Arc Side's : Team Virus membuat kekacauan di pantai bersama preman
W Author POV W
Dua pria berjas hitam berjaga diluar gudang getah karet yang sudah terbengkalai, dengan tangan penuh senjata. Di dalam tengah dilakukan transaksi antara pembuat dan pengedar. Pria berambut hitam berdasi merah dan setelan ungu tua menyalakan rokoknya sembari menghampiri kelompok preman.
"Ini adalah produk baru kita. Target adalah orang awam karena bentuknya mirip permen karet, jika bisa aku ingin perempuan dewasa yang banyak ketimbang anak muda.."
"Saya mengerti, bos. Anda ingin membuat mereka jadi pelacur anda, bukan.?"
"Jangan bodoh. Aku sudah menikah dan mempunyai satu anak laki-laki. Tujuanku agar mereka dapat menyebarkan lebih. Kau tahu'kan jika perempuan itu suka bergosip hoax.."
"Hmm.."
"Kau tidak perlu memikirkan, hanya kerjakan dan sebarkan. Dan pastikan polisi tidak mengetahui gerak-gerik kita.."
"Hahah. Serahkan saja pada saya, bos.."
"Bagus.." pria itu memerintahkan kepada anak buahnya untuk memberikan koper penuh uang, lalu pergi dari gudang tersebut.
"........" seseorang dangan mata uang mengincar koper itu. "Di dalam pasti banyak." bisik Allyn yang tengah bersembunyi bersama Karoko.
"Kalau bukan masalah akuntansi aku tidak mau ikut dalam ide ini.." gumam Karoko ikutan, walau badannya sudah kecil.
"Dengar Karoko, kita gunakan kekuatanmu untuk mencuri koper itu tapi jangan sekarang, aku merasakan hal aneh pada pria barusan. Kita tunggu sampai dia pergi jauh sekali.."
"Oke.."
W SKIP POV W
Sementara itu di Pantai Nusa Dua Bali ada tim Virus yang mengenakan pakaian renang. Riza dan kedua teman laki-lakinya mengenakan celana boxer dengan warna favorit masing-masing, Yuki memakai pakaian renang sekolahan Jepang dan Rena mengenakan kaos putih serta rok kain sepanjang bawah lutut yang memiliki belahan disisi kanannya.
Dan Cry yang...
"Dimana pembimbing tak bertangungjawab itu!?!" raung Riza emosi.
"Pembimbing Cry pasti sedang mencari baju renang juga.."
"Aku tidak yakin kalau itu dia.." sweatdrop Riza.
"Percayalah pada pembimbing kita, Riza.." seru Alfhrizy.
"Dan itu berasal dari orang dengan nafsu membunuh kuat." celutuk Rey membelakangi Alfharizy.
Alfharizy kini tengah dikelilingi aura kegelapannya.
"Apa yang terjadi pada Kak Al?" penasaran Yuki.
"I-itu..aku tidak bisa menjawabnya." diam Riza.
"Awas kau pembimbing. Beraninya anda menghilangkan kaos bergambar LOLI-ku..!?" batin Alfharizy.
"Hm. Ada apa keributan disana?" bisik Rena menatap kerumunan di dekat air dengan bingung.
"Maaf permisi. Apa yang terjadi?" tanya Rey yang menghentikan penjaga pantai. "Sekelompok preman membuat gaduh. Maaf aku tengah buru-buru." jawab penjaga itu lalu berlari ke tengah kerumunan.
"Preman? Aneh ada preman di pantai.." kekeh Riza.
"Kau benar. Mereka bertengkar dengan siapa?"
"Palingan turis dari luar negeri. Pantai Nusa Dua di Bali sangat terkenal diluar Indonesia, mungkin saja begitu.." kata Alfharizy.
"Bagaimana, Yuki-chan? Kau bisa melihatnya?"
"Mmm.." Yuki duduk diatas pundak Rena, bertugas mencari jawaban dari kegaduhan.
"Yuki melihat seseorang dengan pakaian anime bertengkar--tidak, adu mulut dengan para kakak preman?"
"Itu terdengar aneh saat kau menyebut 'kakak preman', Yuki.." komen Riza.
"Pakaian anime? Orang bodoh macam apa mempunyai baju macam Itu.." kecut Rey.
"Ah.?"
"Hmm?"
"Itu bajuku!!" pekik Alfharizy.
""Heeeeh??""
Seorang pria berambut coklat berkacamata hitam dan masker putih yang menutupi mulutnya berdiri di depan lima preman, ia mengenakan kaos putih dengan gambar karakter anime bernama Kafuu Chino, dan celana pendek coklat.
"Siapa yang berani memakai bajuku?! Biar kuberi dia pelajaran.!" emosi Alfharizy tapi ditahan oleh Riza dari belakang.
"Tenang, Al. Pembimbing itu dimana sih?!" gerutu Riza.
"Ah, itu Pembimbing CryVirus.."
"Mana, Rena?"
"Itu yang memakai baju Al-san.."
"Eh?"
""HEEEH??""
"Apa masalahmu, bung?! Kami tidak melakukan apa yang membuat semua orang tidak enak..." protes satu preman.
"Tidak-tidak, disini kalian sudah membuat onar.." balas Cry, tapi faktanya kelompok preman cuma lewat saja.
"Hah!? Kau memang cari masalah ya.? Memangnya salah kami apa coba?!" emosi preman ini.
"Salah kalian ada disini.!" tunjuk Cry ke wajah. "Muka kalian seram dan jelek! Lihat anak-anak mereka jadi takut,"
"Kurang aja--? Ketua??" preman ini ingin menghajar Cry tapi ditahan oleh preman tidak berambut, gundul. "Ayo kita pergi."
"T-tapi ketua.."
"Kau tidak lupa kata bos'kan.?"
"Ugh.!" preman satu ini seketika jadi takut setelah membayangkan. "B-baik, ketua--"
"Tunggu dulu, wahai preman.!" cegat Cry, ia memperbaiki kacamata hitamnya sambil bergaya sok keren.
"Apa lagi? Kami akan pergi sesuai keinginanmu, kami juga tidak ingin membuat masalah lebih dari ini.."
"Terimakasih tapi ada masalah baru.."
"??" ketua preman jadi bingung.
"Aku bertanya, biasanya sekelompok preman itu membawa benda-benda usang seperti tongkat baseball tetapi kelompok satu ini malah membawa koper besar.."
"?!"
"Memangnya apa yang kalian simpan di dalam sana? Tidak perlu disembunyikan dari menara pengawas pantai aku bisa melihat kalian mengelilingi teman kalian yang membawanya.."
"......."
"Hm? Kenapa pada diam?"
"Bagaimana ini, ketua?" tanya preman berbisik.
Ketua mereka menggertak kuat sebelum mendesah berat. "Kita terpaksa.."
"?" Cry mengerutkan keningnya dengan heran. "Ada masa--"
"Ha!" tinju satu preman yang adu mulut di awal.
Tap...
Namun tinju itu ditangkap oleh Cry. "Sepertinya kalian menjawab dengan benar.."
"Sial!"
Cry memelintir lengan preman itu lalu membantingnya-- ralat, melemparnya ke kelompok preman itu sendiri.
"Kau tidak memberiku pilihan lain.." ketua gundul preman berhasil menghindari anak buahnya, ia lalu membuka mulut dan menyemburkan api lewat mulutnya.
"?!"
Brass.!
Cry terbakar di dalam kobaran api.
"Pembimbing!?" terkejut Rey.
"TIDAK! Kaosku!?!"Alfharizy juga ikutan terkejut.
He.?
"Apa itu api?"
"Dia baru saja menyemburkan api lewat mulutnya.?"
"Sihir!?"
Ketua preman sedikit berdecak melihat dirinya dilihat banyak orang. "Ini gawat. Kita pergi.!"
""Baik""
"Kakak, pembimbing kita terbakar. Kita harus menyelamatkannya." panik Yuki.
"Kurasa itu tidak perlu tapi untuk jaga-jaga gunakan Aqua untuk mematikan apinya.." sahut Riza lumayan acuh, satu tangannya sudah memegang selembar kertas. "Yang lebih penting para preman itu mungkin ada hubungannya dengan misi yang kami terima."
Authority Ability Call : Glue Gun
Kertas itu bercahaya merah muda menjadi pistol mainan berwarna pink dengan corak air biru.
"Ah lucunya.." batin Rena.
Dor!
Pistol itu menembakkan gumpalan karet yang menangkap seperempat anggota kelompok preman. Disaat bersamaan Cry keluar dari kobaran api tanpa terluka sedikit pun.
"Fuih~aku kira aku--?"
Byuur..!
Yuki memerintahkan Aqua untuk menyiramkan air ke tempat Cry.
"--Basah." Cry terdiam ditempatnya.
"Ketua, ada yang menangkap anggota kita.."
"Mereka pasti Pengguna Kekuatan.."
Slash.?
Tebasan angin memotong pasir di depan mereka semua, sontak saja mereka berhenti.
Tap. Tap..
"Kalian akan menerima akibatnya karena berani membakar bajuku.." kata Alfharizy yang mengepung dari arah belakang, dan Rey dari depan.
"Ketua, bagaimana ini!?"
"......."
"Menyerah dan serahkan saja kopernya.." titah Rey, pedangnya berganti menjadi pedang bermata ganda pada satu tempat dengan ganggang warna kuning kusam.
Mode Pedang Pasir : Kekuasan Pasir
Daar!
Pasir mulai terangkat dan mengepung semuanya.
'Ciptakan ilusi tsunami agar semua orang yang ada di pantai pergi menjauh'
"Lari! Ada tsunami!" teriak pengunjung.
Drap.. Drap. Drap!
Semua orang mulai berlarian saat melihat tsunami setinggi 10 meter mendekat ke pantai.
"Dengan ini kita tidak melanggar peraturan yang dibuat Wattpad Paralel.." bisik Riza yang baru saja selesai menulis.
"Keputusan yang bagus, Riza.." Cry datang, badannya tidak basah lagi. "Sekarang, apa yang akan kalian lakukan? Melawan kami semua.?"
Ketua preman terlihat terpojok, di depannya ada Rey yang siap menyerang kapanpun dan dibelakang sudah menunggu Alfharizy dengan nafsu membunuh.
"Kalian benar-benar memojokkan kami.."
"......"
"Tapi apa kalian pikir akan berakhir sesuai keinginan.? Tidak!"
"Sudah cukup bicaranya. Biarkan aku menghajar kalian!" potong Alfharizy dingin.
"Disitu kalian salah.." senyumnya.
""?""
"Kalian semua.! Yang punya aplikasi follow akun Wattpad-ku, dan yang tidak... Gunakan saja quote atau permata 'itu'!"
""!?""
"Al, serang sekarang!" teriak Cry memerintah.
Alfharizy melesat sangat cepat dengan tangan kanannya menghitam, langkah Alfharizy tercegat oleh kemunculan bocah kecil berambut coklat dengan jaket jingga dan blazer coklat gelap.
"Siapa bocah ini!? Tiba-tiba.."
Bocah itu memutar tombak panjangnya dan ditusukkannya, Alfharizy menghindari dan terpaksa mundur kembali.
"Siapa bocah ini--! Rey, hentikan!" kaget Riza melihat Rey sudah ada dibelakang bocah itu.
Mata Rey begitu dingin dan tanpa menunda ia tebas kepala bocah itu.
TAK!
Menggunakan pedang kayu.
"Aku cuma membuatnya tak sadarkan diri.." cetus Rey berwajah polos.
"Aku kira kau mau membunuhnya.."
"Nii-san, Rena merasa aneh.."
"Kenapa, Rena?"
"Preman-san... Mereka berubah."
"Ha??"
"Kalian terlambat..."
BURN!
Pasir Rey terbakar oleh dinding-dinding api yang menggantikannya.
Nafas Api : Dinding Api
Nafas Api : Semburan Api Empat Langit
"?!"
Dari atas langit jatuh api dari tempat api terjun, keempat api itu membakar pasir.
"Urgh! Ah??" ringis Rena tapi dengan ekspresi bingung, pasalnya dirinya tak merasa panas.
'Lindungi badan seluruh anggota tim Virus dengan tubuh tahan panas'
"Aku sudah memberikan perlindungan, sisanya kuserahkan kepada kalian.!"
Alfharizy dan Rey kompak tersenyum. ""Serahkan pada kami!!""
Preview Next Arc :
A : Pagi semuanya, ane up kembali SPW 1. Padahal ini harusnya up di hari minggu tpi karena ane lagi sakit jadi hari ini adalah pengecualian
A : Untuk Arc Side's ini ane memberikan bonus cerita dgn masalah yg dihadapi setiap karakter SPW. SEMUA KARAKTER, nantinya.
Riza : Dan pertama sebagai pembuka adalah Team Virus.
Rey : Minggu depan kami akan ke hotel
Rena : Rey-san, ssst. No spoiler
Yuki : Kita bakal baku hantam '-'
Alfharizy : *memakai kaos sendiri* *mimisan*
Cry : Sampai jumpa di arc depan, all. Bye~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top