Arc Fluz Hori : Serangan Jas Hitam

W Alfharizy vs Yuri POV W


Yuri memiliki dua warna rambut yang beda, sisi kanannya ada putih sedangkan di kiri berwarna hitam. Untuk seragam yang dikenakan anggota dari organisasi Solcode Darkness ini mirip beruang atau dia mengambil konsep dari maskot kematian di salah satu anime terkenal di Jepang bernama Dang*n. Yuri ini mengangkat tangan kanannya membuat Curses yang mengendalikan raga Alfharizy tertarik ke arahnya, tangan kiri Yuri tiba-tiba saja bergetar mendadak buram dari penglihatan Curses. Entitas Kode Nama ini yang merasakan sesuatu yang hadir, hanya diam ketika badannya dimiringkan ke bawah dengan sisi kiri ke atas.

Tangan Kegelapan Dewa Kematian

Lengan kanan Alfharizy seketika terbungkus oleh warna hitam, Curses melempar kegelapan nya ke depan membuat cat warna ke sesuatu panjang di depan. Curses menyentuh benda tajam itu yang telah diwarnai oleh hitam kemudian ia dorong ke atas, pada saat kakinya menyentuh tanah Curses bisa mendengar ada suara benda terpotong tepat dibelakang mereka.

"Jadi itu yang membuat tangan warga terpotong? " batin Alfharizy.

[Kita tidak bisa melihat nya.. ] bisik Pures. {Tapi aku bisa merasakannya?! } seringai entitas ini.

"Anda memang hebat sisi gelap dari tuan Alfharizy. Sayang anda harus bersama dengan sisi putih yang anda benci sendiri.. " kata Yuri.

{Aku memang tidak menyukai Pures tapi aku tidak pernah mengatakan bila benci dia.. }

"Eh? " Yuri.

[Curses.. ]

"Ini balasan dariku..! "

Tombak Kegelapan Dewa Kematian

Serangan andalan yang sering digunakan oleh Alfharizy digunakan Curses, tombak hitam pekat itu terlempar dengan sangat cepat. Yuri menggeser sedikit ke kanan bersama tangannya tiba-tiba saja tombak itu tertarik ke kanan dan cuma melewati Yuri saja.

"Curses, kita tidak tahu apa Kode Nama nya jadi jangan gegabah.. " peringatkan Alfharizy.

{Hei Al, jika tidak salah ingat aku lebih berpengalaman darimu. Aku bisa mengatasi masalah ini sendirian.!}

[Curses, kau lama sekali.. ] Pures mendadak mengambil raga Alfharizy dan kini entitas ini yang mengendalikan. [Saya akan menyelesaikan ini dengan cepat, ]

{Pures, sialan!?} raung Curses.

"Ahahaha. Ini yang aku tunggu-tunggu. Aku akan mengalahkanmu dan membuktikan bila kau itu entitas yang lemah, tak bisa melindungi tuan.! "

"Akan kupotong-potong kau jadi kecil, kiri.. "

Rintangan Pemotongan

Angin melesat sangat cepat mengincar sisi kiri Pures, entitas ini menciptakan pedang cahaya di sana menebas serangan tak terlihat dan menangkis nya. Hal ini membuat keributan di luar pasar dikarenakan terpotongnya beberapa tempat, dan mengancam keselamatan pedagang dan pembeli yang ada.

"Pures!? "

[Maafkan saya, tuan.. ]

"Hahaha! Dasar tak berguna! " hina Yuri.

Pures terprovokasi, ia maju ke depan bersama pedang cahaya andalannya. Tebasan cepat itu terlalu cepat sehingga melesat, Yuri sengaja menarik tangan kanan agar serangan Pures tak dapat dia kendalikan sendiri. Dan pertarungan menebas pun dimulai, Yuri sangat mahir dalam mengincar sisi kiri Pures begitu juga dengan entitas ini yang menghindari sembari memberikan counter.

Horus Eyes

Pedang Cahaya Penjaga Surga

Slash... Crash!?

Tebasan pedang itu tertahan oleh tebasan tak terlihat yang tercipta dari tangan kiri Yuri, angin bertiup menjauh dari mereka.

Pertarungan berpindah ke luar dari pasar. Alfharizy terkejut melihat kondisi pasar yang sudah hancur dan penuh orang terluka. Memang itu akibat pertarungan nya, namun ada kelompok teroris yang ikut membuat kehancuran ini.

"Darimana mereka datang? Apa Rey dikalahkan?? " pikir Alfharizy.

Sementara itu Pures masih sibuk menghadapi Yuri seraya menjaga jarak dari warga agar tidak terkena dampak dari pertarungan. Yuri tertawa senang melihat ekspresi Pures yang kesusahan dalam raga Alfharizy, ditambah ia berhasil melukai badan Alfharizy.

"Maafkan saya, tuan Alfharizy. Tapi ini untuk kebaikan anda sendiri. Hahaaaa! "

[Ugh!? ]

GRAP!!?

"? " Yuri terangkat di udara pada saat tangan kanan Alfharizy mencekik dirinya.

"Aku tidak punya waktu luang untukmu.! " kata Alfharizy dingin dan sisi kanannya diselimuti kegelapan.

"A-ahahah. I-itu baru tuan. Ayo, tuan. Lupakan sisi putih itu. Buang saja di---arh??? " Alfharizy mencekik Yuri keras sampai ia tidak bisa bicara lagi.

Alfharizy lalu melemparnya ke tumpukan dimana ada sampah kemudian berjalan ke jalan utama dimana ada anggota Jas Hitam membuat kekacauan.

[Tuan, bila anda menggunakan Curses dalam skala besar maka anda tidak dapat menggunakan nya lagi dalam beberapa waktu.. ] ingatkan Pures.

"Aku masih ada kau.. "

[...! ]

{Haha! Beraninya kau menggunakanku hanya untuk menghadapi yang lemah, Al. Tapi tidak masalah aku lumayan kesal karena wanita barusan~}

Disaat para teroris ini menyebarkan ketakutan Alfharizy menerobos ke tengah mereka, kegelapan mementalkan semua teroris dari tengah seperti gelombang. Tersisa satu teroris yang merupakan Pengguna Kekuatan tapi ia langsung dikalahkan oleh sabit api yang tiba-tiba saja menyabet dari belakang.

"! " Alfharizy mengenal orang yang memegang sabit merah itu.

"Yo, Al. Maaf aku sedikit terlambat. Ada masalah di kampung kita tadi.. "

"Akashi.. "

W Riza POV W


Kututup pintu mobil pick up milik teman ibu. Aku menggunakannya tiap hari untuk menjemput Rey sama Yuki, bukan mereka saja tapi beberapa barang yang dipesankan kepada kami. Ngomong-ngomong aku bersama Rena.

"Rena kaget ketika tahu nii-san bisa mengendarai mobil.. " ucapnya seperti kagum. Mungkin benaran.

"Inilah anak zaman sekarang. Walau belum punya KTP dan SIM, kami bisa melakukan nya. Hm~~"

"Nii-san, ini ilegal tahu.. "

"A-aku tahu kok. Tapi tidak apa. Dengan masalah seperti sekarangadalah untuk tetap bersama dan saling bantu termasuk pilihan terbaik. Ya'kan? "

"Nii-san.. "

"Ha-ha-ha. Ayo kita jemput Yuki dan Rey.. " ajakku mencoba mengalihkan topik.

Sejak hancur nya Jakarta, dan aku memutuskan untuk menyelamatkan Rena. Aku tidak tahu bila Al memiliki pikiran yang sama, kami setuju bila semua kekacauan ini karena kami berdua. Kami memiliki pilihan saat itu, dan kehancuran inilah yang kami pilih demi menyelamatkan nyawa seseorang. Aku tidak tahu mana yang benar---aku tidak berani mempertanyakan itu. Aku takut... Aku salah.

Cry yang mengetahui ini meminta kepada kami untuk tetap tenang, tanpa sadar aku sudah menyeret Cry juga ke dalam masalah yang aku dan Al buat. Cry memintaku untuk membawa Hanase dan Rena ke tempat yang aman. Dan hanya rumahku yang bisa aku pikirkan, sedangkan untuk rumah Al ada kemungkinan ROAR mengetahuinya walau organisasi itu sudah bubar tidak menutup kemungkinan ada orang yang melakukan interogasi ke sisa anggota yang selamat untuk mencari informasi.

"Nii-san.. "

"Ya? "

"Nii-san... Tidak apa? " tanya Rena dengan wajah cemas.

"Ya? "

Ketika aku ingin melanjutkan untuk berjalan, Rena tiba-tiba saja berjalan ke arah pagar pembatas dengan laut. Sinar pagi baru saja naik, itu membuat angin juga muncul rambut coklat Rena terseret bersama angin tersebut.

"Rena? "

"Nii-san, apa nii-san menyesal? Telah... Menyelamatkan Hanase dan Rena? "

"Tentu aku tidak.. " jawabku cepat.

"Lalu kenapa? Rena lihat nii-san banyak pikiran. Itu pasti gara-gara kami, bukan? Rena tidak bakal marah kok. Seharusnya nii-san dan Al-san... Meninggalkan kami saja pada waktu itu! "

"........... "

Keheningan terjadi. Angin datang bertambah kuat. Aku tahu ini suasana yang penting, tidak ada maksud untuk mengomentari penampilan Rena dengan pakaian ibuku. Tapi ibu... Ukurannya sangat beda dengan dirimu di waktu sma. Apa ibu sekecil itu ketika sma?

"....... " Sementara itu Rena nampak menunggu kata-kata yang keluar dari mulutmu. Aku sedikit bersalah karena melihat nya tadi.

"Aku hanya sedikit berpikir apa ini sudah benar atau salah. Tapi aku sedikitpun tidak merasa menyesal karena telah menyelamatkanmu, Al pasti memikirkan hal yang sama terhadap Hanase. Hanya karena kalian memiliki kehidupan yang tidak baik kemudian kalian jadi jahat, lalu kalian berdua meminta kepada kami untuk mengakhiri nya. Kalian memang mengambil peran jahat tapi bukan begitu caranya untuk berakhir.. "

"Nii-san.. "

"Itu salah kalian berdua karena membuat kami berdua harus menyelamatkan. Aku mungkin saja bodoh dan mengacaukan Jakarta, tapi mana mungkin aku membiarkan orang yang aku kenal mati begitu saja. Walau tidak lama kenal tapi aku tetap salah satu dari kata 'orang'. Dan kami memiliki niat kecil yang terlintas dipikiran kami yaitu 'kebaikan'. Pikiranku mengucapkan untuk membiarkan tapi tubuh ini bergerak sendiri untuk menyelamatkan.. "

"Nii-san.. "

"Aku. Aku hanya ingin---"

"---Sudah cukup. Tidak apa kok." Rena mendekat dan memeluk Riza. "Rena juga tidak tahu apa ini benar atau salah untuk tetap hidup. Tapi melihat nii-san dalam hati Rena berkata, inilah nii-san. "

"Maaf. Maaf aku memberikan beban berat kepadamu.. "

"Rena juga, nii-san.. "

.....lsh!

"? "

Angin tiba-tiba berubah. Kepalaku sontak saja menghadap ke samping dimana asal angin berasal, lebih tepat nya di pelabuhan ada Rey. Aku melihat ada tiga kalah--dua, satu hancur terpotong. Itu pasti karena Rey.

"Nii-san.. "

"Rena, kita harus membantu Rey..? "

".......... "

Dalam posisi memeluk kami berdua, tanpa aku beritahu pun Rena juga tahu. Kami melompat secara tiba-tiba menghindari api merah keunguan.

Itu Chaos??!

"Kalian menghindari nya? Orang dari Dimensi Kenyataan ada yang lincah juga.. "

"Dimensi Kenyataan? Kau siapa? Kenapa kau memiliki Chaos?? "

"Kau tahu Chaos? Hm. Kurasa kau bukan Pengguna Kekuatan pemula. Beruntung nya aku. Aku sudah bosan dengan mereka yang lemah di dimensi ini.. "

"Aku tanya kau siapa!? "

"Aku akan menjawab itu setelah kau mengalahkanku.. " bola api Chaos menyala satu persatu sampai enam, laki-laki dengan rambut putih jabrik ini nampak terlihat meremehkan kemampuanku dan Rena. Atau dia memang kuat.

"Rena, aku ingin 'menulis' bisakah kau berikan kakakmu ini waktu? "

"Hai, nii-san..! "

"Cepatlah. Kita tidak banyak waktu sampai Goten-Sik menyerang ke sini.. "

"Siapa lagi itu?? "

Shoot..!

Air mendadak mengeluarkan suara ledakan , ada benda hitam yang keluar dari air dan itu naik tinggi ke atas... Dan turun dengan sangat cepat.

DAAR!!!

Pabrik yang ada tidak jauh dari tempat kami meledak karena benda itu jatuh.

"R-udal!?? " syokku kaget.

"Nii-san, ada kemungkinan kapal selam di dalam air.. "

"Bagus. Sekarang aku harus menulis banyak hal.. " sahut Riza kesal.

"Lamaaa....! "

Pengguna Kekuatan ini menambah bola apinya, sepertinya dia benar-benar kebosanan. Rena tanpa aku sadari sudah sampai ke hadapan orang itu, menerbangkan semua bola api jatuh ke laut dan menendang wajahnya. Tetapi seperti yang ia sombongkan di awal tadi, dia memang kuat dan juga cepat hingga bisa menghindari serangan mendadak dari Rena.

Lupakan dia. Ada hal yang harus aku tulis. Note kuambil dari saku celana bersama kartu as ku apalagi kalau bukan  'pulpen permanen'. Dengan ini kekuatan dari Kode Nama Author akan susah hilang begitu saja. Hahah. Bagaimana rencana hebatku. Hebat'kan.?






































































































































































































Preview Next Arc

A : Good night, happy nice dream. Ok ane up berdekatan dgn tengah malam bisa aja ada yg bgadang?

A : Untuk arc selanjutnya akan memperlihatkan pertarungan lagi di pelabuhan, ditambah muncul beberapa oC dari SPW 1 yg sudah ane pilih baik2 buat Arc Fluz Hori satu ini

Riza : A, ngomong2 arti Fluz Hori apa?

A : ......... Sampai jumpa di lain kesempatan.

Riza : 😑

A & Riza : 👋😑

MAlfharizy

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top