"Tamparannya sakit.." batin Hikari.
"Aku tidak mengira kau selamat tanpa luka di luar sana, Hikari.."
"Simpan amanatmu, paman-paman.." potong Hikari ke Reus. Reus cuma tersenyum miring, And menyandarkan dirinya di depan meja kerja. "Pembimbing Reus benar. Lawanmu adalah Raka, anggota terkuat kedua setelah Azalea." beritahu And seraya mengingatkan.
Hikari berdecih mendengar suara keduanya. "Aku tidak mau mengatakan jika Akira 'membantu' dan menyembuhkan lukaku.."
"Jadi... Di mana Author kita?"
""...... "" sontak semuanya kompak terdiam.
"Kenapa kalian diam? Apa dia mati?"
"Hikari-nii!" marah Mizu.
"Sebenarnya Riza menghilang entah ke mana.." jawab Reus.
"Bagaimana bisa begitu?!" emosi Hikari.
"Untuk sekarang aku telah memerintahkan Sei untuk mencarinya.."
"Itu tidak cukup, And!" teriaknya menggebrak meja. "Kita harus mencari Riza secepatnya karena hanya dia kesempatan kita untuk menyelamatkan Wattpad Paralel,"
"Hikari-nii.."
"Aku mengerti perasaanmu tapi kita tidak dapat melakukan apa-apa saat ini.."
"Bagaimana dengan Kode Nama mu, Pembimbing Reus?"
"Percuma.."
"Kecuali ada orang yang dekat dengan Riza, mungkin aku bisa menggunakan 'Law of Bond' untuk agar dapat menemukan Riza. Tapi siapa?" mereka berpikir atas usulan Reus.
"Rey menghilang dan Alfharizy masih di markas, dia rencananya akan menjemput Riza di Menara Kebenaran.."
"Rena dan Yuki telah tiada, begitu juga dengan Cry.."
""........"
"Kurasa... Kita harus ke menara dan menemui Alfharizy." saran And. Tidak ada yang membantahnya, mereka setuju(?).
Di waktu bersamaan Sei memasuki perpustakaan.
"Hah, hah..ketemu!"
""?!""
"Di mana?"
Sei meneguk saliva-nya. "Riza... Dia a-ada di Menara Kebenaran!"
""APA???!!""
Preview Next Arc
A : Aaaaah lama tak jumpa semuanya. Akhirnya HIATUS ane berakhir T~T
A : Ane mengumumkan dgn ini Arc 15 is done
A : Untuk mengejar ketinggalan, ane akan berusaha keras.
A : Jika ada yg ingin disampaikan ke ane, katakan aja ya..
Riza : Akhirnya Arc yg di tunggu-tunggu hadir juga.
Allyn : Arc baru semuanya lo~~
Diga : Hampir, hampir..
Cry : Sampai jumpa lagi, semuanya '-'
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top