Arc 15 : Pesawat
W Riza POV W
Aku kembali duduk seorang diri di suatu ruangan yang asing. Tapi tempat ini lebih 'hidup' daripada sebelumnya, di sini terdapat banyak buku warna-warni dan sebuah meja kerja yang terbuat dari kayu bahan tebal. Warna orange bersinar di meja itu.
Treeet...
Pintu dibuka oleh seorang pemuda... Dan perempuan?
"Maaf membuatmu menunggu seorang diri.." kata pemuda berambut coklat, seragamnya seperti pakaian formal seorang jenderal pasukan. Aku sempat melirik orang yang tidak aku tahu jenis kelaminnya tengah berjaga di samping belakang kananku. "Orang yang bersamaku itu adalah Sei. Dan aku adalah And Lycree," cetusnya belum sempat kubertanya.
Pemuda bernama And... Lycree? Dia menatapku dengan kedua sikunya menyentuh meja dan sebagian wajahnya terlindungi tangannya sendiri. "Nah, sudah menjadi tugasku untuk mengatakan hal ini, Riza.."
"Hmm?"
"Riza, aku akan menjelaskan kenapa kami melindungimu dan kenapa OMEGA sangat menginginkanmu, hidup ataupun mati.!"
"..." aku hanya diam. Tidak ada maksud untuk bertanya lebih. Aku harus mendengarkan yang satu ini.
"Baiklah. Ini semua dimulai dari 10 tahun yang lalu.."
"10 tahun yang lalu?!"
"Saat Shaker bekerja untuk seseorang yang memiliki Kode Nama Author sebelum kau.."
"?"
"Orang itu memiliki tujuan yang tidak dapat dimaafkan, namun dapat diterima oleh orang banyak. Saat puncak dari perjalanan akhir orang itu terbunuh oleh salah satu murid yang dia beri Kode Nama. Shaker mewarisi tujuannya dan berniat untuk mewujudkannya. Dan 2 minggu yang lalu.." jeda And, ekspresinya menunjukkan kesedihan(?). "Shaker berhasil membunuh orang yang telah mengkhianati mereka,"
"Lalu apa hubungannya dengan diriku??"
"Tepat 2 tahun yang lalu... Riza, kau mewarisi Kode Nama Author. Itu adalah tujuan utama Shaker. Mungkin dengan memiliki Kode Nama tersebut Shaker kira ia dapat mewujudkan tujuan mentornya yang telah mati,"
"Hah? Tapi aku tidak memilikinya!" bantahku entah mengapa.
"Itu juga benar tapi Shaker memiliki orang-orang yang dapat mengendalikan Kode Nama.."
"Argh-- itu.?"
"Mungkin tujuan Shaker adalah menangkapmu dan mengembalikan Author untuk tujuannya.."
"......."
"Hahahaha. Ini gila.." tawaku sambil berbisik.
"Ini hanya tebakanku saja. Dengar Riza.!"
"!"
"Mungkin juga tuan Cry memilihmu karena hanya suatu kebetulan biasa.."
"Apa maksudmu..?"
"Pada umumnya seorang Pengguna Kekuatan dapat menggunakan Kode Nama lebih dari satu. Tuan Cry adalah orang yang terkenal, ia adalah cucu dari Tetua Wattpad Dimension, yang menguasai Wattpad. Banyak Pengguna Kekuatan yang kuat menjadi teman Cry, tapi kenapa dia memilihmu, Riza yang 'hanya' orang normal biasa..?"
"........"
"Kemungkinan besar ada alasan khusus atau Shaker. Shaker dapat pergi ke mana saja karena memiliki Almighty. Orang-Orang terkenal mudah dicari, tetapi orang biasa.?" And menggelengkan kepalanya.
And berdiri dari kursinya, ia menepuk bahuku yang lemas. Tanpa And katakan pun aku tahu. Cry--- orang yang memulai semua ini... Dia hanya menggunakanku sebagai 'alat'.
W Another POV W
Pintu besi itu terbuka dengan secara otomatis disebuah ruang kendali, sosok perempuan bersurai hitam yang mengenakan earphone berjalan masuk, mantel hitam tanpa lengan tergerai saat dirinya duduk.
"Matikan kamuflase dan siapkan pasukan.."
""Siap, nona Kuroyuki!""
Para anggota OMEGA mulai bekerja dengan semua monitor yang ada di dalam ruangan, menuruti perintah salah satu Batu Besar OMEGA. Layar depan muncul memperlihatkan pemandangan di atas awan, sementara dari sudut pandang luar sebuah pesawat dengan warna hitam-merah tampak saat awan-awan menjauh.
"Target berhasil ditemukan. Titanic Revolution terdeteksi!"
Luna, salah satu dari tombak ikutan masuk ke dalam sana. Ia mendekat ke layar. "Di sana Si Author berada?"
"Pastinya.." sahut Kuroyuki. Luna memeriksa komunikasi di telinganya. "Kak Raka akan segera datang." beritahunya.
"Ini bagus. Dengan komposisi pasukan seperti ini kita dapat merebut Author. Kita membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali dengan kemampuan Profesor Gila.." rencana Kuroyuki.
"Apa yang di pojok itu karenanya juga?" tanya Luna seraya melirik ke pojok ruangan. Kuroyuki mengangguk membenarkan.
"Turunkan ketinggian, keluarkan senjata. Kita akan menjemput Author kita.."
W Author POV W
"Itu tidak benar!!" jerit Mizu di hadapan Riza. Riza tersentak ke belakang karena kaget.
"Cryvirus-san adalah orang baik. Dia tidak mungkin memperlakukan kak Riza sebagai alat. Mizu sangat ingat saat Cryvirus-san melanggar peraturan demi adiknya dan berkorban untuk orang banyak.."
"Tapi Mizu, itu adalah yang sebenarnya. Dia bukanlah orang yang seperti kita kira.."
"TIDAK!" jeritan Mizu bertambah kuat, Riza terpaksa menutupi kedua telinganya.
Brak!
"Berisik! Aku diberi tugas bukan untuk mendengarmu teriak.." kesal lelaki berambut hitam jabrik, ia menendang pintu saking kesalnya. "Freed-kun, beritahukan kepada kak Riza jika Cryvirus-san adalah orang yang baik." deru Mizu.
"Hah?"
"Katakan kepada kak Riza jika Cryvirus-san adalah 'orang baik'.."
Freed sejenak terdiam dan menatap datar. "Jujur... Dia adalah orang yang menyebalkan."
"".......""
"Freed-kun!!" raung Mizu. Riza menahan bahu kanan Mizu. "Sudahlah, Mizu. Aku mengerti tapi tanpa ingatanku." Mizu menjadi diam melihat ekspresi dari Riza.
"Maaf, kak.."
"Tidak apa.." pada saat bersamaan Harazuo dan Saga masuk. "Apa aku menganggu kalian?"
"Harazuo-kun.." panggil Mizu lemah, Harazuo menangkap suasana murung di ruangan itu.
"Riza, Pembimbing Reus ingin bertemu denganmu. Katanya ada yang ingin ia sampaikan soal Cry-san.."
"Siapa lagi itu? Dan Cry lagi..?"
"Aku ikut!" ucap Mizu hampir berteriak. Harazuo tersenyum ramah dan memperbolehkannya.
"Bersiaplah, Freed.." bisik Harazuo saat Mizu dan Riza pergi.
"Ya.."
Di lambung kapal banyak anggota Pasukan Pemberontak yang bersiap akan datangnya serangan. Sei melaporkan bila ada yang terdeteksi di langit. Harazuo dan lainnya telah sampai di bagian atas kapal mereka melihat dengan jelas bayangan besar di balik awan.
"Aktifkan pelindung dan keluarkan senjata anti-penghancur.." perintah Harazuo. "Saga, kau lindungi mereka yang bekerja," tambahnya. Saga mengatup kedua telapak tangan menyebarkan kupu-kupu biru malam.
Harazuo mengenakan sarung lengan kiri sepanjang siku dan memegang pistol di tangan kanan. Bagian kedua sayap pesawat terbelah mengeluarkan mortal cahaya, mortal itu menjatuhkan bola cahaya yang meledak menjadi kumpulan anak panah.
Prang! Drrrtt..!!
Hujan cahaya mengenai Titanic Revolution namun pelindung telah diaktifkan dan mereka membalas dengan senjata anti-penghancur.
"Apa ini? Apa mereka ingin menghancurkan kapal ini? Ada Author di kapal ini, tahu.?"
"Oleh karena itu mereka ingin menghancurkan tempat ini, Freed. Author akan selalu ada, ingat..?"
"Tcih!"
Akise menghancurkan anak panah yang tertuju kepadanya dan Freed memotong dengan pedang besi. Sedangkan Harazuo menembak dengan santai dan sesekali melesatkan gelombang kejut dari tangan.
"Tetap konsisten, semuanya.."
"Berisik.." Harazuo tersenyum atas balasan tersebut.
"Hahaha. Kau cepat tua jika terus marah, Freed.." ejek Akise.
"......."
Sesuatu turun dari atas.
Prang!?
Pelindung kapal pecah. Tiga bayangan jatuh di tiga titik berbeda. Seorang perempuan berambut hitam pendek mendarat di bagian atas kapal, tangan kanannya ditutupi kulit yang berwarna hitam gelap dan ada sebuah kepala monster di belakangnya.
Layar yang memperhatikan perempuan itu terpasang mantap di hadapan gadis bersurai orange kacamata.
"Subjek 09, Girliens. Dia adalah gabungan antara homunculus dan Monster Kode Nama Alien.." girangnya.
"Uwoah? Profesor memiliki selera yang aneh.." batin One takut.
"Siapa perempuan ini?" seru Freed, kembali ke pertempuran.
"Ada yang aneh darinya.." gumam Akise.
Bash.. Bash!
Harazuo menembak bertubi-tubi anak panah yang mendekat. Pelindung kapal telah dihancurkan.
"Argh. Pelindungnya!?" teriak Akise baru sadar.
Girliens tiba-tiba melesat ke tempat Harazuo, jari-jari tajamnya mengarah menusuk. "!" tangan itu berhenti saat bagian depan Harazuo dikelilingi kupu-kupu biru malam. Girliens refleks melompat mundur, namun kupu-kupu Saga mengejarnya dan menempel.
Daar...
Kemudian meledak. Girliens keluar dari kumpulan asap dalam kondisi baik-baik saja.
Freed hadir di depannya, pedang besi dan tangan itu beradu di waktu sama. Akise muncul di belakang dan menembakkan lasernya. Tembakan itu lenyap setelah ekor hitam menangkisnya. Girliens menggerakkan tangan dan ekornya di waktu sama menjauhkan kedua lelaki itu.
"Wakil Komandan Harazuo, dua penyusup lainnya telah berhasil masuk. Anggota OMEGA mulai berdatangan.." beritahu salah satu anak buah Harazuo. Ia menatap nalar ke belakang, ekspresinya mulai tidak tenang.
"Akise?"
"Aku akan pergi dengan anggota Divisi 3 menghadang satu dari dua penyusup itu.." jelas Akise bersiap sambil berkomunikasi.
"Baik, aku serahkan padamu.."
"Ya, jaga kapal dari kehancuran, Kapten Penembak..!" Akise berlari masuk ke dalam kapal.
"Hei.." Freed berdiri membelakangi. "Aku akan bertarung dengan orang ini, kau perintahkan anggota. Kau adalah Wakil Komandan. Mereka akan mematuhimu.." Harazuo sempat terkekeh mendengar kata-kata Freed. "Aku tidak menyangka kau mengatakan itu."
"Cepat pergi!"
Harazuo pergi menuju garis depan meninggalkan Freed berhadapan dengan Girliens. Di dalam koridor kapal seseorang memasuki gudang generator tempat berkumpulnya tenaga. "Ketemu.." seru gadis bersurai hijau tua.
Bzsz..
Laser ungu tertembak di samping kanan dan kirinya, lantai terangkat. Ia berguling ke depan sebelum lantai meremukkan badannya. Target bundar berhenti di tempatnya, seketika angin berubah menjadi kumpulan pedang. Gadis itu mencabut greatsword di punggung menangkis semua tebasan, ia mengeluarkan sebuah gun dan menembaknya ke salah satu tempat. Suara bising dua tembakan terdengar tanda mereka berbenturan.
"Kami tidak menyangka kalian juga akan mengincar gudang tenaga. Selain menghancurkan kapal, kalian juga merencanakan untuk merebut kapal? OMEGA memang pekerja yang keras, ya'kan, Ruqayah?" dua gadis muda keluar dari sela-sela tabung minyak, warna rambut mereka sama yaitu abu-abu dengan gaun merah dan rompi ungu dilengkapi heavy gun. "Sebentar lagi Akise datang, bisakah kau gantikan ia sebentar... Rinoa-san?"
W Riza POV W
Drrrtt...!
Lantai sekali lagi bergetar. Gempa bumi?
"Apa kita diserang?"
"E-entahlah.." aku sweatdrop melihat tingkah pahit Mizu. Kami benar-benar tengah diserang.
Tap..
Aku dan Mizu akhirnya sampai di depan pintu besar dengan tulisan 'perpustakaan'.
"Orang bernama Reus ini... Ada di sini?"
"Harazuo-kun bilang begitu.."
Aku erahkan tanganku membuka pintu itu.
"........." seorang gadis bersurai coklat yang mengenakan gaun jubah merah muda berdiri di depan kami.
"Hai Author~~aku sudah lama menunggumu..." sapanya.
""Siapa?"" tanyaku bersama Mizu. Gadis itu tersenyum, ia mengambil tongkat sihir(?) dari ruang hampa dan terbang ke tempatku.
Des.!
Terpaan angin yang kuat melewati badanku. Mizu berdiri dihadapanku menahan ayunan tongkat kayu milik gadis tadi.
"Pasukan Pemberontak memang hebat.."
"Kuurgh. Kak Riza, pergilah cari tempat yang aman!"
"B-baik--"
"--Jangan harap.."
Burn!
"!" dari balik punggungnya muncul kobaran api yang berputar menutup jalur kaburku. "Bagaimana ini?"
"Kau tidak akan keluar dari sini. Kalian berdua.!" aku merasa 'dingin' atas ancaman gadis ini. Aku takut?
"Hyaa!" Mizu mendorong payungnya penuh semangat, lawannya terhempas ke belakang. Disaat yang sama Mizu menurunkan air hujan dari langit-langit tanpa ada awan yang memadamkan api. "Kak Riza... Aku akan tinggal dan menahannya, kakak pergilah!"
"Mizu.."
"Adegan yang mengharukan tapi tidak akan kubiarkan!" dia kembali terbang, ia buka telapak kirinya menciptakan bola api raksasa.
"Cepatlah!" teriak Mizu.
"Terima ini.!" bola api raksasa itu terlempar ke arahku. Aku pun lari menjauh dari pintu depan. Hempasan angin membuatku terjatuh menghantam ke depan, pintu tertutup dengan suara berisik di dalamnya.
"Mizu..."
"Sayang sekali pengorbanannya sia-sia.."
"!!"
Aku putar kepalaku ke depan dan mendapati musuh baru. Pedang biru langitnya terangkat tinggi ke atas.
"Kau akan mati di sini!"
Slash!
W SKIP POV W
"......."
"Apa yang---?"
Apa yang terjadi? Kenapa... Aku masih hidup?
Saat aku intip ke belakang lelaki itu masih dalam posisi menebas. Aku tidak dapat melihat wajahnya tapi aku tahu jika dia tengah terkejut. Karena aku juga.
Jaketku bersinar terang dari buku yang Nanaisme berikan. Ada sebuah kalimat tertulis di sana.
HARAPAN : 'Selamatkan Riza dari segala bahaya'
HUKUMAN : 'Eksekusi setelah HARAPAN terkabul'
"Hukuman??"
"Urgh..?!" lelaki yang menyerangku tadi batuk darah dan badannya perlahan berwarna merah.
"Kenapa dia memiliki kekuatan Author?"
"Kekuatan Author?!"
Sudah lama aku memikirkan hal ini. Sebenarnya apa itu Kode Nama Author? Kenapa lawan sangat menginginkan itu dariku? Mungkin... Itu adalah kekuatan yang dapat 'mengabulkan' apa pun yang tertulis. Itulah kenapa lawan ingin kekuatan ini, dengan menuliskan 'harapan' maka impian dapat digapai.
"Entah kenapa ini membuatku tambah bingung.." cetusku tanpa pikir. Jika orang bernama Cry memberikan kekuatan ini kepadaku, untuk mencapai sesuatu. Lalu apa tujuannya?
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanyanya siaga.
"Pertanyaan bodoh. Tentu saja menyelamatkan diriku..!"
W Author POV W
Mizu jatuh berlutut bersama payungnya dan baju yang terbakar, robek. Sosok Luna membuka pintu perpustakaan, Mizu berusaha menggapai tapi ia pingsan terlebih dulu. Perpustakaan tertutup setelah Luna keluar.
"Hmm~~~Hmm~~bagaimana ekspresi kak Raka saat aku berhasil menangkap Author. Apa ia bakalan senang ya..?"
Imajinasi Luna hancur setelah ia belok di pertigaan lorong. Luna secara langsung masuk ke dalam suatu dimensi buatan Riza(?). Di sana ada Raka yang tertusuk puluhan tombak dan Riza yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kak... Raka?"
Syut!
Suatu tombak melesat ke hadapan Luna. Raka muncul di depannya, melindunginya.
"Kenapa kau ada di tempat berbahaya ini? Pergilah!" kata Raka mengusir.
"Nanti saja protesnya. Yang lebih penting, kenapa ia memiliki kekuatan? Apa kembali dengan sendirinya??"
"Tidak benar. Kemungkinan besar itu karena buku yang ia miliki. Mungkin itu adalah Senjata Kode Nama yang berhubungan dengan Author.."
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Aku akan menggunakan 'Stand Form' tapi kurasa itu tidak akan mudah. Dia bahkan dapat mengalahkanku andai saja aku tidak mengaktifkan Awakening Mode.." Luna memperhatikan luka-luka Raka sembuh dengan sendirinya.
"Kak Raka.."
"Ini adalah perjudian. Kita akan menghadapinya bersama, Luna.."
"Baik..!"
Riza membuka matanya yang menyala merah dengan garis putih di dalam dan abu-abu di luar.
"Aaah..sudah lama aku tidak bertarung. Shaker, aku harap kau tidak melakukan yang tidak-tidak!"
W Riza POV W
"......"
"Errr... Bisa bibi berhenti berdiri di depanku. Dan juga kau siapa??!" seorang wanita dengan surai hitam panjang yang mengenakan blazer biru tua berdiri tepat di depanku. Diriku tiba-tiba terpindah ke suatu ruangan serba putih dan bertemu dengan wanita ini.
"Jaga omonganmu, bocah.."
"Bocah!?"
Dia memutar badannya, manik hitam legamnya memperhatikan(?). Dia membisikkan sesuatu sambil tersenyum?
Aku berniat bertanya dengan serius, sampai..
"Anda siap--"
"--Aku Rosa. Pemilik Kode Nama Author sebelummu, Riza..!"
"Pemilik... Sebelumnya?"
W SKIP POV W
Lelaki berambut keriting itu melesat ke tempatku, gadis penyihir terbang di sampingnya. Mereka menyerang bersama-sama.
"Aku yang kendalikan HOPE, kau lawan mereka!"
"Huh?"
"Jangan diam saja. Mereka datang..!"
Lelaki itu menebaskan kedua pedang cahaya, tubuhku bergerak dengan sangat ringan. Aku melewati celah lengan lelaki itu saat dia mengayunkan pedang, HOPE mengikuti di dekatku.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku..?"
"Riza, ragamu ada dalam kendalimu namun HOPE dan batin kita bersatu. Kau bertarung dan aku akan mendukungmu dengan HOPE. Gunakan saja apa yang 'tertulis' pada HOPE. Mengerti?"
"Anda seperti alter ego-ku saja, Bibi Rosa.."
"Aku lebih tua darimu, Riza. Sopanlah sedikit.."
"Maaf.?"
Diriku berputar seperti gasing, HOPE bersinar merah bersama silaunya.
HARAPAN : 'Tongkat Penyambar Petir'
HUKUMAN : 'Jebakan Tanah Liat'
Druuash!
Lantai tiba-tiba mengeluarkan tanah liat yang menangkap keduanya. Tongkat yang ada di tanganku berubah menjadi jeritan petir.
Hukuman Langit
Preview Next Arc
A : Pagi semuanya!
Minggu ini akan up lagi dgn tema yg sama
Riza masih berada di kapal, dan akan menampilkan pertarungan'' yang lain
Untuk selanjutnya mungkin ada aksi Freed dan lainnya. So, jangan ke mana-mana
Cry : Bye~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top