Arc 14'5 : Kegaduhan Di Taman Andox
W Author POV W
Taman Bunga Andox masih dalam keadaaan kacau. Fath dan anak buahnya masih berjuang menghadapai para naga yang mengacaukan, memporakporandakan taman dan sekitarnya.
Semantara itu Diga..
Dor..!
Senapan hitam itu melesatkkan sesuatu yang 'gelap' dari ujung mocong. Ryuu menghindar dengan cepat, dia tahu jika terkena maka 'berakhir'. Ryuu berusaha melarikan diri tapi anak buah Diga senantiasa menjaga jarak agar Ryuu tidak terlalu jauh dari Diga.
"Orang ini..dia sengaja terus menembak agar aku masuk ke dalam jebakan anak buahnya sendiri."
Benar. Ada 3 anak buah Diga, yang selalu memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Ryuu.
"Haah... Seandainya Sewhix bersamaku."
Beberapa saat lalu setelah Diga hadir, seseorang 'menyeret' Sewhix bersamanya ke suatu tempat. Di tempat itu..
Sosok wanita besar dengan helm baja menutupi wajahnya perlahan berdiri di atas panggung. Tidak jauh dari sana berdiri seseorang lalu duduk kembali dibawah pohon, diluar gereja.
"Tuan Diga memintaku untuk menjauhkan KAU dari Ryuu, karena kau akan menjadi gangguan pengguna Kode Nama Destroyer.." ungkap lelaki itu. Poker, salah satu anggota lama Ortodoks milik Diga. Dulu dia memiliki pekerjaan sebagai mata-mata/penipu. Dibantu 3 Kode Nama.
Sewhix hanya diam, memperhatikan dari balik helm bajanya tanpa bersuara. Hembusan angin tertiup keluar dari sela-sela besi helm, seketika Sewhix muncul melesat ke depan. Poker mengangkat telapaknya ke depan, angin tiba-tiba menghantam Sewhix kuat kembali ke tempatnya berdiri, tadi. Kode Nama A+N yang ada dibalik telapak itu menyala, bersamaan dengan lantai yang bergetar disaat yang sama dinding tanah muncul ke permukaan dan jatuh ke tempat Sewhix.
Dar....
Setelah menghantam Sewhix(tempatnya), dinding itu hancur dan sosok Sewhix berdiri disana dengan sebuah pedang boardsword perak bergaris ungu muda disamping mata pedang.
"Musnahkan!"
"!!"
Tekanan aura menjatuhkan sedikit lutut Poker ke bawah, sedangkan Sewhix berjalan secara perlahan ke tempat Poker.
"Dasar monster..!" hina Poker. Poker melepas sarung tangan kirinya, Kode Nama N menyala di punggung lengan tersebut, bersamaan dengan itu aura yang menekan Poker 'lenyap'.
Sewhix berdiri, menatap Poker yang merenggangkan tubuhnya. "Memaksaku menggunakan 'benda' ini.? Kau akan menerima akibatnya.."
Kode Nama Neutral. Kode Nama yang dapat menetralkan kekuatan Pengguna Kekuatan selama 5 menit, setelah itu Kode Nama Neutral 'tidak dapat' digunakan sampai batas tertentu.
Pengendali Alam--- Oksigen
Angin berhenti bertiup-tiup di sekitar dan mengumpul di depan telapak tangan yang menjadi pusat perkumpulan. Dari ruang hampa terkumpul pusaran angin yang memadat hingga angin itu 'dapat dilihat'.
Bola Pusaran Tenaga Dalam O2
Tang..!
Boardsword itu menghantam tanah, bagian ujungnya berubah akibat percampuran aura, bahkan badan Sewhix perlahan meledak menjadi darah, organ dan lainnya.
"Monster memang tidak berpikir..." senyum sinis Poker. Saat Sewhix melesat ke tempatnya, Poker melepas/menembakkan pusaran bola oksigen yang memadat tadi.
DHUAR!!
Hasilnya dapat diterka. Sewhix mati dalam ledakan ruang hampa. Tapi..
Cress..?
Poker, wajahnya mendarat ke lantai setelah boardsword terlempar dan memotong kedua kakinya.
"Aaaaarghhh...!" Poker berteriak. "Kakiku!!" lanjutnya menahan tangis.
"Kau terlihat menyedihkan.."
Tap..?!
Seseorang berdiri dibelakang Poker, rambut merah kecoklatan terlihat jelas berkat lilin gereja.
"Aroki?"
"Iya, ini aku.."
"T-tolong.." Poker berusaha menggapai lelaki itu.
"Inilah akibatnya jika kau terlalu menganggap enteng suatu pertarungan..."
"A-aku berjanji tidak akan--"
"--Kau selalu berkata seperti itu.." potongnya mendesah. Lalu dia-- Aroki mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya, sebuah benda hitam yang banyak. Benda-benda hitam itu menusuk kasar kedua kaki yang terpotong, berhasil membuat Poker meneteskan airmata.
"Uuuurgh.." tapi berkat itu, kedua kaki Poker kembali seperti sediakala.
"Jangan lupakan kejadian yang satu ini.." Aroki pergi dengan cueknya setelah berucap, sementara itu Poker meringis serta mengumpat.
"Sialan!!"
Kembali ke tempat Diga. Diga hampir berhasil andai saja seekor naga besar dengan sisik seperti akar tumbuhan hijau tidak menghalangi jalannya. Ryuu berada di dalam perut naga itu, mengendalikannya.
"Jangan remehkan Ratu Andromeda Rafflesia. Dia adalah pelindung hutan sejati, butuh perjuangan panjang untuk menyegel yang satu ini.." jelas Ryuu di dalam.
Diga memoles dagunya. "Makhluk ini sungguh merepotkan.." komentar Diga.
"Apa yang harus kita lakukan, pemimpin?" tanya salah satu anak buah Diga, sisanya mengalihkan perhatian.
"Pertanyaan yang sulit.." sahut Diga lemah.
Tap.. Tap.
"?"
"Perlu bantuan?"
Bola mata Diga sedikit melebar saat gadis itu menghampirinya.
"Aoyuki.!?"
Gadis itu meletakkan ujung kakinya ke depan, sedetik kemudian semua yang ada dihadapannya membeku, bahkan sampai asap busuk yang menyelimuti sang naga. Dalam hitungan detik semuanya membeku, kecuali Diga dan anak buahnya. Diga ingin membuka mulutnya mengucapkan 'berterimakasih' tapi dipotong oleh gadis itu.
"Sama-sama.." senyum Aoyuki.
Preview Next Arc
A : Pagi semuanya^^
Ane harap kalian senang bertemu dgn ane. Seperti janji, ane akan up SPW jika ada waktu. Sekalian menabung tiap bagian yg gk di up
Untuk awal Arc gabungan ini menyuguhkan pertarungan yg sangat singkat menurut ane.
Fath : Tapi don't worry!
Arc selanjutnya ada 'pertempuran di markas Entitas
Entitas : Akhirnya dpt juga peran
Eraser : Sama '-'
Riza : *harus menunggu*
Allyn : *sama* -_-
A : So...
Cry : Sampai jumpa di Arc selanjutnya. Bye~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top