Arc 15 : Pelarian Riza

W Riza POV W






"Riza, ini.!" Nanaisme memberikanku sebuah buku dengan warna sampul merah di sampingnya ada garis-garis putih.

"Buku apa ini?" tanyaku. Siapa yang tidak heran dengan itu? Diberi seseorang, seorang perempuan lagi?!

"Buku ini pemberian dari Komandan Besar. Katanya buku ini sebagai 'jaga-jaga'.."

"Jaga-jaga?"

Nanaisme adalah perempuan bersurai pirang yang ingin bertemu denganku. Oh ya, katanya ada satu orang lagi bernama Alfharizy tapi dikarenakan terjadi hal-hal, dia tidak dapat bertemu denganku sementara waktu ini. Nanaisme dan Alfharizy bekerja di Pasukan Pemberontak, sama seperti Hikari dan Mizu. Tujuan mereka adalah melindungiku?

Dan seorang pria bernama Eraser ini yang memimpin kelompok yang melindungiku 2 tahun selama ini? Sebenarnya apa yang terjadi?

"Oh ya Riza, buku ini adalah Senjata Kode Nama.."

"Apa itu?"

"Senjata yang dapat memuat Kode Nama lalu menggunakan kekuatan kode tersebut.."

"Maksudnya adalah alat pelindung diri gitu..?"

"Nama buku ini adalah HOPE Author Book!"






W Mizu POV W






Aku berdiri menunggu di depan pintu di mana kak Riza berada. Aku cemas? Pasalnya kak Riza sudah 2 jam di dalam sana bersama Komadan Divisi 3.

Jangan-jangan mereka..!?

Kret...

Pintu terbuka, dan menampakkan keduanya.

"Mizu?" panggil kak Riza. Aku ingin menyambutnya tapi Hikari-nii mendahuluiku.

"Apa yang membuat kalian lama sekali di dalam sana?" dengan bentakan, kurasa.

"Sudahlah, Hikari. Memang selama apa?" balas komandan itu ramah.

"2 jam!" tentu Hikari-nii menjawab dengan cepat.

"Eeeh? Itu lama ya.?"

Hikari-nii menghentakkan kakinya, kak Riza terlihat tersentak. "Aku heran kenapa pembimbing Cry sangat memanjakan perempuan ini.." bisik Hikari-nii, hanya aku dapat mendengarnya.

"Hikari, kau bilang apa tadi?"

"Bukan apa-apa. Lebih baik kita cepat pergi dari sini.."

"Hikari benar. OMEGA mendekat..!" Dave-san tiba-tiba hadir di belakangku. Aku sempat memekik tadi. "Ramadhani dan lainnya tengah berpatroli dan mereka, OMEGA mulai menemukan jejak kita,"

Hikari mendesah. "Kita tidak ada waktu lagi. Kita harus membawa pergi Riza dari sini dan pergi ke Paris, Francis.." tekan Hikari-nii mencetus.

"Tenangkan dirimu, Hikari. Kau mudah emosi.." aku dapat mendengar Hikari-nii berdecih pelan di depanku. Aku hanya menunduk, pesimis(?).

Dulu, yang hanya bisa aku lakukan cuma menangis tapi..

Kau memiliki saudara yang baik.

Kak Riza membuka mataku. Aku angkat kepalaku, menggenggam tanganku sendiri. "Aku akan berjuang.."






W Hikari POV W






Pertemuan selesai. Aku dan Mizu tetap menjadi pengawal Riza, bersama Komandan Nanaisme dan satu anggota Divisi 4-- Rei. Jujur aku tidak terlalu menyukai Nanaisme, atau lebih tepatnya iri(?). Dia dan aku memiliki umur yang sama tapi dia telah menjadi seorang komandan sedangkan diriku masih anggota. Yah memang Mizu tidak terlalu peduli dengan jabatan karena dia hanya ingin balas budi, begitu pun aku. Tapi, yang namanya 'manusia' pasti ada ketidakpuasan akan sesuatu.

Di waktu yang sama Dave datang bersama Edokey serta Hoshino. "Aku dan Bayangan lainnya akan menjadi umpan, sisanya kalian harus segera pergi dari sini.." katanya(Dave).

"Jaga diri kalian.." pesan Nanaisme, Riza membokong di belakang diikuti Mizu.

"Hikari.."

"......" refleks aku mendesah atas panggilan itu. Aku balik badanku tanpa menjawab panggilannya.

"Hati-hati.."

"Pffft..!" hampir saja aku tertawa. Orang ini..

"Kau juga, bodoh!"






W Author POV W







Pertempuran kembali berlanjut setelah kelompok Riza berpisah dengan Dave. Anggota Pasukan Pemberontak tiba-tiba muncul dan menyerang anggota OMEGA yang masuk wilayah mereka. Cahaya merah tercipta di atas sebuah pohon tinggi, Luna hadir di sana.

"Oh!? Aku datang tepat waktu.." Luna mengambil speaker di sakunya lalu menempelkannya ke telinga. "Mereka bergerak, kak.!"

"Dimengerti!"

Kelompok Riza berada di samping Sungai Siring. Nanaisme berdiri paling depan, kedua tangannya telah tersedia sepasang revolver, Rei menghilang entah ke mana dan kakak beradik itu berjaga di paling belakang menjaga Riza yang ada di tengah.

"Entah kenapa aku merasa de javu.." facepalm Riza.

"Hm?"

"Berhenti!" seru Nanaisme memberi isyarat. Hikari bersembunyi di balik pepohonan, Mizu dan Nanaisme langsung mengelilingi Riza.

Srek!

Suara rumput dekat pagar bersuara dan mengeluarkan seseorang. Hikari mengayunkan rantainya cepat dan pistol itu berhenti tepat di dahinya.

"Ini aku.." cetus Ramadhani yang mengangkat pistol. Hikari menenangkan dirinya serta menarik kembali rantainya.

Nanaisme mengulas senyuman, ia berdiri di dekat keduanya dan meminta jabat tangan kepada Ramadhani. "Senang bekerja sama dengan anda, tuan Ramadhani.."

"Aku juga dapat untung, nona.." seringai Ramadhani. "Cepatlah naik ke kapal!"

Nanaisme yang pertama berjalan melewati jembatan hingga sampai di kapal.

"Dasar ceroboh.." komen Hikari.

Bersamaan dengan itu angin yang kencang datang tepat di belakang Hikari. Tebasan pedang yang bising memotong tembakan cahaya biru.

"Ada yang datang.." seru gadis berambut coklat pendek yang menebas tadi.

"?"

Hush!

Pilar cahaya jatuh di depan gerbang masuk pagar jembatan, sosok Raka melompat dari sana jatuh ke tempat Mizu.

Trang?!

"!" pedang biru Raka beradu seimbang dengan payung Mizu. Hikari menyusup ke samping penuh dengan hawa membunuh.

Armor Iblis Rantai : Tinju Penghancur Kehidupan

Raka mundur beberapa detik sebelum serangan Hikari mengenainya. Pedang birunya patah dua dan sarung tangan besi hitam Hikari kembali menjadi rantai, rantai-rantai itu terbang ke samping kanan dan kiri lalu menusuk Raka. Lingkaran sihir biru tercipta di hadapannya, pengganti Raka yang seharusnya terkena serangan.

"Arigatou, Hikari-nii.."

"Tetaplah fokus, Mizu.."

"Baik!"

"Hikari, Mizu.." seru Riza. Riza ingin membuka bukunya tapi Rei membawa Riza bersama dirinya naik ke kapal. "Heh?"

"Komandan Nanaisme.." isyarat Rei.

"T-tunggu. Nanaisme, apa yang--"

"--Pergi!" teriak Hikari memotong pertanyaan. "Kita akan bertemu di Paris, Francis!"

"Hikari.."

"Kak Riza... Kami pasti datang!"

" ...... " Riza menatap kagum kakak beradik itu. Kapal mulai menyala dan menjauh dari jembatan. Riza berlari ke tepi lambung kapal. "Berjuanglah. Aku akan menunggu kalian di sana!"

""........"" Hikari dan Mizu kompak tersenyum.














































Seaform Aurora : Undestruction Walls

Raka mengibaskan tangan, hembusan aura biru laut terbang ke atas langit dan jatuh ke kapal.

"Jangan acuhkan aku.?"

Dhuar..?

Hembusan angin mirip taring itu hancur berkeping-keping. Sosok Ramadhani berdiri di belakang Raka.

"Kau.." seru Hikari.

"Aku akan mengurusnya, kalian jaga saja kapal itu.." titahnya.

Dari luar taman terdengar suara langkah kaki, yang sangat banyak. Hikari memberi isyarat kepada Mizu untuk menurutinya, mereka pergi.

"Aku tidak menyangka. Seorang pengecut sepertimu dapat menghentikan seranganku.."

"Aku tidak merasa begitu, tombak. Yang aku lakukan hanyalah tugas dan untuk diriku sendiri.."

"Tcih. Dasar orang egois.." kesal Raka.






W Another POV W






Everest World

Dalam hitungan detik kelima gedung itu membeku dari pandangan luar. Cheresy melangkah tenang di keheningan kota yang telah mati.

"Bodoh.." bisik seseorang.

Sosok Dicky terlihat membeku menjadi patung bersama Marina. Lette memunculkan katana-nya dan membantu gadis kitsune itu untuk berdiri.

"Arigatou, Lette-san.."

"Sama-sama, Shiina. Kita bersama dalam hal ini.."

"Dicky-san, bodoh.."

"Aku juga setuju. Aaah, apa ada orang yang lebih bodoh darinya?"

"Yang lebih penting, Lette-san... Bagaimana dia dapat menemukan lokasi kita?"

"Entahlah, Shiina. Allyn sedang pergi bertemu Diga dan tidak ada yang dapat melawannya kecuali kita.." Shiina memanggil tongkat kayu hitamnya. "Aku siap, Lette-san!"

"Ayo kita lawan dia!"

































































Preview Next Arc

A : Pagi all^

Senang bertemu dgn kalian. *happy*

Riza : Hikari.. Mizu

A : Untuk Arc ada dua pertarungan. Kalian pasti tahu'kan?

Dan untuk Arc ini akan berfokus ke pertarungan serta pelarian Riza

Allyn : So. Sampai berjumpa kembali :^

Riza : Belum woi x~x

A : Bye^

Riza : Heeeeeh????

mizu_hikari, davesafirus, ATRamadhani, LunaZQ, RakaTrafagar, Lette99, Rhizurola

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top