Arc 10 : Terjadinya Serangan
W OMEGA POV W
Satu batalion penuh yang berjumlah 44 Pengguna Kekuatan itu berdiri di depan sebuah jurang tanpa dasar, bukan itu saja karena ada jembatan sedang yang dibuat tanpa ada penahan dibawahnya, yang dilihat seperti melayang di atas angin. Sebuah jembatan yang menghubungkan dengan pintu putih yang ada di ujung jembatan.
Seorang lelaki berambut putih yang mengenakan kemeja hitam lengan panjang tengah berdiri di depan semua batalion, dialah pemimpin batalion tersebut.
"Trash!"
Sebuah lubang dimensi muncul di arah jarum jam 2 lelaki berambut putih sedikit keriting itu, sosok Rolita berjalan keluar dari dalam lubang.
"Lita ya. Ada apa?" sahut Trash bertanya.
"Percepat pergerakannya, nanti ada ya--"
"--Yang berdiri di depan, dan menghalangi jalan. Benar'kan?!"
Rolita terkejut mendengar suara itu, mereka berdua(Trash juga) segera menatap ke arah suara. Di tengah jembatan berbentuk seperti koridor itu berdiri seorang gadis(?)-- wanita(?), dia memiliki surai pirang lumayan pendek tapi masih bisa mengikat dalam gaya ekor kuda, mengenakan setelan hitam-putih, celana hitam panjang dan tampang seperti preman.
"Dia siapa? Kenapa auranya mirip Allyn??" pikir Rolita siaga.
"Hoi~hoi, jangan pasang ekspresi seperti itu dong. Nanti aku tertawa lo..." katanya sambil tersenyum.
"Lita, dia siapa?" tanya Trash masih tenang.
"Aku juga tidak yakin tapi auranya mirip Allyn si Pengguna Kekuatan dengan Kode Nama Time..."
"Allyn yang itu?!"
Trash tersenyum dan Allyn menyeringai.
"Trash, kau bawa setengah dari batalion. Biar aku yang melawannya..." seru Rolita keras.
"Setengah?" bisik Allyn lalu dia tertawa keras. "Jangankan setengah, satu saja tidak akan aku biarkan lewat. Maju dan hadapi aku kalian semua!!" seru Allyn mengangkat tangan tanda menantang.
"Itu jika kalian berani, fufufu~~"
W Haruka & Hikari POV W
"Neh..." panggil Haruka berusaha menarik perhatian Hikari.
"Hmm?" sahut Hikari bertanya.
Haruka mendengus. Kini mereka berada di dalam salah satu kafe yang penuh dengan maid LOLI, tugas mereka ada dua yaitu istirahat dan mengawasi. Di seberang kaca kafe ada kafe es krim, tempat Mizu dan Riza duduk bersama menyelesaikan laporan mereka(hanya Mizu).
Haruka mendesah. "Kau terlalu serius, Hikari. Aku tahu kau khawatir dengan adikmu tapi dia bersama Riza. RIZA lo..." batin Haruka memberitahu.
"Bagiamana caraku untuk mendapat perhatian Hikari ya? Komandan ada perintah untuk kita nih..." batin Haruka bingung.
Bola lampu menyala terang di atas kepala Haruka seakan mendapatkan ide.
"Hikari..." panggil Haruka lagi.
"Hmm??"
"Aku menyukaimu!"
"Begitu... Oh!"
"............."
"............"
"APA-APAAN DENGAN REAKSI ITU, HAH??!" batin Haruka mengamuk.
Hampir saja Haruka ingin menggunakan 'Awakening' untuk menyerang Hikari, beruntung dia sadar 'tempat'. Haruka cemberut dan menatap Mizu yang asik menulis laporan menggunakan laptop dan Riza yang minum kopi susu.
"Hei Haruka, kau bilang apa tadi??" pekik Hikari baru sadar.
"Sudah lupakan saja!"
"Heeeeeh???"
W Riza POV W
Click!
Mizu menekan tombol 'enter' setelah menyelesaikan laporannya, dapat dilihat dari senyuman yang melebar itu. Yah, walaupun kami saling berseberangan sih.
Aku sedikit risih dengan kedua orang yang ada diseberang kafe kami. Kalian berisik woi!
"Senior...?"
"Y-Ya?"
"Kau baik saja?"
Mizu mendekatkan dirinya hingga mukanya ada di hadapanku.
"A-Aku baik saja kok..."
Wah~~kau terlalu dekat, Mizu. Nanti layar laptopku patah lagi nanti. Benar, kini perut Mizu lagi menekan layar laptopku ke arah yang berlawanan.
"Senior yakin??" tanyanya semakin mendekat.
ARGH! Layar laptopku!! Mizu, hentikan. Mizu!!
Mizu kembali duduk setelah terdengar suara 'trak' di perutnya. Aku berani bertaruh itu bukan suara perutnya.
"L-Layarku T~T "
W Author POV W
"Cih...!" Allyn berdecih nyaring.
"Hah, Hah, Hah..." di depannya ada Rolita dan ke-30 anggota OMEGA yang berpakaian setelan hitam-putih telah dikalahkan.
Zodiac Skills : Starthunder
Bzzz...
Akar-akar petir biru menyambar empat anggota OMEGA yang ingin masuk ke dalam pintu putih tapi digagalkan oleh lelaki berambut light cream.
"10 berhasil lolos..." lapor Akise. Ya, lelaki itu adalah Akise.
Akise mengenakan kemeja putih berjaket hitam yang memiliki tiga ekor jubah, celana jeans coklat kehitaman dan sepasang gun laser.
"Yang benar 11, Trash juga ada disana, sial..!" keluh Allyn.
"Bagaimana dia bisa sekuat ini? Apa benar ini Allyn yang aku kenal??" pikir Rolita. Satu -satunya orang yang masih berdiri.
Allyn menunduk, dan tiba-tiba saja tertawa pelan. "Hehehe... Setidaknya aku bisa mengalahkan 'bawahan' Shaker yang satu ini... Kan?!"
Rolita merinding melihat tatapan yang Allyn berikan, ditambah seringaian yang tidak kalah dari pembunuh dari Davenport.
Sihir Pemanggilan Boneka
Cahaya biru tua tiba-tiba muncul disamping kanan Rolita saat dirinya merentangkan tangan ke sana, tidak lama kemudian seseorang keluar dari lingkaran sihir tersebut.
"Eh? Bukankah itu Kailyas??"
W Mizu & Riza POV W
Setelah menyelesaikan laporan Mizu, mereka beranjak dari kafe es krim... Tentu dikuntit sepasang kekasih muda dibelakang mereka.
"Senior, Mizu minta maaf. Mizu benar-benar tidak sadar. Mizu benar-benar minta maaf..." ungkap Mizu yang berdiri disamping kanan Riza yang cryface.
"T-Tidak a-apa..." sahut Riza yang menangis imajiner.
"Laptop samsung-ku..." T~T.
Trek...
Tiang lampu yang ada dipinggir jalan tiba-tiba retak dan keluar nafsu membunuh dari sana.
"B-Berani sekali dia membuat Mizu minta maaf seperti itu. Tidak bisa kumaafkan..." geram Hikari yang 'mencubit' tiang.
"Haaah... Kenapa aku harus berpasangan dengan siscon?" desah Haruka mengeluh.
"H.... Hika.... Ad.... Mus..h..." speaker Hikari berbunyi.
"Ada apa, Akashi? Aku lagi kesal sekarang..." marah Hikari.
"Hikari... Ada musuh mendekat ke tempat Riza!!" teriak Akashi lewat speaker.
"Hah?"
Dhuar...
Ledakan terjadi disamping Mizu, Riza terlempar ke dalam selokan membuat bunyi 'trak' pada dalam tas.
"Mizu!!"
W Riza POV W
"Urgh..."
"A-Apa tadi?"
Aku berusaha mengangkat diriku keluar dari selokan, beruntung bukan musim hujan. Sesampainya di atas ada asap hitam diiringi kobaran api.
"Mizu? Aaaaa! Mizu!!"
Kenapa aku baru sadar?
Aku segera berlari tapi aku terpeleset.
"Disaat seperti ini. Huh..?"
Creees....
"Akh?! A-Apa? Kenapa dingin sekali??" tanyaku.
Aku putar kepalaku ke belakang dan mendapati seorang lelaki berambut salju yang mengenakan setelan ungu-hitam.
"Disini Naru, target telah ditemukan...!" lapornya menggunakan speaker yang ada disebelah kanan telinganya itu
"Target? Siapa?? Aku???"
"Kau siapa? Lepaskan es ini!Aku harus menyelamatkan Mizu..." pintaku berseru keras.
"Akh...!"
Lelaki itu mencekik leherku dari belakang, sensasi yang sangat dingin menancap disana.
"Lebih baik kau mati saja!"
M-Mati? 'mati' yang itu? Yang itu?
"L-Lepaskan..."
"Percuma saja. Setelah seluruh badanmu membeku, aku akan menghancurkannya secara cepat. Ini akan sedikit lama, jadi bersabarlah..." bisiknya dengan ekspresi datar.
"Aku tidak senang dengan itu..."
Tanganku terentang ke depan ke arah kumpulan asap hitam yang ada di depanku. Kuharap Mizu baik-baik saja-
Rain Drive : Battleweather
Bas....
Kumpulan asap hitam yang ada di depanku seketika lenyap tertiup angin yang sangat kencang, sosok perempuan berdiri disana.
"T-Tolong... Aku," kukerahkan segenap kemampuanku. Menyedihkan, bukan? Meminta bantuan kepada seorang perempuan?
Mataku meredup, sejenak aku dapat mendengar suara perempuan itu. Dia berkata 'baiklah' sambil tersenyum.
Apa itu kau, Mizu?
Preview Next Arc
A : Akhirnya dimulai juga pertarungan yang ditunggu - tunggu. Jujur ane lagi 'gatal tangan' untuk menulis kelanjutannya tapi kita tahan dulu xD
Mizu : Minggu depan adalah panggungku untuk beraksi. Berikan tepuk tangan^
Hikari : *bertepuk*
Haruka : *hanya menatap*
Akashi : *sama*
Riza : Yosh, sekian untuk hal kali ini. Sampai jumpa :^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top