Final Arc : Yang Tersenyum
< Alfharizy & Hanase POV >
Daar!!!
Salah satu atap bangunan hancur dan menyeret sosok seseorang yang terlempar jauh.
{Wah~~A-Al tidak segan...!} kata Curses agak takut.
Alfharizy menghilang dan berpindah ke belakang jalur terpentalnya Hanase. Yap.. Yang sedang terpental tadi ada Hanase yang baru saja terkena serangan telak Alfharizy.
Alfharizy mengangkat tangan kirinya dan menahan tubuh Hanase dengan menangkap kerah belakang, tanpa buang waktu Alfharizy membanting badan gadis itu ke tanah. Darah sedikit keluar dari mulut Hanase sementara itu Alfharizy.....
Tinju Penjaga Surga
Daar!!
Tanah dibawah Hanase retak setelah tangan kiri Alfharizy memukul perutnya.
Hanase bergerak tiba-tiba dan berhasil lolos dari cengkeraman Alfharizy, Alfharizy hanya memandangnya dengan tatapan kosong bersama manik putih kertasnya.
"Waktumu 3 menit lagi, Al..." ingatkan Hanase.
Api hitam mulai mengelilingi badan Hanase kembali.
Bola Api Hitam Raksasa
Hanase mengangkat katana-nya tinggi ke atas, menciptakan bola hitam yang besar. Tanpa buang waktu ia tembakan ke tempat Alfharizy.
Dan Alfharizy menyimpan tangan kirinya ke samping belakang sebelah kiri, Alfharizy menggunakan tangan kanannya untuk menutupi silaunya cahaya putih yang keluar disana.
Teknik Rahasia Surga : Tinju Kedamaian
Duash....?!!!
Gelombang putih yang sangat cepat melenyapkan bola hitam dalam sekali pukul.
Angin berhembus cepat dibelakang Hanase, Alfharizy kembali berpindah tempat dibelakangnya.
Tinju Cahaya
Kali ini Hanase terkena serangan telak dibelakang punggung, membuat tulangnya agak bergeser.
Alfharizy tidak berhenti sampai disitu, ia genggam erat telapak kanannya yang memancarkan cahaya putih menyilaukan. Cahaya itu memukul kedua pundak Hanase dan melemparnya jauh sampai ke dalam salah satu gedung, di susul...
DHUAR!!
Ledakan yang besar.
Gedung itu hancur, hanya menyisakan asap dan debu yang mengganggu pemandangan.
"2 menit..." cetus Hanase yang berjalan pincang keluar dari asap.
Duri Api Matahari Hitam
Puluhan duri hitam berselimut emas menerjang ke tempat Alfharizy. Alfharizy menghindari semua duri itu sambil melangkah maju, telapak kirinya bersinar menyilaukan.
"1 menit 55 detik..."
"Diamlah.!"
Alfharizy menatap dingin dan tajam Hanase padahal dia kini sedang menggunakan cahaya, bahkan Curses yang seharusnya 'jahat' malah takut.
Hanase tersenyum.
Teknik Rahasia Surga : Sinar Penghakiman
Cahaya putih yang sangat menyilaukan menutupi seluruh bagian depan Hanase, setelah itu terjadi ledakan yang tidak kalah besar.
Hanase kembali terlempar tapi dia masih sadar.
"Tinggal 1 menit 45 detik, Al..." batin Hanase.
< Kailyas & Rolita POV >
Pedang data Kailyas jatuh dan menghilang, dan dia jatuh terduduk serta bermandikan keringat.
"H-Hahaha... Kau sangat menyusahkan!" kata Kailyas terpaksa bicara.
Penjara Anti Pengguna Kekuatan
Di dalam penjara berbentuk kumpulan data itu ada Rolita yang terus menyerang agar dapat keluar dari dalam sana.
"Dengan ini semua yang dia kendalikan akan 'putus'..!"
< Alfharizy & Hanase POV >
"Hah, Hah, Hah..."
"Ha, ah, Ha..."
Nafas Alfharizy tersenggal akibat karena terlalu lama menggunakan Awakening, kini tubuhnya dipaksa menerima sakit yang teramat sangat.
"Padahal tinggal sedikit lagi..." gumam Hanase yang berdiri(?) di depan Alfharizy yang jatuh berlutut di depannya.
Alfharizy sudah kembali ke wujud semulanya, sarung tangan dan jaket putih bergaris emas miliknya hilang saat Awakening 'berhenti'.
Hanase menatap kasihan Alfharizy padahal dia hampir tidak bisa dikatakan baik. Salah satu tangannya 'hilang', begitu juga dengan matanya, hanya kakinya saja yang masih utuh, sisanya semua tulang Hanase patah. Tapi dia masih saja sanggup untuk berdiri.
"Waktumu habis Al.."
Jrash??!
Menara merah keunguan itu menyala ungu tua. Itu tandanya 'persiapan' sudah terlaksana.
"Ah... Semuanya akan kehilangan kekuatan!" ucap Hanase sangat pelan sembari menatap acuh menara tersebut.
Brash????!
Mata Hanase membulat saat seperempat dari chaos tiba-tiba berubah menjadi hijau.
"A-Apa?? A-Allyn...."
< Allyn & Riza >
Beberapa saat lalu....
Allyn maupun Riza tidak mau kalah dalam melancarkan serangan balasan, seakan mereka tidak dapat lelah. Mereka terus menyerang dan selalu imbang.
Riza menciptakan dinding sebagai tempat perlindungannya. Awakening milik Riza telah berhenti sedari tadi, beda dengan Allyn yang, seakan tidak terjadi apa-apa. Dibalik dinding pelindung yang ia ciptakan, Riza mengetahui cara menghentikan chaos dan juga mengendalikannya.
Chaos adalah Kode Nama yang dapat menghilangkan Kode Nama lainnya tanpa terkecuali. Chaos akan menghapus semua kekuatan Pengguna Kode Nama tanpa ada batasan. Chaos adalah senjata yang hebat.
Itulah tulisan yang muncul saat Riza menulis pertanyaan soal Chaos, dan yang di ataslah yang dia cari.
"Cara menghentikannya ada satu cara saja, yaitu 'mematikan' 'Pemancar'..." gumam Riza membaca wiki Chaos.
Riza menggenggam erat pulpennya. "C-Cuma ini satu-satunya cara agar aku dapat menghentikan Chaos...." gumam Riza.
Riza membuka lembaran baru di note-nya.
'Pindahkan 'Pemancar' saat aku menyentuh Allyn'
Riza menutup notenya dan matanya memancarkan keseriusan yang hebat. Rambut hitam Riza tertiup angin, lalu tato hitam kembali menjalar ke segala tubuhnya.
"Ayo kita coba!!"
< SKIP POV >
"Keluarlah!!!" teriak Allyn menggelora ke segala ruangan.
Pada waktu bersamaan, Riza menghancurkan dinding pelindungnya sendiri. Tanpa berlama-lama, Allyn menembakkan beberapa bola elemen ke tempat Riza. Riza melompat untuk menghindari semua bola itu, disaat itu juga laser empat rangkap menghantam Riza.
Pelindung
Itulah kata yang melayang di depan Riza.
Riza mendarat dengan kerennya dan langsung berlari ke tempat Allyn bersama kata 'Hilangkan'. Allyn berdecak dan tidak jadi menggunakan 'angkanya', Allyn meningkatkan kecepatannya dan menjaga jarak dengan melompat tinggi melewati Riza.
"Jangan harap kau bisa berlari...!!" teriak Riza.
Allyn mati langkah saat sebuah kata 'Diam' menunggu dirinya.
Tas..
Allyn melewati 'kata' itu, membuat dirinya tidak dapat bergerak dan siap jatuh dalam posisi 'aneh'.
"Datanglah ke pelukanku..." kata Riza tersenyum lebar.
"T-Tidak akan!!" teriak mulut Allyn masih memberontak.
"Terlambat..."
Allyn mendarat mulus ke pelukan Riza.
"Pindahkan!!!!"
< Author POV >
Tato hitam yang melingkar ke tubuh Riza menyusut kecil, Riza memperhatikan badannya sendiri.
"Apa sudah di pindahkan?" batin Riza ragu.
"L-Lepaskan!"
Riza berbalik dan tersenyum jahil ke Allyn yang baru saja memekik meminta melepaskan tali merah darah yang mengikatnya.
"Lepaskan aku, kau bodoh..." marah Allyn.
"Maaf Allyn tapi aku sibuk..." sahut Riza menyatukan kedua telapaknya ke depan wajah.
Lubang dimensi muncul dibelakang Riza dan menampilkan letak Chaos berada.
"Saatnya pergi..." bisik Riza.
"Jangan pergi kau. Mau kau apakan 'Pemancar' itu??!" tanya Allyn meronta.
Riza tersenyum. "Kau lihat saja sendiri..!"
Setelah mengatakan itu, Riza berlari melewati lubang dimensi yang ada di hadapannya.
Dan Allyn memanggilnya. "RIZA!!!!"
Atau lebih tepat meneriaki.
< Riza POV >
Aku lirik ke belakang dan lubang dimensi itu menutup secara perlahan. Aku kembali menatap ke depan dimana Chaos hampir meledak.
Tapi kenapa seperempatnya berwarna hijau?
Aku berlari menaiki tangga dan sampai di lantai paling atas. Di atas Chaos terlihat lebih besar dari sebelumnya, menara itu seperti detakan jantung saja.
"Heh?"
Seorang gadis bersurai hitam berdiri di dekat Chaos. Dia tersenyum kepadaku.
"Rena??!"
Preview Next Final Arc
A : Malam menjelang pagi semuanya ^~^
A : Bagaimana? Apa seru? Atau membosankan? T~T
A : Ane datang mau mengumumkan jika SP tinggal 2 Chapter lagi.
Riza : Akhirnya libur ~_~
A : Maaf Riza tapi kau masih belum
Riza : Kenapa? T~T
A : Itu karena kau PROTAGONIS di cerita ini. Jadi jangan MALAS
Riza : Aku tidak digaji juga #_~
A : Urgh??!? X_X
A : S - Sampai jumpa di Arc selanjutnya -_-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top